Bab 4

Sudah dua bulan Alvaro mendekam di balik jeruji besi, dia terlihat sedang termenung sambil memeluk lututnya di sudut sel tahanan tersebut. Pria itu seakan tak memiliki gairah hidup, mungkin karena sudah selama satu bulan lamanya Bianca tak menemuinya lagi.

Alvaro menghela nafas dengan kasar. Waktu awal Alvaro ditahan, Bianca sering datang untuk menemuinya, tapi entah mengapa sekarang Bianca tak pernah menampakkan diri lagi, membuat Alvaro sangat khawatir, Alvaro takut Bianca sedang sakit, tak ada yang merawatnya, apalagi dia sedang dalam keadaan hamil.

"Kamu sedang apa, Bi? Aku harap kamu baik-baik saja." lirih Alvaro. Betapa dia sangat mencemaskan keadaan sang istri dan juga bayi yang di kandung Bianca.

Jika Alvaro merindukan Bianca, dia selalu mengingat bagaimana kebersamaan dia dan Bianca, mereka dari dulu saling mencintai, walaupun awalnya Bianca yang menyatakan perasaan duluan pada Alvaro ketika mereka masih berusia 17 tahun.

Bianca adalah tipe wanita pencemburu, dia akan sangat marah jika ada perempuan yang berani mendekati Alvaro, dulu sebelum menikah, Alvaro memang begitu tampan dan menarik, dulu dia kuliah sambil bekerja di sebuah kafe, sering ada wanita yang meminta nomor ponsel padanya atau mengajaknya berkenalan, tapi Alvaro tak pernah menanggapi mereka. Dia adalah tipe pria yang setia dan tak ingin mengecewakan Bianca.

Selama belajar di akademi kepolisian, Alvaro banyak belajar tentang ilmu bela diri, bagaimana cara memecahkan sebuah kasus dan penyelidikan, dia belajar dengan sangat giat, bahkan sering mendapatkan nilai yang baik.

Tapi dia harus berhenti kuliah ketika Bianca datang padanya pada saat Alvaro habis pulang kerja dari kafe.

"Al, kita sudah lama berpacaran. Aku ingin hubungan kita ada kejelasan. Aku ingin kamu segera menikahi aku." Itulah yang Bianca ucapkan ketika meminta Alvaro untuk menikahinya.

Alvaro sangat mencintai Bianca, sehingga dia rela putus kuliah demi wanita itu, bahkan setelah menikah Alvaro tak pernah memperhatikan penampilannya lagi, karena sibuk bekerja dan bekerja, apalagi Bianca memiliki keinginan untuk bisa bekerja di tempat yang menjanjikan.

Waktu itu Alvaro dan Bianca sedang makan malam di sebuah kedai yang ada di pinggir jalan, Bianca menunjuk sebuah gedung tinggi yang bertuliskan Alpha. "Al, aku ingin bekerja ditempat seperti itu. Aku ingin menjadi wanita karir, karena itu aku ingin kuliah, mendapatkan pendidikan tinggi, agar dapat pekerjaan yang menjanjikan."

Alvaro tersenyum, "Oke, aku akan selalu mendukung kamu, Bi." Walaupun sebenarnya dia sedang dilanda kebingungan, karena dia tak memiliki uang untuk membiayai kuliah Bianca.

Bianca tersenyum, dia memeluk Alvaro. "Makasih, Al. Aku janji, aku akan selalu menjadi istri yang baik untukmu dan menjadi ibu yang baik untuk anak kita nanti."

Semua kenangannya bersama Bianca selalu Alvaro ingat, tak ada satu pun yang dia lupakan, karena baginya Bianca begitu berharga. Bianca adalah segalanya untuk Alvaro.

Alvaro tidak tahu bahwa malam ini Bianca tengah berbahagia, wanita itu sedang makan malam bersama keluarganya Dimas. Keluarganya Dimas mengundang Bianca untuk makan malam bersama mereka di sebuah mansion yang sangat megah. Membuat Bianca terpukau dengan kemegahan mansion tersebut, bak istana. Berharap suatu saat nanti akan tinggal disana. Menjadi nyonya dari keluarga Alpha.

Seharusnya usia kandungan Bianca saat ini telah menginjak 5 bulan, tapi dia sudah menggugurkan kandungannya 2 bulan yang lalu, tepatnya satu minggu setelah Alvaro ditahan. Bianca tidak ingin anaknya menjadi penghalang kesuksesannya, dia harus benar-benar sukses. Tidak boleh ada yang menghambatnya, apapun itu.

Pak Riki dan Bu Nadia menyambut kedatangan Bianca begitu ramah, Pak Riki sebenarnya adalah ayah tirinya Dimas, tapi Pak Riki sudah menganggap Dimas sebagai anaknya sendiri. Dia sangat percaya kepada anak tirinya tersebut.

Mereka sama sekali tidak tahu bahwa saat ini Bianca masih berstatus sebagai istrinya Alvaro. Dimas tidak mungkin bicara jujur tentang latar belakangnya Bianca, termasuk status Bianca.

"Dia ini adalah Bianca, wanita yang sangat aku cintai." Dimas memperkenalkan Bianca kepada ibu kandung dan ayah tirinya. "Mungkin papa sudah cukup mengenal Bianca di perusahaan." sambungnya.

Bianca tersenyum dengan begitu ramah kepada calon mertuanya. Dia terlihat begitu anggun dan berdandan dengan sangat cantik.

"Kalau papa sih bagaimana kamu aja, Dimas. Apalagi papa tahu kalau Bianca itu walaupun masih baru bekerja, tapi dia adalah seorang wanita yang sangat telaten dan pekerjaannya juga sangat baik." Pak Riki memuji calon menantunya itu. Pak Riki tak mempermasalahkan masalah kasta, yang penting Dimas suka, tak masalah.

Bianca tersenyum lebar, membayangkan betapa sempurna hidupnya jika dia menikah dengan Dimas, dia akan menjadi nyonya besar di perusahaan Alpha. Apalagi dia telah mendapatkan respon positif dari calon ayah mertuanya.

Pembicaraan mereka terhenti begitu melihat ada seorang gadis yang masih memakai seragam SMA berjalan dengan santai naik ke lantai atas tanpa menyapa mereka.

Gadis tersebut terlihat sangat angkuh, dan tak punya sopan santun, sehingga dia malas untuk menyapa orang-orang yang ada di ruang makan tersebut, padahal malam ini ada acara makan malam penting bersama Bianca, calon menantu yang sebentar lagi akan masuk ke keluarga Alpha

"Joana, dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang?" Pak Riki menegur putri kandungnya itu. Putri kandungnya Pak Riki bernama Joana Alpharez.

Joana tak menanggapi perkataan ayahnya, karena telinganya ditutupi oleh headset, dia berjalan begitu saja menaiki tangga satu persatu, bersikap acuh kepada keluarganya. Padahal ayahnya sudah memberitahu Joana bahwa malam ini akan ada acara makan malam dengan calon istri kakak tirinya itu.

Bu Nadia mencoba menenangkan suaminya, "Udah Pa, ini kita lagi kedatangan tamu spesial lho, calon istrinya Dimas." katanya dengan pelan.

Pak Riki menghela nafas, dia harus mengesampingkan rasa kecewanya terhadap putrinya yang sering pulang malam, dia tak boleh merusak suasana acara makan malam ini. Dia pun memperkenalkan putri kandungnya kepada Bianca, walaupun Joana sekarang sedang berada di lantai atas, di kamarnya.

"Gadis yang tadi itu adalah putri saya, dia bernama Joana. Biasalah remaja seumuran segitu sangat susah diatur, jadi maafkan Joana kalau tidak sempat menyapamu, sebenarnya dia adalah gadis yang baik."

Bianca menganggukkan kepala, dia memang sudah tahu dari Dimas kalau Dimas memiliki adik tiri bernama Joana. Baru pertama kali bertemu saja, gadis itu sudah tidak menunjukkan sopan santunnya, dia harap Joana tidak akan memperhambat dirinya dalam meraih kebahagiaan dan kesuksesannya.

"Iya, tidak apa-apa, Om." jawab Bianca dengan begitu lembut. Walaupun sebenarnya dia sangat kesal karena adik tirinya sang kekasih begitu tidak memiliki sopan santun.

Terpopuler

Comments

༄༅⃟𝐐귀여워요🎀

༄༅⃟𝐐귀여워요🎀

Usahaku wes Ra kurang kurang
gematiku wes pol Polan
pas aku Nang penjara jebule Kowe malah ngeliyan..
Kowe malah Duwe Cem-ceman...
Suara hati Alvaro 🙈🙈

Dasar perempuan lukcnut, kau cuma jadikan Alvaro jembatan untuk kebahagiaan mu sendiri, banyak hal yang sudah Alvaro korbankan malah seenak jidat loo... khianati...Jangan kau kira setelah kau menggugurkan anaknya Alvaro jalan mu , untuk menjadi bagian dari keluarga Alpha akan semulus jalan Tol... ingat Markonah...Dimas hanya anak Tiri dan masih ada Joana yang jelas anak kandung Pak Riki jadi jangan terlalu tinggi kau gantungkan mimpi mu, takutnya kesliding Buntutnya pesawat mamvusss LOOO 😤🤭

2023-07-27

50

Santi Rizal

Santi Rizal

Bianca istri durhaka

2024-03-23

0

Diankeren

Diankeren

brrti yg kaya y Joana bkn Dimas rsain lu bianglala ngarep mo jdi Ny bsr 😱

2024-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!