Sore ini Daniel sudah bersiap pulang, ia sudah menjinjing tas laptop miliknya dan berjalan ke arah parkiran. Namun langkahnya terhenti saat menerima panggilan telepon dari seseorang.
“Halo.”
“Bro, ikut ngumpul malam ini di tempat biasa,” suara Bani terdengar disebrang sana.
“Sorry, masih banyak kerjaan sekarang.” Tolak Daniel.
Terdengar ******* sebal dari Bani, “Anak-anak pada nanyain, mereka ngira kita musuhan sejak lo nikah.”
Daniel terdiam beberapa saat, memang sejak terakhir kali teman-temannya berkunjung ke rumahnya, itu juga menjadi terakhir kalinya Daniel bertemu dengan mereka dan terakhir hanya dengan Bani itu juga sudah tujuh bulan lalu.
“Adel nggak bisa tinggal sendiri,”
“Ye, bentaran doang sama anak-anak. Si Rendi mau minggu depan mau ngadain pesta bujang.” Bujuk Bani kembali.
Iya, salah satu teman dekatnya Rendi akan menikah, dan dia juga sudah mengundangnya untuk menghadiri pesta bujangnya. Tapi Daniel tidak begitu tertarik untuk pergi.
“Gue kumpul di pesta bujang aja,” final Daniel yang menolak kumpul malam ini.
Bani terdengar berdecak sebal dengan jawaban Daniel, “Okelah, tapi pesta bujangan Rendi minggu depan lo harus hadir karena gue juga mau ngomong penting ke, lo.” Kata Bani yang kemudian mematikan sambungan teleponnya.
Daniel penasaran dengan apa yang akan Bani bicarakan dengannya. Apakah ini menyangkut persoalan Adel juga atau dia akan kembali bercerita aneh-aneh tentang hubungan dulu dengan Adel? Tapi bagaimanapun, ia sudah tidak percaya dengan temannya itu.
...***...
Sore ini Adel sedang mencoba melakukan olahraga untuk ibu hamil, saat ini kandungan sudah menginjak tujuh bulan dan tentunya ia ingin menjaga kesehatan tubuhnya.
Pada saat usia kehamilan telah semakin mendekati waktu kelahiran, keadaan fisik Ibu hamil pasti semakin lama akan semakin menurun. Terutama, berat bayi yang ada di dalam perutnya juga pasti akan semakin bertambah jadi dia disarankan untuk melakukan olahraga ringan untuk menjaga kebugaran fisiknya.
Seperti saat ini, meskipun Adel tidak ikut kelas olahraga ibu hamil yang biasa ia ikuti setiap minggu, ia akan melakukannya di rumah dan tentunya juga diawasi dan kadang dibantu oleh Daniel.
Dan seperti saat ini, Adel sedang melakukan senam dengan duduk santai di atas gymball dengan posisi duduk yang tegak. Tujuannya untuk menguatkan otot perut, hingga mengurangi rasa sakit pada punggung dan panggulnya.
Daniel membantu berjaga dibelakang istrinya karena takut-takut istrinya kehilangan keseimbangan saat melakukannya. Adel melakukannya dengan meluruskan tangannya ke depan dan menahannya selama beberapa detik sambil menghembuskan nafasnya dan ia mengulanginya beberapa kali.
Beberapa menit sudah selesai, Daniel mencoba membantu istrinya tersebut kembali menyeimbangkan badannya berdiri tegap. Tapi tangannya yang terlalu cepat menangkap Adel malah menyentuh kedua bagian dada istrinya dari belakang.
“Mas, maksudnya apa pegang-pegang dada Adel?” katanya menengadahkan kepalanya menatap Daniel dibelakangnya.
Tangan Daniel masih berada diposisinya yang sama dan menatap Adel dengan tatapan bingung.
“Bantuin kamu berdiri takut jatuh.”
“Ini tangannya kenapa masih di sini?” Adel menatap tangan suaminya yang masih belum juga lepas.
Daniel yang menyadari tangannya berada di dada sang istri pun akhirnya segera melepaskannya.
“Nggak sangaja, saya nggak lihat juga waktu bantu kamu berdiri,” Jawabnya dengan santai.
Adel berjalan ke sofa untuk beristirahat, “Nggak sengaja tapi sampai diremas ya,” sindirnya.
Daniel hanya diam dengan wajah tak bersalahnya. Ia memilih mengambil air putih untuk istrinya itu.
“Nih minum dulu, jangan banyak marah-marah lagi hamil,” Daniel menyodorkan minum yang ia ambil.
Adel menerimanya dan menatap Daniel, “Jadi maksud Mas Daniel sekarang Adel tuh suka marah-marah gitu?”
Belum sempat menjawab ucapannya, Adel sudah meneguk habis air putih tersebut. Daniel hanya menatap istrinya yang saat ini terlihat sebal.
“Istri saya sudah cantik dan sekarang lagi hamil tambah seksi, jadi kadang suka khilaf pengan sana-sini. Tapi tidak dosa kan pegang-pegang istri, kecuali wanita lain baru kamu boleh kesal.” Kata Daniel.
Bukannya membujuk Adel agar tidak kesal, justru ucapan terakhir Daniel membuat Adel bertambah kesal. Apa maksudnya pengang wanita lain? Bukankah Daniel seharusnya tahu jika Adel sejak hamil sangat sensitif dan bisa saja ucapan Daniel itu malah membuatnya berpikir Daniel akan berselingkuh.
“Oh jadi Mas Daniel pengen pegang cewek lain gitu?” tanya Adel.
Daniel yang duduk disamping Adel kini menatap terkejut dengan ucapan istrinya, “Kamu jangan mikir yang enggak-enggak. Mana mungkin saya begitu.”
Adel memalingkan wajahnya pada Daniel, ia sebenarnya ingin beranjak pergi dari sofa tersebut, tapi ia merasa lelah jadi dia terpaksa menahan kesalnya pada Daniel.
“Saya tidak pernah ingin wanita lain, dapatin kamu aja butuh waktu bertahun-tahun.” Kata Daniel yang membuat Adel menoleh padanya dan menatapnya dengan kebingungan.
“Bertahun-tahun? Kita baru kenalan aja tahun kemarin, kalau mau ngerayu jangan bohong deh, Mas. Adel nggak suka dibohongin!”
“Siapa yang bohong, ya sudah kalau nggak percaya saya tidak apa-apa, tapi memang itu kenyataannya.” Daniel mengelus rambut Adel dan mencium keningnya. “Saya siapkan air hangat ya, kita mandi bareng,” katanya kemudian pergi.
Adel terdiam mendengar perkataan suaminya itu, ia masih bingung mengapa Daniel mengatakan jika dirinya butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkannya? Padahal jelas-jelas ia tahu jika Daniel tiba-tiba melamarnya lewat Papahnya dan mereka juga berkenalan hanya tiga bulan sebelum menikah.
Adel tahu jika Daniel kakak kelasnya dulu tapi selama di sekolahpun dirinya tak pernah kenal dengan Daniel. Bahkan jika bukan Daniel yang bercerita padanya dulu, ia tak pernah tahu jika mereka satu sekolahan saat SMA.
Terhanyut dalam pikirannya sendiri soal perkataan Daniel, kini ia terkejut dengan suara dering ponsel Daniel di meja. Ia mengambilnya dan melihat nama yang muncul dalam panggilan masuk tersebut.
“A’ Bani?” Adel terdiam memegang ponsel suaminya tak berani mengangkat maupun mematikan sambungan itu.
Pikirannya kembali teringat dengan pria yang pernah membuatnya terluka dan trauma juga pernah memfitnahnya pada Daniel. Sudah lama ia tak pernah mendengar nama itu, sekarang mengapa Bani menelepon Daniel. Apalagi yang akan ia ceritakan pada suaminya itu? Apakah ia akan menganggu rumah tangganya?
...****************...
...Terimakasih yang sudah membaca kelanjutannya. ...
...Jangan lupa kasih like dan tinggalkan komentarnya ya.. ...
...^_^...
...18 September 2022...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Reny Saputro
semangat
2022-09-19
0
Joko Jokoo
ciieeee, daniel suka khilaf y pegang sana pegang sini🤣😂
kata saya ny gnti dgn kta mas dong daniel. ud mau lahir jg ank ny msak formal x sama istri ny.
mau aplgi ni si bani, jangn smpe lu jdi pengganggu rumh tangga danil dn adel. tegas la daniel, ud nikh gk pala ikut2 an pesta kyk gitu. bukn brati krana takut istri. tpi mnjga perasaan istri.
2022-09-18
2
Siti Aj
💪💪💪💪
2022-09-18
0