Episode 17

Paris, kota cinta dan impian setiap pasangan. Kami tidak sabar untuk menikmati keindahan kota ini, merasakan romantisme yang mengisi udara, dan mencoba makanan lezat serta kue-kue yang terkenal.

Kami tiba di Paris dengan hati yang penuh sukacita. Aku dan Anita mencoba menyambut setiap momen dengan bahagia. Kami akan mengunjungi Menara Eiffel yang megah, memandangi pemandangan kota dari atas, dan berjalan-jalan di taman-taman yang indah. Kami juga akan mengunjungi Istana Louvre, tempat yang selalu aku impikan. Aku merasa seperti hidup dalam dongeng karena dapat melihat lukisan-lukisan terkenal dunia dengan mataku sendiri.

Selama di Paris, kami juga akan mencoba makanan Prancis yang lezat. Kami mau menikmati roti segar dan croissant di pagi hari, mencicipi escargot dan foie gras untuk hidangan utama, dan tentu saja tidak akan ketinggalan mencoba beragam macaron yang terkenal di sini. Kami menyadari betapa kaya akan budaya dan gastronomi yang dimiliki oleh Paris, dan kami gembira bisa merasakannya.

Tidak hanya itu, kami juga akan menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di jalan-jalan Paris yang indah. Kami berkeliling di Montmartre yang penuh kreativitas dan seni, mengunjungi Jembatan Cinta yang romantis, serta menikmati sunset yang menakjubkan di Seine River.

Namun saat ini, aku dan Anita sedang menuju ke arah Hotel de Crillon, tempat kami akan menginap selama di Paris. Kami sangat bersemangat untuk melihat kamar yang kami pesan dan menikmati fasilitas hotel yang mewah. Setibanya di hotel, kami disambut dengan ramah oleh staf yang sopan dan profesional.

Setelah melepas lelah perjalanan, kami memutuskan untuk menjelajahi sekitar Hotel de Crillon. Kami berjalan ke Place de la Concorde yang terkenal, di mana kami disuguhi dengan pemandangan yang spektakuler. Kami tidak bisa menahan diri untuk mengambil banyak foto sebagai kenang-kenangan.

Setelah itu, kami memutuskan untuk menjelajahi toko-toko mewah di sekitar Champs-Élysées. Kami terpesona dengan barang-barang mewah yang ditawarkan di sini, mulai dari butik fashion terkenal hingga toko perhiasan mewah. Meskipun kami tidak berencana untuk berbelanja, tetapi melihat-lihat barang-barang mewah tersebut sudah membuat kami senang.

Saat malam tiba, kami pergi makan malam di salah satu restoran Prancis yang terkenal di daerah itu. Kami memesan hidangan khas Prancis, seperti steak tartare, kambing panggang, dan crème brûlée. Rasa makanan tersebut sungguh menggugah selera, dan kami benar-benar menikmatinya.

Setelah makan malam, kami menghabiskan waktu berjalan-jalan santai melalui kota ini. Lampu-lampu jalan yang indah membuat suasana semakin romantis. Kami berjalan-jalan di sepanjang Sungai Seine, menikmati keindahan jembatan-jembatan yang terkenal dan menikmati suasana malam kota yang tenang.

Akhirnya, kami kembali ke Hotel de Crillon dan memasuki kamar kami yang nyaman. Kami sangat senang bisa menikmati liburan yang indah ini di Paris, kota yang penuh cinta dan impian.

Setiba di kamar, kami melepas sepatu dan melemparkan diri kami ke tempat tidur yang empuk. Tatapan kami saling bertemu, penuh dengan kelegaan dan pemahaman bahwa kita bisa merasa aman setidaknya di kamar ini. Kami menyadari bahwa kakeknya Anita telah menyewa seseorang untuk mengawasi kami selama di Paris.

"Aku tidak bisa mempercayai siapa pun lagi," gumam Anita dengan suara tergagap. "Aku merasa seperti ditinggalkan begitu saja."

Aku meraih tangannya, mencoba memberikan sedikit dukungan. "Kita hanya perlu tetap waspada dan waspada, Anita. Kakek kamu bukan orang biasa dan dia menyadari soal rahasia kita."

Dia menggigit bibirnya, menahan air mata. "Apa yang akan terjadi jika mereka menemukan bukti? Kita akan kehilangan semuanya."

Aku menariknya ke dalam pelukanku, mencoba memberikan kehangatan dan perlindungan. "Kita tidak akan membiarkannya terjadi, Anita. Kita harus tetap berpegang pada rencana dan terus mengawasi gerak-gerik kita."

Anita mengangguk, tetapi raut wajahnya masih penuh kekhawatiran. "Apa yang kita lakukan jika kita tidak bisa berpura-pura lagi? Jika perasaan kita menjadi nyata?"

Aku mengambil napas dalam-dalam, berusaha menekan perasaan yang tumbuh dalam diriku. "Kita harus menyingkirkan perasaan itu, Anita. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan dan belum bisa terikat dalam hubungan serius. Mungkin, kamu bisa bersabar sampai waktunya tiba."

Anita menyandarkan kepalanya di dadaku, mendengar jantungku berdegup kencang. "Aku takut segalanya menjadi semakin rumit," bisiknya lembut.

"Aku juga, Anita," aku membalas dengan suara penuh ketulusan. "Tapi kita harus kuat. Kita bisa melewati ini bersama-sama."

Namun, kami berdua akhirnya tak mampu menahan diri. Tanpa sadar, aku sudah membaringkan tubuh Anita di tempat tidur dan mencium bibirnya dengan lembut.

Walaupun Anita terkejut, dia tidak menolak atau menarik diri. Malah, dia membalas ciuman dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Kedua kami saling merasakan getaran energi yang kuat di antara kami.

Aku pun mulai menindih tubuhnya dengan hati-hati. Sorotan lampu redup menerangi ruangan, menciptakan suasana yang intim. Aku merasakan denyutan keinginan yang semakin membara di dalam dada. Dengan lembut, aku melipat tangan Anita di atas kepalaku dan mengelus rambutnya yang lembut.

Tubuh Anita yang berada di bawahku terasa begitu lembut dan hangat. Dengan perlahan, aku mulai menjelajahi lekuk tubuhnya dengan ciuman dan sentuhan yang lembut. Getaran keinginan semakin intens di antara kami saat aku merasakan desiran kulitnya di ujung jari-jariku.

Anita merespons dengan gairah yang sama. Tangan kita terus menjelajah tubuh satu sama lain, menciptakan sensasi yang tak terlukiskan. Kami saling berhadapan di bawah selimut, bergumul dalam keintiman ini tanpa ragu atau batasan.

Setiap sentuhan dan ciuman memberikan kepuasan yang tak tergantikan. Kami berdua saling memberikan kasih sayang dan kehangatan yang mendalam. Di saat ini, hanya ada hubungan intim yang saling mengisi dan memperkuat ikatan di antara kami.

Kami terus bergerak dalam ritme yang penuh gairah. Setiap getaran tubuh kami membangkitkan dorongan untuk semakin mendalam dan saling menyentuh hati. Waktu terus berlalu dengan lembut, dan kami merasa seolah dunia hanyalah kami berdua.

Di antara getaran kasih sayang, cinta, dan gairah yang membara, kami akhirnya mencapai puncak kepuasan bersama. Tenang dan puas, kami tetap berbaring berdampingan, merangkul satu sama lain di tengah keheningan malam.

Segala rasa takut dan kekhawatiran seketika sirna, digantikan oleh keajaiban cinta yang begitu menguasai hati kami. Kami terjebak dalam momen ini, terhubung secara fisik dan emosional.

Namun, dengan cepat pikiran rasionalku kembali. Aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan tidak pantas. Hubungan kami hanya pura-pura, dan aku tidak boleh menggiringnya ke arah yang salah.

"Aku minta maaf, Anita," kataku dengan napas masih sedikit tersengal. "Seharusnya aku tidak boleh melakukan ini. Kita harus tetap menjaga hubungan kita sebagai teman."

Anita menatapku dengan pandangan terkejut dan kebingungan di matanya. Namun, dia menganggukkan kepala dan mengerti apa yang aku maksud.

"Kita memang harus tetap menjaga hubungan kita," jawabnya lembut. "Aku juga merasakan hal yang sama. Ini hanya kelemahan kita, dan kita harus mengatasi rasa ketertarikan ini."

Kami saling berpelukan dalam diam, membiarkan tenang kembali mengisi ruangan itu. Meskipun terbawa oleh nafsu sesaat, kami berkomitmen untuk menjaga hubungan ini tidak terlalu jauh.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Akari

Akari

A-apakah ini waktunya...?!

2023-08-25

0

Akari

Akari

sigh, jadi lapar...

2023-08-25

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

berpelukan~ ( Teletubbies )

2023-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!