Daffa masuk kedalam kamar kembali setelah mengisi perutnya di restoran hotel. Ia segera masuk kedalam, dan mengambil kunci mobilnya diatas nakas "Siapkan apa saja yang akan kau bawa, kita pulang sekarang" ucap Daffa lalu keluar kembali dari kamar
Sekar menghela nafas kasar. Nyatanya ia memang harus bertingkah agresif untuk mendapatkan laki laki itu. Karena jika ia menunggu hati batu laki laki itu luluh, itu sama artinya dengan ia memasrahkan nasib, dan ia bertekad untuk mendapatkan cinta suaminya.
Sekar segera mengambil tas-nya yang berukuran cukup besar, lalu membawanya keluar kamar untuk menyusul suaminya. Tiba di depan hotel, ia celingukan kesana kemari mencari mobil suaminya. Namun tidak ia temukan, hingga akhirnya satu buah mobil mewah berhenti didepannya, kaca mobil itu terbuka, menampilkan Daffa yang ada didalam dengan mengenakan kaca mata hitamnya
"Masuk"
Tanpa menunggu, Sekar segera memasukan tas-nya ke kursi belakang, sedangkan dirinya duduk berdampingan bersama Daffa. Tidak sampai tiga puluh menit, mobil yang mereka kendarai telah tiba dikediaman Dirgantara. Sekar segera turun dari mobil saat melihat Daffa yang turun lebih dulu. Ia kemudian membuka pintu belakang, dan mengambil tas pakaiannya disana
"Tolong bawakan tas istrimu ya suami" ucap Sekar manja sembari menyerahkan tas miliknya.
Bukannya mengambil tas yang diberikan Sekar, Daffa justru berjalan lebih dulu menuju teras rumahnya. Namun buru buru Sekar menyusul. Ditariknya lengan Daffa hingga Daffa berhenti ditempatnya
"Aku mohon bawakan tas-ku" pinta Sekar memohon
"Kau punya tangan, jadi bawa saja sendiri" ucap Daffa acuh
"Tidak bisa, maksudku kita akan terlihat aneh jika aku yang membawa tas besar ini sementara kau tidak membawa apa apa. Setidaknya tolong jaga perasaan Mbok" ucap Sekar memanfaatkan Mbok Iyem sebagai senjatanya, karena memang Mbok Iyem masih berada di kediaman Dirgantara setelah kemarin menyaksikan pernikahan mereka, dan mau tidak mau Daffa mengikuti kemauan Sekar, ia merampas tas yang ada ditangan Sekar dengan terpaksa.
"Assalamu'alaikum" ucap Daffa sembari berjalan masuk, diikuti oleh Sekar
"Wa'alaikum salam, kalian sudah sampai" Mama Carissa tampak berjalan mendekat, dan mengulurkan tangannya, tapi Daffa seolah buta, ia melewati Mama Carissa begitu saja. Sekar yang melihat hal itu dengan segera menyambut uluran tangan Carissa
"Tante apa kabar?" tanya Sekar basa basi
"Baik sayang, sekarang panggilnya jangan Tante lagi ya, panggil Mama seperti suamimu"
"Tapi Tan..." Sekar nampak keberatan, karena walau bagaimanapun Tante Carissa adalah Tante angkatnya. Ia tidak keberatan untuk memanggil Tante Carissa dengan sebutan Mama mengingat wanita itu memang merupakan figur Ibu dalam hidupnya. Namun jika dirinya memanggil Mama, itu artinya ia meninggalkan pannggilan miliknya, dan menggunakan panggilan dari suaminya
"Tidak apa apa sayang" ucap Tante Carissa yang hanya dijawab Sekar dengan anggukan.
"Ma... Laptop Fina yang tadi di meja depan udah dibawa masuk belum?" tanya Daffina sembari menuruni tangga. Namun saat berada ditengah tangga, ia terkejut mendapati Daffa dan Sekar sudah ada di rumah mereka. Ia lantas turun dengan segera, dan memeluk Daffa
"Jangan memelukku seperti itu, seperti anak kecil saja" ucap Daffa sembari mendorong Daffina menjauh
"Ma... Lihatlah, bahkan dipeluk saja dia tidak mau, lalu kapan dia mau berinisiatif untuk memeluk adiknya yang cantik ini" adu Daffina pada Mama Carissa, Mama Carissa hanya tersenyum, setidaknya tidak semua anak sambungnya membenci dirinya. Buktinya Daffina, anak perempuan sahabatnya ini begitu amat menghargai dan menyayanginya.
"Sudah, mereka pasti lelah karena baru pulang, jangan diganggu" ucap Mama Carissa menanggapi "Kalian langsung kekamar saja ya" ucap Carissa pada Sekar, dan langsung diangguki Sekar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments