BAB 2

Pagi ini, Adel bangun dan melihat ke samping tempat tidurnya yang kosong, tampaknya Daniel sudah bangun lebih dulu. Ia pun memilih untuk merapihkan tempat tidur dan mandi.

Sudah seminggu mereka menikah namun tidak ada yang berubah, Daniel masih bersikap dingin padanya tanpa bicara apapun kecuali seperlunya.

Memang begini rasanya menikah tanpa rasa cinta?

Selesai merapihkan tempat tidurnya, ia memilih untuk langsung mandi menyegarkan badannya.

Sebelum menikah dengan Daniel, ia bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan, selama bekerja dua tahun ia berpacaran dengan manager nya sendiri bernama Bani.

Sayang hubungan itu kandas 8 bulan lalu, dan semenjak putus Bani memutuskan kembali ke Bandung dan bekerja di sana dan semenjak itu mereka kehilangan kontak.

Adel sendiri sudah berhenti bekerja sejak menikah, meskipun Daniel tak pernah menanyakannya ataupun meminta berhenti, namun Adel paham kewajiban seorang istri dan lagi pula pendapatan Daniel sudah sangat mencukupi kebutuhan mereka berdua.

****

Selesai mandi, Adel langsung menuju dapur untuk membuatkan sarapan. Setiap pagi Daniel selalu memintanya membuatkan susu coklat dengan roti isi. Daniel memang tak banyak menuntut atau berkomentar, memang benar-benar sangat pendiam.

"Mas di minum dulu," ucap Adel menaruh susu coklat dan roti isi di meja.

Daniel hanya mengangguk dengan padangan yang masih fokus pada laptopnya. Beberapa hari lalu setelah menikah ia memang sedang melakukan riset pada aplikasi barunya yang entah apa itu, Adel pun tidak mengetahuinya.

"Adel belanja ke pasar dulu, bahan-bahan sudah hampir habis," ucap Adel.

"Tunggu! Biar saya antar," ucapnya kemudian menutup laptop.

"Tapi, Mas masih sibuk?"

Tanpa menjawab ucapan Adel, ia langsung berdiri dan pergi ke kamar mengambil kunci mobil dan jaket. Adel tak mau banyak bertanya, lagipula sudah terbiasa Daniel bersikap demikian sejak mereka menikah.

Turun dari mobil, Daniel sudah berjalan lebih dulu sedangkan Adel hanya mengikutinya dari belakang. Rencananya belanja ke pasar di alihkan ke supermaket untung saja Adel sudah mandi.

Daniel mengambil trolley dan menyuruh Adel untuk memilih bahan-bahan apa saja yang akan ia beli. Adel sudah mencatat di kertas dan berjalan mencarinya di bantu Daniel yang mendorong trolley.

"Sudah semua?" tanya Daniel.

"Sudah, Mas."

Mereka pun pergi ke kasir untuk membayar, sambil berjalan ke kasir Adel melihat es krim, ia ingin saja membelinya tapi merasa tak enak dengan Daniel, ia pun memilih untuk mengantri.

Selesai berbelanja keduanya memilih langsung pulang. Tak ada percakapan apapun selama perjalanan. Adel juga memilih diam sambil bermain game di ponselnya.

"Yah kalah!" ucap Adel.

Ia pun tersenyum dan menatap ke arah Daniel yang masih fokus menyetir tanpa menengok ke arahnya.

"Mas, ada yang jual lontong sayur," ucap Adel menunjuk ke gerobak.

Daniel hanya diam tak menghiraukan, ia masih saja tetap fokus menyetir. Adel sedikit kecewa padahal ia sangat ingin memakan lontong sayur.

"Nanti beli di depan aja, di sana lebih enak," ucap Daniel yang melihat ekspresi Adel yang kecewa.

Adel tersenyum manis pada Daniel yang kini kembali serius menyetir. Yang ia tahu meskipun Daniel dingin tapi lelaki ini tak pernah benar-benar tega padanya.

****

Sesampainya di rumah, Adel mengambil piring dan membuka bungkus lontong yang sudah mereka beli.

"Nih Mas, di makan dulu,"

"Terimakasih," ucap Daniel yang kemudian kembali membuka laptopnya.

Adel duduk di sebelah Daniel sambil memakan lontongnya, ia memperhatikan apa yang di kerjakan suaminya itu sambil memakan suapan lontong ke mulutnya.

Ada rasa ingin bertanya, hanya saja ia takut menganggu Daniel dan membuat dia tidak suka jika ia banyak bertanya. Namun melihat yang di kerjakan Daniel ia sedikit tahu sedikit karena dulu Adel menempuh pendidikan SMK jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak).

"Pake c++ ?" tanya Adel.

Daniel hanya mengangguk seraya melanjutkan membuat coding, Adel terus memperhatikannya sambil melihat kepintaran lelaki itu dalam membuat coding.

"Dulu Adel pernah belajar c++ kelas 11, tapi nggak terlalu paham. Cuma bisa bikin coding perhitungan aja," ujar Adel sambil terus memakan lontongnya.

Daniel tak menggubrisnya, ia masih sibuk dengan bahasa pemograman itu, Adel tak mau menganggunya dan memilih melanjutkan makannya.

"Kamu biasa nulis coding di mana?" tanya Daniel tiba-tiba.

"Biasanya di notepad++, ada beberapa yang gagal juga, Adel kurang bisa kalau bikin coding,"

"Terus kenapa bisa lulus?"

"Waktu ujian komputer nggak pake coding kok," ucap Adel mengerucutkan bibirnya.

Daniel menengok ke arah Adel yang menunduk sambil memakan lontongnya. Melihat wajah cemberut Adel membuatnya sedikit tersenyum tanpa disadari Adel.

"Saya lagi bikin aplikasi buat perusahaan, dia minta dua minggu," ucap Daniel.

"Dua minggu memang bisa ke kejar?"

"Bisa, kalau saya nggak kerjain yang lain," jawabnya sambil melanjutkan makannya.

"Inget cerita mantan Adel, temennya katanya programmer juga," ucap Adel kemudian mengambil gelas di meja. "Tapi Adel gak tahu namanya," lanjut Adel.

Daniel hanya diam kemudian mematikan laptopnya dan menatap ke arah Adel dengan wajah seriusnya.

"Kamu punya mantan berapa?" tanya Daniel tiba-tiba.

"Hah?" tanya Adel terkejut.

Daniel menatap Adel dengan wajah datarnya kemudian beralih menatap ke arah lain.

"Adel baru sekali pacaran dan punya mantan satu," jawab Adel.

"Udah pernah ngapain aja sama mantan kamu?" tanya Daniel serius.

"Ngapain?" tanya Adel mengerutkan keningnya.

Adel menatap wajah dingin Daniel yang kini tengah serius menunggu jawabnya. Rasanya aneh tiba-tiba saja Daniel menanyakan tentang apa yang dilakukannya selama berpacaran?

Adel terdiam, ia mengingat kembali hubungannya dengan Bani. Setelah putus memang mereka tidak berkomunikasi sama sekali. Bani tampaknya marah dengan Adel yang memutuskannya, namun jika saja Bani berlaku sopan padanya dan tidak mengecewakannya mungkin saja hubungan mereka masih berlanjut.

"Lain kali kamu nggak perlu menyebutkan mantan kamu," ucap Daniel yang kemudian berdiri mengambil laptopnya dan berjalan ke kamar.

Adel termenung sambil menaruh piringnya, lontongnya belum habis namun nafsu makannya sudah hilang saat Daniel menanyakan hal demikian.

Bukan ia tak mau membahas tentang Bani, ia saja tak sengaja menyebutkannya saat bercerita dengan Daniel, hanya saja lelaki itu tampaknya tidak suka.

Adel mengambil piring bekas Daniel dan langsung mencucinya. Ia masih bingung dengan sikap Daniel yang tampak penasaran dengan apa yang ia lakukan saat pacaran dengan Bani.

***

Adel masih duduk di ruang televisi sambil memaikan game di ponselnya, ia sibuk dengan ponselnya dan Daniel sibuk dengan laptopnya. Tak ada perbincangan diantara keduanya, mereka sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Hari sudah hampir malam, Daniel juga masih sibuk di kamar. Ia memang di rumah hampir setiap hari, namun hampir setiap hari juga ia sibuk dengan laptopnya.

Sejenak terlintas di pikiran Adel, mengapa lelaki itu ingin menikah dan ingin menikahinya? Padahal mereka belum pernah berkenalan atau bertemu. Tetapi mengapa ia mau melamar Adel? Apakah Papah Adel sengaja menjodohkannya dengan Daniel? Tapi yang benar saja?

Adel memasuki kamar setelah mengunci semua pintu rumah, Daniel masih sibuk ia memilih untuk mencuci mukanya dan duduk di pinggir ranjang.

"Mas, masih belum selesai?" tanya Adel.

Daniel hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya, tampaknya ia memang masih belum selesai dengan program yang ia kerjakan.

Adel yang hendak tidur melihat Daniel yang mulai menggerakkan kepalanya merasa kasihan, tampaknya lelaki itu pegal seharian bekerja dengan laptopnya dan hanya berhenti untuk beristirahat sebentar saja.

"Mas, sudah malam. Lebih baik di lanjutkan besok saja, lagian nggak baik buat mata," ucap Adel lembut.

Daniel memandang Adel yang kini sedang duduk di pinggir ranjang. Sebenarnya ada rasa tak enak bersikap dingin dan cuek pada istrinya itu, hanya saja Daniel pun tak tahu bagaimana cara memperlakukan istrinya itu.

Daniel mematikan laptopnya dan memilih berjalan ke arah kasur, ia juga merasa mengantuk dan sedikit pusing karena seharian menatap laptopnya.

Daniel duduk sambil memijit kening dan alisnya, ia juga merasa punggungnya sangat berat. Baru saja Daniel ingin merebahkan badannya, Adel langsung duduk menahan punggungnya dengan kedua tangannya.

"Biar Adel pijat ya Mas, dari tadi seharian lihat laptop pasti pegal dan pusing," ucap Adel langsung memijat punggung Daniel tanpa menunggu persetujuannya.

"Nggak perlu, saya sudah biasa," tolaknya.

"Makanya karena sudah biasa itu nggak baik, lagian sekarang kan sudah menikah jadi nggak apa-apa Adel urut."

Daniel hanya diam tak menjawab atau pun menolaknya, pijatan dari Adel memang sangat terasa tampaknya tenaga gadis itu cukup besar. Daniel merasa makin mengantuk namun ia mencoba menahannya.

"Kalau mau sambil tidur nggak apa-apa," ucap Adel menggeser duduknya.

"Nggak perlu, sudah cukup," tolak Daniel.

"Ya sudah, Mas rebahin dulu aja badannya."

Daniel merebahkan badannya dan langsung memejamkan matanya tanpa menunggu Adel yang masih duduk.

Adel langsung menggambil tangan Daniel ke pangkuannya dan ia pun memijitnya dengan lembut. Daniel sempat terkejut dan kembali membuka matanya, namun Adel tak melihatnya, ia menatap tangan kekar Daniel sambil memijatnya dengan hati-hati.

Entah mengapa Daniel merasa tenang, badannya juga terasa ringan dari sebelumnya. Baru kali ini ia merasa badannya lebih baik dan kepalanya juga ringan, apakah begini rasanya memiliki istri yang pengertian?

Baru saja hampir terlelap, Daniel tiba-tiba saja berpikir, apakah Adel sering memijat seperti ini juga pada mantannya? Tapi tak mungkin jika ia melakukannya, kan?

Entah mengapa Daniel merasa sangat tak suka jika Adel mengingat atau menyebutkan dan membawa nama mantannya. Daniel tahu segala hal tentang Adel sebelum menikahinya, dan yang paling membuatnya tak suka adalah tentang Adel dan mantannya itu.

Baru saja berpikiran tentang Adel, tiba-tiba pijitan Adel tidak berasa. Ia membuka matanya dan menatap ke arah istrinya. Rupanya Adel sudah membaringkan badannya sambil memeluk tangan Daniel yang membuat Daniel terkejut tapi merasa senang.

°°°

Terima kasih yang sudah membaca kelanjutannya..

Jangan lupa kasih bintang dan komentarnya yaa

^_^

Terpopuler

Comments

aLuraSenja

aLuraSenja

ahhhh kereennyaa

2023-04-03

0

Widia Widia

Widia Widia

lanjut Thor cerita y keren

2020-06-28

3

Putri Ayu Ardianaa

Putri Ayu Ardianaa

lanjut thor,, ceritanya bagus😊

2020-06-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!