Bab 6

Hati Alvaro sangat sakit ketika mendengar perkataan Bianca yang menginginkan bercerai dengannya, seakan ada sebilah pisau menusuk jantungnya, begitu perih yang dia rasakan tepat di dalam rongga dadanya.

"Aku ingin kita bercerai." Bianca mengulangi perkataannya, karena Alvaro belum juga merespon perkataannya yang tadi dia ucapkan. Mungkin karena Alvaro begitu terkejut mendengar pernyataan dari sang istri yang sangat dia rindukan tidak ada angin ataupun hujan tiba-tiba meminta cerai padanya.

Alvaro menggigit bibir bawahnya, merasakan gumpalan sesak yang menerjang dadanya. Awalnya dia pikir Bianca akan datang padanya untuk menanyakan kabarnya dan menjelaskan mengapa dia tidak menemuinya selama satu bulan ini, tapi pernyataan Bianca membuat hatinya sangat hancur.

"Kenapa kamu ingin bercerai dariku? Apa aku punya kesalahan padamu? Jika seandainya aku punya salah, aku akan memperbaikinya." Alvaro pikir mungkin saja dia memiliki kesalahan yang tidak dia sadari telah mengecewakan Bianca, dia akan mengintropeksi dirinya, dia akan memperbaiki kesalahannya, walaupun dia tidak tahu apa kesalahannya itu. Karena selama ini Alvaro yang sering mengalah pada Bianca jika seandainya mereka berselisih paham.

Mata Bianca berkaca-kaca, sebenarnya dia sangat berat berpisah dengan Alvaro, pria yang sangat dicintai olehnya. Tapi sampai kapan dia harus hidup seperti ini? Terkadang kata tega memanglah harus dia lakukan, dia harus tega membuang orang yang sama sekali tidak berguna seperti Alvaro.

Alvaro memang pria yang baik dan pekerja keras, Alvaro adalah pasangan yang setia, dia pria yang tampan, dan dia juga pria yang sangat lembut padanya walaupun dia terkadang menjadi pria yang garang kepada orang lain yang mencoba untuk menyakiti Bianca. Hanya satu kekurangannya, yaitu miskin.

Karena itu Bianca tidak ingin hidup miskin lagi, dari kecil dia sudah terlahir miskin, orang tuanya bercerai gara-gara ayahnya pengangguran, dan mereka dengan teganya mengirim Bianca ke panti asuhan karena tak ada yang mau merawatnya, dengan alasan mereka tidak memiliki uang dan Bianca akan menjadi beban untuk mereka.

Mungkin karena itu juga Bianca memutuskan untuk menjadi seorang pembunuh untuk calon anaknya sendiri, dia tidak ingin anaknya menjadi beban setelah anak itu terlahir. Jika anak itu lahir, Dimas tidak akan menikahinya dan dia gagal masuk ke keluarga Alpha.

"Karena kamu miskin, itu kesalahan kamu, Al." jawab Bianca, dia lebih baik bicara sejujurnya pada Alvaro.

Alvaro mengatupkan bibirnya, dia tidak tahu bagaimana caranya untuk menahan Bianca agar tetap bersamanya. "Bukankah kamu sudah tau dari dulu bagaimana keadaan aku? Kamu pernah bilang bahwa kamu tidak akan mempermasalahkannya?" Tapi walaupun begitu, Alvaro tidak pernah membiarkan Bianca kelaparan, dia selalu membelikan makanan apapun yang Bianca mau, tak peduli walaupun dia hanya makan dengan garam atau kerupuk saja, tanpa memberitahu Bianca.

"Itulah bodohnya aku, aku dulu mungkin masih berpikir labil. Yang penting aku mencintaimu, aku akan bahagia hidup bersama denganmu. Tapi setelah aku menjalani pernikahan ini, aku sama sekali gak bahagia. Bukan pernikahan ini yang aku inginkan, bukan kehidupan ini yang aku inginkan, Al." Bianca meluapkan emosinya tentang pemikirannya terhadap pernikahan yang selama ini mereka jalani.

Perkataan Bianca sangat menyakiti hati Alvaro. Sampai dia lupa bahwa Alvaro ditahan demi dirinya, seharusnya dia lah yang dipenjara saat ini, Bukan pria yang masih berstatus suaminya itu.

Bianca masih melanjutkan perkataannya, "Dan aku sudah menemukan seseorang yang tepat, sosok pria yang sangat aku inginkan, aku tidak ingin kehilangan kesempatan ini, aku ingin memperbaiki hidup aku." Lebih baik dia berkata jujur tentang perselingkuhannya, agar Alvaro tak mengharapkannya lagi.

Tentu saja kejujuran Bianca membuat Alvaro sangat terpukul. Sampai dia terlihat sangat marah, tidak menyangka bahwa selama ini Bianca telah mengkhianatinya.

"Jadi selama ini kamu berselingkuh? Kamu tega mengkhianati aku, padahal selama ini aku tak pernah diam, selalu berusaha untuk membahagiakan kamu." Alvaro berkata dengan sorot matanya yang tajam, dadanya bergemuruh seakan ingin meledak menahan emosi dan rasa sakit bercampur di dalam dada.

Sekarang Alvaro paham, mengapa Bianca yang notabenenya karyawan baru, tapi dia sudah diangkat menjadi manager di perusahaan Alpha, bahkan dia mendapatkan mobil inventaris di perusahaan itu.

Bianca tak menampik perkataan Alvaro, karena memang benar, dia telah berselingkuh. Alvaro harus tau itu, bahwa dia telah menemukan pria yang lebih segalanya dari Alvaro, agar Alvaro cepat move on darinya, tak akan mengharapkannya lagi. Bianca berharap setelah Alvaro keluar dari penjara, dia tak akan pernah bertemu Alvaro lagi. Dia takut perasaannya kepada Alvaro tak bisa dia hilangkan.

"Seseorang berhak memilih apa yang terbaik untuknya, dan aku sudah memutuskan untuk memilihnya. Karena itu aku harap kamu menerima keputusan aku, aku akan mengurus perceraian kita."

Wanita itu dengan gampangnya berkata cerai, membuang Alvaro layaknya seperti sampah, seolah tidak dibutuhkan lagi olehnya. Melupakan semua pengorbanan yang telah Alvaro lakukan demi dirinya.

Sehina itukah dia di mata Bianca? Sampai wanita itu tak punya hati menyakitinya tanpa belas kasihan.

Alvaro memperhatikan perut Bianca yang terlihat rata, membuat dia berpikir akan hal yang tak dia inginkan. "Apa mungkin kamu..."

Bianca tahu apa yang sedang Alvaro bahas ketika melihat tatapan Alvaro memperhatikan perutnya. Dia memotong perkataan Alvaro. "Aku sudah menempatkan anak kita di tempat yang terbaik, karena memang seharusnya dia tak pernah dilahirkan. Aku tidak ingin dia bernasib sama denganku."

Kali ini tatapan Alvaro bukan lagi tatapan sebuah kesedihan, tapi pria itu menatapnya dengan penuh rasa benci. Wanita itu telah tega menghancurkan hidupnya dan juga telah membunuh calon anaknya. Bianca yang dulu sangat dia kenal, kini telah berubah seperti wanita iblis yang tak punya hati.

Alvaro mengepalkan tangannya, dia sangat marah karena Bianca yang telah menggugurkan kandungannya. "Aku baru menyadari ternyata wanita yang aku nikahi adalah seorang iblis, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuanmu. Sampai kamu tak punya hati, kamu tega membunuh anak yang tak berdosa."

"Aku yang mengandungnya, aku yang berhak memutuskan dia hidup atau tidak." Bianca sama sekali tidak merasa berdosa dengan apa yang telah dia perbuat. Dia merasa keputusannya itu adalah keputusan yang tepat untuknya dan calon bayi yang dia gugurkan.

Alvaro berusaha keras menahan tangannya, agar tak melukai Bianca, walaupun nafasnya memburu menahan amarah yang begitu dalam. Setelah melukainya, menghinanya, membunuh calon anaknya mereka, dan menghancurkan hidupnya Alvaro, Bianca sama sekali tidak merasa apa yang dia lakukan itu salah.

"Mulai sekarang anggap saja aku bukan istrimu lagi, Al." Setelah berkata seperti itu Bianca pergi begitu saja, benar-benar wanita yang tak berperasaan.

Sangat menyakitkan, Alvaro yang selama ini menemani Bianca benar-benar dari nol, disaat Bianca tak memiliki apapun. Dan Alvaro yang selalu berjuang untuk membahagiakan Bianca, membiayai kuliah Bianca sampai dia berhasil menjadi seorang manager di perusahaan Alpha, padahal Alvaro rela tak melanjutkan kuliahnya demi menikahi Bianca, mengubur mimpinya demi Bianca. Bahkan dia harus dipenjara selama 3 tahun, menggantikan Bianca. Dengan mudahnya Bianca mengkhianatinya dan meninggalkannya.

Hati Alvaro sangat hancur berkeping-keping, bagaikan serpihan debu yang tertiup angin, lalu terbang dan menghilang.

Alvaro terpaku dengan hati yang terluka, penuh rasa kecewa, dan amarah berkecamuk di dalam dada. Dia menatap surat gugatan cerai yang tergeletak diatas meja, begitu mudahnya Bianca meninggalkannya setelah dia tak dibutuhkan lagi olehnya. Bahkan wanita itu telah menghinanya.

Alvaro mere-mas surat gugatan perceraian tersebut dengan penuh amarah, nafasnya terengah-engah menahan amarah yang begitu menggebu. Apakah Bianca tak sadar mengapa Alvaro bisa dipenjara seperti ini? Apakah Bianca sama sekali tak merasa bersalah padanya? Atau tidak ada sedikit pun rasa kasihan untuknya? Alvaro harus tinggal di jeruji besi demi dirinya.

...****************...

...Jangan meninggalkan pasanganmu di saat belum memiliki apa-apa, jangan tinggalkan pasanganmu ketika kamu sudah sukses. Karena kamu tidak akan tau bagaimana rasanya berjuang bersama-sama dari nol. Banyak yang menantikanmu ketika kamu sukses, tapi sangat sedikit yang ingin menemanimu dari nol....

Terpopuler

Comments

Eno cute18

Eno cute18

emg bener sih cinta aja gak cukup karna faktanya segalanya membutuhkan uang
tapi harusnya Bianca temani suami dari nol sampai sukses bukan dengan berselingkuh

2024-05-03

1

Agnezz

Agnezz

betul banget kata2 mutiaramu thor. Samgat sedikit yg menemanimu dari nol, banyak yg ingin denganmu saat sukses

2024-04-22

1

Pasadena Service

Pasadena Service

mantap

2024-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!