" bos, bagaimana ? apakah kita akan langsung balas ?" Tanya salah satu dari mereka.
" nanti, semoga saja tidak sampai cidera dalam, " bukan rama yang menjawab. melainkan aric. mereka semua memaklumi nya, jika rama saat ini sedang tidak dalam kondisi mood yang bagus. beruntung bagi mereka yang tidak mendapat sasaran pelampiasan amarah rama.
sekali lagi, rama akan bertindak ramah dan mematuhi aturan juga norma jika tidak ada yang mengusiknya, tetapi jika sudah ada yang berani menyentuhnya atau orang - orang terdekatnya, maka bersiaplah. neraka hidup akan segera menyambangi kehidupan nya.
mereka semua terdiam. lorong rumah sakit VIP di penuhi dengan barisan pria kecil dengan seragam yang khas. di dominasi dengan warna hitam sesuai dengan nama nya ' BLACK ' dan dengan bordiran mahkota di atas tulisan.
tidak ada yang berani menegur rombongan tersebut, karena semua staff dari jajaran paling bawah sampai direktur pemegang rumah sakit sudah tahu jika barisan itu adalah anggota geng yang di pimpin oleh pemilik rumah sakit.
toh selama ini, para anggota tidak pernah membuat onar. mereka benar - benar geng yang berjalan sesuai aturan bahkan tidak pernah mengalami cacat hukum.
Beberapa dokter mulai keluar dari satu kamar, memang rama menempatkan kedua nya di dalam satu ruangan. alasan nya karena rama tidak ingin terbagi pikiran nya dalam menjaga kedua nya meskipun keamanan rumah sakit MAHESA sangat sangat aman. rama hanya ingin menunggui saudara - saudara nya dalam satu ruangan dan tidak terpisah. bukan hanya anggota inti atau saudara nya, bahkan jika anggota geng nya yang jatuh sakit maka ia akan menyiapkan tempat terbaik dengan perawatan terbaik pula.
kebanyakan anggota geng rama adalah anak buangan dan juga anak jalanan yang dahulu nya banyak melakukan tindakan kriminal seperti merampok atau mencuri, mengutil dan sebagai nya. namun rama merubah mereka. rama memberikan fasilitas untuk belajar minimal mereka semua bisa membaca dan menulis.
mungkin di pandangan masyarakat yang tidak mengetahui aktifitasnya, akan mengecap geng motor sebagai geng urakan yang meresahkan warga. ya memang tidak salah sih, karena anggota geng pada umumnya memang sering melakukan bentrokan antar geng.
" bagaimana kondisi mereka ? " tanya rama tanpa basa - basi. Semua dokter sudah sangat paham dengan karakter rama yang tegas.
" keadaan teman - teman tuan uda sudah teratasi. Mereka mendapatkan luka luar. Alhamdulillah tidak ada cidera dalam yang berarti, istirahat selama dua - tiga hari akan memulihkan kondisi mereka, " jelas salah satu dokter. Rama mengangguk paham.
" terima kasih, " ucap rama. Ia lalu masuk ke dalam ruangan tanpa menunggu jawaban para dokter. Aric yang msih berada di luar segera membungkukkan badanya sedikit untuk memberi salam sekaligus mengucapkan terima kasih dengan benar mewakili bos nya.
para dokter meninggalkan depan ruang inap zul dan revan. Aric segera mengkomando anggota geng yang tersisa utuk kembali kepada aktifitas mereka masing - masing abil menunggu instruksi dari rama lebih lanjut. Ia tidak ingin rama bertindak gegabah hanya karena tersulut emosi.
Aric segera memasuki ruangan menyusul rama bersama dengan zain. Ia melihat rama yan tengah duduk di antara dua bed / ranjang pasien tempat zul dan revan di rawat.
nampak dengan jelas tangan rama yang terkepal erat pertanda ia sedang sangat menahan emosi nya. Ia tengah tenggelam dalam lamunan nya.
Rama sedang berpikir, sebenarnya apa yang memicu permusuhan nya dengan leon ? Ia merasa jika ia tidak pernah berurusan dengan leon. Jangan kan berurusan, menyenggol pun rasa nya tidak pernah. Bahkan rama rasa nya hanya bertatap muka dengan leon saat pria itu datang menyerang nya beberapa kali dan selalu berakhir dengan kekalahan di pihak mereka.
" bos, " panggil aric sambil menepuk pelan bahu rama. Membuat rama sedikit terjengit kaget dan segera sadar dati lamunan nya.
" maaf bos, kalo gue ngagetin, " kata aric menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
" hm, ada apa ?" taya rama tidak mempermasalahkan nya.
" lo sedang mikirin apa boss ?" kali ini zain yang bertanya. DiA juga sama penasaran nya seperti aric.
" gue hanya sedang bingung, kenapa leon bersikeras untuk terus menyerang dan bahkan mengalahkan ku, " jelas rama memijit kening nya.
" bahkan aku hanya mengenal nya saat muli pindah ke kota ini, dan jarang berinteraksi dengan nya, " lanjut rama lagi.
Aric dan zain saling berpandangan. Entah bos nya ini benar - benar tidaka tahu atau sedang pura - pura untuk lupa. Bahkan para anggota inti dan anggota sekunder saja tahu apa yang menjadi pemicu seorang leon memusuhi rama yang hanya pendatang.
" bos, lo kenal alika febri ?" tanya zain hati - hati. Saat ini ain tiba - tiba curiga jika rama memang tidak tahu dengan akar permasalahan yang terjadi.
Benar saja dugaan zain, saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan Zain, rama malah mengerutkan keningnya pertanda ia sedang mengingat nama yang di sebutkan oleh zain.
" siapa ? Ma.. Malika ?" ulang rama yang mengundang gelak tawa aric dan zain. Rama mendelik tidak suka, hingga kedua nya buru - buru melipat bibir mereka kedalam mulut.
" maa. Maaf bos, hi hi hi. Ehem, " deham aric. Memang kadang - kadang rama bisa bertingkah konyol.
" alika bos, bukan malika, " ralat zain setelah ia menuntaskan tawa nya. Rama mengangguk dan mulai berpikir lagi. Dimana ia pernah mendengar nama gadis tersebut.
" gadis yang selalu menempel kepada bos sejak smp itu, " aric memberikan clue yang mungkin di ingat rama.
Tiba - tiba rama menepuk kening nya pelan. Ia ingat sekarang. Sosok gadis yang selalu menguntitnya di mana pun ia berada. Bahkan gadis itu pernah menjebaknya dengan memberikan nya obat perangsang agar mau menyentuhnya. Beruntung revan yang sangat peka dengan bau - bau an obat laknat itu segera menampik gelas yang berisi minuman yang sudah tercampur hingga rama terhindar dari jebakan tersebut.
" hah ? Masa sih leon menyerang ku hanya karena gadis rasa wanita itu ? Duh, " keluh rama yang jijik yang harus mengingat - ingat wanita yang pernah menempel sekali dengan nya.
" sayang itu benar bos, seperti nya bukan hanya karena wanita itu. Dia selalu merasa iri karena semenjak bos pindah ke sekolah itu, bos selalu menyita perhatian hampir semua wanita, baik wanita atau para guru terlalu memberi banyak perhatian kepada bos, " jelas aric lagi. Rama memijit keningnya. Antara harus menangis atau marah.
Benar kata sang bunda, sifat manusia memang hanya di penuhi rasa iri. Karena iri juga lah yang menyebab kan kematian sang bunda. Baru rama ketahui akhir - akhir ini, jika ternyata selingkuhan sang ayah merupakan sahabat dekat dari sang bunda. Sahabat yang bakan telah di anggap bagai saudara oleh sang bunda. Oleh karena itu, saat bunda nya mengetahui perselingkuhan ayah nya, bunda begitu terpukul.
Mengingat - ingat sang ayah, membuat emosi rama bertambah saja !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments