PART 10

Rangga hanya terdiam mendengar ucapan Mawar, sesungguhnya dia ingin marah, karena Mawar sudah berani bicara panjang lebar di depannya. Namun karena dia memang sangat membutuhkan Mawar untuk berdiri, jadi dia memilih diam.

Dan terlihat Mawar yang kesusahan mengangkat tubuh Rangga. Tapi itu wajar, karena Mawar seorang perempuan. Tapi tetap saja Mawar yang tidak suka dengan sikap Rangga, menggerutu yang membuat Rangga marah.

"Huh, den Rangga ternyata berat juga ya. Pasti ini karena kebanyakan dosa, karena terlalu sering marah-marah pada semua orang,"

Rangga tidak menyangka kalau Mawar berani bicara seperti itu di depannya. Yang membuatnya benar-benar naik darah.

"Kamu...berani sekali kamu bicara seperti itu, keluar kamu! keluar!" bentak Rangga pada Mawar. Yang membuat Mawar ketakutan dan bergegas keluar kamar. Sementara Rangga yang sudah duduk kembali di kursi rodanya pun mengamuk. Dia marah dengan ucapan Mawar yang menurutnya terlalu lancang. seperti biasa, dia akan melempar apapun barang yang bisa dia lempar di kamarnya.

Mawar melangkah ingin menemui bi Odah, namun langkahnya terhenti saat mendengar sapaan ramah dari seorang perempuan yang baru saja masuk rumah.

"Kamu Art dari kampung bi Odah kan?" sapa perempuan itu yang tidak lain adalah Bu Wiryo, yang baru saja pulang dari kantor dengan suaminya.

"Iya Bu," jawab Mawar malu-malu.

"Ayo sini, kita ngobrol dulu ya," ajak Bu Wiryo dengan ramah.

"Mama ngobrol saja, papa mau ke kamar dulu,"

"Iya pa,"

"Saya tinggal dulu ya," ucap pak Wiryo pada Mawar.

"Iya pak," jawab Mawar.

Bu Wiryo pun mulai mengajak ngobrol Mawar, Mawar menceritakan asal usulnya, sementara Bu Wiryo menceritakan inti masalahnya sampai dia menyuruh bi Odah mencarikan Art dari kampung bi Odah.

"Jadi ibu mohon, bertahanlah bekerja disini ya. Karena ibu tidak tau lagi bagaimana caranya mencari Art yang mau betah bekerja disini. Ibu benar-benar kasihan melihat Rangga seperti itu," ucap Bu Wiryo sambil meneteskan air mata.

Mawar pun yang merasa kasihan dengan Bu Wiryo, mencoba menenangkan Bu Wiryo.

"Sudahlah Bu, jangan menangis. Kita sama-sama berusaha saja ya, aku akan berusaha sebisaku untuk merawat den Rangga, sementara ibu juga harus berusaha untuk selalu sabar menghadapi semua cobaan ini. Ya Bu,"

Ucapan Mawar membuat hati Bu Wiryo sedikit tenang, dia mengusap air matanya, lalu memandang Mawar dengan penuh haru. Dia bisa merasakan kalau yang diucapkan Mawar itu tulus dari dalam hati. Dan bukan sekedar basa-basi.

"Terimakasih ya nak Mawar, ibu benar-benar butuh orang baik sepertimu, untuk merawat Rangga, dengan sikapnya yang seperti itu,"

"Sama-sama Bu, aku akan berusaha semampuku untuk tidak mengecewakan Bu Wiryo,"

Keduanya tersenyum, pertemuan yang mengesankan, antara dua orang yang berbeda status sosial. Namun itu itu tidak menjadi penghalang keakraban mereka. Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan tersendiri bagi Mawar, bisa bertemu dan bekerja dengan keluarga yang sangat baik dan juga ramah. Meskipun dari keluarga berada, keluarga pak Wiryo sangat menghormati sesama, mereka tidak pernah memandang rendah orang-orang miskin seperti Mawar, mereka justru sangat menghargai dan menghormati. Berbeda dengan kebanyakan orang kaya pada umumnya, yang enggan menyapa orang-orang miskin dan tidak mampu. Karena sebagian berpendapat, itu akan menjatuhkan reputasi atau pamor seseorang, jika berhubungan dengan orang miskin.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

kasihan bu wiryo.. dia hanya ingin anaknya bahagia.. tenang bu ada mawar

2023-06-05

2

Mawar ngajak rusuh ya ngga wkwk. Nunggu part bucin

2023-05-22

1

Rangga jaim dihhh. Gemesss tiap baca part dia nongol

2023-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!