Bab 3

"Apa yang harus aku lakukan, Al? Aku gak mau dipenjara, bagaimana nasib anak kita nanti jika aku harus di penjara dalam keadaan hamil? Rasanya aku pengen mati aja." Bianca masih saja menangis ketika berbicara dengan Alvaro lewat ponselnya.

Saat ini Bianca nampak kalut dan gelisah, dia benar-benar bingung tidak tahu harus berbuat apa sekarang ini, yang pasti dia sangat takut, takut harus mendekam di balik jeruji besi. Karena sudah jelas dia telah melanggar lampu merah sehingga menyebabkan kakek tua tersebut tertabrak olehnya. Dan lebih parahnya korban telah meninggal, pasti hukuman yang dia dapatkan sangat berat.

Alvaro mencoba untuk menenangkan Bianca, walaupun sebenarnya dia sangat gelisah dan mengkhawatirkan Bianca. "Kamu tenang dulu ya Bi, kita harus cari solusinya bersama-sama. Sekarang kamu ada dimana?"

Walaupun sebenarnya Alvaro juga sangat panik karena tidak ingin Bianca berada dalam masalah, tapi dia harus bersikap dengan tenang, agar bisa segera mendapatkan solusi dengan masalah besar yang Bianca alami.

"Aku ada di jembatan Jalan Nagasuka." jawab Bianca dengan nada merendah. Bianca merasa sedikit tenang, karena akhirnya Alvaro akan datang untuk menemuinya.

"Ya udah, kamu tunggu aku disana. Aku sekarang ini juga akan pergi kesana menemui kamu." Alvaro tidak mungkin membiarkan Bianca sendirian disaat wanita itu membutuhkannya.

Klik!

Bianca menyandarkan diri di jok mobil, sambil menunggu Alvaro datang untuk menemuinya, Alvaro memang selalu menjadi penyelamatnya.

Dulu ketika dia saat kecil selalu di bully di panti asuhan oleh teman-teman di panti, Alvaro yang melindunginya. Sehingga Bianca yang pertama kali jatuh cinta pada Alvaro.

Bianca masih ingat saat pertama kali dia mengungkapkan perasaannya pada Alvaro ketika mereka masih berusia 17 tahun, baru lulus sekolah SMA. Bianca tak menyangka bahwa Alvaro akan menerima cintanya.

...****************...

Setelah menutup telepon, Alvaro menyimpan helm proyeknya di lantai, dia sudah tak mempedulikan pekerjaannya, yang pasti saat ini dia harus segera menemui Bianca, Bianca pasti sangat terpuruk, dia pasti sangat membutuhkannya, apalagi Bianca lagi hamil, dia tidak boleh berada dalam keadaan tertekan.

"Al, kamu mau kemana?" teriak mandor disana ketika melihat Alvaro berlari begitu cepat, kini pria itu tengah mengendarai motor maticnya dengan kecepatan tinggi.

Alvaro tak menghiraukan teriakan dari mandor tersebut, dia tak peduli jika setelah ini mungkin dia akan dipecat.

Di tengah perjalanan, sambil memacu motor maticnya, Alvaro tengah memikirkan bagaimana caranya agar bisa menolong Bianca dari masalah ini.

Tabrak lari itu pasti telah terekam kamera CCTV, dan memang faktanya Bianca yang salah, sudah dipastikan dia akan dihukum atas kesalahannya itu.

Tapi Alvaro tidak sanggup melihat Bianca hidup menderita, apalagi Bianca telah mengandung anaknya, tidak mungkin dia membiarkan Bianca harus menderita dalam keadaan hamil seperti itu.

Masih terbayang jelas bagaimana bahagianya Alvaro ketika mendengar kabar bahwa Bianca tengah hamil darah dagingnya, sampai dia menggendong Bianca saking senangnya, karena akhirnya sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah.

Alvaro telah berhasil bertemu dengan Bianca, dia masuk ke dalam mobil, "Bianca."

Bianca langsung memeluk Alvaro. "Al, aku takut, aku benar-benar takut, Al."

Alvaro membalas pelukan Bianca, "Aku paham, kamu pasti sangat takut. Tapi apa yang kamu lakukan salah, Bi. Seharusnya..."

Bianca melepaskan pelukannya, dia memotong perkataan Alvaro. "Aku memang salah, Al. Itu karena aku terburu-buru harus kembali ke kantor. Aku gak mau karir aku hancur begitu saja, Al."

Alvaro nampak terdiam, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

"Bagaimana kalau kamu yang menggantikan aku, Al?" Bianca dengan terpaksa meminta sesuatu yang pasti sangat berat untuk Alvaro.

Alvaro nampak terkejut ketika mendengar permintaan dari Bianca.

"Kamu tau sendiri kan aku adalah seorang manager, aku akan mengumpulkan uang yang banyak untuk menyewa pengacara handal agar bisa mengeluarkan kamu. Apa kamu mau melakukannya?" Bianca berkata dengan air mata yang berlinang.

Alvaro menghela nafas begitu berat, dia terpaksa harus melakukannya, demi Bianca dan demi calon anak mereka.

Alvaro memberikan kunci motor kepada Bianca, "Pergilah, aku akan menyerahkan diriku ke polisi." Alvaro terpaksa harus mempertanggungjawabkan kesalahan yang telah dilakukan oleh sang istri.

Bianca menangis tersedu-sedu. "Maafkan aku, Al. Maafkan aku."

"Gak apa-apa, Bi. Aku rela melakukan apa saja demi kamu. Tolong besarkan anak kita dengan baik setelah kamu melahirkan nanti."

Bianca hanya bisa menganggukan kepala sambil menangis. Setelah itu, Bianca pun keluar dari mobil, dia terpaksa harus meninggalkan Alvaro.

Tak berselang lama kemudian, banyak polisi berdatangan, mungkin karena telah menemukan mobil yang sama nomor platnya dengan mobil yang telah menabrak seorang kakek yang sudah meninggal, mereka menodongkan ke pistol ke arah mobil tersebut, meminta Alvaro keluar dari mobilnya.

"Pemilik mobil berplat nomor B xxxx AP, cepat keluar dari mobil Anda, Anda akan kami tahan atas kasus tabrak lari!"

Alvaro berusaha tegar, dia yakin ini adalah keputusan yang terbaik untuk dia dan Bianca. Dia yakin Bianca pasti akan setia kepadanya sampai dia bisa keluar dari dalam penjara. Dan Bianca akan melahirkan dan juga membesarkan anaknya dengan baik.

Alvaro segera keluar dari mobil, dia menyerahkan diri, mempersilahkan kedua tangannya untuk diborgol oleh polisi.

Rasanya dia ingin mentertawakan dirinya, seakan dunia sedang mengajaknya bercanda. Dulu dia bercita-cita menjadi seorang polisi, untuk menangkap penjahat ataupun buronan, tapi ternyata kini dia telah menjadi seorang buronan. Seumur hidup dia tak pernah bermimpi jika tangannya harus diborgol seperti ini. Alvaro harap dia tak pernah menyesal dengan keputusannya dan berharap pengorbanannya tidak sia-sia.

Alvaro pun digiring dengan kasar untuk masuk ke dalam mobil polisi, mungkin disinilah awal keterpurukan di dalam hidupnya. Semua orang yang ada disekitar menatap dengan penuh kebencian kepadanya, seakan dirinya seperti seorang sampah yang sangat hina.

Terpopuler

Comments

Amelia_Ling

Amelia_Ling

cosan bocil🥰 seorang detektif Al yang di kagumi emak2 sejagat entoon ini, nasibnya gini amat,, perjuangan mu seblm jadi detektif handal bener2 dahh,, dan padahl Ling mau daftar jadi kandidat istrinya kalo belum nikah, tiap detektif Al nongol selalu nanya udah nikah belum? ehh ternyata sudah nikah,,
tapi dengan di penjara ini kamu akan tau siapa istrimu sebenarnya, dan gimana kelakuan dya di belakangmu, kalo nggk ada kejadian ini, Bianca makin pinter ngeles, dan kamu makin di bodohii sama Bianca, , Anggp ini jalan dari tuhan agar kamu tau kebenarannya ,, agar mata mu terbuka Al🤭😔😔

2023-07-26

37

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

lanjut

2024-03-26

0

Diankeren

Diankeren

pstii....

2024-02-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!