Bab 17

Mobil berwarna hitam milik Alvaro itu telah berhenti saat rambu-rambu lalu lintas berwarna merah, pandangan Alvaro beralih ke jendela mobil, dia melihat ada sebuah kedai sederhana tempat dulu dia dan Bianca sering makan disana. Tempat itu kini hanyalah tinggal kenangan.

Setelah lama berpisah dengan Bianca, Alvaro tak pernah makan disana lagi. Mungkin karena terlalu banyak kenangan yang mereka habiskan disana. Dan Alvaro sudah tahu Bianca menjual rumah kecilnya, untuk melunasi hutang bekas biaya kuliah Bianca.

Dia menghela nafas berat ketika mengingat semua tentang masa lalunya, rasa sakitnya masih terasa perih di ulu hati. Seorang pria memang tak bisa menangis, tapi justru itu yang membuatnya semakin tersiksa karena tak bisa mencurahkan bagaimana kepedihan yang dia rasakan. Alvaro merasakan hidupnya benar-benar hancur dan sangat terpuruk kala itu.

Rasa cinta itu tergantikan dengan rasa benci, rasa benci yang begitu dalam. Rasanya sangat tidak adil melihat Bianca yang terlihat hidup enak dan baik-baik saja, sementara Alvaro masih merasakan sakit yang teramat dalam, walaupun dia berpura-pura tegar di depan semua orang, padahal hatinya sangat rapuh.

Ingin rasanya dia menyeret Bianca, membawanya ke tempat dia berasal, yaitu menjadi seorang wanita yang tak memiliki apa-apa, seperti dulu. Walaupun dia tak tahu harus melakukan balas dendam itu dengan cara apa.

Seharusnya Alvaro kembali ke kantor, tapi dia masih memikirkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Alex, walaupun Alex telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi dan pembunuhan terhadap 6 orang wanita yang belum diketahui identitasnya karena kondisi wajah mereka yang sangat hancur.

Alvaro menepikan mobilnya, dia melihat sebuah video yang memperlihatkan wawancara seorang kepala kepolisian yang menyatakan bahwa keenam korban tersebut memiliki kesamaan, di pergelangan tangannya diikat oleh sebuah tali berwarna merah berbentuk pita, seakan menyiratkan semuanya adalah sebuah mahakarya.

'Kasus ini hampir sama dengan ditemukannya 3 mayat wanita pada 7 tahun yang lalu, dengan pergelangan tangannya diikat tali berwarna merah berbentuk pita. Apakah mungkin Alex adalah seorang pembunuh berantai?' itulah sedikit cuplikan yang diucapkan oleh sang kepala kepolisian.

Alvaro menutup laptopnya, 7 tahun yang lalu, waktu itu dia belum di penjara, dia memang pernah mendengarkan berita tersebut, karena berita tentang penemuan tiga mayat di hutan itu cukup menggemparkan negeri ini, sayangnya dulu tak tertangkap pelakunya, mungkin karena sang pelaku sangat pintar dalam menghilangkan sidik jari.

Sebenarnya dia bisa saja bersikap masa bodoh, apalagi dia tidak dibayar dalam hal ini. Tapi tetap saja dia tak akan tenang jika seandainya dia belum bisa menemukan jawaban yang mengganjal dihatinya. Alvaro merasa pembunuh berantai itu bukanlah Alex.

Alvaro memilih untuk bertemu Risa di kediamannya, wanita berusia 47 tahun itu adalah klien Alvaro yang kemarin. Ada hal penting yang harus dia selidiki disana.

"Untuk apa Anda datang kemari Detektif Al? Bukannya urusan kita sudah selesai?" Risa nampak keberatan dengan kedatangan Alvaro ke rumahnya, seakan dia takut Alvaro akan menyelidiki sesuatu di rumahnya.

Bukan Alvaro namanya jika dia tak memiliki banyak akal, dia membawa beberapa foto hasil penyelidikan yang telah dia lakukan, foto itu memperlihatkan kemesraan Alex dan selingkuhannya. "Saya hanya ingin memberikan foto ini kepada anda."

Saat itu mereka sedang berada di ruang tamu, matanya Alvaro beredar memperhatikan suasana di rumah yang megah itu. Sehingga dia menemukan ada foto Dion yang masih kecil, di foto tersebut terlihat Dion dengan ekspresi wajahnya yang datar.

Jika melihat dari raut wajahnya dan tatapan Dion di foto tersebut, sepertinya Dion seakan tidak memiliki sebuah emosional, tatapannya dia begitu datar, sedikit menyeramkan. Tapi Alvaro tak bisa menduga-duga, karena dia bukanlah seorang psikiater. Hanya saja dia sedikit belajar untuk mengetahui karakter seseorang.

Risa tahu apa yang sedang dilihat oleh Alvaro, dia segera berkata, "Putra saya memang jarang tersenyum, dia sangat pemalu. Tapi sekarang dia sudah sedikit berubah, bahkan dia waktu kuliah di Amerika memiliki seorang kekasih, sampai sekarang dia dan kekasihnya masih berpacaran." Risa berkata seperti itu seolah ingin Alvaro tahu bahwa putranya adalah manusia normal, makanya memiliki seorang pacar.

Seorang psikopat biasanya tidak memiliki ketertarikan ataupun sebuah hasrat, sehingga dengan Dion memiliki pacar, bisa mematahkan kecurigaan Alvaro. Buktinya pacarnya masih hidup sampai sekarang.

Risa segera membawa foto-foto yang berikan oleh Alvaro, "Terimakasih sudah membantu saya dalam mencari selingkuhan suami saya, saya juga tahu pasti anda yang melaporkan kasus korupsi yang dilakukan suami saya. Dia memang pantas mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Tapi saya rasa urusan kita telah selesai, jadi anda tidak perlu datang lagi kesini."

Alvaro belum bisa pergi sebelum mendapatkan jawaban yang dia cari. "Emm... saya dengar putra Anda telah menjadi seorang pengusaha, wah hebat sekali putra anda. Tapi dimana dia sekarang?"

Risa sebenarnya sangat keberatan menjawab pertanyaan dari Alvaro, tapi dia terpaksa harus menjawabnya. "Putra saya sedang berada di luar kota, dia sangat sibuk dengan pekerjaannya."

Kemudian ada seorang pembantu datang membawa dua gelas air minum, meletakkan gelas itu di atas meja. Dia melirik ke arah Alvaro seakan ingin mengatakan sesuatu, tapi dia menjadi takut ketika melihat Bu Risa menatap ke arahnya.

"Anda boleh pergi detektif Al!" Risa ingin Alvaro segera angkat kaki dari rumahnya.

Entah mengapa Alvaro merasa yakin ada yang tidak beres dengan pria bernama Dion itu, apalagi ibunya terlihat seakan sedang menyembunyikan sesuatu.

"Aku jadi penasaran, siapa pacarnya Dion?" gumam Alvaro, saat ini dia sudah berada di dalam mobil. Dia harus menyelidiki kekasihnya Dion, apakah benar Dion memiliki seorang kekasih? Dan apakah kekasihnya itu masih hidup? Entah mengapa Alvaro merasa ketika melihat tatapan Dion di foto yang tadi dia lihat, hatinya mengatakan bahwa Dion seperti seorang psikopat.

Alvaro memutuskan kembali ke kantor, dia ingin menyuruh Danu untuk mencari tahu siapa pacarnya Dion. Jika pacarnya masih hidup, siapa tahu dia bisa mendapatkan informasi tentang Dion dari kekasihnya itu. Karena biasanya seorang kekasih akan mengetahui bagaimana watak dan karakter kekasihnya, bahkan mungkin menjadi tempat untuk berbagi cerita.

Terpopuler

Comments

Diankeren

Diankeren

ye w ngarep d reuni Br'drah, mlah ada'y d'mari 🤦🏻‍♀️

2024-03-02

1

MATADEWA

MATADEWA

Teruskan.....

2024-02-23

1

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

Dion psikopat

2024-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!