Noah berjalan di depan, dan Evan di belakangnya. Keduanya berjalan sambil terus membicarakan pekerjaan. Dari arah yang berlawanan, Yasmin berjalan dengan linglung. Yasmin sedang menata hatinya yang larut dalam kesedihan. Keduanya sama-sama tidak sengaja menabrak.
Tubuh Yasmin bagaimana pun lebih kecil dari tubuh Noah yang tinggi tegap. Jadi Yasmin segera kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh.
"Ah!" Pekik Yasmin panik.
Namun semua orang memiliki gerak refleknya untuk melindungi diri. Tangan Yasmin mencari pegangan agar tidak jatuh. Dan dia tanpa sengaja mencengkeram jas Noah dan menarik nya. Noah tidak sempat menghindar. Tanpa sadar, ia juga memeluk pinggang Yasmin untuk menyelamatkan nya.
Yasmin tidak sadar jika wajahnya menempel pada dada Noah. Dan saat ini, Noah sedang memperhatikan kulit tangannya yang terbuka dan wajah yang menempel di dadanya dengan bingung. Karena masalah Haphephobia yang dideritanya tidak memungkinkan untuk menerima kontak sekecil apapun dengan orang lain yang pada hal ini adalah wanita. Tapi saat ini, anehnya masalah itu tidak muncul. Ruam maupun perasaan yang tidak nyaman seperti biasanya, tidak dia rasakan sama sekali.
Evan adalah orang yang paling panik dibandingkan dengan Noah. Dia sudah mengikuti Noah sejak lima tahun yang lalu dan mengetahui masalah yang dialami oleh sang bos yang sebenarnya dirahasiakan itu. Orang luar hanya tahu jika Noah tidak suka berdekatan dengan seorang wanita.
"Tuan...." Evan memanggil Noah untuk memastikan keadaan tuannya itu.
Namun yang lebih cepat bereaksi adalah Yasmin yang segera melepaskan tangannya dengan canggung. "Maaf tuan. Maafkan saya. Saya benar-benar tidak sengaja." Ucapnya tulus. Ia tidak berani menatap wajah Noah sama sekali karena malu.
"Hem. Tidak apa-apa." Jawab Noah singkat.
"Kalau begitu saya permisi." Begitu selesai berbicara, Yasmin segera melewati Noah dan bergegas masuk ke area dalam makam. Meninggalkan Noah yang tiba-tiba menyadari jika tangannya sudah kosong dan Evan yang segera mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter pribadi Noah.
"Tidak perlu memanggil dokter." Tolak Noah menghentikan gerakan Evan.
"Tapi tuan..."
"Kamu lihat sendiri, aku tidak apa-apa." Noah memperlihatkan tangannya pada Evan yang juga langsung terkejut.
"Tuan ini.... Ini benar-benar sangat hebat."
"Mm. Kamu benar. Cari tahu siapa wanita itu segera. Aku ingin semua datanya ada di ruanganku sore nanti." Ucap Noah tegas.
"Baik tuan."
Setelah itu, Noah sekali lagi menatap ke arah Yasmin pergi sebelum berbalik dan pergi dari makam itu dan tidak berbalik lagi.
Makam kedua orang tua Yasmin berada di tempat yang sama. Mereka dimakamkan bersebelahan. Saat ini, Yasmin duduk di antara keduanya. Ia hanya menangis dari tadi. Menumpahkan air mata yang sejak awal ia tahan. Setelah ia puas menangis di sana, Yasmin memutuskan untuk pulang.
Saat Yasmin berada di pintu gerbang makam, ia berhenti. Ia melihat orang yang sangat ia kenal berdiri di depan mobilnya. Yang juga segera memandangnya.
"Yasmin, aku mendengar berita itu. Jadi aku segera kemari untuk mencarimu." Gadis itu adalah Freya. Teman baik Yasmin. Gadis itu segera menghampiri Yasmin dan memeluknya erat.
"Apa yang harus aku lakukan Fre?" Yasmin tidak lagi menangis.
"Apa lagi? Sekarang semuanya sudah terbuka seperti ini, kamu sudah tahu se-ba-ji-ngan apa suami mu itu. Jadi bodoh jika kamu masih bertahan. Sebaiknya kamu segera bercerai dari dia. Lalu usir dia dari rumah dan perusahaan mu." Ucap Freya penuh emosi.
Sebenarnya Freya sudah tahu jika Sammy selingkuh. Ia juga sudah memberitahukannya pada Yasmin. Namun sayangnya Yasmin terlalu cinta pada Sammy dan tidak percaya jika laki-laki itu mengkhianatinya. Karena itu, ia sempat bertengkar dengan Yasmin dan cukup lama mereka tidak bertemu. Hari ini ia mendengar dari Linda jika Yasmin sudah tahu, jadi dia langsung mencari keberadaan Yasmin.
"Tidak bisa Fre."
"Kenapa? Apa kamu masih mencintai pria ba-ji-ngan seperti itu? Kamu masih muda, cantik. Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik dari laki-laki ba-ji-ngan itu yang akan mencintaimu sepenuh hati."
"Bukannya aku tidak ingin bercerai. Sebenarnya aku sudah menandatangani surat cerai itu. Wanita itu sudah hamil. Aku bisa apa? Aku juga tidak rela dimadu."
"Itu bagus. Lalu tunggu apa lagi? Jangan biarkan dia berfoya-foya dengan harta keluargamu Yas."
"Aku sudah tidak punya apa-apa lagi sekarang Fre."
"Apa maksudmu?"
"Semua aset dan perusahaan sudah menjadi milik mas Sammy."
"Si-al. Aku tahu dia memang orang yang licik. Tidak apa-apa Yas. Aku akan membantumu merebutnya lagi. Itu semua adalah hakmu. Bagaimana dia bisa mengambilnya begitu saja."
"Sudahlah. Aku sudah memutuskan untuk menjalani hidupku yang baru."
"Tapi Yasmin, apa kamu tidak sayang? Apalagi rumah itu adalah rumah peninggalan orang tuamu. Pasti banyak kenangan di sana kan?"
"Aku tidak ingin sakit hati lagi Fre. Aku ingin membuka lembaran baru dan hidup dengan damai. Lagipula di rumah itu semuanya sudah berbeda."
Ya. Semuanya berbeda. Semua barang peninggalan orang tua Yasmin sudah diganti dengan yang baru. Bahkan foto-foto mereka sudah tidak ada satupun yang dipasang di rumah itu. Semuanya telah diganti oleh Yuna beberapa bulan setelah Yuna ikut pindah setelah Papa Yasmin meninggal dunia.
"Hemmm.... Jika itu memang keputusanmu, aku akan mendukungmu. Namun jika suatu hari nanti kamu berubah pikiran, jangan sungkan untuk memberitahu ku ya!" Freya mengangguk.
"Tentu saja."
"Baiklah. Sekarang apa rencanamu?"
"Tolong bantu aku mencari tempat tinggal dulu. Aku akan membereskan barang-barangku di rumah."
"Heh? Kenapa harus cari tempat tinggal? Kamu bisa tinggal di tempatku kan?"
"Tidak. Itu terlalu merepotkanmu."
"Kamu bicara apa? Apertemenku luas. Juga masih ada beberapa kamar kosong. Selama ini aku kesepian tinggal sendirian. Jika ada kamu, kita bisa menghabiskan waktu bersama. Aku mohon kamu setuju." Freya memegang tangan Yasmin penuh harap.
"Ini..." Yasmin memandang Freya yang begitu tulus padanya. Ia tidak bisa menolaknya.
"Baiklah. Tapi nanti aku akan bayar sewa padamu. Jika kamu tidak mau aku tidak akan ...."
"Aku setuju. Kalau begitu mari kita tinggal bersama." Freya memotong ucapan Yasmin dan setuju. Masalah uang, itu bukan masalah baginya. Seperti Yasmin, ia juga anak dari orang kaya. Hanya saja ia masih memiliki kakak laki-laki yang mewarisi perusahaan. Ia hanya ikut bekerja di perusahaan dan membantu kakaknya. Jadi dia tidak begitu terikat tidak seperti Yasmin yang adalah anak tunggal.
Setelah mereka sepakat, mereka saling berpisah sejak keluar dari area makam. Yasmin pulang dan mengemasi barang-barang nya. Sedangkan Freya juga pulang untuk mempersiapkan ruangan untuk tempat tinggal Yasmin di tempatnya nanti.
*
*
*
*
Menikah Dengan Saingan Mantan Suami #5
...Terima kasih sudah mampir 😘...
...Jangan lupa Like, vote dan komen ya...👍...
...Follow juga akun Author nya....
...☘️Queen_OK☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
martina melati
hahaha.... gercap y thor gk pake lama
2025-02-04
0
Crystal
Setidaknya kirimkanlah doa untuk ortumu, Yas. Masa ke makam cuma mau nangis doang
2023-10-23
0
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..yasmine msh punya sahabat..tp knp yasmin ga mau merebut perusahaan ortuy si...
2023-09-13
0