...🌸🌸🌸...
" Pak, Pak Sada?"
Tersentak lah dia sedari lamunannya soal bocah itu manakala Dollar telah datang dengan muka yang tampak berseri-seri.
" Kenapa pak Sada melamun? Tunggu sebentar, kenapa beliau tiba-tiba pucat begitu?"
" Pak Sada kenapa Pak? Kenapa pucat begitu?" tanya Dollar kembali meski pertanyaan pertama tak mendapatkan jawaban, demi melihat perubahan rona wajah bosnya.
Membuat Sadawira tersadar dari lamunannya.
" Tidak apa-apa, ayo kita pergi Do!"
Dollar mengangguk menurut meski di sepanjang perjalanan pria itu menjadi sangat aneh. Sadawira kini menjadi diam dan seperti orang yang sedang berpikir keras.
" Kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah anak itu?" gumam Sadawira tak tuntas sebab keanehan itu benar-benar membuatnya resah.
Tapi keanehan lain semakin menjadi, manakala malam menggantikan siang yang terik dengan cahayanya yang pekat. Ya, Nino malam ini sedang membersihkan kamar Sadawira sebab pria itu bosan dengan posisi ranjang yang itu-itu saja.
Dan saat Nino sibuk memasang seprei, banci tua hampir insap itu malah menemukan sebuah foto yang berserakan dari sebuah map transparan.
Membuatnya kini mencari-cari keberadaan Sadawira guna menanyakan hal itu.
" Bos!" teriak Nino sembari menuruni tangga.
" Bos!"
Pria itu berteriak sebab takut kalau-kalau map itu merupakan map yang dulu sempat di cari-cari oleh Sadawira.
Rupanya Sadawira baru selesai memungkasi sambungan telepon manakala assiten rumahtangganya itu datang.
" Ada apa sih No, malam-malam teriak-teriak?" dengus Sada yang kesal akan kelakuan assistenya itu.
" Saya menemukan ini, ini masih berharga atau tidak, ada di tumpukan dipan tadi!" kata Nino dengan wajah serius.
Sadawira lantas meraih foto yang diberikan oleh Nino, dimana foto itu rupanya merupakan foto dirinya yang berada dalam map yang selama ini dia cari-cari.
" Dimana kau menemukannya?" tanya Sadawira senang.
" Ada di bawah dipan... pantas saja anda tidak menemukan bos!"
Nino mendengus sebab bisa-bisanya map sepenting itu berada di bawah dipan.
" Eh, bos...itu anda ya yang di foto itu? Terus yang satunya siapa?" malah tertarik melihat bocah berwajah datar yang menyilangkan tangannya manakala berfoto.
Sadawira mengusap foto masa kecilnya dengan tatapan penuh kesedihannya. Foto dirinya yang bersama Anthoni itu seolah membuatnya ingat kembali sesulit apa dia saat itu.
" Dia kakakku yang pernah aku ceritakan kepadamu!" jawabnya sambil menatap kosong ke arah depan dengan raut penuh sesal. Membuatnya Nino turut muram.
Sada lantas balik menatap foto itu dengan senyum getir, sembari mengusap gambar hitam putih itu menggunakan ibu jarinya dengan perasaan pilu.
Tapi tunggu dulu, kenapa wajahnya saat kecil seperti pernah ia temui di masa ini ya? Tapi... dimana?
" Bos?" panggil Nino yang melihat Sadawira malah melamun.
Membuat pria tampan di depannya itu seketika tersadar dari lamunannya.
" Bereskan saja yang lain, ini biar aku lihat dulu!" pungkas Sadawira.
Nino kontan mengangguk lalu pergi kembali ke atas guna menyelesaikan tugasnya. Meninggalkan Sadawira yang kini masih mengingat-ingat dimana dia bertemu dengan sosok yang mirip dengannya dirinya di foto itu?
-
-
Keesokan paginya, Sadawira yang hendak pergi meninjau proses penanaman pohon malah dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita cantik yang belum pernah dia temui sebelumnya.
" Siapa dia?"
Membuat Sadawira memicingkan matanya.
" Emmm, selamat pagi Pak Sada. Izin mengantar tamu. Beliau adalah Nona Diva, customer baru kita!"
Yang di kenalkan langsung tersenyum dan membuat Sadawira seketika paham jika wanita ini merupakan wanita yang sempat di bicarakan oleh Henry beberapa waktu yang lalu.
" Oh, baik... baik Hen, tolong kamu antar ke ruangan saya dulu. Saya akan menemui Janu dulu kalau begitu!"
Diva tersenyum saat melihat wajah Sadawira. Seperti merasakan keharuan yang mendalami, membuat Henry sedikit bingung.
" Maaf nona, bisa kita jalan sekarang?"
" Ah sory, kita bisa jalan sekarang!"
Henry lantas mengantar Diva menuju ke ruangan Sadawira. Wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan Sadawira dan merasa kebahagiaan yang selama ini sangat ia nanti.
" Nona bisa menunggu sebentar, Pak Sada akan segera kembali. Saya harus pergi karena ada pekerjaan lain!"
Diva mengangguk seraya tersenyum, " Terimakasih banyak!"
Henry mengangguk hormat sesaat sebelum meninggalkan ruangan itu. Sejenak berpikir, tamu dan teman Pak Sadawira sangatlah banyak dan selalunya cantik dan berkelas, tapi kenapa tak satupun dari mereka yang bisa membuat hati pak Sadawira luluh?
Sungguh membagongkan!
Sadawira sebenarnya akan melakukan kunjungan bersama duo kocak pagi ini, tapi kedatangan tamu yang mendadak membuatnya meminta Dollar dan Janu untuk jalan terlebih dahulu.
" Bapak gak jadi ikut?" tanya Dollar yang curiga sebab pria itu malah memberikan beberapa dokumen penting kepadanya.
" Ada tamu!"
" Hah?" Dollar ber- hah ria sebab syok.
" Tamunya cantik banget Pak, lama juga tidak apa-apa, ya kak Do?" jawab Janu yang tahu soal kedatangan Diva.
Tapi Sadawira hanya menggelengkan kepalanya demi mengomentari mulut sialan Janu yang kurang ajar.
Sebab alih-alih marah, Sadawira malah tergelak saat mendengar selorohan Janu yang selalunya tak jauh-jauh dari urusan betina.
"Kalau kau mau, ambil saja Do!" kata Sadawira yang mencibir ke arah Dollar yang sepertinya ketinggalan berita.
" Saya sih memang mau Pak. Jangan khawatirkan soal itu. Masalahnya... nona tadi pasti yang tidak mau sama saya!" jawab Dollar dengan bibir mengerucut.
Membuat kesemuanya tergelak sebab nasibnya selalu miris.
Sadawira akhirnya kembali ke gedung menjulang itu guna menemui Diva. Pria yang kini benar-benar merubah sisi pendiamnya menjadi lebih humanis itu memang terlihat memikat mata siapapun yang melihatnya.
" Maaf tadi... harus memberi arahan sedikit ke anak buah. Apa kabar?" ucap Sadawira sembari mengulurkan tangannya demi menyapa tamu di depannya.
Meskipun keduanya baru bertemu pertama kali ini, tapi Sada selalu menunjukkan sikap profesionalnya manakala menghadapai client.
" Langsung saja, tujuanku kemari karena aku ingin menjadi salah satu relasimu!" kata Diva yang tak mau lagi menunda niatnya.
"Selain karena aku ingin memesan kayu lapis berkualitas mu untuk perusahaan ku, rencananya aku juga ingin memberi jalan baru kepadmai untuk mengekspor briket ke Eropa!"
Wow, Daebak!
Bukankah itu terdengar menarik?
" Briket, apa anda serius?" tanya Sadawira yang terlihat senang demi mendengar peluang yang bisa ia gunakan untuk membuka lapangan pekerjaan baru.
Wanita itu mengangguk dengan tatapan tak lepas.
" Tapi...aku ingin kita membicarakan soal keuntungan dan kerjasama yang ini di waktu yang lebih santai, sambil ngopi mungkin?" kata Diva dengan senyum penuh arti.
Membuat Sada kini menatap sorot mata yang mempertontonkan harapan lain selain perbincangan formal yang di tunjukkan oleh Diva.
" Aku sudah melakukan semuanya demi bisa bersamamu Sada!"
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Erni Fitriana
selalu saja mencoba meruntuhkan gunung es....coba lebih keras neng divaaaaa
2023-06-01
1
dementor
sepertinya ada udang🍤🍤 dibalik tepung nih.. ada maksud terselubung dari saudari diva... 😭😭😭😭
2023-05-23
0
Nur Denis
si diva kayaknya punya niat terselubung deh😏
2023-04-07
1