Aku berjalan melalui zona keempat menuju ke zona ketiga, beberapa peri menuntun jalan kesana, sebelumnya peri peri itu mengakui bahwa mereka bisa membangkitkan orang yang telah mati, mendengarkan hal itu aku langsung buta akan keadaan dan akan melakukan apa saja agar peri – peri itu mau membangkitkan seseorang yang sangat berharga bagiku, rasanya aku terlalu percaya kepada mereka.
Setelah menenangkan pikiran, aku akhirnya curiga terhadap peri – peri itu yang bisa saja telah memanipulasi otak dan kesadaranku agar bisa percaya begitu saja kepada mereka.
“Peri – peri kecil ada yang mau aku tanyakan” ucap Raven berhenti berjalan
“Ada apa?” tanya para peri
Raven menarik pedangnya dari sarung dan bersiap menyerang para peri itu.
“Dari mana kalian? Siapa kalian? Apa tujuan kalian? Apa kalian memanipulasi pikiran agar aku bisa percaya pada kalian?!” tanya Raven menatap para peri dengan serius
“Hah??” kata salah satu Peri kecil
“Apa kamu ini pikun? Bukankah aku menjelaskan semuanya tadi!” ucap salah satu Peri
Peri itu marah marah sambil menggerakkan tubuhnya yang tampaknya sangat kesal, para peri ini mirip sekali dengan manusia pada umumnya hanya saja ukuran mereka sangat kecil, hanya 5 centi meter saja. Mereka juga memiliki sayap di punggung mereka, sayap itu bercahaya putih terang yang menandakan mereka adalah peri yang baik.
“Sejak kapan?” ucap Raven terkejut
“Tunggu dulu, apa kamu ingat nama kami?” tanya Para Peri
Raven memasukkan lagi pedangnya dan kebingungan karena dia merasa bahwa para Peri itu belum memberikan penjelasan terkait diri mereka.
“Kami sudah menjelaskannya saat pertama kali bertemu tadi!” kata para Peri
“Dasar manusia pelupa” ucap salah satu Peri
“Perkenalkan namaku Lina, dan yang berada di sampingku atau yang berambut kuncir dua itu adalah adikku, namanya Lini, dan peri yang berambut hitam panjang itu adalah adik yang paling kecil, namanya Line” ucap Peri kecil yang bernama Lina
“Oke, yang memiliki dada yang paling besar adalah Lina, dan rambut kuncir dua Lini, dan rambut hitam panjang adalah Line, aku akan mengingatnya.” Ucap Raven
“Apa? Ehem, aku tidak peduli caramu mengingat kami, tapi dengarkan penjelasan ini dengan serius karena aku tidak ingin mengulanginya setelah ini” ucap Lina
“Baik, aku akan mendengarkannya baik baik” balas Raven mengangguk, Raven memperhatikan Lina dengan seksama.
“Kami adalah peri dari hutan pelindung, kami ditugaskan untuk menyampaikan pesan kepada siapa saja yang berhasil menaklukan monster pemimpi sendirian” kata Lina serius “sampai di sini, ada yang ingin kamu tanyakan?”
“Sendirian? Apa maksudnya itu?” tanya Raven penasaran
“Siapa yang kalian sebut dengan monster pemimpi itu? Dan apa maksudnya kalian akan menyampaikan pesan kepada orang yang berhasil mengalahkan monster pemimpi itu sendirian? Bagaimana jika yang mengalahkan monster tersebut adalah sebuah kelompok?” tanya Raven
“Monster pemimpi, atau yang lebih kalian kenal sebagai Alter Dark Horse. Dan jika ada sebuah kelompok yang mengalahkan monster tersebut, kami akan membunuh semua anggota kelompok tersebut dan menyisakan satu orang terkuat. Lagi pula Alter Dark Horse tidak akan bisa dikalahkan jika berkelompok, karena mengalahkan monster itu berdua saja sangat mustahil untuk dilakukan. Monster pemimpi itu memiliki kemampuan untuk membuat musuh berpikir teman adalah musuh” jawab Lina
“Manipulasi pikiran maksudmu?” kata Raven
“Bukan, lebih dari itu, monster itu bisa mengendalikan Realita jika ada sebuah kebencian di dalam teman satu tim. Mustahil menang melawan monster itu jika kamu berdua, karena sudah pasti pikiran kalian akan berbeda satu sama lain dan malah memperkuat monster itu” ucap Lina
“Aku mengerti” ucap Raven
“Baiklah sekarang aku akan menyampaikan pesan untuk orang yang berhasil mengalahkan monster pemimpi itu. ‘pahlawan selamatkan putri dari monster terkutuk’ itu adalah pesan dari Ratu Peri” ucap Lina
“Ratu Peri? Pahlawan? Putri?” tanya Raven
“Daripada menjelaskan kepadamu untuk kedua kalinya cerita ini, lebih baik kamu melihatnya secara langsung” ucap Lina terbang memegang kepala Raven dengan tangan kecilnya, tiba – tiba sebuah cahaya bersinar terang.
Apa ini? Aku melihat cahaya yang sangat terang dari peri itu. Apa yang terjadi?
Aku melihat sebuah ingatan seseorang...
Aku melihat seorang Raja yang bermain dengan putrinya, tapi kemudian seseorang menculik putrinya membuat sang Raja marah.
Sang Raja yang marah menemui seorang penyihir kemudian menyuruh penyihir untuk memberikan kutukan para penculik putrinya agar dia tidak bisa berjalan lagi agar sang Raja bisa dengan mudah menangkapnya, penyihir itu dengan menaati perintah Raja.
Tapi penculik sang Putri malah di kutuk menjadi seekor naga oleh penyihir, karena kesalahan itu sang penyihir berjanji kepada siapapun yang menyelamatkan putri maka dia akan mengabulkan permintaan apapun dari sang pahlawan yang berhasil menyelamatkan sang putri. Penyihir itu adalah Ratu peri sendiri.
Aku tahu cerita itu seperti dibuat oleh seorang anak – anak, terdapat banyak sekali kejanggalan, tapi untuk saat ini aku diam saja, aku pura pura percaya kepada cerita Lina itu yang ditampilkan pada ingatanku.
“Bagaimana kamu sudah paham?” tanya Lina
Aku kembali lagi dari ingatanku, yang terakhir kali aku ingat adalah seekor naga tanpa sayap yang sangat ganas sedang mengitari seorang putri yang berada di dalam kurungan emas, kenapa peri ini memberikan cerita yang sangat klise? Ceritanya mirip seperti pada dongeng – dongeng saja.
“Aku ingin memastikan sesuatu” kata Raven serius
“Apa?” tanya Lina
“Apa benar kalian bisa membangkitkan jiwa yang telah mati? Dan darimana kalian tahu bahwa permintaan yang ingin aku minta itu adalah membangkitkan seseorang?” tanya Raven tertunduk
“Hal itu mudah dilakukan oleh sang Ratu kami, kami para peri dapat dengan mudah mendapatkan informasi dari alam” balas Lina
“Kalau begitu buktikan padaku!” ucap Raven dengan tatapan serius
Lina yang melihat tatapan itu seakan melihat harapan pada mata Raven yang sangat rapuh, mata Raven seperti mau menangis tapi dia menahannya.
“Boleh saja, tapi sebelum itu kamu harus membuktikan dirimu pantas untuk menerima tugas pahlawan ini” ucap Lina
“Hahaha kamu menantang diriku? Bertarung dengan dewa saja aku tidak akan mundur satu langkahpun jika hal itu diperlukan untuk membangkitkan Ariana!” ucap Raven dengan sombong, matanya berubah menjadi biru terang menyala tanda dia sangat bersemangat dan tidak sabar untuk melawan monster yang menangkap sang putri.
Setelahnya aku dan para peri melanjutkan perjalanan menuju zona ketiga, pada perbatasan zona terlihat jelas perbedaan udara dan suasana. Keadaan zona keempat yang sudah sangat menyeramkan ketika masuk ke zona ketiga malah lebih menyeramkan lagi, pohon – pohon di sana terlihat berwarna kemerah – merahan, malah ada beberapa yang terbakar oleh api merah membara.
Zona ketiga ini belum pernah dijelajahi oleh siapapun, aku adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di sini, entah kenapa suasana pada zona ketiga ini sangat panas, aku dan para peri beristirahat setelah berjalan cukup jauh masuk ke zona ketiga, ketika aku bangun dari tidurku aku tidak lagi melihat mereka, tapi tenang saja aku telah menandai mereka dengan bayangan hitam milikku, setidaknya aku tahu bahwa mereka hanya menjauh dariku dan tidak meninggalkan aku.
Aku berjalan jalan lebih jauh dan melihat sebuah pohon yang terlihat sangat mencolok, pohon itu sangat besar dengan batangnya yang terbakar oleh api merah membara, setelah aku melihat lebih dekatnya ternyata pohonnya tidak terbakar, malah api itu keluar dari pohon itu, pohon itu memiliki tinggi kurang lebih 10 meter dengan lebar batang 2 meter, pohon itu tidak memiliki daun hanya batang dan cabang saja yang terbakar oleh api seakan api itu adalah daun dari pohon tersebut.
WUSH
Tiba tiba ada batang pohon yang dilemparkan ke arahku, tapi untungnya aku bisa mengelak dengan reflek terbang ke atas dengan sihir angin, aku menoleh ke arah lemparan dan melihat seorang pria yang bertelanjang dada dengan kulit berwarna hitam merah darah, dia memiliki tanduk seperti iblis, dan memiliki sayap berwarna gela di punggungnya, bahunya terbakar oleh api dan telapak tangannya juga sama.
Dia melihat ke arahku, setelah aku perhatikan baik – baik, matanya juga terbakar oleh api, bahkan rambutnya yang aku pikir bergelombang ternyata adalah api yang terlihat seperti rambut, aku tidak gegabah dalam situasi ini karena dia adalah gate monster yang benar – benar baru, tidak ada informasi dari guild mengenai dirinya, wajar saja karena aku yang menemukannya pertama kali di sini.
“Siapa kamu! Kenapa kamu menyerangku!” ucapku keras keras kepadanya, karena penampilannya yang mirip seperti iblis jadi aku pikir dia bisa berbicara.
“Manusia? Hebat juga kamu bisa berbicara bahasa iblis, apa karena kemampuan dari monster pemimpi itu, apapun itu kamu adalah manusia yang sopan ya” ucap Iblis itu sambil memberi salam dengan menundukkan kepalanya
“Apa maksudmu? Aku bertanya siapa kamu?” ucap Raven
“Aku sudah banyak bertarung melawan manusia, dan baru pertama kali ada manusia yang bertanya siapa aku tanpa menghunuskan senjatanya padaku” ucap Iblis itu “perkenalkan aku adalah jendral Raja Iblis, Alfred! Violin-”
“Alfred, kenapa kamu menyerangku?” tanya Raven
“Tunggu dulu aku belum selesai berbicara, namaku adalah Alfred Volingard Hysmon Dark-“ lagi lagi kata kata Iblis itu dipotong oleh Raven
“Apa kamu adalah monster yang dikatakan para peri sebagai ujianku?” tanya Raven
“Aku tarik kata kataku tadi, kamu adalah manusia yang sangat tidak peka, jangan memotong namaku!” ucap Iblis itu kesal, “apa kamu kenal dengan para peri itu? Itu berarti kamu pantas untuk mati” ucap Iblis itu yang tiba – tiba berubah menjadi sangat marah.
Iblis itu mengeluarkan bola api dari kedua tangannya kemudian menyatukannya membuat bola api yang lebih besar, kemudian melemparkannya ke arah Raven dengan kecepatan yang sangat cepat. Karena tidak sempat mengelak, Raven terpaksa menahannya dengan serangan api miliknya, tapi dia gagal karena serangan itu terlalu kuat. Raven menerima luka tapi tidak terlalu parah karena dia hanya terkena sebagian kecil bola api tersebut.
“Hahahaha biar aku pastikan satu hal jendral iblis” Raven menarik nafasnya “Apa penguasa zona ini?” tanya Raven
“Benar, aku adalah penjaga wilayah ini” kata Alfred
“Penguatan fisik tahap akhir, all in!” ucap Raven, sekarang tubuhnya mengeluarkan aura berwarna emas berkilau
“Shadow blaze!” ucap Raven, beberapa bayangan api Raven muncul di depannya dengan pedang api, bayangan api itu berwarna biru menandakan kekuatannya yang berlipat ganda karena kualitas mana yang dimiliki Raven meningkat pesat.
“Apa itu, hahaha kamu menarik juga manusia. Berikan aku hiburan yang menarik!” ucap Alfred
Bayangan api milik Raven menyerang Alfred dengan pikiran mereka sendiri, mereka mengepung Alfred dari berbagai arah kemudian menyerang secara bergantian. Sementara Raven mencoba berpikir untuk membuat rencana agar bisa mengalahkan Alfred.
Elemen dasar yang aku miliki adalah api dan angin sedangkan iblis itu memiliki elemen api, hmm aku yakin dia memiliki resistansi terhadap api, apa yang harus aku lakukan?
Sementara Raven berpikir, Alfred bertarung melawan bayangan api milik Raven dengan santai, Alfred sudah lama tidak kedatangan tamu jadi dia ingin melawan Raven pelan – pelan sambil menikmatinya.
“Ayolah kalian tidak bisa mengenai satu serangan pun!” ucap Alfred sambil menghindari serangan bayangan api dengan santainya
Alfred menyerang beberapa bayangan api dengan tendangannya dan seketika mereka mati. Namun mereka perlahan bangkit kembali dari bayangan api yang masih hidup, bayangan api itu membelah diri dan menyerang Alfred kembali tapi kali ini mereka menyerang dengan pola yang berbeda.
Beberapa bayangan api maju sementara yang lain melemparkan senjata mereka secara acak sehingga menutup jalan bagi Alfred untuk berpindah ke tempat. Strategi ini berhasil, membuat Alfred terkena salah satu pedang dari bayangan api.
“Hebat juga makhluk ini, kalian bisa membaca pergerakan sebelum nya” ucap Alfred gembira “baiklah aku sudah bosan dengan kalian” ucap Alfred dengan senyuman
Dengan mudahnya Alfred menyerang bayangan api Raven dengan kakinya, bayangan api itu tidak tersisa satupun, Alfred datang berjalan mendekati Raven, dengan santainya dia membuat bola api pada kedua tangannya kemudian melemparkannya ke arah Raven.
Raven tidak sempat untuk menghindar karena dia sedang merencanakan sesuatu dalam pikirannya, tapi bola api dari Alfred tidak memberikan dampak apapun karena tubuh Raven yang memiliki resistansi yang sangat tinggi berkat dari sihir penguatan fisik tahap akhir. Raven sangat fokus hingga menutup matanya, dia tahu serangan Alfred akan semakin berbahaya tapi dia harus tetap harus fokus.
“Ada apa manusia! Apa kamu sudah menyerah” ucap Alfred
Raven diam saja seakan mengacuhkan Alfred, beberapa kali Alfred menyerang Raven dengan bola api miliknya namun serangan itu tidak meninggalkan bekas apapun pada tubuh Raven, Alfred bisa saja langsung membunuh Raven saat itu juga tapi karena dia sudah lama tidak bertarung jadinya Alfred sedikit bersantai.
“Apa kamu sedang berusaha mengeluarkan jurus pamungkas mu? Sepertinya menarik! Baiklah aku akan menunggumu manusia!” ucap Alfred di depan Raven
Alfred berdiri tepat di depan Raven selamat beberapa saat, ketika Raven membuka matanya dia melihat iblis itu dari sangat dekat membuatnya sangat ketakutan, tapi Raven menahan dalam dalam ketakutannya itu dengan cara senyuman jahatnya.
“Alfred bersiaplah untuk mati!” ucap Raven
“Hahaha mana serangan pamungkas mu itu? Aku tidak akan menghindarinya!” ucap Alfred dengan mata melotot melihat Raven dengan rasa penasaran
“Inferno Dragon!” ucap Raven sambil terbang ke atas
Seekor naga api dengan tinggi 10 meter lebih telah berhasil diciptakan oleh Raven dengan sihir api miliknya, naga api itu memiliki nafas api yang sangat mematikan, naga api itu berwarna merah menyala. Dengan sayap yang sangat besar, saat mengepakkan sayapnya untuk terbang, Alfred merasakan angin yang sangat kuat hingga ia harus menapakkan kakinya lebih kuat sampai – sampai tanahnya retak.
“Hebat sekali!” ucap Alfred “Aku mengakuimu manusia, untuk menghormatimu aku akan melawan naga ini dengan kedua tangan dan kaki yang aku miliki!” ucap Alfred
“Black Dragon!” ucap Raven
Muncul seekor lagi naga namun berbeda dari sebelumnya naga ini memiliki warna gelap karena merupakan bentuk sihir dari Reality Hack yang telah di aktifkan Raven sebelumnya.
“Bagus sekali manusia!” ucap Alfred
Kedua naga tersebut terbang di dekat Raven kemudian menyemburkan nafas api yang sangat panas ke arah Alfred, dengan santainya Alfred menerima serangan tersebut dia bahkan tidak berniat untuk menghindari serangan itu sama sekali.
“Hahaha lumayan” ucap Alfred yang sedikit terluka karena serangan nafas api itu
Raven melesat ke arah Alfred sambil bersiap menebas kepala Alfred dengan pedangnya, Alfred tetap tidak bergerak dan terkena serangan tersebut tapi pedang Raven meleleh karena leher Alfred yang sangat panas.
“Apa kamu punya sihir pamungkas yang lain manusia?” ucap Alfred dengan senyuman
“Tcih, jangan meremehkan aku!” ucap Raven dengan mata sinis
Aku menyerangnya dari depan dengan bola api, kemudian melompat untuk menyerang bagian belakangnya dengan bola api, tapi percuma saja dia benar benar berniat menerima semua seranganku, aku mencoba serangan lain dengan sihir angin, aku menebas kepalanya dengan sihir angin dan beberapa kali menyerangnya dengan sihir gabungan angin dan api tapi percuma saja, aku tidak dapat mengalahkannya!
“Serangan api dan angin tidak akan mempan padaku manusia” ucap Alfred
Raven berlari ke arah Alfred dan mencoba memukulnya dengan sihir Puch Fire yang memusatkan panas api ke tangan Raven kemudian memasukkannya ke objek yang dipukul oleh Raven. Tangan Raven malah memantul bagai memukul besi yang amat kuat, setelah menghabiskan begitu banyak serangan dan energi akhirnya Raven mundur dan membiarkan kedua naganya untuk menyerang Alfred.
Dia tangguh sekali, terlihat sangat jelas perbedaan kekuatan di antara kami berdua, apa aku bisa mengalahkannya Ariana? Apa aku bisa menyelamatkanmu? Tiba tiba saja aku melihat bayangan Ariana yang tersenyum kepadaku dia seakan memberi aku kekuatan untuk bangkit dari kekalahan ini.
Sementara itu Alfred mengalahkan naga api dan naga hitam milik Raven dengan satu pukulan telak. Alfred berjalan mendekati Raven kemudian dia melesat dengan sangat cepat dan memukul perut Raven hingga membuat Raven muntah darah dan terpelanting sangat jauh ke arah pohon terbesar di sana.
“Kamu sangat kuat, tapi aku akan tetap menang!” ucap Raven dengan sombongnya
“Hahaha omong kosong, sudah babak belur begitu kamu masih berbicara sombong” ucap Alfred
“Ayo serang aku dengan serangan terkuat yang kamu miliki” ucap Raven
“Baiklah, tapi dengan intensitas yang sedikit saja aku bisa membunuhmu” ucap Alfred
Alfred membuat bola api yang sangat besar di atas kepalanya, kemudian dia melemparkannya ke arah Raven, Raven tersenyum kecil, dia telah memasangkan beberapa shadow blaze yang bersembunyi mengelilingi pohon terbesar itu.
“Kena kau!” ucap Raven dengan senyuman
Raven hanya memperkuat resistansi elemen api pada tubuhnya, sementara itu sebuat tangan tangan hitam menjebak Alfred agar tidak dapat bergerak selama beberapa waktu, Raven terkena luka bakar yang sangat parah, sebagian badannya terkena luka bakar, dia berlari dengan sangat cepat ke arah Alfred sambil membawa beberapa serpihan api milik Alfred, Raven memukul Alfred dengan api miliknya sendiri, serangan itu berhasil melumpuhkan Alfred hingga ia tidak dapat berdiri lagi.
Raven berlari dengan sangat cepat menjauh dari Alfred karena pohon yang sangat besar itu akan segera jatuh akibat ledakan dari shadow blaze dan serangan bola api terkuat milik Alfred. Raven melihat Alfred yang tertimpa dengan pohon itu merasa bahwa Alfred sudah kalah. Tapi ternyata Raven salah karena tiba – tiba saja sebuah ledakan yang sangat besar terjadi membuat Raven terkejut.
“Apa yang terjadi?” ucap Raven
Dengan cepat Alfred menangkap Raven kemudian mencekik Raven dengan sangat keras.
“Hebat sekali manusia, aku tidak menyangka kamu bisa tahu kelemahan aku yang lemah terhadap elemen api milikku sendiri, aku telah meremehkanmu manusia, kamu bahkan sanggup memecahkahkan salah satu tanganku” ucap Alfred
Tangan kiri alfred dikorbankan untuk membuat ledakan yang memberinya waktu untuk kabur, jika alfred terkena pohon itu sudah pasti dia akan mati karena elemen yang terkandung dalam pohon itu merupakan api miliknya sendiri.
Sial apa aku akan mati di sini? Padahal aku sudah berjuang dengan sangat keras, ternyata ada yang lebih kuat dari apa yang aku bayangkan, Ariana aku akan segera menyusul mu, tunggu aku. Aku pasrah ketika Alfred mencekik leherku dan mengangkatnya ke udara, aku menutup mata untuk terakhir kalinya dan melihat peri peri kecil itu datang berbicara dengan Alfred, sepertinya mereka memohon pada Alfred untuk mengampuni aku, sial jika aku diberikan kesempatan lagi maka aku tidak akan gegabah lagi dalam menghadapi musuh, aku sangat membutuhkan kekuatan! Aku ingin kekuatan!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 11 Episodes
Comments