Chapter 4.4 - Menyelamatkan Putri Raja Iblis

Pengorbanan Raven

Apa aku sudah mati? Tubuhku tidak bisa digerakkan rasanya seperti tidak memiliki tubuh, aku bahkan tidak dapat melihat apapun, kenapa gelap sekali.

“Raven! Raven!” teriak suara keras yang memanggil namaku, sebuah cahaya yang perlahan lahan semakin terang membuka mataku

“Siapa?” tanyaku

“Bangunlah Raven! Bukankah kamu ingin menyelamatkan Ariana?!” ucap suara itu

Tiba – tiba aku terbangun terkejut karena teriakan keras suara itu, ternyata yang para peri peri kecil itu yang mengatakan hal itu tepat di di lubang telinga aku.

Aku melihat di sekitar telah banyak kerusakan terjadi karena pertarungan ku melawan seorang Iblis yang sangat kuat.

“Syukurlah kamu tidak mati” ucap para peri itu

“Apa yang terjadi kenapa Iblis itu tidak membunuhku? Bukankah dia sudah mencekik aku tadi?” Tanyaku pada para peri

“Oi Manusia! Aku punya nama!” ucap Iblis itu dibelakangku

“Uwah!”

Aku terkejut ketika melihat Iblis yang aku lawan ternyata masih ada di sini, dia masih menderita cedera parah pada bagian tangan kirinya yang mengeluarkan darah warna hitam pekat.

“Bersyukurlah manusia aku telah mengampuni nyawamu, tapi ada syarat yang harus kamu lakukan” ucap Iblis itu serius

“Apa syaratnya?” tanya aku khawatir, aku lega karena Iblis ini telah mengampuni aku.

“Kamu harus menyerahkan tangan kiri mu” ucap Iblis itu

“Apa maksudmu?” tanya Raven kebingungan

“Kamu telah mengambil tangan kiri aku, mungkin perlu beberapa puluh tahun untuk memulihkan tangan ini sepenuhnya, sebagai ganti nyawamu aku akan memotong tangan kirimu agar pertarungan kita anggap seimbang” ucap Iblis itu

“Bagaimana jika aku menolaknya” ucap Raven

“Hahahaha kamu tidak punya pilihan manusia...” ucap Iblis itu dengan wajah menyeramkan.

Hmm jika dibandingkan dengan nyawa, tangan kiri bukanlah apa apa tapi akan sulit untuk aku mengendalikan sihir nanti, tapi tidak ada pilihan lain.

“Tunggu dulu Alfred” ucap Lina si peri kecil

Aku dan Alfred melihat peri kecil itu dan memperhatikan apa yang dia katakan.

“Raven akan pergi menyelamatkan tuan Putri! Bisakah kamu berikan dia keringanan!” kata Lina si peri kecil itu marah marah

“Ha begitu kah, aku tidak peduli aku disini ada untuk menunaikan tugasku, tapi ini adalah harga diri aku sebagai salah satu Jendral Raja Iblis, setidaknya dia harus kehilangan sesuatu juga agar pertandingan ini seri atau aku tidak akan bisa hidup karena dia telah mengalahkan aku” ucap Iblis itu serius

“Dasar Iblis, jika Raven kehilangan tangan kirinya dia tidak akan mungkin bisa menyelamatkan tuan Putri” ucap Lina si Peri itu

“Oh begitu kah?” tanya Iblis itu melihat ke arah aku.

“Benar, akan cukup sulit untuk mengendalikan sihir jika hanya menggunakan satu tangan saja, tapi aku ingin menghormati harga dirimu jadi aku menawarkan bagian tubuh yang lain, bagaimana Alfred?” ucapku mencoba untuk bernegosiasi, aku tidak tahu apa dia akan setuju atau tidak, tapi kehilangan tangan kiri akan menyulitkan aku dalam pertarungan selanjutnya.

“Bagian lain?” tanya Alfred.

“Aku akan mengorbankan mata sebelah kiri ini, bagaimana?” ucapku.

“Hahaha apa kamu ini bodoh ya? Mengorbankan ‘mata’ untuk ‘tangan’ itu sangat berbeda levelnya!” kata Alfred.

“Apa kamu yakin Raven? Bukankah lebih berharga kedua mata mu dibanding tanganmu?” ucap Lina si peri kecil itu.

“Baiklah aku menerima saranmu, aku akan mengambil matamu, jangan menyesal ya” ucap Alfred dengan senyum jahat.

“Tentu saja, silahkan!” ucap Raven

Mata sebelah kiri aku diambil menggunakan tangan dan rasanya sangat ngilu tapi ini tidak seberapa dengan rasa sakit kehilangan tangan kiri.

“Aaaaahhh!” teriak Raven

“Aku telah memakan matamu sebagai bentuk penghormatan aku padamu, aku terkejut ternyata kamu adalah manusia yang sangat menghargai harga diri seseorang” ucap Alfred.

“Baiklah mari kita pergi menemui tuan Putri” ucap para peri kecil yang memecahkan suasana hening, Raven mengeluarkan banyak air mata dari mata kanannya dan darah bercucuran dari mata kirinya

...****************...

Desa Peri dan Perjanjian Iblis

Aku dan para peri pergi menuju ke zona kedua dengan sihir Fly, sihir ini membuat tubuh penggunanya bisa melayang di udara, aku baru saja di ajari oleh Alfred.

“Alfred kenapa kamu mengikuti kami?” tanyaku dengan penasaran sekaligus khawatir.

“Ini adalah tugasku, Raja Iblis memerintahkan aku saat ada orang yang dituntun oleh peri untuk menyelamatkan Tuan Putri maka aku akan membantunya dalam perjalanannya” ucap Alfred.

Bukan itu maksudku, apa tidak apa apa zona ketiga kamu tinggal seperti itu saja? Nanti monster pada zona itu malah migrasi ke zona keempat!

“Selain itu secara pribadi aku ingin membantumu manusia, ini adalah sebagai bentuk penghormatan aku padamu karena telah mengorbankan matamu” ucap Alfred dengan serius.

“Tidak kamu tidak perlu menghargainya seperti itu, bukankah itu adalah bentuk pembalasan mu terhadap tangan kirimu, malah seharusnya aku berterima kasih padamu karena telah mengampuni nyawaku dan menukarnya dengan mata kiriku, dan kamu telah menyembuhkan luka di tubuhku” ucap Raven tersenyum.

“Manusia begitu rendah hatimu, aku terharu!” ucap Alfred sambil menangis.

“Ada apa dengan kalian berdua ini? Sangat akur sekali? Raven sebaiknya kamu berhati hati dengan Iblis itu karena kamu tahu lah ‘Iblis’ bisa saja dia akan mengkhianatimu nanti” ucap Lina melihat Alfred.

“Jaga mulutmu peri kecil, kalau bukan karena perintah Raja aku ogah pergi bersama ras peri seperti kalian” ucap Alfred kesal.

“Kebetulan sekali aku juga tidak!”  balas Lina dengan kesal pula.

Kenapa dua ras ini malah berkelahi di sini? Apa kami akan baik baik saja jika seperti ini? “Apa ras Iblis dan Peri selalu bermusuhan? Kenapa kalian bermusuhan?” tanya Raven penasaran.

“Tentu saja kami bermusuhan! Mereka adalah ras yang tidak mematuhi perintah Dewa” ucap Lina.

“Dewa? Kami percaya pada Raja Iblis, Dewa tidak akan mau membantu kami para Iblis” ucap Alfred.

“Tapi beberapa ratus tahun yang lalu Raja Iblis membentuk aliansi dengan ras peri dan membuat sebuah perjanjian untuk tidak saling memprovokasi kepercayaan masing masing dan bekerjasama” ucap Lina

“Ras Iblis dan Ras Peri dulu sering berperang tapi secara diam diam, pihak Ras Peri selalu membantu musuh kami para Ras Iblis” ucap Alfred

“Setelah perjanjian itu dibentuklah sebuah unit pasukan khusus yang menjaga Tuan Putri, kami adalah bagian dari unit tersebut, karena Tuan Putri diculik kami sebagai penjaga Tuan Peri dari desa peri mendapatkan tugas untuk menyelamatkannya” ucap Lina. “Oh ya kita sudah sampai di desa peri, tepat dibawah kita, namun kalian tidak akan bisa melihatnya karena kalian bukan orang yang diberi izin untuk melihatnya. Hanya Ratu Peri yang berhak menentukan kalian berhak atau tidak”

“Desa peri?” ucap Raven. Aku tidak percaya apa yang dikatakan peri itu tapi ketika aku melihat ke bawah keadaan di sana aneh sekali, aku tidak merasakan aura monster jahat di sekitar sini, ada sebuah perbukitan padang rumput yang indah di bawah, ada taman bunga yang begitu warna warni memanjakan mata. Zona kedua ini sangat berbeda dengan zona ketiga.

...****************...

Naga Kepala Dua

Hari sudah mulai Gelap suasananya mulai berubah menjadi sangat menakutkan, tapi sepertinya bukan karena hari ini sudah malam tapi karena kami sudah sampai di di zona pertama atau tempat dimana Tuan Putri berada. Kami turun sedikit ke bawah untuk melihat situasi sekitar.

“Apa kita sudah sampai?” tanyaku sambil melihat sekitar.

“Tidak, apa kamu melihat gunung berapi di sana?” ucap Alfred.

“Gunung yang sangat tinggi itu? Apa disana tempat Tuan Putri?” tanyaku lagi.

“Tidak, aku tidak tahu Tuan Putri ada dimana, aliran mana sihirnya tertutupi oleh mana di sekitar sini, di dalam gunung itu adalah penculik Tuan Putri, tanyakan saja padanya dimana Tuan Putri” ucap Alfred santai.

“Bagaimana aku bisa sampai disana?” tanya Raven kebingungan.

“Kami para peri akan membantumu” ucap Lina.

Keadaan pada Zona pertama sangat beracun sekali, terlihat jelas pada tanahnya yang mengeluarkan aura aura kegelapan, zona ini begitu suram karena langitnya tertutupi oleh awan hitam, tidak ada pohon atau tanda tanda kehidupan di zona ini, tapi banyak sekali rawa berwarna hijau pekat yang sangat beracun, sepertinya tempat ini terlalu beracun untuk para monster.

Tiba – tiba saja ada semburan racun ke arah Raven, karena hal itu terlalu cepat, Raven tidak dapat menghindarinya.

“Apa? Ada sesuatu di dalam rawa itu!” ucap Alfred sambil menyerang rawa itu dengan serangan apinya.

Semburan racun itu mengenai diriku tapi aku tidak merasakan apapun, apa yang terjadi?

“Tenang saja Raven kami melindungimu” ucap Lina si peri kecil, dia menyalurkan energi aneh yang membuat tubuh Raven bersinar. Peri kecil Lini adiknya Lina tumbang, tinggal 2 peri kecil lagi yaitu Lina dan Line adik yang paling kecil.

“Apa yang terjadi?” ucap Raven.

 “Jangan khawatirkan kami, pergilah kami akan melindungimu dari sini!” ucap Lina

Aku melihat salah satu peri itu jatuh ke tanah, sementara itu seekor naga kecil seukuran orang dewasa tiba tiba muncul dari rawa racun itu, tidak hanya satu setiap rawa itu hampir mengeluarkan 2-3 naga.

“Apa? Banyak sekali naga di sini??” ucap Raven.

“Hahaha ini sangat pas untuk latih tanding! Mereka adalah Beseker Dragon, naga kepala dua yang hidup di rawa beracun” ucap Alfred.

Salah satu Beseker Dragon menyemburkan racun lagi tapi warna racunnya tidak hijau melainkan hitam pekat, Kali ini Raven, Alfred serta para peri dapat menghindarinya. Kepala naga yang satunya lagi menembakkan bola api membuat racun hitam itu meledak.

“Hahaha lumayan!” ucap Alfred “Raven kamu pergilah kalahkan penculik Tuan Putri, biarkan aku yang menangani para naga kroco ini” sambung Alfred.

“Tapi jumlahnya terlalu banyak jika dibanding kamu sendirian!” ucap Raven.

“Raven apa kamu lupa, aku adalah salah satu Jendral Raja Iblis, melawan naga kroco ini bukanlah apa – apa” ucap Alfred dengan tatapan serius.

Aku terdiam sejenak, aku harus ingat kepada tujuan utamaku. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menyerahkan naga – naga ini pada Alfred “baiklah, aku akan menyelamatkan Tuan Putri!” ucap Raven.

“Bagus! Para peri jangan terlalu jauh dariku atau kalian akan mati karena semburannya itu!” ucap Alfred dengan lantang.

Raven pergi meninggalkan para peri dan Alfred dan terbang dengan kecepatan tinggi ke arah gunung berapi.

...****************...

Frost Legendary Nightmare Dragon Emperor

Aku melihat seekor naga sedang terbaring tidur di tengah – tengah lubang gunung api tersebut, pertarungan ini sangat tidak menguntungkan bagiku karena berada di elemen yang penuh akan api, sementara elemen dasar ku hanya angin dan api, tapi aku punya rencana!

“Penguatan fisik tahap akhir, All in! Ini tidak akan cukup! Fisik super tahap akhir, Power God!”

Aura tubuh Raven mengeluarkan aura putih bersih yang bersinar terang di wilayah suram ini, tanda bahwa sihir penguatan fisiknya berhasil.

Raven memejamkan matanya bersiap untuk fokus merapalkan jurus sihir, dari kejauhan terlihat bola api di atas kepalanya perlahan mulai membesar dan terus membesar.

Jurus ini baru pertama kali aku coba saat melihat Alfred memakainya, jurus ini akan aku namai “Meteor Burst” teriak Raven melemparkan bola api yang yang sangat besar itu ke dalam lubang gunung berapi.

Booom!

Ledakan besar terjadi di lubang gunung berapi itu, saking kuatnya menyebabkan tanah bergetar. Ledakan itu membuat gunung api itu menjadi aktif dan mengeluarkan semburan lava yang sangat panas ke udara. Naga yang tertidur itu pun bangun, dia membuka mata dan terbang ke atas.

“Rarwr!” suara amukan dari Naga Api itu

“Siapa yang membangunkan aku!” ucap Naga itu di dalam hatinya

“Meteor Burst!” teriak Raven lagi, bola api yang sangat besar itu diarahkan ke naga api itu.

“Manusia?” ucap Naga itu terheran-heran.

Bola api itu mengenai naga itu tapi tidak terjadi apa-apa, Raven sedikit terkejut karena naga itu seakan tidak merasakan serangan darinya. 

Naga ini bangun karena gunung berapinya aktif kembali bukan karena seranganku, ini sangat buruk pikir Raven.

“Manusia kamu hebat juga bisa membuat bola api sebesar itu” ucap Naga itu.

“Terima kasih” balas Raven.

“Oh kamu bisa mendengarkan telepati dariku, aku rasa kamu bukan manusia biasa...” ucap Naga api itu sambil terbang lebih tinggi.

“Bola sekecil itu tidak bisa disebut meteor?! Ini baru namanya meteor!” teriak Naga itu di dalam telepati kepada Raven.

Naga api itu membuat bola api yang sangat besar di depan mulutnya, bahkan Raven yang berada di bawah bisa merasakan panas dari bola api tersebut.

Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa menghindari bola api sebesar itu pikir Raven terkejut melihat bola api itu yang perlahan-lahan menuju ke arah dirinya.

“Teknik khusus, Seratus Shadow Blaze!” ucap Raven, banyak sekali lingkaran sihir di sekitar Raven yang mengeluarkan Shadow Blaze, para Shadow itu dengan cepat berkumpul membuat perlindungan di sekitar Raven. Bola itu menghatam pertahanan para Shadow Blaze, sebagian besar pertahanan itu hancur, Raven sedikit terluka pada bagian tangan kanannya karena dia berusaha tetap menahan kendali Shadow Blaze.

“Aku terkesan manusia atas kerja kerasmu, sebutkan namamu” ucap Naga api itu di telepati.

“Raven, apa kamu adalah penguasa wilayah ini? Dimana kamu sembunyikan Tuan Putri?” tanya Raven dengan tegas.

“Hahaha setelah lebih dari ratusan tahun baru ada seseorang yang ingin mengambil kembali Tuan Putri? Terlebih lagi kamu adalah seorang manusia, apa pihak sudah kehabisan akal sehingga mempercayakan Tuan Putri kepadamu. Manusia kenapa kamu ingin menyelamatkan Tuan Putri, bangsa Iblis sudah menipu dirimu” kata Naga api itu dalam telepati.

“Aku tidak peduli, cepat katakan dimana Tuan Putri!” ucap Raven melihat naga itu kesal.

“Dia ada di dalam tubuhku” ucap Naga itu.

Putri Raja Iblis itu ada di dalam perut naga itu, dia tersegel dengan rantai sihir yang melilit tangan, kaki kiri dan kanan.

“Jika kamu ingin menyelamatkannya maka bunuhlah aku. Jika kamu memotong kedua tandukku maka aku akan mati, aku harap kamu bisa melakukannya manusia!” kata Naga itu penuh semangat di dalam telepati.

“Tidak perlu repot-repot, aku akan memenggal kepalamu” ucap Raven.

“Sombong sekali kamu manusia. Tapi, dengarkan perintahku manusia, atau kamu akan menyesalinya”

Pertarungan manusia melawan seekor naga perkasa, siapakah yang akan menang? Jika dilihat dari segi fisik, pihak manusia tidak mungkin memiliki kesempatan untuk membunuh seekor naga sendirian. Tapi berbeda untuk manusia yang satu ini...

Raven mendorong tubuhnya dengan sihir angin, dia membuat pedang dari shir apinya. Raven mencoba menyerang naga itu dengan menggores bagian kepalanya beberapa kali, serangan Raven terlihat seperti kilatan cahaya yang sangat cepat.

Naga api itu membalas dengan menyemburkan lava dari mulutnya ke arah Raven, dengan cepat Raven menghindarinya tapi serangan itu terus dilakukan oleh naga itu. Beberapa saat kemudian naga itu berhenti menyerang Raven, dia mengarahkan semburan lava miliknya ke arah lubang gunung berapi, karena serangan itu gunung berapi itu meledak.

Apa yang naga itu lakukan? Pikir Raven

Di antara asap yang sedang mengepul, Beberapa ekor naga api kecil seukuran 2 kali orang dewasa lahir akibat serangan Naga api itu.

Naga api kecil itu adalah bagian dari Naga api yang besar, lebih efektif menyerang seorang manusia dengan ukuran badan yang lebih kecil.

Raven tidak menduga bahwa yang keluar di antara ledakan gunung itu adalah  naga api kecil, dia tertangkap oleh naga kecil itu.

“Sepertinya di sini adalah akhir hayatmu manusia” kata Naga api di dalam telepatinya.

Raven sudah kehabisan akal untuk menghadapi Naga api itu, malah sekarang banyak sekali naga-naga kecil yang menjadi pengganggu fokusnya. Terlihat ekspresi Raven yang seperti sudah putus asa, serangan tidak mungkin mempan kepada naga itu, kulit naga itu sangat tebal dan dilindungi oleh sihir.

Raven dibawa oleh naga-naga kecil itu ke hadapan Naga api besar. Naga besar itu melakukan sihir pelumpuh kepada Raven, membuat tubuh tidak bisa bergerak dan kehilangan kesadaran.

Raven bergumam-guma sendiri di dalam mimpinya, dia tahu bahwa musuhnya kali ini benar-benar sangat kuat, tidak ada kesempatannya untuk melukai naga api itu.

Raven melihat kedua tangannya, dia berada di ruang pikiran yang sangat gelap. Ruangan gelap itu seakan menggambarkan keputusasaan Raven yang tiada ujungnya.

Aku menyerah, tampaknya dunia ini dipenuhi oleh makhluk-makhluk di luar nalar semua. Sial! Coba saja aku memiliki kekuatan!

“Kekuatan? Bukankah kamu sudah memilikinya?” kata seseorang yang menjawab Raven.

Siapa itu? 

“Tidak penting siapa aku, jika kamu menginginkan kekuatan maka serahkan tubuh ini padaku” sambung suara itu.

Tidak, aku tidak ingin meminjam kekuatan dari orang lain! Lebih baik aku mati daripada bergantung padamu!

“Orang lain?” suara itu berhenti sejenak “Aku adalah dirimu Raven, sifat asli dari dirimu yang ingin menjadi penguasa dunia, haus akan kekuatan, perwujudan dari segala amarahmu” jawab seseorang yang mirip sekali dengan Raven tapi matanya berwarna merah gelap, dan memiliki kedua tanduk iblis. 

Raven terkejut mendengar kata-kata tersebut. Suara itu seolah-olah mewakili sifat gelap dalam dirinya yang selama ini dia tahan.

"Apa yang kamu maksud? Aku tidak ingin menjadi bagian dari kegelapan!" kata Raven dengan tegas.

Suara itu tersenyum sinis. "Sayangnya kamu tidak memiliki pilihan lain" 

Suara itu tertawa dengan jahat. "Kamu begitu naif, Raven. Tapi katakanlah apa yang kamu inginkan. Berikan padaku kendali."

Aku ingin menyelamatkan Tuan Putri!

Raven menyerah pada dorongan dan membiarkan kekuatan gelap memasuki dirinya. Tubuhnya bergetar dan matanya berubah menjadi merah gelap. Dalam sekejap, dia merasakan aliran energi yang tak terbayangkan mengalir melalui tubuhnya.

Tubuh Raven dijatuhkan dari tanah, naga api besar yakin bahwa Raven telah mati karena sihirnya. Sementara itu salah satu peri yang berada di dekat Alfred jatuh ke tanah, Alfred segera menyelamatkannya. Tinggal satu peri yang menjadi bantuan untuk Raven.

Raven membuka matanya. Raven kembali ke medan pertempuran dengan naga api dan naga-naga kecil. Kali ini, dia menggunakan kekuatan gelapnya untuk melawan mereka. Api hitam membara dari pedangnya, dan serangan-serangan Raven begitu kuat sehingga memotong naga kecil menjadi dua dengan mudahnya.

Mata biru terang, aura kegelapan dalam diri Raven telah bangkit. Naga api besar terkejut melihat perubahan drastis dalam Raven. Serangan Raven dengan mudah menembus perlindungan naga itu, dan dengan satu gerakan, dia memotong kepala naga itu.

Naga itu tidak sempat untuk bereaksi karena perubahan Raven yang begitu mendadak.

 

Ketika Raven berpaling, dia melihat sesuatu yang mengejutkan. Naga api yang dia kalahkan tiba-tiba berubah bentuk menjadi naga es yang jauh lebih kuat. Sekarang, naga es itu berdiri di hadapannya, mata biru terang memancarkan kekuatan es yang kuat.

"Penampilanmu membuatku kesal!" seru Raven.

“Hebat sekali, kamu adalah manusia pertama yang melihat wujud asliku” kata naga itu dalam telepati.

“Untuk menghormati kekuatan tekad dan keberanian maka akan aku beri tahu nama asliku, aku adalah Frost Legendary Nightmare Dragon Emperor, naga paling ditakuti seluruh tanah Iblis!” kata naga itu bersemangat dalam telepatinya.

“Siapa peduli dengan namamu, karena sebentar lagi kamu akan mati" ucap Raven.

Raven membuat pedang dari kegelapan, dan sihir angin dan api mengalir di sekitarnya. Dia melancarkan serangan dahsyat pada naga es, Raven membuat lingkaran sihir yang sangat besar untuk membuat bola api hitam yang sangat besar ke arah naga itu. Namun, naga es dengan mudah menghancurkan serangan-serangan itu dengan kekuatan esnya yang mematikan.

Kekuatan kegelapan dalam diri Raven semakin melemah. Setiap serangan yang dia lakukan menguras energi dan mengancam nyawanya sendiri. 

Raven menggenggam pedangnya dengan erat dan melancarkan serangan terakhirnya. Raven menyalurkan sebagian besar energi sihir kegelapannya ke dalam pedang tersebut. Dia berlari menuju naga es, setelah jaraknya sudah cukup dekat, Raven melemparkan pedangnya tepat ke arah jantung naga es itu.

Pedang Raven melesat dengan sangat cepat dan mengenai jantung naga es, pedang itu menembus dada dan menghancurkan kristal sihir yang ada di dalam dada naga es itu.

Raven menggunakan kekuatan gelapnya untuk membebaskan Putri Raja Iblis yang tersegel di dalam perut naga itu. Tuan Putri, yang terlihat lemah, dipeluk oleh Raven.

Setelah berhasil menghabisi seluruh Beseker Dragon yang terlihat, Alfred menghampiri Raven yang sedang menyelamatkan Tuan Putri dari perut naga es.

“Raven! Apa yang kamu lakukan! Keluar dari sana! Naga itu masih memiliki kedua tanduknya!” kata Alfred khawatir.

Boom!

Ledakan dari naga es itu membuat Raven dan Putri terlempar ke tanah. Raven melihat ke atas, Alfred berusaha menahan ledakan mana akibat mayat naga es itu, kedua tanduk naga itu terus menyerap mana di sekitarnya dan akan perlahan membuat naga itu kehilangan kesadaran dan mengamuk karena kelebihan energi sihir.

Alfred mengerahkan seluruh energi sihirnya untuk membuka sebuah gerbang dimensi, kemudian Alfred menarik naga es itu dengan sihir rantai, Alfred menarik sekuat tenaga naga es itu untuk masuk ke gerbang dimensi, sayangnya Alfred juga harus ikut terperangkap pada gerbang itu bersama naga itu.

“Raven, aku percayakan tuan Putri padamu” kata Alfred tersenyum.

Pada akhirnya naga es itu benar benar kalah dan dengan kehilangan energi utama, gerbang pertama yang menghubungkan dunia iblis dan manusia tertutup perlahan-lahan dan pada akhirnya lenyap tanpa jejak.

Raven melihat kejadian itu, tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Raven sudah mencapai batasnya, dia terlalu banyak mengeluarkan energi sihir, Raven perlahan menutup matanya karena kelelahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!