Bab 3. Pesona Makan Siang

Restoran SkyLight ... pukul 13.00 ....

Irene Stanly sudah berada di Restoran SkyLight seperti yang sudah disepakati dengan Vegas Chris tadi pagi untuk bertemu sekaligus makan siang bersama. Semua sudah diatur oleh Flo Steew sedemikian rupa dan pastinya secara privat agar tidak ada rumor atau gosip yang beredar di media masa. Sebenarnya dalam dunia entertainment, rumor atau gosip justru mendongkrak popularitas artis atau idol. Namun Flo Steew tidak suka adanya kontroversi antara orang lain dan orang dalam manajemennya. Lebih baik bersinar karena prestasi daripada kontroversi.

Irene Stanly mengenakan press body mini dress warna navy, duduk di tempat yang sudah disediakan dengan gusar karena Vegas Chris belum datang. Meski tempat duduk elite sangat nyaman dan empuk, tidak bisa membuat Vampire cantik itu tenang menunggu. Ada rasa khawatir kalau janji temu ini tidak terwujud mengingat betapa sibuknya Vegas Chris. Baru kali ini Irene Stanly merasa hal demikian rupa yang membuat sedikit tenang dan bersabar pun sulit.

“Maaf, Nona. Apakah aku sangat terlambat hingga membuatmu jenuh?” tanya Vegas Chris yang muncul tiba-tiba dan membuat Irene Stanly terkejut.

Vegas Chris membawa satu buket bunga mawar merah dan biru yang berbentuk hati, serta satu kotak besar cokelat pilihan yang pastinya harga fantastis terlihat dari apa yang lelaki itu bawa, semua sudah disiapkan sebaik mungkin. Vegas Chris terlihat sangat tampan dengan setelan jas warna hitam yang cocok dikenakan.

“Hampir saja aku mati karena bosan. Baguslah kalau Tuan Vegas datang, nanti sore aku harus menghadiri beberapa jadwal padat,” kata Irene berpura-pura tidak terkejut dengan barang bawaan Vegas.

“Maaf, Nona Irene Stanly. Jalanan cukup padat siang hari ini. Semoga cokelat dan bunga ini bisa mengobati kebosanan Nona Cantik.”

Vegas Chris tersenyum sambil memberikan bunga dan cokelat yang segera dibawa oleh bodyguard dari Irene. Vegas pun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan wanita cantik serta elegan, Irene Stanly Si Vampire yang bukan hanya bisa menghisap darah manusia pun juga perhatian dan cinta para lelaki yang memujanya. Vegas merasa beruntung bisa duduk berhadapan dengan wanita memesona itu.

Keduanya makan siang bersama dengan alunan musik dari pemain biola yang berada di ruangan private yang mereka sewa. Hidangan yang nikmat tersaji di atas meja dan keduanya dengan perlahan memakan dan juga berbincang-bincang. Apakah takdir namanya jika keduanya merasa tertarik pada pandangan pertama dan saat ini duduk dalam meja yang sama untuk makan siang serta membicarakan banyak hal yang menarik tentang kehidupan.

“Nona Irene Stanly, suatu kehormatan bagiku bisa makan siang bersama dengan idol terkenal di Singapura. Apakah Nona Irene Stanly tidak keberatan jika suatu hari nanti aku mengajak untuk makan malam?” Vegas Chris sangat antusias untuk bisa bertemu lagi dengan wanita yang berada di hadapannya saat ini.

“Tentu, boleh. Siapa wanita yang bisa menolak ajakan dari CEO muda sepertimu, Vegas Chris,” sanjung Irene Stanly pada lelaki di hadapannya.

Keduanya saling terpaut hati sejak pandangan pertama dan ingin lebih dekat lagi setiap harinya. Padahal perbedaan menjadi jurang penghalang yang begitu besar karena keduanya bukan merupakan makhluk yang sama. Pernyataan tentang Irene Stanly seorang Vampire hanya diketahui oleh kaum mereka saja sedangkan para manusia bahkan semua fans Irene Stanly tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Para Vampire dengan pandai menyembunyikan identitas asli mereka di tengah khalayak ramai. Itu semua untuk keamanan mereka sendiri karena ketika manusia mengetahui di tempat tinggal mereka ada Vampire, pasti mereka akan memburu dan membunuh para Vampire itu. Meski saat ini para Vampire sudah beradaptasi dan tidak memangsa manusia dan hewan secara langsung, tetap saja ada ketakutan masing-masing orang.

“Makanan ini enak sekali. Sepertinya pilihan Nona Irene sangat tepat dengan seleraku,” sanjung Vegas yang tak henti menatap Irene. Baru kali ini lelaki itu merasakan sesuatu berbeda saat menatap wanita. Biasanya banyak wanita yang mengejar-ngejar dirinya dan membuat Vegas merasa tidak berminat. Saat ini justru Vegas kagum pada pesona Irene Stanly Sang Idol populer.

“Iya, Tuan Vegas. Memang pilihan makan siang ini terbaik di restoran. Sebagai rekomendasi yang baik apalagi seratus persen privasi terjaga.”

“Iya, Nona Irene. Setelah ini apa yang akan kamu lakukan?”

“Sepertinya Manajerku sudah mengetahui kalau ada jadwal kegiatan selanjutnya. Maaf, Tuan Vegas Chris.”

“Baik, tak apa Nona Irene. Esok atau lusa kita bisa berjumpa lagi.”

Saat itu makan siang bersama di restoran privat sudah selesai. Vegas Chris harus berpisah dengan Irene Stanly yang sudah bersiap untuk pergi karena ada jadwal syuting di tempat yang sudah ditentukan oleh pihak yang bekerja sama dengan manajernya. Keduanya berpamitan dan sebelum berpisah Vegas mengecup perlahan punggung tangan kanan Irene Stanly sebagai tanda hormat dan juga cinta. Irene Stanly tersipu malu dengan perlakuan dari lelaki yang begitu saja pergi setelah berpamitan. Itu semua mereka lakukan karena tidak mungkin keluar dari tempat yang sama berdua agar tidak menimbulkan isu atau gosip yang akan mempengaruhi pekerjaan mereka berdua. Saat ini keduanya masih dalam tahap pendekatan.

***

Malam harinya .... Kediaman Keluarga Stanly ....

“Irene, apakah benar berita yang sudah sampai di telinga Mama kalau kamu berkencan dengan manusia?” selidik Nyonya Stanly yang mulai mengkhawatirkan putrinya.

“Hah? Berita konyol macam apa itu? Ma, please ... Jangan menerima sebuah berita dengan mentah-mentah apa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.” Irene terlihat kesal dengan pertanyaan dari mamanya itu.

“Kalau soal makan siang bersama calon kekasihmu? Itu berita konyol atau apa? Jelaskan pada Mama sebelum Papamu tahu.” Nyonya Stanly masih mendesak putrinya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tadi.

“Tadi hanya makan siang bersama salah seorang pemuda yang menjadi pemimpin Perusahaan Lionel Mard. Namanya Vegas Chris. Bukan suatu hal yang spesial, aku kira berita apa.” Irene Stanly pun berlalu pergi meninggalkan mamanya yang masih menatap penuh rasa curiga.

“Jangan menyalakan api dan nanti kemudian terbakar di dalamnya!” seru Nyonya Stanly kepada Irene yang sudah meninggalkan mamanya itu di ruang depan sendirian.

Nyonya Stanly khawatir karena saat ini putrinya menjadi idol terkenal dan merupakan salah satu donatur terbesar pada perusahaan pengelolaan makanan para Vampire. Dia khawatir kalau ada hal buruk menimpa putrinya berarti akan membawa kesulitan juga pada kaum Vampire. Apalagi soal manusia, seharusnya memang tidak bersama Vampire sebagai pasangan. Hal yang ditakutkan para Vampire adalah ketahuan soal identitas mereka yang disembunyikan selama ini di dunia manusia akan terbongkar jika ada salah satu dari mereka menikah dengan manusia. Para kaum Vampire memiliki ketentuan dan peraturan tersendiri untuk melindungi peradaban kaum mereka meski membaur dan bekerja di dunia bersama manusia.

...****...

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

mamanya irene kayak tidak setuju irene dkt dengan manusia,,,,takut terbongkar jati diri vampirnya oleh manusia,,,,, lanjutkan thor

2023-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!