"Maaf Tuan, mari ikut saya, kita akan fitting untuk Tuxedo yang senada dengan dress pengantin Nona" ucap pelayan boutique pada Daffa
"Carikan warna yang senada, dan kau kira kira saja ukuran tubuhku karena aku tidak ingin fitting"
"Tapi Tuan..." pelayan boutique tersebut tidak melanjutkan ucapannya saat melihat intruksi Sekar yang mengisyaratkan untuk diam
Sekar memberikan ponsel Daffa yang sempat ia rampas. Namun ketika tangan Daffa bergerak untuk meraih ponsel tersebut, Sekar justru kembali menariknya "Ada syarat yang harus kau penuhi" ucap Sekar, sedangkan Daffa hanya diam. Melihat Daffa terdiam, Sekar menyimpulkan bahwa calon suaminya itu pasti setuju "Fitting baju pengantinmu" ucap Sekar
Daffa bangkit dari duduknya, dan dengan kasar kembali merampas ponsel miliknya dari tangan Sekar. Setelah berhasil mendapatkan ponselnya kembali, ia lantas berjalan keluar tanpa permisi. Ia bukanlah laki laki yang bisa menuruti semua keinginan wanita
"Laki laki itu yang di pegang janjinya" teriak Sekar, membuat Daffa menghentikan langkahnya, dan kembali membalik badan
"Tapi aku tidak pernah berjanji" ucap Daffa, dan kembali melangkah keluar
Melihat hal itu membuat Sekar terpatik emosi. Rasanya ia ingin mencakar wajah tampan yang kini tengah mengabikannya, dan dengan segera ia menyusul Daffa keluar dari boutique. Sedangkan Arga hanya tersenyum simpul melihat bagaimana Daffa dan Sekar bertengkar
"Aku tidak menyangka wanita cantik seperti itu galak juga" ucap Arga, ia jadi teringat dengan gadis yang beberapa hari lalu ia temui. Gadis yang tak kalah cantik dari Sekar, dan juga tidak kalah galak dari Sekar. Arga segera menyusul kedua calon pasutri itu menuju pelataran boutique. Setelah tiba dimobil, ia segera menjalankan mobilnya, karena baik Daffa maupun Sekar sudah duduk di tempat mereka
Arga melirik Sekar melalui kaca spion tengah, melihat bagaimana wajah Sekar yang ditekuk menahan kesal. Arga kemudian melirik Daffa, tidak jauh berbeda dengan Sekar, wajah Daffa juga sama kesalnya. Arga menahan senyumnya menyaksikan bagaimana kedua orang itu. Ia tidak bisa membayangkan saat kedua orang itu sudah menikah, mungkin perdebatan yang terjadi akan jauh lebih seru, dan Arga menantikan itu.
Arga menghentikan kendaraannya tepat didepan kediaman Diragantara. Sekar segera turun tanpa sepatah katapun, setelah Sekar turun, Arga kembali melajukan kendaraannya. Ia melirik Daffa yang masih tampak kesal, kemudian ia fokus kembali pada jalanan didepannya
"Kita mau kemana?" tanya Daffa
"Hangout supaya otakmu fresh" jawab Arga singkat
Daffa tidak lagi menjawab, ia hanya mengikuti kemana Arga membawanya pergi. Beberapa menit berlalu akhirnya mereka tiba di sebuah cafe yang menjadi tempat tongkrongan mereka. Mereka duduk dan memesan minuman. Tidak lama, dua mobil mewah memasuki pelataran cafe, dan parkir tepat disamping mobil Daffa. Daffa melirik Arga, ia sudah bisa menebak bahwa Arga adalah dalang dibalik datangnya dua mobil tersebut
"Hai bro" sapa salah seorang laki laki yang kini mulai duduk satu meja dengan Daffa dan Arga "Aura calon pengantin beda banget ya bro" ucap laki laki yang bernama Ardan
Laki laki yang baru datang itu menganggukkan kepalanya, dan duduk bersama ke-tiga temannya. "Jadi kapan undanganmu disebar?" tanya laki laki yang baru duduk tersebut
"Jangan membahas hal yang tidak penting" ucap Daffa
"Tidak penting bagaimana? Ini akan menjadi hari bahagiamu Bung, bagaimana bisa kau mengatakan ini tidak penting" sahut Ardan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
andi hastutty
Seru kayanya nanti
2024-06-22
0