Pak Arifin dan istrinya sedang duduk di ruang tamu. Mawar belum pulang kerja, dan adiknya pun masih keluyuran. Kedua pasangan suami istri ini membahas lagi masalah hutang keluarga mereka. Mereka sengaja membahasnya saat tidak ada kedua anaknya, supaya anak-anaknya tidak ikut terbebani dengan masalah mereka.
"Jadi bapak sudah yakin, akan menjual rumah dan pekarangan kita?" tanya Bu Siti pada suaminya.
"Bapak sudah yakin Bu, karena dengan menjual rumah dan pekarangan, kita bisa melunasi semua hutang kita pada juragan. Ibu tidak keberatan kan kalau sementara kita tinggal dengan orang tua dulu,"
"Terserah Bapak bagaimana baiknya. Ibu ikut saja, ibu juga tidak keberatan tinggal dengan mertua.
"Tapi kita katakan ini dulu pada mawar, agar dia tidak kaget kalau harus tinggal di rumah kakek dan neneknya. Kalau Bapak sudah mengatakan ini pada bapak dan ibu, dan mereka tidak keberatan,"
Keduanya lalu sama-sama terdiam, sebenarnya ini keputusan yang sangat berat. Karena hanya rumah dan pekarangan ini yang mereka punya. Dan itu juga hasil dari jerih payah mereka selama mengarungi rumah tangga bersama. Karena pada awal menikah, mereka tidak punya apa-apa dan hanya menumpang tinggal dengan orang tua.
Jadi wajar saja kalau mereka sebenarnya sedih, harus kembali menumpang dengan orang tua, ditambah sekarang mereka mempunyai dua orang anak. Dan pak Arifin juga yang belum bisa bekerja. Tentunya mereka harus benar-benar kuat mental untuk tinggal dengan orang tua.
Namun disisi lain, mereka juga tidak akan pernah rela kalau harus melihat anak perempuan satu-satunya menikah dengan juragan Dahlan. Benar-benar dua pilihan yang sangat berat. Tapi kasih sayang orang tua pada anak, tidak akan bisa diukur dan ditawar. Dan sudah jelas mereka lebih memilih kebahagiaan anak ketimbang harta benda. Karena rumah dan tanah bisa dibeli, tapi tidak dengan kebahagiaan mawar.
Malamnya, Pak Arifin berniat menyampaikan kepada mawar, apa yang sudah menjadi keputusan dia dan istrinya tadi siang. Pak Arifin mengajak mawar dan istrinya duduk di ruang tamu. dan memulai pembicaraannya.
"Mawar, duduklah sini nak," ucap pak Arifin.
"Ada apa pak?" jawab Mawar sambil duduk didekat Ayahnya.
"Bapak sama ibu mu sudah memutuskan untuk menjual rumah dan pekarangan untuk melunasi hutang pada juragan Dahlan. Dan kita semua sementara akan tinggal di rumah kakek mu,"
Mawar sangat terkejut dengan keputusan kedua orang tuanya itu. Mawar bukan anak kecil lagi, yang hanya bisa pasrah dan berdiam diri melihat kesusahan orang tuanya. Bagi Mawar, tidaklah mudah menerima keputusan orang tuanya. Apalagi ini menyangkut masa depan keluarganya.
"Gak bisa gitu dong pak, rumah dan pekarangan ini satu-satunya harta yang kita punya pak. Dan ini juga hasil jerih payah kalian. Apalagi kita sekeluarga harus menumpang di rumah kakek. Mawar tidak mau pak, Bapak sendiri kan yang mengajarkan Mawar untuk tidak meminta belas kasihan dari orang. Bapak juga yang mengajari mawar, agar mawar menjadi orang yang kuat dan tidak mudah menyerah. Pokoknya Mawar tidak setuju dengan keputusan bapak dan ibu. Mawar tidak mau kalau harus menjual rumah dan pekarangan,"
"Tapi kita tidak punya cara lain nak. Dan Kami tidak akan rela kamu menikah dengan juragan," timbal sang ibu.
"Tapi kan juragan memberi waktu satu bulan, jadi apa salahnya kalau kita coba berusaha dulu cari jalan lain. Dan kalau tetap tidak ada cara lain, Mawar bersedia menikah dengan Juragan. Karena Mawar lebih gak rela melihat kalian menderita, kasihan Alfi pak, Bu,"
Semuanya terdiam, masing-masing mencoba menenangkan pikiran mereka. Karena mereka tidak mau pembicaraan mereka justru memperkeruh keadaan.
Tiba-tiba saja handphone Mawar berbunyi. Handphone murahan yang dia beli dari hasil mengajar yang dia kumpulkan selama satu tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
siapa yg menghungi
2023-10-17
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
semoga ada jalan keluar untuk keluarga ini mengatasi kesulitan hidup
2023-05-22
2
Aduh part awal jadi inget orangtua. Nggak pernah ngebebanin hutang ke anak. Sampe sekarang aku aja nggak pernah tau ayah pernah hutang apa nggak. Eh malah aku hutang mulu sama axis 🤣
2023-05-22
0