Bab 8. Seperti pernah melihat

...🌸🌸🌸...

" Pak, Pak Sada?"

Tersentak lah dia sedari lamunannya soal bocah itu manakala Dollar telah datang dengan muka yang tampak berseri-seri.

" Kenapa pak Sada melamun? Tunggu sebentar, kenapa beliau tiba-tiba pucat begitu?"

" Pak Sada kenapa Pak? Kenapa pucat begitu?" tanya Dollar kembali meski pertanyaan pertama tak mendapatkan jawaban, demi melihat perubahan rona wajah bosnya.

Membuat Sadawira tersadar dari lamunannya.

" Tidak apa-apa, ayo kita pergi Do!"

Dollar mengangguk menurut meski di sepanjang perjalanan pria itu menjadi sangat aneh. Sadawira kini menjadi diam dan seperti orang yang sedang berpikir keras.

" Kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah anak itu?" gumam Sadawira tak tuntas sebab keanehan itu benar-benar membuatnya resah.

Tapi keanehan lain semakin menjadi, manakala malam menggantikan siang yang terik dengan cahayanya yang pekat. Ya, Nino malam ini sedang membersihkan kamar Sadawira sebab pria itu bosan dengan posisi ranjang yang itu-itu saja.

Dan saat Nino sibuk memasang seprei, banci tua hampir insap itu malah menemukan sebuah foto yang berserakan dari sebuah map transparan.

Membuatnya kini mencari-cari keberadaan Sadawira guna menanyakan hal itu.

" Bos!" teriak Nino sembari menuruni tangga.

" Bos!"

Pria itu berteriak sebab takut kalau-kalau map itu merupakan map yang dulu sempat di cari-cari oleh Sadawira.

Rupanya Sadawira baru selesai memungkasi sambungan telepon manakala assiten rumahtangganya itu datang.

" Ada apa sih No, malam-malam teriak-teriak?" dengus Sada yang kesal akan kelakuan assistenya itu.

" Saya menemukan ini, ini masih berharga atau tidak, ada di tumpukan dipan tadi!" kata Nino dengan wajah serius.

Sadawira lantas meraih foto yang diberikan oleh Nino, dimana foto itu rupanya merupakan foto dirinya yang berada dalam map yang selama ini dia cari-cari.

" Dimana kau menemukannya?" tanya Sadawira senang.

" Ada di bawah dipan... pantas saja anda tidak menemukan bos!"

Nino mendengus sebab bisa-bisanya map sepenting itu berada di bawah dipan.

" Eh, bos...itu anda ya yang di foto itu? Terus yang satunya siapa?" malah tertarik melihat bocah berwajah datar yang menyilangkan tangannya manakala berfoto.

Sadawira mengusap foto masa kecilnya dengan tatapan penuh kesedihannya. Foto dirinya yang bersama Anthoni itu seolah membuatnya ingat kembali sesulit apa dia saat itu.

" Dia kakakku yang pernah aku ceritakan kepadamu!" jawabnya sambil menatap kosong ke arah depan dengan raut penuh sesal. Membuatnya Nino turut muram.

Sada lantas balik menatap foto itu dengan senyum getir, sembari mengusap gambar hitam putih itu menggunakan ibu jarinya dengan perasaan pilu.

Tapi tunggu dulu, kenapa wajahnya saat kecil seperti pernah ia temui di masa ini ya? Tapi... dimana?

" Bos?" panggil Nino yang melihat Sadawira malah melamun.

Membuat pria tampan di depannya itu seketika tersadar dari lamunannya.

" Bereskan saja yang lain, ini biar aku lihat dulu!" pungkas Sadawira.

Nino kontan mengangguk lalu pergi kembali ke atas guna menyelesaikan tugasnya. Meninggalkan Sadawira yang kini masih mengingat-ingat dimana dia bertemu dengan sosok yang mirip dengannya dirinya di foto itu?

-

-

Keesokan paginya, Sadawira yang hendak pergi meninjau proses penanaman pohon malah dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita cantik yang belum pernah dia temui sebelumnya.

" Siapa dia?"

Membuat Sadawira memicingkan matanya.

" Emmm, selamat pagi Pak Sada. Izin mengantar tamu. Beliau adalah Nona Diva, customer baru kita!"

Yang di kenalkan langsung tersenyum dan membuat Sadawira seketika paham jika wanita ini merupakan wanita yang sempat di bicarakan oleh Henry beberapa waktu yang lalu.

" Oh, baik... baik Hen, tolong kamu antar ke ruangan saya dulu. Saya akan menemui Janu dulu kalau begitu!"

Diva tersenyum saat melihat wajah Sadawira. Seperti merasakan keharuan yang mendalami, membuat Henry sedikit bingung.

" Maaf nona, bisa kita jalan sekarang?"

" Ah sory, kita bisa jalan sekarang!"

Henry lantas mengantar Diva menuju ke ruangan Sadawira. Wanita cantik itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan Sadawira dan merasa kebahagiaan yang selama ini sangat ia nanti.

" Nona bisa menunggu sebentar, Pak Sada akan segera kembali. Saya harus pergi karena ada pekerjaan lain!"

Diva mengangguk seraya tersenyum, " Terimakasih banyak!"

Henry mengangguk hormat sesaat sebelum meninggalkan ruangan itu. Sejenak berpikir, tamu dan teman Pak Sadawira sangatlah banyak dan selalunya cantik dan berkelas, tapi kenapa tak satupun dari mereka yang bisa membuat hati pak Sadawira luluh?

Sungguh membagongkan!

Sadawira sebenarnya akan melakukan kunjungan bersama duo kocak pagi ini, tapi kedatangan tamu yang mendadak membuatnya meminta Dollar dan Janu untuk jalan terlebih dahulu.

" Bapak gak jadi ikut?" tanya Dollar yang curiga sebab pria itu malah memberikan beberapa dokumen penting kepadanya.

" Ada tamu!"

" Hah?" Dollar ber- hah ria sebab syok.

" Tamunya cantik banget Pak, lama juga tidak apa-apa, ya kak Do?" jawab Janu yang tahu soal kedatangan Diva.

Tapi Sadawira hanya menggelengkan kepalanya demi mengomentari mulut sialan Janu yang kurang ajar.

Sebab alih-alih marah, Sadawira malah tergelak saat mendengar selorohan Janu yang selalunya tak jauh-jauh dari urusan betina.

"Kalau kau mau, ambil saja Do!" kata Sadawira yang mencibir ke arah Dollar yang sepertinya ketinggalan berita.

" Saya sih memang mau Pak. Jangan khawatirkan soal itu. Masalahnya... nona tadi pasti yang tidak mau sama saya!" jawab Dollar dengan bibir mengerucut.

Membuat kesemuanya tergelak sebab nasibnya selalu miris.

Sadawira akhirnya kembali ke gedung menjulang itu guna menemui Diva. Pria yang kini benar-benar merubah sisi pendiamnya menjadi lebih humanis itu memang terlihat memikat mata siapapun yang melihatnya.

" Maaf tadi... harus memberi arahan sedikit ke anak buah. Apa kabar?" ucap Sadawira sembari mengulurkan tangannya demi menyapa tamu di depannya.

Meskipun keduanya baru bertemu pertama kali ini, tapi Sada selalu menunjukkan sikap profesionalnya manakala menghadapai client.

" Langsung saja, tujuanku kemari karena aku ingin menjadi salah satu relasimu!" kata Diva yang tak mau lagi menunda niatnya.

"Selain karena aku ingin memesan kayu lapis berkualitas mu untuk perusahaan ku, rencananya aku juga ingin memberi jalan baru kepadmai untuk mengekspor briket ke Eropa!"

Wow, Daebak!

Bukankah itu terdengar menarik?

" Briket, apa anda serius?" tanya Sadawira yang terlihat senang demi mendengar peluang yang bisa ia gunakan untuk membuka lapangan pekerjaan baru.

Wanita itu mengangguk dengan tatapan tak lepas.

" Tapi...aku ingin kita membicarakan soal keuntungan dan kerjasama yang ini di waktu yang lebih santai, sambil ngopi mungkin?" kata Diva dengan senyum penuh arti.

Membuat Sada kini menatap sorot mata yang mempertontonkan harapan lain selain perbincangan formal yang di tunjukkan oleh Diva.

" Aku sudah melakukan semuanya demi bisa bersamamu Sada!"

-

-

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

selalu saja mencoba meruntuhkan gunung es....coba lebih keras neng divaaaaa

2023-06-01

1

dementor

dementor

sepertinya ada udang🍤🍤 dibalik tepung nih.. ada maksud terselubung dari saudari diva... 😭😭😭😭

2023-05-23

0

Nur Denis

Nur Denis

si diva kayaknya punya niat terselubung deh😏

2023-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sadawira
2 Bab 2. Neo
3 Bab 3. Berpindah
4 Bab 4. Pria yang sunyi
5 Bab 5. You're not my father
6 Bab 6. Terjajah bayangan
7 Bab 7. Bocah berwajah muram
8 Bab 8. Seperti pernah melihat
9 Bab 9. Find a new friend
10 Bab 10. Father
11 Bab 11. Kartu ucapan
12 Bab 12. Berkumpul bersama
13 Bab 13. Wasiat Opa
14 Bab 14. Pesan Melodi
15 Bab 15. Nama yang terpatri
16 Bab 16. Desakan dari berbagai arah
17 Bab 17. Jalaran rasa tentram
18 Bab 18. Di kegelisahan hati
19 Bab 19. Wanita penggoda
20 Bab 20. Siapa Paman tampan?
21 Bab 21. Undang Paman, Bu!
22 Bab 22. Menerima undangan
23 Bab 23. Siapa dia?
24 Bab 24. Dua manusia satu problema
25 Bab 25. Apakah dia anakku?
26 Bab 26. Sebenarnya cinta
27 Bab 27. Keresahan seorang saudara
28 Bab 28. Selaksa ingatan
29 Bab 29. DNA test?
30 Bab 30. Mari kita buktikan Neo!
31 Bab 31. Berdebat
32 Bab 32. Satu lagi bala bantuan
33 Bab 33. Pembicaraan orang tua
34 Bab 34. Mood yang rusak
35 Bab 35. Welcome Neo
36 Bab 36. Kehangatan keluarga
37 Bab 37. Terpaksa
38 Bab 38. Walau seribu godaan
39 Bab 39. Tunangan di depan Opa
40 Bab 40. Dia benar anakku
41 Bab 41. Wanna help me?
42 Bab 42. Paman tampan
43 Bab 43. Jerit hati seorang Ayah
44 Bab 44. Tekad yang bulat
45 Bab 45. Jadi itukah alasannya?
46 Bab 46. Ingin bertemu
47 Bab 47. Makan bersama anakku
48 Bab 48. perdebatan Zayn dengan wanita galak
49 Bab 49. Bila waktu telah terhenti
50 Bab 50. Mendung duka di keluarga Darmawan
51 Bab 51. Berdebat kala duka
52 Bab 52. Selamat jalan Opa
53 Bab 53. Kejutan untuk Deo
54 Bab 54. Pria nekat
55 Bab 55. Kutu bibir
56 Bab 56. Terciduk Mama Jessika
57 Bab 57. Tergerus nurani
58 Bab 58. Satu persatu mengetahui
59 Bab 59. Keterkejutan Melodi
60 Bab 60. Mengupas kenyataan selapis demi selapis
61 Bab 61. Pria dengan hati
62 Bab 62. Kembali
63 Bab 63. Sering bertemu pertanda jodoh?
64 Bab 64. Teror?
65 Bab 65. Selama cinta masih ada
66 Bab 66. Kau harus tahu
67 Bab 67. Berhutang penjelasan
68 Bab 68. Penyaksi di kantor polisi
69 Bab 69. Tidak mau rugi
70 Bab 70. Kedatangan sang Ayah
71 Bab 71. Makin menggila
72 Bab 72. Panggil aku Ayah Neo!
73 Bab 73. Kemarahan Leo Darmawan
74 Bab 74. Bertekad melampaui semua batasan
75 Bab 75. Musuh dalam selimut
76 Bab 76. Kiamat
77 Bab 77. Cinta selalu menemukan jalannya
78 Bab 78. Segumpal alasan.
79 Bab 79. Arti sebenarnya dari sebuah pengorbanan
80 Bab 80. Menuju satu langkah
81 Bab 81. Ayah kandung?
82 Bab 82. Jarak antara kita
83 Bab 83. Sakitnya penyesalan
84 Bab 84. Terhempas ke titik sepi
85 Bab 85. Dia bukan untukku
86 Bab 86. Lebih dari yang kau kira
87 Bab 87. Patah hati paling dalam
88 Bab 88. Leburnya keegoisan
89 Bab 89. Mencarimu
90 Bab 90. Aku mencintaimu
91 Bab 91. Kala cinta menemukan jalannya
92 Bab 92. Ujung jalan berliku
93 Bab 93. dukungan menjadi real daddy
94 Bab 94. Tak seorangpun tahu
95 Bab 95. Cemburu?
96 Bab 96. Satu isyarat
97 Bab 97. Segala sesuatu ada waktunya
98 Bab 98. Warna cerita anak manusia
99 Bab 99. Malam mengesalkan
100 Bab 100. Mari kita saling memaafkan
101 Bab 101. Kala cinta kembali menyala
102 Bab 102. Selapis demi selapis, kebahagiaan akan tercapai
103 Bab 103. Pemenang kehidupan
104 Bab 104. Legitimate!
105 Bab 105. Harapan yang terkabulkan
106 Bab 106. Menjadi pawang bocah
107 Bab 107. Just you an me
108 Bab 108. Pengasuh konyol
109 Bab 109. Nyaris saja
110 Bab 110. Benarkah?
111 Bab 111. Man to man
112 Bab 112. Topik obrolan pasutri
113 Bab 113. Panggil aku seperti itu
114 Bab 114. Pria licik
115 Bab 115. Welcome Zayn
116 Bab 116. Partner tidak tahu diri
117 Bab 117. Menginap
118 Bab 118. Apologies
119 Bab 119. Malam bersamamu
120 Bab 120. Teori kecemburuan
121 Bab 121. inikah rasanya...
122 Bab 122. Blunder
123 Bab 123. Keegoisan anak semata wayang
124 Bab 124. Kembali bertemu
125 Bab 125. Menembak
126 Bab 126. Heart attack
127 Bab 127. Condolences for Zayn
128 Bab 128. Permintaan diluar nalar
129 Bab 129. Zara
130 Bab 130. Labirin buntu
131 Bab 131. Benarkah?
132 Bab 132. Akhirnya tahu
133 Bab 133. Di percaya lagi menerima anugerah
134 Bab 134. Olivia frustasi
135 Bab 135. Mencari pertolongan
136 Bab 136. Di Kegelisahan hati
137 Bab 137. Sepotong rencana
138 Bab 138. stabbed
139 Bab 139. Bertemu mantan rival
140 Bab 140. Menemukan perhatian lain
141 Bab 141. Pertanggungjawaban
142 Bab 142. Ketika pria berbicara
143 Bab 143. Grogi
144 Bab 144. Hal tak terduga
145 Bab 145. Bertemu dengan orang yang tepat
146 Bab 146. Harapan baru telah tiba
147 Bab 147. Siapa dia?
148 Bab 148. Mahluk langka
149 Bab 149. Jangan-jangan!
150 Bab 150. One step
151 Bab 151. Suasana yang dirindukan
152 Bab 152. Hormon Bumil
153 Bab 153. Broken heart metamorphosis
154 Bab 154. Perbincangan suami istri
155 Bab 155. Asa orang tua
156 Bab 156. Hari-hari jelang kebahagiaan
157 Bab 157. Detik-detik menjelang pernikahan
158 Bab 158. Sah!
159 Bab 159. Kasih itu memaafkan
160 Bab 160. Pesta yang benar-benar pesta
161 Bab 161. Senangnya jadi pengantin baru
162 Bab 162. Touch you
163 Bab 163. Pesan mertua
164 Bab 164. Kebahagiaan ayah dua anak ( END )
165 Bab 165. Pengumuman!
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Bab 1. Sadawira
2
Bab 2. Neo
3
Bab 3. Berpindah
4
Bab 4. Pria yang sunyi
5
Bab 5. You're not my father
6
Bab 6. Terjajah bayangan
7
Bab 7. Bocah berwajah muram
8
Bab 8. Seperti pernah melihat
9
Bab 9. Find a new friend
10
Bab 10. Father
11
Bab 11. Kartu ucapan
12
Bab 12. Berkumpul bersama
13
Bab 13. Wasiat Opa
14
Bab 14. Pesan Melodi
15
Bab 15. Nama yang terpatri
16
Bab 16. Desakan dari berbagai arah
17
Bab 17. Jalaran rasa tentram
18
Bab 18. Di kegelisahan hati
19
Bab 19. Wanita penggoda
20
Bab 20. Siapa Paman tampan?
21
Bab 21. Undang Paman, Bu!
22
Bab 22. Menerima undangan
23
Bab 23. Siapa dia?
24
Bab 24. Dua manusia satu problema
25
Bab 25. Apakah dia anakku?
26
Bab 26. Sebenarnya cinta
27
Bab 27. Keresahan seorang saudara
28
Bab 28. Selaksa ingatan
29
Bab 29. DNA test?
30
Bab 30. Mari kita buktikan Neo!
31
Bab 31. Berdebat
32
Bab 32. Satu lagi bala bantuan
33
Bab 33. Pembicaraan orang tua
34
Bab 34. Mood yang rusak
35
Bab 35. Welcome Neo
36
Bab 36. Kehangatan keluarga
37
Bab 37. Terpaksa
38
Bab 38. Walau seribu godaan
39
Bab 39. Tunangan di depan Opa
40
Bab 40. Dia benar anakku
41
Bab 41. Wanna help me?
42
Bab 42. Paman tampan
43
Bab 43. Jerit hati seorang Ayah
44
Bab 44. Tekad yang bulat
45
Bab 45. Jadi itukah alasannya?
46
Bab 46. Ingin bertemu
47
Bab 47. Makan bersama anakku
48
Bab 48. perdebatan Zayn dengan wanita galak
49
Bab 49. Bila waktu telah terhenti
50
Bab 50. Mendung duka di keluarga Darmawan
51
Bab 51. Berdebat kala duka
52
Bab 52. Selamat jalan Opa
53
Bab 53. Kejutan untuk Deo
54
Bab 54. Pria nekat
55
Bab 55. Kutu bibir
56
Bab 56. Terciduk Mama Jessika
57
Bab 57. Tergerus nurani
58
Bab 58. Satu persatu mengetahui
59
Bab 59. Keterkejutan Melodi
60
Bab 60. Mengupas kenyataan selapis demi selapis
61
Bab 61. Pria dengan hati
62
Bab 62. Kembali
63
Bab 63. Sering bertemu pertanda jodoh?
64
Bab 64. Teror?
65
Bab 65. Selama cinta masih ada
66
Bab 66. Kau harus tahu
67
Bab 67. Berhutang penjelasan
68
Bab 68. Penyaksi di kantor polisi
69
Bab 69. Tidak mau rugi
70
Bab 70. Kedatangan sang Ayah
71
Bab 71. Makin menggila
72
Bab 72. Panggil aku Ayah Neo!
73
Bab 73. Kemarahan Leo Darmawan
74
Bab 74. Bertekad melampaui semua batasan
75
Bab 75. Musuh dalam selimut
76
Bab 76. Kiamat
77
Bab 77. Cinta selalu menemukan jalannya
78
Bab 78. Segumpal alasan.
79
Bab 79. Arti sebenarnya dari sebuah pengorbanan
80
Bab 80. Menuju satu langkah
81
Bab 81. Ayah kandung?
82
Bab 82. Jarak antara kita
83
Bab 83. Sakitnya penyesalan
84
Bab 84. Terhempas ke titik sepi
85
Bab 85. Dia bukan untukku
86
Bab 86. Lebih dari yang kau kira
87
Bab 87. Patah hati paling dalam
88
Bab 88. Leburnya keegoisan
89
Bab 89. Mencarimu
90
Bab 90. Aku mencintaimu
91
Bab 91. Kala cinta menemukan jalannya
92
Bab 92. Ujung jalan berliku
93
Bab 93. dukungan menjadi real daddy
94
Bab 94. Tak seorangpun tahu
95
Bab 95. Cemburu?
96
Bab 96. Satu isyarat
97
Bab 97. Segala sesuatu ada waktunya
98
Bab 98. Warna cerita anak manusia
99
Bab 99. Malam mengesalkan
100
Bab 100. Mari kita saling memaafkan
101
Bab 101. Kala cinta kembali menyala
102
Bab 102. Selapis demi selapis, kebahagiaan akan tercapai
103
Bab 103. Pemenang kehidupan
104
Bab 104. Legitimate!
105
Bab 105. Harapan yang terkabulkan
106
Bab 106. Menjadi pawang bocah
107
Bab 107. Just you an me
108
Bab 108. Pengasuh konyol
109
Bab 109. Nyaris saja
110
Bab 110. Benarkah?
111
Bab 111. Man to man
112
Bab 112. Topik obrolan pasutri
113
Bab 113. Panggil aku seperti itu
114
Bab 114. Pria licik
115
Bab 115. Welcome Zayn
116
Bab 116. Partner tidak tahu diri
117
Bab 117. Menginap
118
Bab 118. Apologies
119
Bab 119. Malam bersamamu
120
Bab 120. Teori kecemburuan
121
Bab 121. inikah rasanya...
122
Bab 122. Blunder
123
Bab 123. Keegoisan anak semata wayang
124
Bab 124. Kembali bertemu
125
Bab 125. Menembak
126
Bab 126. Heart attack
127
Bab 127. Condolences for Zayn
128
Bab 128. Permintaan diluar nalar
129
Bab 129. Zara
130
Bab 130. Labirin buntu
131
Bab 131. Benarkah?
132
Bab 132. Akhirnya tahu
133
Bab 133. Di percaya lagi menerima anugerah
134
Bab 134. Olivia frustasi
135
Bab 135. Mencari pertolongan
136
Bab 136. Di Kegelisahan hati
137
Bab 137. Sepotong rencana
138
Bab 138. stabbed
139
Bab 139. Bertemu mantan rival
140
Bab 140. Menemukan perhatian lain
141
Bab 141. Pertanggungjawaban
142
Bab 142. Ketika pria berbicara
143
Bab 143. Grogi
144
Bab 144. Hal tak terduga
145
Bab 145. Bertemu dengan orang yang tepat
146
Bab 146. Harapan baru telah tiba
147
Bab 147. Siapa dia?
148
Bab 148. Mahluk langka
149
Bab 149. Jangan-jangan!
150
Bab 150. One step
151
Bab 151. Suasana yang dirindukan
152
Bab 152. Hormon Bumil
153
Bab 153. Broken heart metamorphosis
154
Bab 154. Perbincangan suami istri
155
Bab 155. Asa orang tua
156
Bab 156. Hari-hari jelang kebahagiaan
157
Bab 157. Detik-detik menjelang pernikahan
158
Bab 158. Sah!
159
Bab 159. Kasih itu memaafkan
160
Bab 160. Pesta yang benar-benar pesta
161
Bab 161. Senangnya jadi pengantin baru
162
Bab 162. Touch you
163
Bab 163. Pesan mertua
164
Bab 164. Kebahagiaan ayah dua anak ( END )
165
Bab 165. Pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!