Malam ini tepat empat puluh hari aku ditinggal bapak, namun rasa sedih masih mengglayutiku.
Aku ingat malam dimana bapak meninggal, entah kenapa aku merasa janggal dan orang yang ingin aku tanyai yaitu paklek Agus juga meninggal keesokan harinya.
Aku merasa kematian bapak dan paklek Agus itu tidak wajar. Ada sesuatu yang tidak aku mengerti.
*****
Entah kenapa tiba-tiba mata ini terasa sangat berat, padahal tadinya aku merasa belum mengantuk sekali. Aku pun berangsur terlelap tidur.
Aku tidak tahu sudah tidur berapa lama. Saat terbangun , aku sudah berada diruang pribadi bapak, tempat bapak meninggal. Aneh, kapan aku pulang dan siapa yang mengantarku.
Belum juga rasa penasaranku hilang tiba-tiba dari pojokan ruangan itu seseorang memanggilku.
"Nduk, mrene. Aku ibumu," panggil suara wanita itu lembut.
Aku pun memperhatikannya dan aku bisa melihat wanita itu. Tampak rambutnya hitam panjang dan dia memakai kemben warna hitam dengan selendang warna merah yang ia sampirkan di bahunya.
Wajah itu begitu cantik tapi itu bukanlah wajah ibuku.
Aku tahu wajah ibuku dari foto yang bapak tunjukan padaku sedari kecil.
"Njenengan sanes ibuku," balasku dingin.
[Anda bukan ibuku]
Entah kenapa setelah aku mengatakan itu, dia terlihat marah. Wajahnya yang tadinya terlihat sangat cantik berubah mengerikan.
Matanya melotot dengan lidah yang menjulur panjang kebawah. Dia pun menghampiriku dengan perlahan .
Alangkah kagetnya aku saat melihat ternyata separuh badan wanita itu berbentuk ular.
Aku ingin menjerit meminta tolong dan berlari, tapi kakiku terasa mati rasa. Aku hanya terpaku ditempat.
Wanita itu semakin dekat, wajahnya begitu mengerikan. Sekarang sebagian wajahnya dipenuhi sisik. Bola matanya putih semua. Saat tangannya akan merengkuh tubuhku tiba-tiba dia terpental dan menjauhiku.
"Koe anakku, koe kudu melu aku!" ucapnya dengan suara menggelegar yang membuatku amat sangat ketakutan. Setelah mengatakan itu dia pun menghilang.
[Kamu anakku, kamu harus ikut aku!]
Aku pun terbangun dari tidur dangan nafas terengah dan keringat bercucuran. Ini semua hanya mimpi tapi terasa begitu nyata.
Rasa takut ini juga terasa nyata.
Saat aku lihat jam dinding yang berada di kamarku ternyata baru jam dua belas.
Aku merasa sangat lelah dan sangat haus. Jadi aku pun turun kebawah menuju dapur untuk mengambil minum.
Saat akan mengambil minum, aku melihat om Bagas sedang menonton TV diruang keluarga. dengan langkah hati-hati, aku pun menghampirinya.
"Belum tidur Om?" tanyaku pada om Bagas.
"Belum ngantuk, Langen," jawab om Bagas ramah. "Kamu juga belum tidur?"
"Sudah tapi mimpi buruk, Om," jawabku
"Mimpi hanya bunga tidur, jangan terlalu dipikirkan ya."
"Iya Om," balasku singkat.
Lalu aku teringat lagi dengan mimpi barusan. Seseorang yang mengaku sebagai ibuku. Aku tahu itu hanya mimpi tapi aku benar-benar penasaran. Lalu aku bertanya apa om Bagas tentang ibu.
"Om Bagas punya foto ibu?" tanyaku hati-hati.
"Punya, memangnya kenapa? Kamu nggak bawa foto ibumu?"
"Iya Om, aku lupa membawanya," jawabku berbohong. "Boleh aku liat foto Ibu?"
"Boleh, sebentar ya . Om ambil dulu dikamar"
Aku menunggu om Bagas dan duduk di sofa dengan canggung. Selang beberapa menit om Bagas menghampiriku lagi.
"Ini foto Ibumu," ucapnya seraya mengangsurkan sebuah foto yang terlihat lusuh padaku.
Aku pun menerimanya dan melihat foto ibuku, wajahnya sama persis dengan foto yang bapak berikan padaku.
Lalu siapa wanita setengah ular yang tadi ada di mimpiku? Apa benar mimpi itu hanyalah bunga tidur seperti yang dikatakan om Bagas?
Tapi kenapa mimpi itu terasa begitu nyata?
Sudahlah kepalaku pusing memikirkan itu semua. Aku pun mengembalikan foto itu pada om Bagas dan bergegas kembali ke kamar.
****
Aku ingin tidur lagi. Badanku benar-benar lelah seakan semua energiku terkuras habis. Padahal aku tidak habis melakukan kegiatan apa-apa.
Apakah ini masih terkait dengan mimpiku tadi? Ya sudahlah, aku akan memikirkannya nanti. Aku pun menyanyi tembang jawa penghantar tidurku. Lalu aku pun tertidur lelap.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Romi Froza
thoooor....bahasa jawa nya sediain transletannya dooong, kan ga lucu lagi asik baca malah nyari kamus duluuu
2020-09-30
2