Bab 10

Siang ini di salah satu hotel mewah yang ada di ibu kota, terlihat seorang pria tampan nan bertubuh kekar sedang duduk di kursi sofa bersama dengan seorang wanita seksi.

Wanita itu hanya memakai pakaian da-lam saja, sementara sang pria hanya memakai celana jeans panjang, dia telah telanjang dada, sehingga nampak jelas bagaimana indah dan mempesona bagian perut dan dada sang duda tampan tersebut.

Ya, dialah Alvaro Ferdinand, seorang pria 28 tahun yang sudah lama menduda. Tidak ada kata cinta lagi di dalam kamus hidupnya, yang dia butuhkan sekarang ini adalah uang dan uang, untuk membuatnya menjadi kaya raya, agar tidak ada lagi yang menghina dan meremehkannya. Dan akan membuat Bianca menyesal telah mencampakkannya.

Dengan keahliannya dalam menyelidiki banyak kasus, sehingga kini dia telah memiliki banyak uang, karena dia selalu memasang tarif tinggi, tak heran jika kliennya sebagian besar dari kalangan atas semua.

Sudah dua tahun, setelah keluar dari penjara, Alvaro bekerjasama dengan kedua temannya untuk menjadi seorang detektif bayaran. Tentu saja tidak mudah, mencari seorang klien itu sangat tidak gampang, sehingga mereka bekerja keras untuk bisa mendapatkan klien melalui media sosial ataupun browser.

Karena keberhasilannya dalam menangani kasus pembunuhan pada ibunya seorang pengusaha muda dari DG Group satu tahun yang lalu, disanalah karir mereka mulai meroket.

Tapi walaupun begitu, Alvaro tak pernah melupakan jati dirinya, terkadang dia pun rela tidak dibayar satu persen pun ketika ada orang tidak mampu yang membutuhkan jasanya, dia akan membantunya dengan sukarela.

Cring...

Alvaro dan seorang wanita bernama Gina sedang bersulang, kemudian Gina meneguk satu seloki vodka tersebut, sementara Alvaro sama sekali tidak meminumnya, karena bukan saatnya untuk mabuk.

"Jadi kamu adalah simpanan Alex, calon walikota itu?" tanya Alvaro kepada Gina, rupanya dia sekarang ini sedang menyelidiki suatu masalah yang sedang ditugaskan oleh kliennya, Gina adalah wanita simpanan suaminya sang klien.

"Ya begitulah, pria tua itu telah memberikan banyak uang padaku dan fasilitas mewah." jawab Gina, dia sudah mabuk berat makanya dia berbicara sejujurnya pada Alvaro.

Alvaro merasa risih ketika tangan wanita itu menggerayangi tubuhnya, apalagi tangannya mulai turun ke bawah, ke celananya, beruntung Alvaro segera menahan tangan wanita itu, sehingga tak sempat menyentuh miliknya yang sudah lama tak berdiri.

Gina merengek, "Ah aku sudah tak sabar ingin berada dibawah kungkunganmu, sayang. Kau sangat tampan sekali."

Gina memonyongkan bibirnya untuk mencium Alvaro. Tapi Alvaro malah mendorong kening wanita itu dengan satu jarinya, sehingga wanita itupun terjungkal ke kursi sofa yang ada di kamar hotel sana, dia tertidur pulas, mungkin karena sudah mabuk berat.

Kliennya kali ini adalah seorang istri yang merasa ada yang tidak beres dengan suaminya, dia merasa suaminya sedang berselingkuh, sehingga dia menyewa jasa Alvaro untuk menyelidiki suaminya. Tapi di dalam masalah ini, Alvaro merasa ada masalah yang lebih besar dari yang dia kira.

Kliennya bernama Risa, suaminya klien bernama Alex, dan selingkuhannya Alex bernama Gina.

Alvaro merasa ada kejanggalan, mengapa Alex memiliki banyak uang untuk memanjakan selingkuhannya, padahal dia hanyalah seorang pejabat daerah. Sehingga Alvaro menyuruh Gleen untuk beraksi.

Gleen telah berhasil mencuri data penting di rumahnya Alex, dia berpura-pura harus menjadi seorang tukang galon karena memang dia tahu dari hasil penyelidikan bahwa hari ini adalah jadwal tukang galon kesana untuk mengantarkan galon sekalian memasangkannya ke dispenser. Sehingga dia leluasa masuk ke dalam tempat kerja Alex, dengan menggoda ART disana, hingga ART tersebut lengah ketika Gleen memasang galon di ruang kerjanya sang target.

Padahal tujuan utama Gleen adalah mengcopy paste data penting milik Alex di laptopnya. Setelah usahanya berhasil, Gleen pun pergi dari sana.

Gleen sekarang telah berada di dalam mobil, disana ada Danu yang berhasil menyadap kamera CCTV yang ada di hotel tempat Alvaro berada. Saat ini mereka berada di basemen hotel.

Gleen mencoba memberitahu Alvaro lewat earpiece yang terpasang ditelinganya Alvaro. "Kecurigaanmu benar, Al. Aku sudah mengcopy paste file penting di rumahnya Alex, ternyata Alex telah melakukan korupsi besar ketika menjadi seorang pejabat daerah. Tapi bukankah kita hanya dibayar klien untuk mencari tahu siapa selingkuhannya Alex? Kita sudah mendapatkannya, selingkuhannya Alex adalah Gina. Jadi untuk apa kita harus menyelidiki kasus korupsi ini?"

Alvaro sedang sibuk mentransfer data di handphone Gina ke laptopnya Danu, dia sudah memakai kemeja putihnya. Kemudian dia menekan earpiece untuk menjawab perkataan Gleen. "Ya, aku tau. Tugas dari klien hanya ingin tahu siapa selingkuhannya suaminya. Tapi kita tak bisa menutup mata kita tentang kebenaran ini, bahwa seorang Alex ternyata telah melakukan korupsi ketika menjadi pejabat daerah, dan sekarang dia akan mencalonkan diri menjadi seorang walikota. Ini adalah tugas kita untuk menghentikannya kejahatan tikus berdasi itu, walaupun dalam hal ini kita tak dibayar."

Gleen dan Danu pasrah saja, mereka rasa apa yang diucapkan Alvaro adalah sebuah kebenaran.

"Kirimkan file bukti korupsi itu ke kantor polisi dan kirimkan juga bukan bukti perselingkuhan ke klien!" Alvaro memberikan perintah kepada Danu lewat earpiece yang dia pakai.

"Oke Al." jawab Danu dengan patuh.

Alvaro merasa pekerjaannya telah selesai, dia memilih untuk pergi dari kamar hotel tersebut, dia sama sekali tidak tertarik kepada wanita manapun, walaupun mereka mencoba untuk menggodanya. Padahal saat ini Gina hanya memakai bra dan cela-na dalam saja. Tak mampu membuat senjatanya berdiri.

Alvaro membuka earpiece yang terpasang di satu telinganya, dia pun keluar dari kamar hotel itu.

Alvaro sedang berjalan melewati koridor hotel lantai 8, dia menghentikan langkahnya ketika mendengar ponselnya bergetar, ternyata ada telepon dari Danu, Danu merasa nyawa Alvaro berada dalam bahaya, karena dia melihat di rekaman CCTV di layar laptopnya, ada banyak gangster yang akan menyerang Alvaro di koridor yang sama, yaitu di lantai 8, dia tahu itu adalah suruhan Alex karena disana ada asistennya Alex.

"Gawat, Al. Kayaknya Alex tahu sedang diawasi oleh kita, lebih baik kamu bersembunyi, karena ada banyak gangster yang akan menyerangmu." kata Danu ketika Alvaro mengangkat telepon darinya.

"Biarkan saja, aku akan menghadapinya." jawab Alvaro dengan santai.

Gleen mencoba menghitung jumlah sekelompok gangster itu yang terlihat di layar laptop, dia terbelalak begitu mengetahui jumlahnya cukup banyak. "Mungkin ada sekitar empat puluh orang, Al. Yang ada mereka akan membuatmu jadi perkedel. Mendingan kamu segera bersembunyi, jarak mereka semakin dekat denganmu."

Alvaro terkejut mendengarnya, "Empat puluh orang?" Alvaro bukanlah manusia super, dia tidak akan mampu melawan orang sebanyak itu.

40 gangster tersebar menjadi dua bagian di dua penjuru di koridor lantai 8 tersebut, sehingga Alvaro akan terkepung, tak akan bisa melarikan diri sana. Satu-satunya cara adalah dengan bersembunyi, tapi sayangnya pintu-pintu kamar hotel itu yang dia lewati tertutup semua.

"Aish... bagaimana caranya aku bersembunyi?"

Alvaro mendengar suara orang-orang yang sedang berlarian tak jauh dibelakangnya, ternyata mereka para gangster yang disewa oleh Alex.

"Hei Detektif gadungan, jangan lari!" teriak salah satu gangster disana.

Alvaro segara berlari secepat mungkin, rasanya dia seakan seperti sedang dikejar oleh segerombolan zombie yang akan menyantapnya.

Alvaro tak sengaja melihat ada seorang wanita yang sedang membuka pintu kamar hotel, ternyata orang itu adalah Joana, Joana memang menginap di kamar hotel tersebut, dia hendak keluar dari sana untuk membeli makanan sambil berpikir apakah dia harus menyewa seorang detektif untuk menyelidiki kekasihnya atau tidak.

Tak ada pilihan lain, Alvaro memilih untuk bersembunyi, dia menyerobot masuk ketika Joana membuka pintu.

Joana hampir menjerit ketika Alvaro tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, tapi Alvaro keburu menutup mulut Joana dengan tangannya. Kemudian dia menutup kembali pintu kamar hotel itu.

"Mmhhh... mmhhh..." Joana mencoba berontak, siapa yang tak akan terkejut tiba-tiba ada seorang pria masuk ke dalam kamar, lalu membekap mulutnya.

Telat sedikit saja Alvaro akan ditemukan oleh para gangster tersebut. Apalagi saat ini mereka sedang berada di depan pintu kamar hotel yang disewa oleh Joana.

"Kemana larinya dia? Kok cepat sekali menghilang?" terdengar suara salah satu gangster di luar sana.

Alvaro terengah-engah, dia menahan Joana yang berusaha untuk berontak. Beruntung dia cepat bersembunyi, kalau tidak, bagaimana nasibnya nanti. Dia memang jago berkelahi, tapi untuk melawan 40 orang rasanya mustahil untuk menang.

Alvaro merasa lega ketika tak mendengar suara lagi di luar sana, pasti sekelompok gangster itu telah pergi.

"Mmmh.... mmhhh..." Joana masih berusaha keras untuk berontak.

"Ssttt... diam dulu, aku bukan pria jahat, izinkan aku bersembunyi sebentar disini." Alvaro mencoba menenangkan Joana, dia belum bisa melepaskan tangannya yang membekap mulutnya Joana karena takut gadis itu akan berteriak.

Joana masih memberontak, dia pikir Alvaro adalah pria yang jahat karena dikejar oleh banyak orang, sehingga dia menendang sesuatu yang sangat berharga bagi Alvaro, masa depannya.

Dugghh...

"Arrghh!" Alvaro menggeram, linunya bukan main, sehingga dia reflek melepaskan Joana sambil meringis kesakitan memegang sang joni.

Terpopuler

Comments

Diankeren

Diankeren

haaah.... bntr tawa dlu
cus lnjut

2024-03-01

1

Diankeren

Diankeren

bgus al... masya Allah..... udh gnteng, tjir, pkrja kras, stia, suka Br'amal
kamingsun jdoh mu Joana

2024-03-01

1

MATADEWA

MATADEWA

Kebetulan.....

2024-02-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!