Arsen pura-pura tidak melihat langsung masuk mengabaikan gadis itu. Mo lixia menatap kesal menahan diri untuk marah pergi dari sana
Arsen ingin segera pergi dari sini dan tinggal di kota
Setelah di pikirkan arsen datang ke rumah kapten dengan gula merah kesana
" kapten? "
" arsen kau datang ada apa? "
" paman begini apakah kau bisa menyewa gubuk desa "
Kapten menatap dengan bingung " arsen apakah kau serius "
Arsen mengangguk " paman, aku menghasilkan uang dan berniat membangun rumah bata "
Kapten tentu saja mengenal bagaimana kondisi kehidupan arsen mendengar bahwa dia akan membangun rumah baru dia bahagia " tentu saja kau bisa mengunakan, tidak perlu memyewa "
Arsen dengan tulus berterimakasih pada kapten .
" pria tua siapa yang datang "
Kapten menghela nafas " arsen "
" ada apa dengan anak malang itu "
" dia berniat menyewa gubuk jerami untuk tinggal selama pembangunan rumah barunya "
" anak itu sangat malang tapi keberuntungannya tidak buruk "
Kapten juga mengangguk setuju itulah kenapa dia langsung setuju bagaimana pun ayah arsen dan dia adalah teman
Arsen saat kembali ke rumah membuat beberapa tumis daging dan sayuran luar sebelum akhirnya tidur dengan perut kenyang
Esoknya saat arsen berada di rumah merapikan semua barang ke dalam tas sistem dia pergi ke kota menjual beberapa barang lagi hingga total seluruh uangnya ada 2.500 yuan.
Kembali ke desa dia melihat beberapa anak bermain di pintu masuk desa , arsen mengingat ingatan pemilik tentang bagaimana dia harus bekerja dari usia muda untuk makanan yang seharusnya waktu itu dia bermain layaknya anak pada umumnya
Sampai di rumah dia memasak mie dengan telur rebus sangat nikmat perutnya hangat
" arsen "
Saat menyantap arsen mendengar suara itu tidak terburu bangkit melainkan menyelesaikan makan sebelum bangkit membuka pintu...
Wajah zho Ning terlihat membuat suasana hati arsen kurang bagus " ada apa kau datang kerumah ku? "
" apakah begini cara mu berbicara pada ibu mu "
Arsen menatap dengan acuh " jangan berbicara banyak, cepat katakan tujuan kalian "
Mo lixia menarik sudut pakaian zho Ning membuat wanita tua itu menahan amarah
" arsen kau tau bukan saudara laki-laki mu akan menikah, rumah terlalu sempit jadi biarkanlah dia datang dan tinggal menemani mu "
Arsen berkata dengan tatapan menghina " bukan urusan ku, kita bukan keluarga. Ayah ku hanya memiliki satu anak " setelah mengatakan itu dia menutup pintu dengan keras
Zho Ning meraung marah " bah dasar anak tidak berbakti "
Mo lixia yang awalnya berharap menjadi dingin padahal jika kakaknya pergi ke rumah ini dia tidak perlu sempit-sempitan di rumah kecil itu tapi sekarang harus pupus
Tetangga yang sedang tertidur mendengar teriakan zho Ning merasa kesal langsung keluar dengan marah
" kenapa kau ribut-ribut disini "
" ya apakah kau tidak malu datang meminta anak mu untuk tinggal di rumah mantan suami pertama " seorang bibi menatap jijik
" kapan dia pernah malu, setelah suami meninggal menikah lagi bahkan belum beberapa hari "
" cih menjijikkan "
Mo lixia yang berada di samping zho Ning merasa malu saat di tunjuk oleh orang-orang itu
" kenapa kau ikut campur " zho Ning menatap dingin berteriak pada orang-orang itu
Orang-orang itu menatap zho Ning dengan tajam merasa marah, zho Ning yang di kritik dan di tunjuk merasa takut mundur seketika segera menarik putrinya pergi
Para orang-orang itu mendengus melihat kepergian zho Ning berbalik kembali ke dalam
Arsen yang mendengar setiap gerakan itu sama sekali tidak mau ambil pusing sibuk membereskan barang-barang yang akan dia bawa dan yang akan dia buang
Setelah selesai mengepak dia langsung memindahkan semua barang ke gubuk desa hari itu juga
Saat selesai hari sudah sore dan arsen hanya membeli roti daging dari sistem untuk makan malam hari ini. Setelah makan dia berbaring di kang dengan santai walaupun agak keras tapi cukup nyaman mungkin karena pemilik tubuh telah terbiasa
Paginya arsen memanggil para pemuda desa untuk membantu membangun rumahnya dan membayar 2 sen untuk membiarkan para bibi memasak
Dan untungnya dia pergi ke tanah mulai mengerjakan pekerjaan pertanian
" siapa dia? "
Seorang wanita menatap ke arah arsen dengan tatapan penasaran
Seorang paman tak jauh di dekatnya mendengar itu menjawab " itu kamerad arsen dia pemuda paling mampu di desa kami. Tapi anak malang itu memiliki keluarga yang rumit "
" rumit?? "
Paman itu mengangguk " ya, ayahnya meninggal dan ibunya menikah setelah ayahnya di makamkan "
" ah sangat kacau "
" iya tapi anak itu tetap jujur dan sangat mampu di usianya "
Arsen mendengar pembicaraan itu pura-pura tidak mendengar fokus pada pekerjaannya
Para paman kagum melihat bagaimana tangan arsen sangat mampu membalik tanah dalam sekejap mata, tak hanya itu walaupun terik matahari kecepatan tanganya tidak berkurang sama sekali.
Bahkan para wanita pelajar yang datang ke desa biasanya bersikap sombong tidak bisa berseru kagum melihat itu.
" Weyoung kau mau kemana "
Yang lain juga menatap seorang gadis yang berjalan ke arah arsen
" aku ada urusan " jawabnya
Saat disamping arsen dia memasang senyuman paling bagus yang dia miliki " kamerad "
Arsen menghentikan pekerjaan mengangkat wajah menatap seorang gadis dengan wajah bulat " ada apa? "
Weyoung tersenyum dengan lembut " kamerad apakah kau bisa membantu ku "
Arsen melirik tanah di sampingnya ada beberapa pemuda pelajar lainnya, arsen langsung tau pasti ingin memanfaatkannya
" maaf aku sibuk, sihlakan minta yang lain "
Weyoung tidak percaya wajahnya tidak membuat arsen terpikat " kamerad_ "
Belum selesai menjawab kata-katanya di potong oleh suara kapten " weyoung kenapa kau mengobrol disaat jam kerja "
Weyoung terkejut menatap arsen seperti berharap di jelaskan tapi arsen tidak peduli membawa cangkulnya pergi ke sekertaris untuk mencatat poinnya hari ini
Weyoung kaku memarahi arsen dalam hati karena tidak melihat wajahnya. Kapten menatap weyoung " apa yang kau lakukan , kembali bekerja "
Weyoung sadar buru-buru kembali ke tempat asal. Beberapa orang diam-diam menertawakan weyoung yang suka mengunakan wajah pada jam kerja. Weyoung kesal bekerja dengan muka suram
Disisi lain arsen sudah kembali membantu pembangunan rumah barunya agar segera selesai
Kabar tentang pembangunan itu sampai ke telinga zho Ning , dia terus memarahi arsen karena tidak berbakti dan tidak memiliki kesadaran memberikan uang padanya
Mo lixia menatap ibunya dengan jijik tapi tetap memasang wajah untuk membujuk ibunya.
Sorenya saat semua kembali bekerja , pekerja di rumah arsen juga kembali dengan wajah bahagia karena makanan yang di hidangkan sangat enak
Arsen juga senang karena membeli dari sistem bilah expnya semakin meningkat dengan pesat
Kembali ke gubuknya dia berbaring dengan nyaman tanpa memiliki beban psikolog sama sekali.
Di saat di damai di rumah keluarga mo, zho Ning tidak merasa damai sekali dengan melihat pembangunan rumah baru arsen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments