Aku merasa sangat menyesal, aku merasa sangat bersalah, aku adalah orang yang tidak berguna, gara gara keegoisan diriku Ariana meninggalkan aku untuk selamanya…
Apa gunanya aku hidup?…
Rasanya sangat hampa, seperti aku tidak layak untuk hidup…
Aku melihat Ariana, dia tersenyum padaku, senyumannya bagai cahaya dahsyat yang menenangkan hatiku, dia mengajakku berpetualang, aku melihatnya selalu menjaga diriku dengan tekad yang kuat, dia memegang pedang besarnya di depanku dan bersiap dengan kuda kuda nya yang terlihat sangat kuat, aku selalu berada di belakangnya, selalu mengandalkan perlindungannya…
Tidak…
Aku adalah seorang pengecut! seorang pria berdiri di belakang wanita?! kenapa aku melakukan itu! betapa bodohnya aku!
Tapi dia sendiri yang ingin menjagaku karena aku adalah seorang bangsawan, tapi aku tidak yakin dia menganggapku seperti itu, dia selalu memanggilku dengan Raven sejak pertama kali bertemu, dia adalah orang yang dapat diandalkan hingga aku secara tak sadar terus memanfaatkan hal itu, terus berada di dalam perlindungannya yang aman…
Oh tidak! Ariana jangan pergi!
“Shutt! jangan menangis, hapus air matamu, aku tidak akan pergi ke mana mana, aku selalu berada di sisimu, tapi aku harus pergi sekarang” ucap Ariana menyentuh mulutku dengan telunjuknya, tidak terlihat kesedihan dalam kata - katanya maupun wajahnya, dia selalu bersikap sok kuat jika di hadapanku.
“Kalau begitu aku ikut bersamamu, aku tidak ingin hidup tanpa dirimu!” ucapku menghentikan langkahnya dengan memegang tangan kirinya
“Semua akan baik baik saja, kamu harus tetap hidup, tenang saja aku hanya pergi sebentar” ucap Ariana sambil memeluk tangan kananku dengan kedua tangannya, matanya melihat mataku dengan penuh harapan agar aku bisa melepaskan kepergiannya
“ARIANA!!” teriak Raven yang terbangun dari tempat tidurnya, di kamarnya.
Sontak ayah dan ibu angkat Raven menoleh ke arahnya dan mendekat, sang ayah langsung memeluk Raven “akhirnya kamu siuman” ucap ayah dengan air mata yang bercucuran, sementara itu ibu melihat aku lega.
“Maafkan aku ayah, ibu, aku tela-” ucap Raven
“Syukurlah kamu baik baik saja, apa kamu merasa ada yang sakit?” tanya Ayah melepas pelukanku
“Tidak, aku hanya merasa kecapekan dan lapar” balasku, ibuku langsung menjawab “tunggu sebentar, ibu akan menyiapkan bubur untukmu”, ibu pergi ke dapur dengan terburu - buru.
“Ayah…” ucapku, ayahku mengusap air matanya lalu memperhatikan kata kataku, aku bisa melihat jelas wajah senangnya, ekspresi lega darinya sangat terasa, aku mungkin akan mengecewakannya, aku menarik nafas dalam dalam mempersiapkan hatiku untuk berbicara
“Aku telah membunuh Ariana…” ucapku dengan air mata yang secara tak sadar bercucuran dari kedua mataku
“Membunuh Ariana? tenanglah Raven, ceritakan baik baik” ucap ayah terkejut, dia melihat ekspresiku seperti orang mati, ayah mencoba menenangkan aku.
Aku mulai bercerita mengenai Ariana, mulai dari aku yang mengajaknya mengambil misi yang sangat berbahaya lalu dia yang melindungiku dan aku yang secara tidak langsung membunuhnya, aku bercerita dengan tatapan kosong dengan air mata yang deras mengalir hingga membasahi pakaianku
Setelah mendengarkan ceritaku, ayah dan ibu ku sedikit terkejut, ibuku menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, sedangkan ayahku berusaha tetap tersenyum kemudian dia mengelus kepalaku, aku melihat wajahnya yang sama seperti Ariana, selalu tersenyum, tapi mungkin dia tidak sadar bahwa air mata keluar dari kedua matanya, senyumnya mengingatkan aku pada Ariana yang selalu tersenyum walau dirinya sedang terluka karena melindungi diriku.
“Menangislah, tapi kamu tidak boleh menyalahkan dirimu atas kematian Ariana, kamu tidak membunuhnya. Ariana mengorbarkan hidupnya untukmu, jangan sia sia pengorbanannya” ucap ayah sambil mengelus kepalaku, aku yakin dia sangat merasa kehilangan, tapi dia sok kuat saat berada di depanku sama seperti Ariana.
“Ayah dan Ibu sudah sangat bersyukur karena kamu telah siuman, karena kamu telah pingsan selama seminggu, apalagi saat tim penyelamat menemukanmu, mereka mengatakan keadaanmu sangat parah, kamu terduduk menyandarkan badanmu di batang pohon sambil menggendong Ariana di depanmu, tubuhmu penuh akan darah dan tubuhmu penuh luka di bagian tangan, sementara itu tubuh Ariana…” ucap Ayah
“Bagaimana dengan keadaan Ariana??” tanyaku serius
“Dia tersenyum, matanya tertutup, perutnya sepertinya meledak, keluar racun yang sangat kuat dari dalam sana, karena racun itu tim penyelamat mengira kamu telah mati, hal itu membuat ayah dan ibu sangat terpukul karena kehilangan kedua anak kami” ucap ayah dengan gemetaran, “tapi saat diperiksa jantungmu masih berdetak walau sangat lemah sekali, dokter yang memeriksamu mengatakan bahwa kamu sedang dalam koma, dia juga bilang bahwa tubuhnya kebal terhadap racun tersebut, itulah sebabnya kamu masih hidup”
Ariana, perutnya berisi racun? apa itu karena racun dari Night Rabbit?! Itu mungkin saja, jika api yang aku buat tidak cukup kuat untuk membuat racunnya menguap, tapi aku sudah lama memakan daging tersebut dan aman aman saja
“Oh ya bagaimana dengan Titan yang kami lawan, ilmuwan iblis?, ingatanku kabur setelah menyaksikan kematian Ariana” tanya Raven
“Titan yang kalian lawan tumbang oleh racun yang sama dengan perut Ariana, tidak ada Ilmuwan Iblis di tempat itu, hanya saja banyak monster seperti Giant Frog dan Flame Wolf yang mati karena serangan elemen api milikmu Raven” balas Ayah kebingungan
Dia berhasil lolos! Sialan!
Ayah juga tidak menyebutkan naga biru itu, sudah lama aku tidak melihat naga, mereka adalah monster pasif yang hanya bersantai di sarangnya, sepertinya gunung itu adalah sarangnya.
Singkat cerita, setelah ayah dan ibu pergi dari kamarku, aku merenungi diriku sendiri, aku tidak keluar kamar selama beberapa hari, ibu dan ayahku selalu mengetuk pintu menanyakan keadaanku, mereka sangat khawatir padaku.
“Suamiku bagaimana ini, Raven sudah beberapa hari belum keluar kamar, dia sangat bersedih atas kematian putri kita, di satu sisi aku merasa sangat senang atas empatinya pada putri kita tapi jika Raven terus begini…” ucap Ibu
“Aku tidak tahu kapan, tapi aku yakin Raven bisa melalui hal ini, kita hanya perlu menunggunya dan harus mendukungnya saat dia telah mengambil keputusan nanti, sebagai seorang pria dewasa dia harus memilih antara terus menjadi Gate Hunter atau melanjutkan tugasnya sebagai seorang bangsawan”
Ibu dan Ayah berbicara mengenai diriku, mereka mengobrol di ruang makan, aku yang tidak sengaja mendengarkan apa yang dikatakan mereka akhirnya yakin dengan tekadku, aku berjalan perlahan menuju ruangan itu
“Raven” ucap Ibu spontan menoleh melihatku, begitu juga dengan ayah
“Ayah, Ibu aku telah memutuskan untuk tetap menjadi Gate Hunter!” ucap Raven dengan penuh tekad, hal itu tampak jelas dari matanya yang sangat serius serta menatap kedua orang tuanya dengan penuh perhatian
Mereka berdua tersenyum padaku kemudian berdiri dan memelukku, “sebagai orang tuamu kami akan terus mendukung apapun keputusan yang dipilih oleh dirimu sendiri” ucap ayah
Aku telah membulatkan tekad bahwa diriku memang bersalah karena telah membiarkan Ariana terus melindungiku, karena itu aku akan menjadi yang terkuat dengan kekuatan diriku sendiri tanpa pernah mengandalkan orang lain lagi!
Tidak ada yang salah dengan monster yang menyerang kami, mereka hanya berusaha bertahan hidup, semua makhluk hanya berusaha untuk tidak mati, yang salah adalah gerbang itu! Gerbang itu telah membawa banyak sekali makhluk hidup yang aneh, monster monster yang bertahan hidup dengan mengambil sumber daya dari manusia, monster yang keluar dari gerbang itu tidak salah.
Yang salah adalah gerbang itu yang menjadi jalan untuk para Gate Monsters ke dunia ini, aku akan menjadi yang terkuat dan menutup grbang itu, aku akan menebus dosaku dengan Ariana, mungkin perjalanan ini sangat panjang, tapi perjalanan seribu langkah dimulai dari langkah pertama!
…
Raven Darkmoon dia adalah anak semata wayang dari teman lamaku sekaligus tuanku, sama seperti ayahnya Raven memiliki keinginan yang kuat dan tekad api, aku tidak tahu apa penyebab ayah Raven meninggal tapi yang jelas sebelum berangkat menuju ke ibukota dia menitipkan pesan kepadaku untuk menjaga Raven, ayah kandung Raven bernama Kyale Darkmoon, dia adalah pria yang sangat pintar dan baik hati, dia selalu mengenakan kacamata bulat dan memiliki jenggot yang lebat berwarna putih.
Usianya belum tua, aku tahu itu. Saat itu aku berusia 50 tahun, aku yakin dia juga seumuran dengan diriku, tapi penampilannya terlihat seperti seorang kakek kakek berusia 70 tahun yang sudah mau mati, itu mungkin adalah efek dari sihir yang digunakan, atau sebuah kutukan? Aku tidak tahu.
Selama 25 tahun lebih aku telah mengabdi padanya tapi dia tidak pernah memberitahukan hal itu, tapi yang pasti ayah kandung Raven sangat peduli anaknya, hanya saja dia tidak bisa menemui putranya itu karena pekerjaannya.
“Sudah 11 tahun ya sejak kamu tidak ada tuanku” ucap ayah berdoa melihat kuburan ayah Raven
“Aku telah gagal menjaga diriku, tapi anakku telah membalaskan dosaku padamu, dia telah berhasil menyelamatkan anakmu Raven, aku senang sekaligus sedih karena harus kehilangan putriku satu satunya tapi setidaknya kami masih memiliki putra angkat kami yang kamu titipkan padaku tuanku” ucap ayah sambil mengusap batu nisan bertuliskan nama Kyale Darkmoon
Setiap kali ada kejadian penting yang terjadi di sekitar Raven, ayah angkatnya selalu datang ke kuburan ayah kandung Raven untuk membersihkan kuburannya dan menceritakan kisah Raven padanya, jauh di dalam hati kecil ayah angkat, dirinya masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa tuannya telah tiada.
…
“Mati kau! mati kau! mati kau!” ucap Raven sambil menusuk - nusukan pedangnya pada tubuh Flame Wolf
Aku sedang berada di hutan kematian, tepatnya pada zona 5, zona ini memiliki banyak sekali monster yang punya kemampuan sihir, aku melihat banyak sekali sarang Flame Wolf, tapi sepertinya mereka saling membantu satu sama lain, ini menjadi keuntunganku karena aku bisa membasmi mereka satu persatu dari sarang ke sarang.
Aku telah berburu Flame Wolf selama beberapa minggu hingga pangkat Gate Hunter sudah menjadi sangat tinggi terlebih lagi aku mendapatkan julukan Titan Slayer oleh Ketua Guild, aku tidak peduli tentang itu, aku hanya perlu menjadi yang terkuat, perjalananku masih panjang untuk menutup gerbang itu.
“40, 41, 42” ucap Raven sambil membunuh Flame Wolf satu persatu
Gerombolan Flame Wolf membentuk sebuah formasi defensif untuk menghadapi Raven, sepertinya mereka sadar bahwa jika menyerang diriku satu persatu tidak akan bisa menghentikan aku. Sarang Flame ini memiliki sedikit keanehan dari dari sarang sarang sebelum nya, sarang ini terlihat lebih rapi dan lebih besar, gua yang menjadi markasnya sepertinya ada hal berharga di sana, karena gerombolan Flame Wolf bertahan di sekeliling sana.
“Aku akan menyerang mereka dengan kekuatan fisik, mana ku tidak cukup untuk sihir area” ucap Raven bersiap dengan kuda kudanya, dia memegang pedang besi tajam dengan kedua tangannya, dia menarik nafas dalam dalam bersiap untuk menyerang.
Betapa terkejutnya Raven ketika melihat sarang Flame Wolf lebih dekat karena dia melihat 2 ekor sosok pemimpin Flame Wolf, ditambah lagi di antara kedua terdapat serigala putih yang berbaring seperti menyembunyikan dirinya sendiri.
SLASH
Tebasan pedang Raven dihindari oleh Flame Wolf, dengan cepat Flame Wolf itu kembali ke barisan defensifnya, Raven akhirnya sadar bahwa dia tidak akan bisa menembus pertahanan Flame Wolf jika hanya mengandalkan kekuatan fisik saja.
“Penguatan fisik tahap satu, Enchant Strength” ucap Raven, tubuhnya mengeluarkan aura berwarna merah darah tanpa sihir penguatan fisik berhasil
Raven mencoba menerobos pertahanan dari Flame Wolf dari kiri terlihat beberapa Flame Wolf membantu pertahanan bagian kiri, beberapa Flame Wolf meloncat ke arah Raven dan beberapa lagi mengelilingi Raven, untung saja Raven menangkis serangan itu dengan pedangnya.
“Apa?! kenapa monster bisa sekompak ini?!” ucap Raven terkejut
Kedua pemimpin Flame Wolf mendekati Raven mereka berdua menyemburkan api ke arahku, aku sekarang tahu bahwa kedua Flame Wolf itu bukanlah pemimpin biasa! Mereka adalah spesies yang berbeda! Mereka adalah Burt Flame Wolf!
“Ini aneh sekali, Burst Flame Wolf seharusnya tidak ada di zona tiga, apa maksudnya ini?!” kata Raven sambil menangkis serangan api dari kedua pemimpin Flame Wolf dengan sihir anginnya.
Raven menyerang Flame Wolf terdekat tapi banyak serangannya yang dengan mudah dihindari dan Flame Wolf membalas serangan Raven dari berbagai sudut. Raven tidak menyangka bahwa dia akan kesulitan melawan Burst Flame Wolf, dia yang merasa sudah cukup berkembang karena sudah mencapai zona 5 menjadi tahu bahwa kekuatannya masih belum apa apa bahkan di zona 5 ini.
“Aku telah meremehkan kalian, aku akui kalian kuat karena solidaritas kalian, tapi…” Raven mengepalkan kedua tangannya dan wajahnya menjadi sangat serius
“Aku akan menjadi yang terkuat demi kedamaian dunia ini!” teriak Raven yang bangkit dari kekalahannya, sekilas dia teringat akan senyuman Ariana
Singkat cerita Raven berhasil mengalahkan semua Flame Wolf kecuali Flame Wolf yang berwarna putih, hingga tersisa dua Burst Flame Wolf yang menjadi bos terakhir.
“Sepertinya kalian berdua paham akan perbedaan kekuatan kita” ucap Raven, efek dari penguatan fisik tahap satu masih aktif, aku telah bertarung dari siang hari hingga malam hari. Karena latihan fisik beberapa minggu kemarin aku bisa bertahan dari situasi ini, tapi aku sudah kehabisan tenaga, untuk serangan terakhir aku akan menggertak mereka saja.
Dengan keadaan yang kacau balau, tubuh Raven yang penuh luka, pakaiannya yang penuh akan darah dari Flame Wolf serta pedangnya yang terlihat sudah mulai tumpul karena terus menahan serangan dari Flame Wolf.
SING
Raven melempar pedangnya ke arah musuhnya hal itu membuat kedua Burst Flame Wolf mundur beberapa langkah, Raven bersiap merapalkan mantra nya
“Rasakanlah sihir terkuat ku!” teriak Raven
Mendengar hal tersebut kedua Burt Flame Wolf langsung kabur ketakutan, mereka pergi ke hutan lebih dalam lagi ke arah zona ketiga.
Aku sangat bersyukur karena mereka kabur sebelum aku selesai merapal sihir palsuku, aku tidak bisa mengeluarkan sihir area karena mana sihirku sudah habis untuk sihir penguatan fisik, untung saja mereka tidak bisa berpikir. Aku mengambil pedang itu dan pergi dari sarang Flame Wolf dan mencari tempat tidur di antara pohon, kemudian aku membuat api dengan sisa mana yang aku miliki, tanpa sadar tubuhku menyandarkan diri ke batang pohon kemudian aku terlelap karena kelelahan.
Walau dalam keadaan tertidur aku bisa merasakan keberadaan monster dari aliran mana yang bergerak tidak wajar di sekitar udara, saat aku membuka mata aku melihat serigala putih bersama dengan anaknya tidur di dekatku, aku terkejut karena baru sadar akan hal itu.
“Apa?!” teriakku berdiri, Flame Wolf itu terbangun dan melihatku seakan mereka senang bahwa aku bangun, anaknya malah mendekatiku dan menggesekkan badannya pada kakiku, dia terlihat seperti kucing
Apa yang terjadi?, Flame Wolf ini berbeda dari spesiesnya dia berwarna putih seperti salju, aku tidak pernah melihat Flame Wolf memiliki bulu seputih ini, mungkin saja mereka spesies yang berbeda yang belum ditemukan. Instingku mengatakan bahwa mereka tidak berbahaya, buktinya mereka tidak menyerangku saat aku tidur.
Ternyata aku bangun bukan karena aliran mana Flame Wolf putih ini melainkan keberadaan dari monster gate yaitu Night Blue Goblin yang sudah mengepungku dari berbagai arah, mereka memang belum menampakkan diri tapi mereka sudah bersiap di semak semak.
Tiba tiba Flame Wolf putih itu menjadi sangat besar, dia menurunkan badannya melihatku seakan menyuruhku untuk naik ke punggungnya, aku tidak punya pilihan lain, setelah aku naik dia langsung membawa anaknya juga dengan mulutnya, dia berlari dengan cepat menghindari kontak dengan Night Blue Goblin.
Beberapa anak panah dan tombak hampir saja mengenai diriku karena Blue Goblin itu menyerang, keberadaan mereka sangat jelas terlihat ketika mereka keluar dari semak semak karena warna tubuh mereka yang berwarna biru dengan kuping yang panjang serta wajah buruk mereka.
Tapi sepertinya mereka tidak menyerah begitu saja, mereka terus mengejar tapi setelah cukup jauh mereka tiba tiba berhenti mengejar, tapi entah kenapa aku merasa pohon disekitar terlihat seperti lebih lebat dari sebelumnya dan tempat ini lebih gelap dari sebelumnya, aku bahkan tidak dapat merasak aliran mana disini karena udara disini tertutup, aku ingin beristirahat sejenak di atas pohon, setidaknya untuk malam ini.
Raven tidak sadar bahwa dirinya telah memasuki zona yang lebih tinggi dari sebelumnya, tapi karena keberadaan dari Flame Wolf yang berwarna putih dirinya aman untuk malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 11 Episodes
Comments