Sorenya, tiba waktunya mandi. Rangga pun kembali terlihat gelisah. Dia berharap Mawar sudah tidak marah lagi dan mau menemuinya untuk mengantarkannya pergi mandi. Namun lagi-lagi bi Odah yang datang ke kamarnya. Membuatnya terlihat sangat kecewa dan sedih.
"Mawar sangat marah ya bi, dengan sikap Rangga?" tanya Rangga pada bi Odah, karena dia penasaran dengan keadaan Mawar.
"Sepertinya begitu den," jawab bi Odah sambil membawa Rangga ke kamar mandi.
Rangga terlihat semakin gelisah, dia hanya bisa menunggu sampai nanti malam. Kalau Mawar tetap tidak mau menemuinya, berarti Mawar benar-benar sudah yakin dengan keputusannya, untuk memilih menikah dengan Juragan, ketimbang bekerja merawatnya. Dan Rangga hanya bisa pasrah, meski hatinya tidak bisa menerimanya.
Pak Wiryo dan Bu Wiryo baru saja pulang dari kantor, mereka melihat Fery sedang belajar diruang tengah, dengan ditemani oleh Mawar. Sudah lama mereka tidak melihat Fery rajin belajar seperti itu. Semenjak kakaknya berubah, Fery pun lebih sering mengurung diri di kamar, dan selalu terlihat murung.
Tapi hari ini, mereka melihat lagi tawa lepas Fery yang sudah lama hilang, Fery terlihat sangat bahagia saat bersama Mawar. Membuat pak Wiryo dan Bu Wiryo terharu dan tersenyum bahagia.
Mereka merasa, kalau kehadiran Mawar telah merubah suasana dalam keluarganya, dan mereka berdua sangat bersyukur dengan itu semua.
"Assalamualaikum,"ucap pak Wiryo dan Bu Wiryo pada Fery dan Mawar
"Wa'allaikumsallam," jawab Fery dan Mawar.
"Papa, mama sudah pulang?"
"Iya sayang, kamu gak tau pasti karena sudah keseruan belajar sama kak Mawar, iya kan?" jawab Bu Wiryo.
"Iya pa, ma. Kak Mawar emang seru orangnya, pintar lagi. Jadi semangat belajar sama kak Mawar,"
"Ya sudah, kalian teruskan belajarnya. papa sama Mama ke kamar dulu," ucap pak Wiryo.
Waktu makan malam pun tiba, dan ini yang terakhir Rangga berharap pada Mawar. Kalau Mawar tetap tidak mau ke kamarnya, berarti dia benar-benar akan kehilangan Mawar selamanya. Karena itu berarti Mawar sudah mantap memilih menikah dengan sang juragan.
Rangga menunggu menu makan malam diantar ke kamarnya dengan sangat gelisah dan dengan jantung yang berdebar. Sudah jelas bukan makanannya yang dia tunggu, melain kedatangan Mawar yang mengantar makanan.
Namun harapan Rangga benar-benar sirna, karena tetap saja bi Odah yang mengantarkan makanan ke kamarnya. Karena waktunya tidur, sudah pasti mamanya yang akan membaringkannya di ranjang. Karena memang seperti itu peraturannya selama ini.
Bi Odah meletakkan makanan di atas meja, dia melihat Rangga termenung menghadap ke arah jendela. Terlihat jelas raut wajahnya yang sangat sedih, tapi bi Odah tidak berani menyapanya. Dia hanya mengatakan pada Rangga, kalau makan malamnya sudah siap, dan langsung bergegas keluar.
Bi Odah langsung masuk ke kamarnya, dia berusaha membujuk Mawar agar memikirkan kembali keputusannya untuk pulang kampung, besok pagi.
"Mawar, kamu benar sudah yakin dengan keputusanmu. Kalau menurut bibi tetaplah bekerja di sini. Karena bibi yakin, kalau den Rangga sungguh-sungguh dengan ucapannya. Sepertinya dia tidak ingin kamu pergi Mawar. Bibi yakin den Rangga pasti akan berubah, jadi cobalah kamu pikirkan lagi matang-matang keputusanmu. Bibi tidak mau kamu menyesal nantinya,"
"Iya bi, Mawar akan coba pikirkan sekali lagi,"
"Ya sudah, bibi keluar dulu ya. Bibi mau beresin bekas makan malam Bapak dan ibu,"
Mawar membaringkan tubuhnya di atas kasur, dia berusaha lagi mempertimbangkan keputusannya. Dan dia berusaha menjernihkan pikirannya, agar dia tidak sampai salah langkah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
Ciee, nungguin mawar ya, 🤗🤗
2023-05-22
1
рaᷱyͥmͩeꙷnͣᴛ⁰³🇮🇩
pengen ngetawain Rangga, tapi juga kasihan ya, Nyebelin banget sikapnya itu.
2023-05-22
2
terserah mawar,fikir dengan tenang,moga kmu dapat jawapan yg tepat mawar,semangat
2023-05-10
3