Kisah Adit

Aku mencoba tidak menghiraukan sosok wanita bergaun biru itu meskipun dia terus-terusan mengikutiku.

Memangnya apa yang dia harapkan dari mengikutiku. Bukanya dia punya urusannya dengan laki-laki yang tadi pagi hampir menabraku?

Sangat menyebalkan terus-terusan diikuti seperti ini, andai saja aku tidak punya kelebihan bisa melihat mereka pasti aku akan bodo amat walaupun mereka mengikutiku seperti ini.

******

Saat sedang berada di perpustakaan untuk mencari buku yang aku butuhkan guna mengerjakan tugas, mataku tidak sengaja melihat laki-laki yang tadi pagi hampir menabraku dan aku melihat sosok wanita itu sudah kembali berada di belakangnya. Ternyata laki-laki itu juga berkuliah di kampus ini.

Aku pun menghampirinya yang tengah serius membaca, aku harus memperingatkannya karena sosok hantu wanita itu bisa saja mencelakainya.

Tanpa basa-basi aku pun langsung berbicara padanya.

"Lebih baik kamu sekarang lebih hati-hati. Karena ada sosok wanita bergaun biru yang selalu mengikuti kamu kemanapun," ucapku dingin.

"Maksudnya?" tanyanya bingung

Aku tidak berniat menjawabnya dan berbalik meninggalkan laki-laki yang tampak kebingungan itu.

"Eh tunggu, apa maksudnya kamu barusan?" tanyanya lagi saat aku sudah berada di luar perpustakaan.

Dia bahkan mencekal tanganku yang otomatis langsung aku sentakan. Jantungku terasa berdebar-debar seperti saat aku melihat para lelembut.Karena aku masih bergeming, laki-laki dihadapan ku itu terus saja menatapku dan itu membuatku sangat jengah.

"Namanya Mayang, katanya," ungkapku lirih.

"Mayang? Hahaha kamu sedang mengerjai aku?" balas laki-laki itu sambil tertawa.

"Ada yang lucu?"

"Aku tidak tahu kamu siapa, mungkin kamu saudara Mayang yang sedang berusaha mengerjai aku. Mayang sudah meninggal tiga tahun lalu. Tolong kamu atau siapa pun yang berusaha untuk mengangguku dan mengatasnamakan Mayang lebih baik berhenti!" ucapnya tajam.

"Jadi kamu sudah sering diganggu? Asal kamu tau saja. Yang mengganggumu itu memang hantu Mayang bukan orang yang berniat ngerjain kamu," ujarku sambil beranjak pergi.

Rasanya tidak penting lagi mengurusi urusan orang lain . Lagi pula laki-laki ini terlihat sangat pongah, orang seperti dia paling tidak akan percaya dengan keberadaan bangsa lelembut.

"Tunggu!!'

Laki-laki itu kembali mencekal tanganku dan aku tidak segan-segan lagi memlototinya.

"Sorry bukannya aku mau kurang ajar. Tapi apa kita bisa ngobrol sebentar ?" tanyanya dengan wajah yang terlihat gelisah.

*****

Aku dan laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk mengobrol di taman belakang kampus. Suasana taman saat ini tidak terlalu ramai.

"Sebelumnya kenalin dulu, namaku Adit," ujarnya sembari menjulurkan tangannya padaku.

"Namaku Marlangen," balasku sambil menerima uluran tangannya.

"Nama yang unik," gumamnya dengan tersenyum "Aku mau tanya, dari mana kamu tahu tentang Mayang?" tanya Adit.

"Aku melihatnya berdiri dibelakangmu sepanjang waktu," jawabku

"Kamu bisa melihat hantu?"

"Iya"

Aku tahu, aku bukanlah lawan bicara yang menyenangkan. Aku jarang bicara dan saat diajak bicara pun aku akan mencari jawaban yang paling singkat. Mungkin itu sebabnya aku susah bergaul dan tidak mempunyai teman.

"Sekarang Mayang ada dibelakangku?" tanya Adit dengan muka tidak enak.

Aku hanya menganggukan kepalaku.

Lalu Adit mulai bercerita tentang Mayang, sosok wanita bergaun biru yang selalu ada dibelakangnya.

"Mayang dulu adalah pacarku, kami berpacaran saat duduk di kelas tiga SMA. Hubungan kami awalnya baik-baik saja sampai suatu ketika l, papahnya melarang Mayang berhubungan denganku. Karena dulu aku seorang pecandu minuman. Sebenarnya aku sudah mau sedikit-sedikit meninggalkan kebiasanku itu demi Mayang. Tapi tiba-tiba papahnya mayang nyamperin aku, aku dimaki habis-habisan didepan umum. Beliau mengancam akan memindahkan mayang ke luar negri jika aku nggak memutuskan hubungan dengan Mayang," ungkap Adit dengan suara berat.

"Lalu kenapa Mayang bisa meninggal?" tanyaku hati-hati.

"Aku tidak mau berpisah jauh dari Mayang, kalau aku terus melanjutkan hubungan dengannya pasti papahnya akan membawa Mayang keluar negri. Karena aku tahu Mayang tidak akan mau memutuskan hubungan ini tanpa alasan . Jadi aku meminta bantuan teman cewekku untuk pura-pura menjalin hubungan denganku agar Mayang mengira aku sudah selingkuh. Aku ingat hari itu adalah hari ulang tahunnya, aku dan Mayang sudah janjian di sebuah taman. Dia memakai gaun biru yang membuatnya terlihat sangat cantik"

Meskipun Adit bercerita dengan mata yang tidak tertuju padaku tapi aku merasa dia sedih sekali. Saat aku melihat kebelakangnya, aku juga melihat Mayang meneteskan darah dari matanya.

"Disitu aku memberi kejutan dengan menghadirkan teman cewekku yang mau pura-pura menjadi selingkuhanku. Aku ucapkan kata-kata jahat pada Mayang agar dia memutuskan hubungan ini. Mayang menangis dan menamparku , meneriakiku dan bersumpah untuk terus menggangguku. Awalnya aku tidak paham maksud kata-katanya. Sampai keesokan harinya aku menerima kabar dari saudara Mayang yang juga teman sekolahku. Dia mengabarkan jika Mayang gantung diri dikamarnya dan baru ditemukan pagi hari oleh mamahmya." Cerita Adit dengan air muka sedih.

"Dia ada dibelakangmu dan sedang menangis," ucapku pada Adit yang langsung berpaling ke belakang.

Sesaat Adit hanya mematung, aku tahu dia tidak bisa melihat sosok Mayang. Tapi dalam penglihatanku sekarang Adit sedang berhadapan dengan Mayang.

"Maafin aku, May. Maaf karena kebodohanku kamu harus menderita. Maaf karena keegoisanku kamu harus pergi dengan cara yang menyakitkan," ujar Adit dengan suara parau.

Sosok Mayang berusaha merengkuh Adit namun berkali-kali dia lakukan tetap saja tangan itu menembus tubuh Adit.

"Bilang padanya, aku sudah memaafkannya dan katakan juga padanya. Aku tidak akan mengganggunya lagi." Kata Mayang dengan sorot mata sedih dan langsung menghilang entah kemana.

Aku.pun memberikan pesan Mayang pada Adit.Aku bisa melihat Adit sangat sedih sekaligus lega.

"Aku tahu dia memang selalu berada disekitarku, aku merasakannya. Bagaimana mungkin aku tidak merasakan kehadiaran orang yang aku cintai," ucap Adit dengan wajah sendu.

"Tapi kamu tadi sempat tidak percaya?" tanyaku tidak mengerti.

"Itu karena dia selalu berusaha melukaiku seperti tadi pagi saat aku tidak sengaja akan menabrakmu. Jadi aku mencoba berpikir itu pasti bukan Mayang yang aku cintai."

"Dia salah paham padamu sampai mati, jadi dia mati dengan memendam dendam. Tapi saat tadi kamu menjelaskan semuanya. Aku merasakan energi negatif Mayang berangsur berkurang" ujarku menjelaskan.

"Apakah dia sudah benar-benar memaafkanku?" tanya Adit sambil memandangku serius.

"Pasti sudah tapi dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena mamilih jalan yang salah untuk mengakhiri hidup," jawabku prihatin.

"Mayangku yang malang," ucap Adit dengan nada serak.

*****

Beberapa saat setelah Adit menenangkan dirinya sendiri. Adit mengucapkan terimakasih padaku , aku pun pamit untuk pulang. Awalnya Adit menawari untuk mengantarku pulang. Tapi aku menolak halus dan berbalik meninggalkan Adit.

Dari kejauhan saat aku sedang berjalan pulang, aku melihatnya lagi. Sosok wanita setengah ular yang hadir dalam mimpiku. Tapi yang aku lihat sekarang wanita itu bertubuh seperti manusia yang mempunyai kaki. Aku pun berinat menghampirinya tapi saat aku hampir menjangkaunya dia sudah menghilang.

Sebenarnya siapakah dia?

****

Terpopuler

Comments

Lik Tri Lik No

Lik Tri Lik No

mantaaaap

2020-10-03

1

Dhewie Puspita

Dhewie Puspita

baru kali ini baca yg tata bahasanya rapi, no thypo, tanda baca ok...imajinasi mantab

2020-10-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!