Kami berjanji untuk terus berkolaborasi dan saling memberikan dukungan selama proses syuting. Aku sangat berterima kasih atas kerja sama Luna dan bersemangat untuk melihat bagaimana kehidupan karakter kami akan terungkap di layar lebar.
Hari syuting pun berjalan lancar, tetapi kami mulai memasuki adegan dimana kami harus berciuman. Aku dan Luna sudah menjalin chemistry yang baik sepanjang syuting, tetapi tidak ada latihan khusus untuk adegan ciuman ini.
“Maaf, tapi ini adalah keinginan sang penulis, Rosalia. Walau bagaimana pun, dalam cerita percintaan kami, adegan ciuman ini sangat penting untuk mengungkapkan perasaan antara karakter kita," ujar sutradara, memberikan penjelasan kepada kami berdua.
Aku dan Luna saling menatap sejenak, mencoba mengumpulkan keberanian kami. Meskipun kami sudah nyaman satu sama lain, adegan ciuman ini masih terasa agak canggung dan menegangkan.
Tanpa berbicara, kami memutuskan untuk melakukan adegan ciuman ini dengan profesionalisme. Kami mengikuti instruksi sutradara dan menghidupkan karakter kita masing-masing.
Kemudian, kami berbicara dengan sutradara dan tim produksi untuk memastikan kenyamanan kami dan menjaga profesionalisme selama prosesnya.
Kami mengingatkan satu sama lain bahwa ini adalah bagian dari pekerjaan kami dan harus dilakukan dengan fokus pada karakter yang kami perankan. Meskipun ada sedikit rasa canggung pada awalnya, kami berusaha untuk tetap menikmati momen ini dan menghadapinya dengan sikap profesional.
Tim produksi memberikan ruang privasi dan mengatur adegan ciuman dengan penuh tanggung jawab, memastikan kenyamanan dan privasi kami terjaga. Sutradara memberikan petunjuk yang jelas dan membantu kami untuk memahami maksud adegan ini dalam konteks cerita yang sedang dibangun.
Selama syuting adegan ciuman, kami mencoba untuk menghilangkan kecanggungan yang ada dan terus memperhatikan rekan kita. Komunikasi terbuka antara kami bertiga juga sangat penting untuk memastikan bahwa kita semua merasa nyaman dengan adegan ini.
“Luna, apakah kamu pernah berciuman sebelumnya?" tanyaku pada Luna yang memerankan Bella.
Luna, dengan wajah yang sedikit memerah, menjawab bahwa dia belum pernah berciuman sebelumnya. Meskipun dia merasa sedikit gugup, dia memberikan penegasan bahwa dia siap untuk mencoba dan menjalani adegan ini dengan profesionalisme.
Kami berdiskusi tentang bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan adegan ini agar tampak alami dan meyakinkan bagi penonton. Sutradara memberikan petunjuk lebih lanjut tentang ekspresi wajah yang harus ditampilkan dan gerakan tubuh yang cocok dengan emosi yang sedang dirasakan oleh karakter.
Sebelum kita mulai adegan, kami memastikan bahwa makeup dan kostum kami tetap menjadi prioritas. Kami ingin tampil sebaik mungkin dalam adegan ini dengan tetap memahami batasan dan kenyamanan masing-masing.
Lalu, dengan sedikit tegang tapi juga penuh semangat, kami memulai adegan. Kami saling memberikan pandangan dan mengulurkan tangan. Gerakan tubuh kami bersatu, pelan namun penuh rasa. Dalam keheningan yang hampir terasa magis, bibir kami semakin dekat satu sama lain.
Kami berusaha menjaga keaslian dalam ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Setiap sentuhan, setiap pandangan, semuanya harus terasa alami. Kami saling mendukung dan memberikan arahan, saling berkomunikasi tanpa perlu banyak kata-kata.
Dalam sekejap, bibir kami bersentuhan dalam kelembutan. Meskipun awalnya gugup, Luna mampu menunjukkan keterampilannya dengan menyampaikan emosi yang tepat dibarengi dengan profesionalisme yang luar biasa. Kami tahu bahwa adegan ini akan menjadi momen yang penting dalam perkembangan karakter Bella, dan kami ingin membuatnya sebaik mungkin.
Kami terus bermain dalam adegan, menciptakan momen-momen kecil yang menggambarkan jalinan emosi antara Bella dan Adrian. Sutradara Steven memberikan petunjuk tambahan untuk mengekspresikan perasaan cinta dan keintiman yang Luna rasakan, dan dia dengan cermat menerapkan instruksi tersebut. Ekspresi wajahnya mencerminkan kebahagiaan, kecemasan, dan keinginan sekaligus.
Setelah beberapa kali pengambilan, kami akhirnya merasa puas dengan adegan tersebut. Meskipun awalnya gugup, Luna berhasil menemukan kenyamanan dan kepercayaan diri dalam menciptakan momen yang begitu berarti ini. Kami saling memberikan pujian dan berbagi kebanggaan satu sama lain.
Meskipun ada sedikit tekanan dan kekhawatiran yang mungkin muncul, tetapi kami berusaha untuk tetap profesional dan fokus pada pekerjaan kami. Kami berharap bahwa adegan ini akan dihasilkan dengan baik dan menambah keseluruhan kualitas film ini.
Setelah syuting selesai, kami merasa lega dan bangga dengan hasil kerja keras kami. Kami telah melalui tantangan ini bersama-sama dan menjadi lebih dekat sebagai tim. Kepercayaan dan dukungan yang kami miliki satu sama lain telah membantu kami dalam menyelesaikan adegan ini dengan baik.
Namun, Luna tiba-tiba mengajak aku ke rumahnya dan bilang butuh bantuanku. Tak habis pikir dengan perkataan Luna, aku penasaran dan khawatir. Tanpa banyak pertanyaan, aku setuju untuk pergi ke rumahnya. Kami berjalan bersama menuju rumahnya dengan rasa penasaran yang kian memuncak.
Ketika kami sampai di rumah Luna, aku langsung melihat wajahnya yang pucat dan gugup. Aku merasa semakin khawatir karena Luna biasanya tidak pernah terlihat seperti ini. Tanpa basa-basi, Luna langsung membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan aku masuk.
"Apa yang terjadi, Luna? Ada sesuatu yang salah?" tanyaku dengan lembut.
"Adegan film berikutnya akan banyak adegan mesra antara kita, aku ingin berlatih ciuman denganmu dan meningkatkan chemistry kita. Aku khawatir tidak bisa melakukannya dengan baik," ujarnya lirih.
Aku terkejut mendengar pengakuan Luna. Meski sebenarnya aku menyangka ada sesuatu yang jauh lebih serius yang membuatnya seperti ini. Namun, aku berusaha memahami keraguan dan kecemasannya.
"Aku mengerti Luna. Jangan khawatir, kita bisa berlatih dan mempersiapkan diri bersama. Yang penting adalah kita nyaman satu sama lain dan saling mendukung," jawabku mencoba menenangkan Luna.
Luna tersenyum lega mendengar kata-kataku. Dia tahu bahwa aku akan selalu ada untuknya. Kami duduk di atas tempat tidur dan mulai berbicara tentang adegan-adegan mesra yang akan kami lakukan dalam film. Kami mencoba untuk melupakan ketegangan dan hanya fokus pada latihan yang menyenangkan.
Namun, kami mulai berlatih ciuman dengan perlahan dan saling memberikan umpan balik. Kami mencoba berbagai pose dan gaya untuk melihat mana yang terasa paling natural dan nyaman bagi kami berdua. Sementara itu, kami juga mengobrol tentang hal-hal lain untuk meredakan ketegangan.
Setelah beberapa saat, Luna dan aku mulai merasa lebih rileks. Kami tertawa dan saling melempar ejekan ringan. Seolah-olah suasana tegang tadi tidak pernah terjadi. Kami tahu bahwa dengan latihan yang cukup, kami bisa menghadapi adegan-adegan tersebut dengan lebih percaya diri.
Setelah latihan berakhir, kami merasa puas dengan kemajuan yang kami capai. Luna tampak lebih percaya diri, dan aku pun merasa senang bisa membantunya. Kami tahu bahwa dengan kerja keras dan dukungan satu sama lain, kami akan menjadi pasangan yang hebat di layar.
"Aku percaya kamu bisa melakukannya dengan baik, Luna. Kita akan membuat adegan-adegan ini menjadi indah dan mengesankan," ucapku sambil tersenyum.
Luna mengangguk dan melihatku dengan penuh kepercayaan. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dan kami akan menjalani ini bersama-sama. Meski perjalanan tidaklah mudah, kami tahu bahwa hasilnya akan sepadan.
Kemudian, aku pamit pulang dan setiba di rumah, aku kembali disambut oleh kucing hitam misterius yang telah mengubahku menjadi tampan. Namun, ada yang aneh dengan kucing tersebut. Dia tampak hanya kucing biasa dan sepertinya bukan Night.
Kucing tersebut terlihat sangat bahagia melihatku, dan aku merasa ada ikatan khusus antara kami. Aku membawanya masuk ke dalam rumah dan memberinya makanan serta air minum.
Saat duduk di sofa, aku memperhatikan kucing itu dengan seksama. Matanya yang hijau berkilauan, bulunya yang lebat dan halus, serta sikapnya yang ramah membuatku penasaran apakah dia Night atau bukan.
Barulah saat malam tiba, kucing hitam tersebut akhirnya bicara dan mengatakan bahwa ia adalah Night. “Apa kau bingung? Aku memang hanya meminjam tubuh kucing ini. Ketika jiwaku meninggalkan tubuh kucing ini, kucing ini akan kembali menjadi kucing biasa.”
Aku terkejut dan kagum dengan apa yang baru saja aku dengar. Aku tidak pernah menduga bahwa kemampuan Night seperti itu. Segera, keingintahuanku membawa diriku untuk bertanya lebih lanjut.
"Night, itu hal yang luar biasa! Jadi, darimana asalmu? Dan apa tujuanmu merasuki tubuh kucing ini?"
Night tersenyum dan menjawab dengan suara menenangkan, "Aku berasal dari dunia lain, tempat yang tidak bisa kamu bayangkan. Aku adalah makhluk supernatural yang memiliki kemampuan untuk berpindah ke berbagai makhluk, termasuk kucing. Aku merasuki tubuh kucing ini agar bisa menjelajahi dunia manusia dengan lebih bebas."
Aku semakin penasaran dengan apa yang Night katakan. "Apa yang kamu cari di dunia manusia? Mengapa kamu memilih menjadi kucing?"
Night menjawab, "Dunia manusia terasa begitu berbeda dan menarik bagi kami yang berasal dari dunia lain. Aku ingin memahami lebih banyak tentang kehidupan manusia dan mengamati perilakunya secara dekat. Maka dari itu, memasuki tubuh seekor kucing adalah pilihan yang tepat. Kucing dianggap makhluk yang dapat berada di antara dua dunia, dan aku bisa memperhatikan banyak hal tanpa terlalu mencurigakan."
Aku terkagum-kagum dengan kisah Night. Aku adalah orang yang percaya pada keajaiban dan dunia yang lebih besar di luar kepala manusia. Mendengar pengakuan kucing hitam yang berbicara ini, aku merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar.
"Night, apakah kamu memiliki misi khusus di dunia ini?" tanyaku sambil tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahu.
Night berhenti sejenak dan melihatku dengan tatapan misteriusnya. "Aku mencari pengetahuan dan hikmah. Aku ingin membantu manusia yang tenggelam dalam kesulitan dan memberikan pencerahan bagi mereka yang membutuhkannya. Aku berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain untuk mengamati manusia dari berbagai sudut pandang."
Aku merasa terinspirasi dan ingin tahu apakah aku bisa membantu Night dalam misinya. "Apakah ada cara bagiku untuk membantumu?"
Night tersenyum lagi, kali ini dengan kehangatan yang tulus. “Kau cukup melanjutkan perjalananmu untuk mewujudkan semua mimpimu itu."
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Cokies🐇
latihan ga tuh wkwk
2023-08-21
1
Cokies🐇
halah alasan
2023-08-21
0
Akari
halahh, bilang aja mau. cih
2023-08-19
0