Malamnya, Mawar berdiam diri di dalam kamar. Dia sengaja tidak keluar kamar untuk memberi kesempatan kepada kedua orang tuanya berdiskusi masalah keluarga mereka saat ini. Mawar berbaring di kamarnya, dia pun sedang memutar otaknya berusaha mencari cara bagaimana cara menyicil hutang keluarganya.
Terdengar suara Alfi mengucapkan salam, dia baru saja pulang dari mengaji di mushola dekat rumahnya.
"Assalamualaikum,"
"wa'allaikumsallam," sahut pak Arifin dan Bu Siti yang sedang ngobrol di ruang tamu.
Alfi lalu mencium tangan kedua orang tuanya dan langsung menuju ke kamar. Rumah Mawar hanya mempunyai dua kamar, sehingga Mawar terpaksa tidur sekamar dengan adiknya yang tidurnya membuat Mawar hampir selalu terjatuh dari ranjang, karena posisi tidur Alfi yang berkuasa.
Melihat kakaknya bersantai di kamar, membuat Alfi merasa punya kesempatan untuk merayu kakaknya agar dibelikan mobil remote seperti punya teman-temannya. Karena cuma dia sendiri yang belum mempunyai mobil remote, sementara hampir semua temannya sudah memiliki, karena di desanya memang sedang ramai-ramainya anak-anak membeli mainan mobil remote.
"Kak Mawar capek ya, mau aku pijitin," ucap Alfi mulai merayu kakaknya.
"Gak usah, udahlah... langsung aja, kamu mau apa?" tanya Mawar yang sudah paham maksud adiknya.
Alfi kemudian ikut berbaring didekat Mawar. Sambil memasang wajah melasnya, dia mulai bicara.
"Kak Mawar, Alfi pengen mobil remote kayak punya teman-teman, Alfi malu karena cuma Alfi yang belum punya. Alfi juga sedih karena cuma bisa liatin teman-teman main mobil remote mereka. Kata Rio gak mahal kok kak, katanya cuma seratus dua puluh ribu,"
Mawar menghela nafas panjang, sebenarnya dia juga kasihan melihat adiknya seperti itu. Tapi untuk saat ini, uang seratus dua puluh ribu itu sangatlah banyak. Karena saat ini hanya dia sendiri yang mencari nafkah, itupun hanya cukup buat makan sealakadarnya.
"Sabar ya sayang, nanti kalau kak Mawar punya uang pasti kak Mawar beliin. Tapi untuk saat ini kak Mawar belum bisa beliin, Alfi tau sendiri kan bagaimana keadaan kita sekarang. Kak Mawar mau tanya, Alfi sayang kan sama Bapak dan ibu?"
"Sayang kak,"
"Kalau Alfi sayang, Alfi sabar dulu ya. Dan jangan pernah sekali-kali meminta mobil remote sama mereka. Biar nanti kak Mawar yang beliin kalau kak Mawar dah punya uang,"
"Iya kak," jawab Alfi yang mengerti maksud kakaknya, agar dia tidak menambah beban kedua orang tua mereka.
Tapi tetap saja Alfi hanyalah anak-anak yang tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.
"Coba aja kak Mawar biarin Alfi terima uang dari kakak-kakak cowok yang kasih uang ke Alfi, pasti sekarang Alfi dah jadi orang yang kaya mainan,"
Mawar gadis tercantik di desa itu, sudah banyak pemuda yang menyatakan cinta padanya. Namun tidak ada satupun yang berhasil mendapatkan cinta mawar. Berbagai upaya pun mereka lakukan untuk mendapat perhatian mawar. Salah satunya dengan mendekati adiknya, memberi uang jajan pada adiknya Alfi, untuk sekedar mencari perhatian mawar.
Namun Alfi selalu menolak pemberian mereka karena mawar melarangnya.
"Kan kak Mawar sudah pernah bilang, jangan menerima uang pemberian orang cuma-cuma, kalau kita pengen uang ya harus kerja. Karena mengharap pemberian orang itu hanya akan membuat kita menjadi seorang pemalas,"
"Tapi kan itu rezeki kak," Aldi berusaha memprotes kakaknya.
"Rezeki itu datang dari mana saja, selama kita mau berusaha. Bukan cuma menunggu pemberian orang. Kita juga tidak tau apakah orang itu tulus membantu kita apa tidak," Mawar coba menjelaskan dengan tegas pada adiknya. Agar adiknya jangan sampai mempunyai sifat malas yang hanya mengharap belas kasihan orang.
Alfi terdiam, dia mencoba memahami perkataan kakaknya. Lalu dengan polosnya dia menjawab.
"Memang benar kak, kakak-kakak cowok kasih uang Alfi pasti karena mereka suka sama kak Mawar karena kak Mawar cantik. Kalau kak Mawar jelek, mereka pasti gak akan mau kasih uang Alfi,"
"Nah, itu Alfi tau," Jawab mawar cetus.
Alfi tidak membahas lagi soal itu, dia bergegas mengambil buku pelajaran dan mulai belajar, dengan ditemani kakaknya. Karena kalau ada soal yang tidak dia mengerti, dia bisa langsung bertanya pada kakaknya. Mawar dulu termasuk murid yang cerdas, namun setelah lulus SMA nasib baik belum berpihak padanya. Jangankan untuk lanjut sekolah, dia justru langsung sibuk membantu mencari nafkah keluarga, dengan membuka les privat anak-anak sekitar rumahnya. Tapi selama Bapaknya sakit, dia berhenti mengajar, dan beralih bekerja di kebun juragan Dahlan. Karena uang mengajarnya tidak seberapa bila dibandingkan bekerja di kebun juragan Dahlan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
Alfi ada ada saja kamu
2023-10-16
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
memang saat ini ujian untuk keluarga mawar masih blm teratasi semoga ada rejeki setelah ini
2023-05-22
2
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
jangan berpikiran begitu dek, anggap aja itu rezeki kamu, perantara karena wajah kakak kamu itu 🤭
2023-05-22
1