Chapter 1.5 : Kisah Ariana

Malam hari telah tiba, langit dipenuhi oleh awan hitam yang menggantung rendah. Bulan dan bintang-bintang tersembunyi di balik awan, meninggalkan kegelapan yang menyelimuti segala sesuatu di sekitarnya. Cahaya samar-samar dari bintang jauh yang menerangi hutan.

Angin malam bertiup pelan-pelan, membawa sejuk yang menusuk hingga ke tulang. Daun-daun kering dan ranting-ranting pepohonan bergerak dan bergoyang-goyang di bawah angin malam yang lembut, menghasilkan suara gemerisik yang menenangkan. Serangga malam keluar dari persembunyiannya, terbang dan bergerak dengan lincah di udara, menghasilkan suara-suara kecil yang bersahut-sahutan.

Di tempat-tempat yang sepi, seperti hutan ini, suara-suara malam semakin terdengar jelas dan menenangkan. Terkadang, terdengar juga suara hewan malam seperti burung hantu atau serangga besar yang berdengung di udara. Namun, semuanya menjadi lebih sunyi dan tenang ketika malam semakin larut.

Meski terasa sepi dan menakutkan, tapi kelembutan angin, dan kegelapan yang menyelimuti semuanya memberikan suasana yang damai dan tenang.

"Ayo kita beristrirahat di sini saja, hari sudah mulai gelap" ucap Ariana

"Oke, aku akan menyalakan api" balas Raven

Untuk sekarang kami akan beristirahat di sini, lokasi yang ditujukan pada laporan cukup jauh juga dari ibukota tapi bukan itu yang aku khawatirkan, sebenarnya jika kami berjalan hingga tengah malam maka kami akan sampai ke tujuan. Tapi aku khawatir pada Raven dia mungkin kecapekan karena mengeluarkan mana sihir yang banyak pada siang hari tadi.

Api unggun yang Raven nyalakan memiliki nyala yang merah menyala dan cukup besar, menyebarkan cahaya ke seluruh area sekitarnya dan memberikan rasa hangat di udara yang dingin malam itu. Knalpot api terdengar dari kayu yang terbakar, sementara asap hitam pekat terus naik ke udara dan menghilang dalam cahaya remang-remang api. Mereka berdua duduk dengan nyaman di sekitar api, merasa tenang dan aman dengan api yang memberi rasa perlindungan dan kenyamanan di tengah malam yang gelap

Raven dan Ariana duduk berhadap hadapan saling menatap dan mengobrol santai mengenai masa kecil mereka, cerita masa masa sekolah dan banyak hal lainnya

"Raven semakin hari kamu semakin besar ya, bagaimana pendidikanmu? sekolahmu?" tanya Ariana

"Sekolah?, aku sudah lulus 3 tahun lalu dari akademi. Sekolah itu membosankan karena tidak ada kamu, semua sangat menyenangkan saat bersama kamu" ucap Raven dengan polos

Raven... Sifat kekanakanakan kamu belum juga berubah ya, sejak umur 12 tahun aku menjalanani pelatihan/pendidikan ksatria selama 5 tahun, setelah lulus mungkin aku tidak akan bertemu lagi dengan adik kesayanganku, tapi dia malah menunggu kelulusanku dan mengajakku menjadi Gate Hunter.

"Hebat sekali kamu bisa lulus akademi dengan sangat cepat" sambung Ariana sedikit terkejut

"Tidak juga, hanya saja aku ingin cepat cepat lulus dan mengajakmu berpetualang lagi, selama beberapa tahun terakhir aku melatih fisik dan penggunaan sihirku untuk menjadi Gate Hunter" kata Raven

"Pada misi pertama kita melawan monster yang kuat, aku sangat tidak sabar" ucap Raven tersenyum "mungkinkah monster yang tidak diketahu itu naga legendaris dari gerbang, atau mungkin makhluk mitos, atau iblis!" gumam Raven

"Itu tidak mungkin, kamu ini ada ada saja" balas Ariana

Raven dan Ariana berbaring di atas daun yang tergelak di tanah, mereka menatap bintang kemudian menutup mata perlahan dan tidur.

Apa ini?! Tiba tiba saja kepalaku rasanya tertusuk tusuk duri yang sangat tajam, aku tidak bisa bergerak! mungkinkah ini adalah efek racun atau kutukan dari serangan Flame Wolf itu! tapi Flame Wolf tidak sepintar itu, efek racun ini sangat berbahaya!

"Ariana? bangunlah hari sudah pagi" ucap Raven yang sedang duduk menatapnya

Ariana terbangun dengan terengah-engah, keringat mengalir deras dari dahinya. Rasanya seperti terjebak dalam dunia mimpi yang penuh dengan ketakutan dan kegelapan. Dia meraba dadanya yang berdebar kencang dan menatap sekitar dengan rasa takut. Api unggun yang tadinya hangat dan nyaman, sekarang terlihat seperti serpihan api liar yang mengancam melahap segala yang berada di sekitarnya.

Ariana merasa seperti mimpinya sangat nyata .Bahkan, ketika matanya terbuka, bayangan-bayangan aneh masih menghantui pikirannya. Dia merasa jantungnya semakin berdebar kencang dan tak mampu mengendalikan perasaannya.

Seketika, Ariana mengingat apa yang terjadi di dalam mimpinya. Dia terkena serangan racun yang sangat berbahaya dan merasakan duri yang menusuk kulitnya dengan sangat dalam. Padahal, dalam keadaan normal, Ariana tidak pernah merasa takut dengan ancaman apa pun yang datang di hadapannya.

Namun, efek dari mimpi buruk itu terasa sangat kuat, hingga membuatnya kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dan mimpi. Semua terasa begitu nyata dan menyeramkan.

"Mimpi?" ucap Ariana

"Ada apa? Apa kamu bermimpi buruk" balas Raven kebingungan

"Tidak bukan apa apa" ucap Ariana

"Tunggu dulu bukankah matahari belum terbit? kenapa kamu bangun?" ucap Ariana

"Karena aku ingin menangkap sarapan pagi kita, aku berhasil menangkap seekor Night Rabbit" ucap Raven

Apa racun itu hanya mimpi? Sekarang tubuhku baik baik saja, tapi apa arti dibalik mimpi itu?

Night Rabbit adalah monster alami di dunia ini, fisik monster ini mirip seperti kelinci, matanya berwarna merah terang dan gigi mereka sangat besar dan pada bagian kaki mereka terdapat bulu bulu halus yang cukup untuk mengoyak kulit.

Night Rabbit biasanya tidur pada malam hari dan baru beraktivitas pada siang hari itulah sebabnya mereka di sebuat "Night Rabbit" karena biasanya kelinci tidak akan tidur pada malam hari karena mereka akan waspada terhadap predator, sedangkan Night Rabbit memiliki semacan zat yang sangat beracun.

"Tunggu dulu, bukankah itu Night Rabbit?, bukankah daging monster itu beracun?" tanya Ariana serius

"Tenang saja, asalkan dagingnya dipanggang dengan sangat panas maka racunnya akan menguap, aku mempelajarinya saat di akademi" balas Raven

"Begitu ya, aku baru tahu itu" balas Ariana

"Aku sudah mencoba dagingnya beberapa kali, teksturnya mirip daging ayam!" ucap Raven

"Begitu ya, aku tidak sabar untuk mencobanya" balas Ariana

Ariana dan Raven memakan daging bakar Night Rabbit untuk sarapan, Ariana melamun memikirkan mimpinya yang terasa sangat nyata, dia dilema antara memberitahu Raven mengenai kekwatirannya atau tidak

"Ariana?? Ada apa? Kamu sepertinya memikirkan sesuatu, apa mungkin daging Night rabbit tidak cocok dengan seleramu?" tanya Raven melihat Ariana, Ariana menatap Raven, wajahnya begitu polos dan sangat periang sekali, dia tidak tega untuk memberi tahu tentang kwkhawatirannya yang belum pasti.

"Tidak, bukan begitu, dagingnya sangat enak kok!" balas Ariana tersenyum

Sebaiknya aku tidak memberi tahu Raven tentang mimpi itu, bisa jadi memang itu hanya mimpi saja, lagi pula tidak mungkin Flame Wolf dapat memasang racun pada duri itu, mereka adalah monsters yang hidup dengan insting, aku harus fokus pada misi ini dan tidak memikirkan hal sepele seperti ini, tugasku hanyalah melindungi Raven!

Matahari mulai berada di atas kepala membuat bayangan menjadi tidak terlihat, sengatan matahari cukup membuat Ariana dan Raven berkeringat. Mereka berdua akhirnya sampai ke lokasi pemukiman desa yang tertera pada laporan, tapi hal yang sangat tak terduga terjadi di sana!

“Ini pemukiman desa kan?” ucap Ariana terkejut

“Tidak salah lagi, ini adalah lokasinya!” balas Raven yang juga terkejut

“Tempat ini rata dengan tanah! Tidak ada bangunan lagi tersisa! Ini mustahil!” ucap Ariana melihat sekeliling

“Sebesar apa monsternya hingga bisa membuat jejak kaki sebesar ini!” kata Raven melihat sebuah jejak kaki manusia yang sangat besar yang membekas di tengah tengah desa, panjang jejak kaki itu 2 meter lebih!

“Mungkinkah monster yang tidak diketahui itu adalah Titan?” tanya Ariana

“Entahlah aku tidak yakin, tapi monster Titan telah habis dibasmi dalam beberapa tahun terakhir!” balas Raven

Apa yang harus aku lakukan? Monster Titan sangat sulit dikalahkan, jika dia benar benar ada mungkin kami tidak akan selamat, apa aku harus mengajak Raven pergi dari sini? Tapi jika kami pergi dari sini kemungkinan besar monster titan itu akan menyerang desa terdekat.

“Raven!” ucap Ariana

“Aku tahu Ariana! Kita akan mengalahkan monster titan itu kan! Jika kita kabur sekarang maka titan itu akan menyerang desa terdekat, sungguh menegangkan sekali!” ucap Raven

Apa! Dasar Raven, padahal aku ingin mengajakmu kabur, tapi apa boleh buat jik kamu sudah membulatkan tekad seperti itu maka sebagai seorang kakak aku akan membantumu dan melindungimu. Mungkin kami hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menang melawan titan itu, untung saja elemen api adalah elemen yang efektif saat melawan titan.

Tiba tiba saja tanah bergetar, getaran itu karena titan sedang berjalan menuju desa.

“Titan! Sepertinya mereka belum punah, aku tidak akan menyangkan akan melawan monster selangka ini” ucap Raven bergemataran, dia merasa sangat gugup karena ketakutan sekaligus antusias

“Besar sekali, tingginya mungkin 10 meter lebih, aku melihat seseorang di atas pundak kanannya!” ucap Ariana

Titan itu hanya melangkah beberapa langkah hingga cukup dekat dengan Raven dan Ariana

“Manusia! Aku mencium bau manusia!” ucap titan itu

“Hah! Ada manusia?! Dimana?” tanya orang yang berada di atas pendak kanan titan

“Itu mereka” jawab titan

“Apa mereka adalah Gate Hunter yang dikirim ke sini? Mereka lebih cepat dari yang aku kira, tapi tidak apa apa” gumam orang itu “Manusia!” teriaknya

“Siapa kamu! Apa kamu yang menghancurkan desa ini? Kemana para penduduk desa ini!” teriak Raven

“Aku adalah iblis! Aku bukan iblis biasa! Aku adalah seorang jenius! Seorang jenius yang berhasil membangkitkan monster yang telah punah! Aku seorang ilmuwan iblis!” ucap pria yang berada di pundak kanan titan

“Hahaha ilmuwan katamu? Jika itu benar kenapa kamu sekarang berada di sini, seorang ilmuwan seharusnya berada di laboratoriumnya!” teriak Raven mengeluarkan sihir Shadow Blaze

“Nyalimu besar juga bocah, Guliat! Hancurkan mereka!” ucap ilmuwan iblis itu pada titan

Dengan kaki yang sangat besar, titan itu langsung melonpat tinggi. Ariana dan Raven menghindar kemudian mereka berlari ke hutan

“Jika bertarung di lapangan luas kita diuntungkan, kita akan memancing mereka ke daerah pegunungan!” ucap Ariana sambil berlari

“Dimengerti!” balas Raven belari lebih cepat

JDUK

Ariana terjatuh saat berlari, Raven yang mendengar suara langsung berhenti dan melihat ke belakang.

“Ariana! Ada apa? Apa kamu baik – baik saja?” tanya Raven cemas

Perasaan ini sama seperti di dalam mimpiku, apa itu benar benar racun dan bukan mimpi... aku merasa sangat tidak enak badan, aku tidak bisa bernafas, rasanya seperti kepalaku tertusuk tusuk duri yang sangat tajam, aku tidak bisa merasakan kaki dan tanganku, sakit sekali

“Aku akan menggendongmu Ariana!” ucapnya padaku, dia menggendongku dengan kedua tanganya, aku seperti tuan putri yang sedang diselamatkan pangeran

“Tornado wings!” ucap Raven, lingkaran sihir terbuat dibawah kakinya dan mengeluarkan hembusan angin yang kencang hingga membuat dirinya terbang ke atas, kemudian sebuah sayap yang terbuat angin dari muncul diantara punggung Raven

“Tenang saja Ariana kita akan segera sampai ke daerah pegunungan terdekat” ucap Raven menatapku dengan gemetaran, mungkin dia sangat ketakutan dengan titan itu, harusnya aku memaksanya untuk kabur tadi, ini adalah kesalahanku karena telah membuat adikku tersakiti

Setelah sampai di dekat daerah pegunungan, sayap angin Raven hilang, dia kehabisan mana, mereka berdua pun jatuh. Ariana yang masih tidak dapat bergerak akhirnya memutuskan untuk menggunakan kekuatannya agar mereka tidak mati karena jatuh dari ketinggian.

“Penguatan fisik tahap satu, enchant strengt!” ucap Ariana, seketika tubuh Ariana mengeluarkan aura merah yang berarti sihir penguatan fisik tahap satu telah aktif. Ariana sekarang dapat menahan racun lebih lambat menyebar ke seluruh tubuhnya

Ariana sekarang mengendong Raven kemudian, mereka berdua jatuh, Raven yang kehabisan mana sedang pingsan karena kecapekan. Raven digendong pada punggung Ariana agar dia dapat berlari lebih mudah.

Setelah turun ke daratan, Ariana langsung berlari ke arah puncak gunung, dia melewati pohon pohon besar dan rawa rawa, saat dia sedang berlari beberapa monster menyadari keberadaannya, membuat meraka tertarik.

“Penguatan fisik tahap dua, Rapid Step!” teriak Ariana, sekarang aura sihir yang keluar dari tubuhnya berubah menjadi ungu, langkah kakinya semakin cepat

Aku harus sampai ke puncak! Aku yakin titan itu tidak akan berani menyusul kami jika aku sudah berada di sana, “Penguatan fisik tahap tiga, Powerfull!” teriak Ariana, langkah kakinya semakin cepat dan aura sihir pada tubuhnya semakin pekat.

Saat sampai dipuncak Ariana menurunkan Raven perlahan dan dia menarik nafas terengah engah, jantungnya berdegup kencang, keringat bercucuran pada wajah dan tangannya.

Maafkan aku Raven telah membahayakan dirimu, aku gagal sebagai seorang kakakmu...

Hembusan angin kencang menjadi saksi bahwa Ariana menangisi adiknya itu, dia memeluknya dan berharap mereka tidak mengambil misi yang sangat berbahaya ini. Tapi, hembusan itu semakin kencang, terdengar suara kepakan sayap dari atas.

“Naga!” ucap Ariana terkejut matanya terbuka lebar, sepertinya Ariana telah putus asa dengan keadaan ini, ekspresinya menunjukan hal tersebut. Wajahnya memucat, air matanya bercucuran membasahi pakaiannya.

Naga itu mendarat di dekat Ariana, dia seakan menatap Ariana dengan kebingungan karena seharunya tidak ada manusia yang dapat ke puncak ini, Ariana menutup matanya.

Kulit naga itu berwarna biru terang, pada bagian sayap terdapat balok es yang tampaknya tidak mencair, dan pada bagian kepalanya ada tanduk berwarna biru tua, ukuran naga ini tidak terlalu besar hanya sekitar 4 meter saja.

“Manusia! Kenapa kamu menanggis? Aku bahkan belum berbuat apa apa kepadamu” ucap naga itu, saat dia berbicara keluar hawa dingin dari mulutnya

“Aku bukan menanggis karena taku padamu, aku telah membahayakan adikku sendiri, mungkin kami berdua tidak akan selamat, itu semua karena diriku! Karena diriku yang tidak tegas padanya! Hiks hiks” teriak Ariana histeris

Entah apa yang terjadi aku malah bercerita mengenai keadaan kami pada naga itu, ahh mungkin karena aku sangat putus asa, mungkin di dalam hati kecilku aku berharap pertolongan pada naga ini.

“Menarik sekali, manusia aku tertarik pada ceritamu itu, jika kamu memohon padaku maka aku akan membantumu” kata naga itu sombong

“Benarkah!” ucap Ariana menatap naga itu dengan penuh harap

Dengan cepat Ariana bersujud pada naga itu dan meminta bantuannya “naga yang agung tolong bantu kami!”

“Baiklah, tapi bantuanku tidak gratis” ucap naga itu

“Aku akan membayarkan semua yang aku punya! Asalkan adikku selamat dari titan itu!” ucap Ariana berdiri menatap naga itu dengan serius

Aku terbangun dan melihat aku telah sampai dipuncak gunung, dimana Ariana? Apa dia selamat? Aku harus bangun dan mencarinya!

Saat aku melihat ke depan, sedang terjadi pertarungan antara titan dan naga es, Raven mengeluarkan sayap anginnya lagi dan terbang mendekat, dia melihat Ariana di atas kepala naga sedang menunggu kesempatan untuk menyerang, sementara itu naga es itu maju dan mundur sambil menyemburkan nafas esnya

“Hahaha aku kira kalian kabur ke ibukota ternyata malah kesini, kalian tidak beruntung sekali karena tempat ini adalah sarang Flame Wolf yang telah aku kuasai!” ucap ilmuwan iblis tertawa jahat

Saat aku mendarat, Aku melihat sekeliling sudah ada puluhan Flame Wolf telah mengepungku dari berbagai arah. Aku tidak bisa menggunakan sayap itu lagi, mana sihirku tidak cukup. Bagaimana ini?

“Raven!” teriak Ariana yang melompat dari kepala naga es, hentakan yang sangat keras antara tubuh Ariana dan tanah membuat sdikit retakan pada tanah, tubuh Ariana masih mengeluarkan aura ungu pekat, “Kenapa kamu kesini! Pergilah jangan pedulikan aku” ucap Ariana marah

“Hah! Apa yang kau bicarakan! Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian melawan titan itu!” balas Raven

Titan itu melancarkan pukulan dari tangan kanannya dan hampir saja mengenai mereka berdua.

“Jangan abaikan aku!” ilmuwan itu naik darah karena merasa tidak dianggap “Kalian akan merasakan Flame Wolf yang telah aku mutasikan! Mereka sangat beracun bagi para monster! Flame Wolf serang mereka!”

Para Flame Wolf mengibaskan ekor mereka, dan memberikan hujan duri beracun yang sangat banyak, tapi mereka berdua dapat menghindar dengan mudah, Raven mngikuti Ariana bersama sama berlari di atas tangan titan itu menuju sang ilmuwan iblis itu, Ariana mengayunkan pedangnya ke arah ilmuwan itu, membuatnya terpaksa terbang menggunakan sayapnya.

“Shadow Blaze, Shadow Blaze bantu Ariana!” ucap Raven

“Shadow Blaze miliku telah aku set untuk meledakkan diri dalam beberapa menit, ayo kita pergi dari sini Ariana! Mereka akan mengalihkan perhatian!”

Kedua bayangan api milik Raven bergegas membantu Ariana, sementara itu titan itu berusaha menyerang Raven dengan tangan kirinya. Aku benar benar tidak menduga arah serangan itu sehingga aku tidak sempat berpikir untuk menghindar, tapi lagi lagi Ariana menyelamatkan aku, dia mengarahkan pedang besarnya ke arah tangan titan itu membuat tangannya tergores.

“Naga Es!” teriak Ariana

Tiba tiba saja naga itu membawaku pergi menjauh, dia membawaku menggunakan cakarnya. Aku tidak bisa melepaskan diri karena cengkramannya sangat kuat. Dari atas aku melihat Ariana berjuang mati matian untuk melawan titan itu sendiri.

“Turunkan kan aku! Lepaskan! Ariana sedang dalam bahaya di sana!” teriakku sambil berusaha bergerak

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Ariana menusuk pedang besarnya ke mata titan itu, titan itu berteriak kesakitan.

“Ariana pergi dari sana, shadow blaze akan segera meledak!” teriak Raven

Ariana tersenyum melihatku, ekspresinya menunjukan bahwa dia tidak akan pergi dari sana, dia... dia masuk ke dalam mulut titan itu dengan memeluk shadow blaze. Ariana berusaha untuk tidak menangis di depan adiknya itu, dia menahan kesedihannya dan memberikan senyum terakhirnya.

“ARIANA!!!” teriak Raven sekeras kerasnya

Shadow blaze meledak di dalam perut titan itu dengan suara yang sangat kencang, mulut titan itu sampai mengeluarkan asap.

“Hahaha apa kamu pikir ledakan sekecil itu dapat menghancurkan mahakaryaku!” ucap ilmuwan itu, tapi ekpresinya berubah ketika melihat titan itu berhenti bergerak dan perlahan jatuh ke tanah, titan itu terbaring lemas dan pada akhirnya mati

“Tidak mungkin! Tidak mungkin! Apa yang terjadi!” teriak ilmuwan ilbis itu dengan histeris, dia begitu shock melihat titan yang bernama Guliat itu adalah satu satunya titan yang berhasil dia hidupkan kembali, jika dia mati maka kemungkinan besar ras titan akan benar benar punah.

Raven mengeluarkan aura merah pada tubuhnya, tanpa dia sadari matanya mengeluarkan air mata, matanya masih melotot membeku melihat Ariana yang telah masuk ke perut titan itu, rambut hitamnya berubah menjadi warna merah dengan keadaan tergerai gerai seperti ada di dalam air, ini karena mana sihir yang keluar dari tubuh Raven sangat banyak hingga mengubah kepadatan udara di sekitarnya.

“Aaaaaaakkkk!”

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku, tiba tiba saja aku merasa ada yang lepas dari dalam diriku. Aku merasa aku bukanlah diriku lagi, aku merenungi kesalahanku kepada Ariana, di dalam diriku ada yang berbisik bisik ‘ini semua salahmu’ dan suara lainnya ‘kamu telah membunuh Ariana’ dan ‘ya benar kamu telah membunuhnya, padahal dirinya sangat peduli padamu’ aku tidak tahan mendengar suara suara itu karena mereka memang benar...

Energi sihir Raven memuncak hingga membuat tubunya sangat berat, naga es tidak bisa menahan tubuh Raven dan terpaksa melepaskannya, tapi Raven terbang sebuah mana sihir yang sangat banyak keluar dari atas dan menuju langit membuat awan merah.

Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!