Godaan Tuan Muda

Selesai menuangkan kopi untuk Tuan Azhari, July bergerak mundur dan kembali ke tempatnya berdiri tadi, baru kali ini ada pelayan baru melayani Tuan dan Azhari langsung, biasanya berdasarkan senioritas. Itu semua karena laporan dari kepala pelayan bahwa pekerjaan July memuaskan meski July baru bekerja selama beberapa minggu disitu.

Ruang makan itu terasa sepi, hanya terdengar suara koran yang dibolak - balik Tuan Azhari, dan sesekali gonggongan anjing kecil kesayangan Nyonya Azhari

Jam 7 tepat suara pintu dibuka, beberapa pelayan masuk membawa troli makanan. Tuan Azhari melihat jam di pergelangan tangannya

“Sudah jam 7, kenapa Marco belum turun?” Tanyanya

“Ah iya, kemana Marco? Apa dia belum bangun?” Timpal Nyonya Azhari

“Semalam Tuan muda Marco pulang jam 3 pagi, Nyonya” sahut kepala pelayan yang berdiri paling dekat dengan Nyonya Azhari

“Pergi kemana dia sampai baru pulang jam 3 pagi? Makin tidak karuan saja hidupnya!” Geram Tuan Azhari

Nyonya Azhari menoleh pada July, “July, bangunkan Marco, bilang kalau Papa dan Mamanya menunggu untuk sarapan!”

July membungkukan badannya sopan, “Baik Nyonya” lalu berjalan keluar ruang makan dengan tenang. Sampai diluar, July memacu langkahnya dengan cepat menuju kamar Marco yang jaraknya cukup jauh dari ruang makan, sesekali July berlari kecil

“Hei, jangan berlari!” Tegur seorang pelayan senior, July memelankan langkahnya dan membungkuk sopan, “Maaf” ucapnya, setelah senior itu pergi July kembali mempercepat langkah, sampai di depan kamar Marco July mengetuk pintu

“Masuk!” Sahut penghuni kamar, July lega karena ternyata Marco telah bangun, setelah menata ekspresinya lagi menjadi mode senyum profesional July masuk ke kamar

“Selamat pagi Tuan” ucapnya sopan, Marco melihat sebentar siapa yang masuk lalu membenamkan diri lagi ke bantal. July melangkah elegan menuju jendela, pelan membuka gordennya, cahaya matahari seketika masuk menerangi seluruh kamar

“Nanti Jul! Aku masih ngantuk!” Suara pemuda itu parau khas bangun tidur, kesal juga karena matahari mengganggu tidurnya

“Tuan dan Nyonya Azhari menunggu Tuan muda untuk sarapan” info July sopan

“Hm” Sahut Marco singkat, wajahnya ia tutupi dengan bantal yang lain. July mendekat beberapa langkah, senyumnya tak lepas

“Tuan muda, Tuan dan Nyonya sudah menunggu di bawah untuk sarapan” ulang July sabar

Pemuda itu membuka bantal yang menutupi wajahnya, menghela napas lalu duduk bertelanjang dada, rambutnya yang agak gondrong dan sedikit ikal acak - acakan, sangat tampan kalau menurut July

“Siapkan baju!” Titah Marco

“Baik” sahut July siap, gadis itu lalu berjalan anggun menuju walk in closet, menyiapkan keperluan Tuannya seperti hari - hari sebelumnya, selesai dengan itu July membereskan kasur ketika Marco sudah masuk ke kamar mandi

Mendengar keran air ditutup, July cepat - cepat berjalan ke arah kamar mandi, menunggu Marco keluar. Pemuda itu keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya, seperti yang sudah - sudah July memberikan boxer dan celana untuk Marco, berbalik hingga Marco selesai memakai semuanya. July sudah terbiasa tepatnya membiasakan diri, tak ada jalan lain baginya selain menjalani nasib

“Sudah selesai, Jul” Ucap Marco, July melebarkan senyumnya sebelum ia berbalik lalu membantu Marco memakaikan kaus, kadang July tanpa sengaja menyentuh Marco, menggoda iman pemuda itu. Marco ingin sekali menyentuh, tapi ingat konsekuensinya apa, pemuda itu urung.

Selesai dengan bajunya, Marco lalu berjalan menuju meja rias, sabar menunggu July mengambil sisir, membungkukkan badan membantu July agar tak kesulitan

“Kamu belum menjawab pertanyaanku beberapa hari yang lalu, apa kamu blasteran?” Tanya Marco

Gadis itu tersenyum profesional tanpa menyahut, jarinya bergerak lembut meratakan serum di wajah Marco, Marco memajukan bibirnya kesal tak juga mendapat jawaban

“Kalau aku ada keturunan, Nenekku orang Belanda” info Marco, July hanya tersenyum kecil, jarinya asyik menari - nari di pipi lembut Marco

“Jarimu sangat lembut” ucap Marco lagi

“Terima kasih” sahut July tersipu

“Kamu sudah punya cowok?” Tanya Marco

“Maaf?” Sahut July polos

“Ahahaha… aku yakin kamu belum punya cowok kalau gitu” ucap Marco tertawa senang

“Baik” Sahut July sopan

“Aneh, padahal kamu cantik banget tapi belum punya cowok!” Tambah Marco lagi

“Maaf?” Tanya July polos

Marco menggeleng, “ga apa - apa, mungkin aku malah cemburu kalau kamu punya cowok”

July tersipu malu, pipinya memerah dan jantungnya berdebar - debar, July sampai tak sadar kalau jarinya masih di pipi Marco

“Maaf” ucap July segera menarik jarinya

“Berhentilah minta maaf!” Sahut Marco

“Baik” Jawab July sopan, gadis itu lalu patuh mengikuti Marco yang berjalan keluar dari kamarnya, saat tiba di ruang makan July mendahului membukakan pintu

“Selamat pagi Pa, Ma” Sahut pemuda itu ceria, July sigap membukakan kursi untuk Marco

“Kamu pulang pagi lagi?” Tanya Nyonya Azhari

“Mumpung masih libur Ma, jadi nongkrong sama temen - temen di rumah Aldi” sahut Marco

July menuang kopi untuk Tuan mudanya, disusul pelayan bagian dapur menyajikan makanan untuk Marco

“Kapan kamu akan mulai serius menjalani hidup? Ga cuma nongkrong, ke klub, atau main game?” Tanya Tuan Azhari tegas

Marco menghela napasnya, “Please lah Pa, aku masih SMA… masih banyak waktu!” Sanggah Marco

“Marco, jangan membantah Papamu!” Tegur Nyonya Azhari

“Loh aku bener kan Ma? Dulu Papa mulai terjun di perusahaan setelah nikah sama Mama kan? Lagian sudah ada July, untuk apa aku repot - repot?!”

“Kamu ini… “ Nyonya Azhari tampak kesal

Tuan Azhari menyela, “July itu hanya membantu supaya nilai akademis kamu bagus, Marco! Dia yang akan mengerjakan semua tugas dan ujian sekolahmu untuk sementara karena nilai kamu anjlok, tapi bukan berarti dia juga yang akan menjalankan perusahaan nanti! Kamu yang akan melanjutkan perusahaan kita!”

“Eh Papa jangan lupa, bukan hanya untuk urusan sekolah, Papa bilang kalau July berprestasi nanti dia bisa diangkat jadi asisten Marco kan? Artinya dia akan tetap membantu Marco.. “ Sela Nyonya Azhari, July yang berdiri patuh agak di belakang mendengarkan dalam diam, pasrah masa depannya diatur Tuan dan Nyonya Azhari

“Iya itu betul Ma, tapi sifatnya membantu! Jadi anak kita ini tetap wajib bisa menguasai perusahaan”

“Kamu denger omongan Papamu kan, Marco?” Ucap Nyonya Azhari pada Marco yang sedang lahap menyantap sarapannya

“Hhmm” Jawab Marco singkat

Tuan Azhari menghela napas melihat anaknya

“Oh ya July” Tuan Azhari menoleh ke belakang mencari pembantunya, July maju beberapa langkah

“Ya Tuan?” Sahut July sopan

“Saya dengar dari kepala pelayan kamu sudah hampir selesai mempelajari buku - buku yang saya siapkan, apa benar?” Tanya Tuan Azhari penasaran apa betul buku - buku tebal itu sudah berhasil dilahap July

“Benar Tuan” Sahut July sopan

Tuan Azhari mengangguk - angguk bangga, kali ini merasa tak salah memilih pendamping untuk Marco

“Saya harap kamu tidak mengecewakan saya dan Marco, saya sudah lihat raport sekolahmu dulu, nilai - nilainya sangat memuaskan, tak mudah untuk mempertahankan ranking pertama dari sekolah dasar dulu, makanya saya yakin kamu bisa mendongkrak nilai Marco!” Pesan Tuan Azhari

“Baik Tuan, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan Tuan dan Tuan muda Marco” Sahut July

“Jangan hanya janji, buktikan! Ingat sekolah di Bintang Pelajar itu tidak murah, jangan sia - siakan fasilitas yang kami berikan, dan ingat apa tugas utamamu di sekolah itu!” Sela Nyonya Azhari, seandainya perasaan July belum mati karena perbuatan Ibunya, tentu dia akan sakit hati mendengar omongan Nyonya Azhari

“Terima kasih karena sudah menyekolahkan saya disana, Nyonya” Ucap July sopan dan hanya disahut “hhhmm” saja oleh Nyonya Azhari

“Aku yakin July ga akan mengecewakan, Ma… liat aja nanti, iya ga Jul?” Sambar Marco membela July

“Iya Tuan” Sahut July, Nyonya Azhari memperhatikan interaksi anak dan pelayannya itu lalu menghela napasnya lelah

“Bukan hanya July yang harus serius, Marco… tapi kamu juga! Papa ga suka ya kamu nongkrong - nongkrong ga jelas begitu, seharusnya kamu sama giatnya dengan July!” Tandas Tuan Azhari

Marco meletakkan sendok makannya, “Iya.. Iya” Sahut Marco enggan

“Dengarkan Papamu…. “ Sela Nyonya Azhari

“Kan aku udah bilang iya Ma” Sahut Marco gemas

“Jangan gonta - ganti pacar juga, laporan tentang kebiasaan gonta ganti pacarmu itu bikin Papa pusing, apa susahnya serius dengan satu, terus pacaran agak lama!” Tambah Tuan Azhari, merasa pembicaraan keluarga itu tak menyangkut dirinya lagi, July kembali mundur ke tempatnya semula berdiri

“Soal hati ga bisa Papa atur juga, Pa! Itu dari dalam sini! sahut Marco sambil menepuk dadanya!”

Tuan dan Nyonya Azhari sama - sama menghela napas, malas mendengar kegombalan putranya

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Selesai sarapan, mengikuti perintah Tuan Azhari, July mengekori Marco ke perpustakaan, Tuan Azhari bertitah pada Marco untuk memberi tahu buku apa saja kira - kira yang harus July pelajari selanjutnya untuk persiapan mereka masuk sekolah

Sebenarnya Marco cukup pintar, hanya saja sifat malasnya memang over, belakangan ia lebih senang berkumpul dengan teman - temannya yang hobi clubbing dan bermain game, jauh dari kata belajar.. alhasil semester pertama kelas 2 kemarin nilai Marco anjlok, pendamping yang direkrut Tuan Azhari untuk membantu nilai Marco di semester 2 pun ternyata tak banyak membantu, jadilah nilai Marco jauh dibawah rata - rata.

July patuh mengekor Marco yang berjalan pelan menyusuri lorong dengan sekat - sekat lemari penuh berisi buku - buku, total ada 10 baris lemari di perpustakaan pribadi milik Tuan Azhari itu, berbagai macam judul dan jenis buku ada disana

“Ini, ini… sama ini” ucap Marco menyodorkan 3 buku sekaligus pada July, setelahnya pemuda itu melangkah menuju sofa panjang berbahan beludru yang merapat ke dinding

Pemuda itu lalu duduk, sedang July berdiri patuh di sebelahnya sambil memegangi buku - buku tebal tadi

“duduk!” Titah Marco

“Baik, Tuan”, July patuh hendak duduk melantai

“Disini, Jul” Marco menepuk - nepuk tempat di sebelahnya

July beringsut duduk dengan elegan seperti ajaran kepala pelayan, kedua tumitnya rapat menghadap Marco, jika tak memakai baju pelayan, July terlihat seperti salah satu peserta kontes kecantikan

Marco yang sudah duduk merebahkan dirinya, menjadikan paha July sebagai bantalan. July mendadak panik, matanya yang bulat itu membesar

“Tu - Tuan muda, bagaimana kalau ada yang melihat?” Gadis itu terbata gugup

“Ga pernah ada yang kesini kecuali untuk bersih - bersih” sahut Marco ringan lanjut memejamkan mata, belum hilang terkejutnya July Marco menggapai tangan gadis itu membawa ke kepalanya

July tahu maksud Marco, lanjut membelai kepala Tuannya

“Aku ga suka kalau Papa Mama terlalu ngatur hidupku” Ucap pemuda itu, meluahkan perasaannya, July mendengarkan dalam diam

“Aku inginnya normal seperti anak - anak yang lain” Sambung Marco, July bisa melihat bulu mata lentik itu sesekali bergerak

“Maaf?” July tergelitik

“Ya normal seperti kamu, bisa nentuin hidup kamu sendiri” Sahut Marco, July senyum kecil, tertawa dalam hati mendengar Tuannya yang naif, apa Marco tak tahu ketragisan nasib July?

Tapi bagaimana keluarga kaya bisa merasakan derita si miskin?

“Nyaman” Ucap Marco, pemuda itu bergerak memiringkan tubuhnya, kepalanya menghadap perut July, gadis itu pasrah ketika jantungnya semakin berdebar, dalam hati gadis itu memohon - mohon agar Tuannya tak tahu perasaannya, Marco tak boleh tahu kalau July suka padanya, tidak boleh!

Kepala Marco bergerak gelisah, lalu ia duduk, wajahnya kini tepat di depan wajah July, membuat gadis itu kesulitan bernapas

Mata sayu Marco dan mata bulat July bertatapan, napas mereka hangat saling menyentuh

”July” Ucap Marco

“Ya?” Sahut July gugup parah

“Apa kamu pernah berciuman?” Bisik Marco

(Bersambung)…

Terpopuler

Comments

Lia Suryani

Lia Suryani

lanjutan

2023-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 Janji Palsu Ibu
2 Tuan Muda Yang Mempesona
3 Pengkhianatan Seorang Ibu
4 Godaan Tuan Muda
5 Sentuhan Terlarang
6 Pemuda Bernama Lukas
7 Hati Yang Mulai Bertaut
8 Gadis Pelayan Yang Naif
9 Perhatian Kecil Untuk Gadis Pelayan
10 Tak Selevel
11 Pelipur Lara Untuk Hati Yang Mati
12 Pelukan Pertama Lukas
13 Tak Punya Perasaan
14 Harga Seorang Pelayan
15 Jadikan Aku Pacarmu
16 Ciuman Paksa
17 Peluang Mengubah Nasib
18 Jatah Bulanan
19 Beda Kasta
20 Tawaran Tidur Bersama
21 Kencan Pertama
22 Dalam Kamar
23 Sangat Basah
24 Hukuman Dari Marco Malam Itu
25 Pasangan Populer Beda Kasta
26 Gadis Yang Terbeli
27 Nasib Gadis Yang Tergadai
28 Berjuang Untuk Lepas
29 Kantin Elit
30 Tubuhmu, Asetmu…
31 Pesona Seorang Pelayan
32 Posesif
33 Hari Perlombaan
34 Sang Juara
35 Malam Milik Berdua
36 Menjadi Yang Pertama
37 Perjanjian
38 Sendu Di Sela Bahagia
39 Tawaran Lukas
40 Mencari Ibu
41 Pesan Marco
42 Gadis Pelayan Yang Terkenal
43 Kemarahan Marco
44 Spill Visual Lukas dan Marco
45 Pemaksaan
46 Hanya Seorang Pelayan
47 Bintang Baru
48 Rindu
49 Pacar Simpanan
50 Ketegasan July
51 Sutradara Lee
52 Casting
53 Uh Kakak
54 Pengumuman
55 Lukas Dipingit
56 Janji Lukas
57 Ketergantungan Pada Lukas
58 Pilihan Yang Sulit
59 Tuan Muda Yang Seenaknya
60 Hoki Diantara Nasib Sial
61 Sugar Daddy
62 Sarapan Super Hot
63 Banjir Segala - Galanya
64 Ibu?
65 Anak Haram
66 Masa Kecil Yang Suram
67 Permintaan Tuan Azhari
68 Barter
69 Dating Pertama Pacar Kedua
70 Murahan
71 Kak Lukas?
72 Hubungan Pelayan Dan Tuan Muda
73 Kangen
74 Tak Bisa Jauh
75 Merajut Kembali
76 Teman Tapi Mesra
77 Singapore Yang Hangat
78 Pacar Tuan Muda
79 Sentuhan
80 Go Public
81 Semakin Basah
82 Dipermalukan
83 Marco Menggila
84 Tuhan, Ambil Saja Aku
85 Hancur
86 Nyonya Azhari Murka
87 Nyonya Azhari Semakin Gila
88 Anak Yang Malang
89 Maaf
90 Tiada Maaf
91 Jijik
92 Permohonan Maaf Lukas
93 Menginap
94 Beribu Maaf
95 Super Kaya
96 Mimpi Buruk
97 Suami
98 Keluarga Lukas
99 July Versus Shofi
100 Wisuda
101 Mamanya Lukas
102 Orang Tua Lukas
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Janji Palsu Ibu
2
Tuan Muda Yang Mempesona
3
Pengkhianatan Seorang Ibu
4
Godaan Tuan Muda
5
Sentuhan Terlarang
6
Pemuda Bernama Lukas
7
Hati Yang Mulai Bertaut
8
Gadis Pelayan Yang Naif
9
Perhatian Kecil Untuk Gadis Pelayan
10
Tak Selevel
11
Pelipur Lara Untuk Hati Yang Mati
12
Pelukan Pertama Lukas
13
Tak Punya Perasaan
14
Harga Seorang Pelayan
15
Jadikan Aku Pacarmu
16
Ciuman Paksa
17
Peluang Mengubah Nasib
18
Jatah Bulanan
19
Beda Kasta
20
Tawaran Tidur Bersama
21
Kencan Pertama
22
Dalam Kamar
23
Sangat Basah
24
Hukuman Dari Marco Malam Itu
25
Pasangan Populer Beda Kasta
26
Gadis Yang Terbeli
27
Nasib Gadis Yang Tergadai
28
Berjuang Untuk Lepas
29
Kantin Elit
30
Tubuhmu, Asetmu…
31
Pesona Seorang Pelayan
32
Posesif
33
Hari Perlombaan
34
Sang Juara
35
Malam Milik Berdua
36
Menjadi Yang Pertama
37
Perjanjian
38
Sendu Di Sela Bahagia
39
Tawaran Lukas
40
Mencari Ibu
41
Pesan Marco
42
Gadis Pelayan Yang Terkenal
43
Kemarahan Marco
44
Spill Visual Lukas dan Marco
45
Pemaksaan
46
Hanya Seorang Pelayan
47
Bintang Baru
48
Rindu
49
Pacar Simpanan
50
Ketegasan July
51
Sutradara Lee
52
Casting
53
Uh Kakak
54
Pengumuman
55
Lukas Dipingit
56
Janji Lukas
57
Ketergantungan Pada Lukas
58
Pilihan Yang Sulit
59
Tuan Muda Yang Seenaknya
60
Hoki Diantara Nasib Sial
61
Sugar Daddy
62
Sarapan Super Hot
63
Banjir Segala - Galanya
64
Ibu?
65
Anak Haram
66
Masa Kecil Yang Suram
67
Permintaan Tuan Azhari
68
Barter
69
Dating Pertama Pacar Kedua
70
Murahan
71
Kak Lukas?
72
Hubungan Pelayan Dan Tuan Muda
73
Kangen
74
Tak Bisa Jauh
75
Merajut Kembali
76
Teman Tapi Mesra
77
Singapore Yang Hangat
78
Pacar Tuan Muda
79
Sentuhan
80
Go Public
81
Semakin Basah
82
Dipermalukan
83
Marco Menggila
84
Tuhan, Ambil Saja Aku
85
Hancur
86
Nyonya Azhari Murka
87
Nyonya Azhari Semakin Gila
88
Anak Yang Malang
89
Maaf
90
Tiada Maaf
91
Jijik
92
Permohonan Maaf Lukas
93
Menginap
94
Beribu Maaf
95
Super Kaya
96
Mimpi Buruk
97
Suami
98
Keluarga Lukas
99
July Versus Shofi
100
Wisuda
101
Mamanya Lukas
102
Orang Tua Lukas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!