Mawar meletakkan sepedanya di teras rumah, dengan menyenderkan nya di salah satu tiang rumahnya. Karena sepeda itu sudah tidak ada lagi standarnya. Dan hanya itulah satu-satunya kendaraan yang dia punya. Namun meski hidup serba kekurangan, keluarga ini selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan Tuhan pada mereka, dan itulah yang membuat keluarga ini selalu rukun dan bahagia.
Namun saat ini Tuhan sedang memberikan ujian pada mereka dengan hutang besar yang ditanggung keluarga ini. Yang membuat mereka semakin menderita.
Mawar lalu mencium tangan kedua orang tuanya, dilihatnya ibunya sedang menangis. Dia tau, kalau itu pastilah ulah juragan Dahlan, karena dia sempat berpapasan dengan juragan di jalan tadi. Dan dia yakin kalau juragan Dahlan pasti baru mendatangi rumahnya.
"Ibu kenapa menangis, pasti karena juragan Dahlan ya. Dia kesini pasti mau menagih hutang. Sudahlah Bu, ibu jangan menangis, kita cari jalan keluarnya sama-sama ya," ucap mawar mencoba menenangkan ibunya.
"Tapi juragan Dahlan keterlaluan Mawar, dia akan menjadikanmu istri ke empat nya kalau kita tidak bisa membayar hutang kita," jelas Bu Siti yang masih tetap berlinang air mata.
Mawar seketika terperangah mendengar perkataan ibu nya. Dia tidak menyangka kalau juragan punya pikiran selicik itu. Sungguh bayaran yang sangat tidak sesuai dengan jumlah hutang mereka, dan putusan juragan sudah jelas merugikan pihak pak Arifin, terutama Mawar. Mana mungkin dia mau menikah dengan kakek-kakek yang sudah bau tanah dan beristri tiga itu. Mendengarnya saja Mawar sudah merasa jijik.
"Apa! jadi istri Juragan!" Mawar seketika terdiam, pikirannya benar-benar kacau. Di satu sisi, mereka tidak tau bagaimana cara membayar hutang mereka, dan disisi lain dia juga tidak mungkin menikah dengan Juragan.
Sementara pak Arifin yang sedari tadi terdiam, mulai angkat bicara. Dia sudah tidak sanggup lagi melihat istri dan anaknya harus ikut menanggung beban rumah tangganya, yang seharusnya itu menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang kepala rumah tangga. Namun dengan keadaannya yang seperti sekarang ini, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.
"Mawar, sampai mati pun Bapak tidak akan membiarkanmu dijadikan istri Juragan. Bapak tidak akan rela Mawar," ucap pak Arifin tegas.
"Tapi kita tidak punya pilihan pak," jawab Mawar yang juga mulai ikut menangis.
"Sudahlah Mawar, sekarang lebih baik kamu mandi dulu, makan, sudah itu istirahatlah. Kamu pasti masih lelah pulang dari kerja. Kamu tidak usah memikirkan soal Juragan, biar nanti bapak dan ibu yang mencari solusinya," ucap pak Arifin yang tidak tega melihat putrinya menangis.
Mawar pun menuruti perintah Bapaknya, dia mengusap air matanya, lalu melangkah memasuki rumahnya.
Sementara itu, terlihat adik Mawar yang juga baru pulang dari main bersama teman-temanya, dengan layang-layang di tangannya. Dengan pakaiannya yang sangat kotor, badannya yang dekil, dan wajahnya yang terlihat hitam gosong karena terkena paparan sinar matahari. Dan dia hanya berjalan kaki keluyuran dengan teman-temannya, karena sepeda satu-satunya dibawa kakaknya bekerja.
Diusianya yang masih duduk di kelas tiga SD, tidak ada yang dia pikirkan di otaknya, selain sekolah, mengaji dan bermain. Alfi anak yang baik, dia juga selalu menuruti perintah orang tuanya, sama seperti kakaknya Mawar. Meski pak Arifin orang miskin, namun dia mampu mendidik anak-anaknya dengan baik. Sehingga anak-anaknya pun tumbuh menjadi anak yang baik dan bertanggung jawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
cari jalan keluarnya jangan sampai mawar menikah dengan juragan itu
2023-10-13
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
bayar hutang pakai badan anak?
2023-06-05
2
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
orang tua mana yang rela anak gadisnya dijadikan tebusan untuk melunasi hutang. apalagi sampai dinikahin ama bapak2 tua jadi istri keempat pula
2023-05-22
1