Bab 5. You're not my father

...🥀🥀🥀...

Keesokan paginya, Claire yang sudah di jemput oleh Edwin tampak bersiap bersama Neo dan Juwi. Mereka rencananya akan menempati rumah baru hari ini. Makin cepat makin baik, begitu pikir Claire.

Claire adalah wanita mandiri yang tentu tak usah di ragukan lagi soal berapa banyak uang di kantongnya, sejak remaja ia memang getol untuk berbisnis, tak seperti adiknya Melodi yang lebih slow manakala menjalani kehidupannya.

Tak ayal, semua itu membuat Claire selalu lebih mudah manakala memutuskan sesuatu. Sebab di era sekarang ini, meksipun uang bukanlah segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang.

" Aku mau tas Captain America ku Ibu!" rengek Neo yang tak berpisah dari tas bergambar salah satu tokoh superhero dari Avangers yang memiliki tameng bulat dengan gambar bintang putih di tengahnya itu.

Maka Juwi seketika sigap mengambilkan benda yang berisikan puzlle lucu kesayangannya itu.

Juwi yang melihat Edwin begitu perhatian kepada Claire, sebenarnya sering bertanya kepada majikan rasa teman itu.

" Kenapa gak di terima aja Pak Edwin, Bu? Orangnya ganteng, baik lagi!" selorohnya mamak mereka berdua di dapur bersama.

Tapi berumah tangga bukan soal dirinya dan kesenangannya saja. Ada sosok bocah yang wajahnya benar-benar mengingatkan Claire akan satu sosok yang tak lagi ia ketahui keberadaannya. Bukan tak tahu, tapi mungkin tidak mau tahu.

Apalagi, ia tahu bila sejak dini Neo merupakan jenis orang yang selektif dan perfeksionis. Membuat Claire sedikit kesulitan bahkan untuk sekedar memberi pengertian.

Kebencian yang mengakar, lalu bertumbuh di hati Claire membuat benang kusut antara keduanya jelas tak akan pernah menemui titik temu. Apalagi, seluruh keluarganya benar-benar menyayangkan hal itu, terutama kakeknya, Edi Darmawan.

" Sisanya biar di bawa sama mobil yang satunya, ayo kita berangkat sekarang. Neo, mau sama om?" perkataan Edwin membuat lamunannya menguap.

Namun dinding tebal bocah itu tak juga runtuh meskipun Edwin men-threat Neo dengan sangat baik. Sejenak membuat Claire merasa jika Neo adalah gambaran Sada yang sesungguhnya.

Jelas dan tak terbantahkan.

" Neo!" kata Claire memperingati anaknya untuk jangan ketus.

" Baik Ibu!" jawab Neo dengan wajah cemberut.

Bocah itu sebenarnya tak benci kepada Edwin, terkadang ia juga menerima upeti berupa coklat atau makanan ringan bercitarasa lezat dengan hati sumringah. Hanya saja pasca ia di buli oleh Brandon, ia semakin penasaran dengan sosok ayah.

" Apakah Om Edwin ayahku?"

" Bukan, dia teman Ibu!"

Lalu bagaimanakah representasi Ayah yang sesungguhnya? Mengapa tidak setiap orang bisa di sebut Ayah, sedangkan teman-temannya yang lain memiliki Ayah.

Apakah ayah meninggal?

Apa itu meninggal?

Ataukah ayah pergi bekerja, apa Ibu tidak menyimpan fotonya?

" Kita ada karena ada ayah dan ibu!"

Ucapan ibu guru terus menari-nari di otak kecilnya. Membuat Neo semakin terjebak dalam pemikirannya sendiri.

" Apakah di sekolah baruku nanti juga akan ada hari Ayah?" cetusnya saat mobil sudah membelah jalan raya yang mulai padat merayap.

Claire yang duduk di sebelah Edwin kembali menelan ludah cepat. Anaknya yang penuh rasa ingin tahu itu terkadang memang membuatnya pusing sendiri.

" Apa Neo ingin ikut pementasan? Om bisa temani Neo!" tawar Edwin mencoba mengimbangi keingintahuannya bocah super itu.

" Tapi kata Ibu, Om bukan Ayah Neo!"

Absolutly!

Membuat ketiga manusia dewasa disana seketika merasakan kecanggungan yang menguar ke seluruh atmosfer di dalam mobil.

" Om bisa berperan menjadi Ayah Neo!" timpal Edwin tak terganggu.

" Berarti Neo bohong dong?"

Damned! You're really- really Sadawira son!

" Win!" Claire mengusap lengan terbuka Edwin perlahan sembari mengedipkan matanya berusaha memberi tahu untuk tidak melanjutkan perbincangan ini.

Claire memijat keningnya pening, semakin kesini kenapa anaknya itu semakin menunjukkan sikap seperti bapaknya.

Kecil saja sudah begitu, lalu bagaimana dia akan menghadapi Neo jika semakin besar nanti?

-

-

Mereka tiba saat matahari berada tepat di atas kepala. Claire membeli rumah itu melalui agen resmi dan meminta rumah lamanya ia jual sebab tak memilih keinginan untuk kembali ke lingkungan toxic.

Birokrasi di negara itu sedikit lebih mudah dari pada di Indonesia, membuatnya jadi lebih nyaman. Selain itu, bisnis Claire sudah masuk ke berbagai kota di negara itu. Membuatnya tak kesulitan jika harus memiliki tempat tinggal sebab di tiap kota, ia memiliki cabang.

Ia memilih Atana sebab kota ini belum pernah dia kunjungi, dan termasuk kota yang terjauh dari ibu negara. Mungkin lebih tenang berada di kota sibuk seperti Atana, yang sebagian besar penduduknya bekerja di pabrik-pabrik.

" Ibu, ini rumah kita?" tanya Neo yang sudah melupakan soal hari Ayah sebab terpukau dengan bangunan besar bercat modern.

Claire mengangguk mewakili jawaban iya. Membuat bocah aktif itu melesat masuk sebab tak sabar melihat rumah besar yang lebih futuristik.

" Ye, rumahku seperti rumah Spiderman, ye!!! teriak Neo yang kini melesat meninggalkan tiga manusia di belakangnya.

"Den, jangan lari-lari!" teriak Juwi yang kini tergopoh-gopoh saat mengikuti anak yang gesit itu.

Edwin yang tersenyum senang kini membantu Claire menurunkan beberapa koper yang mereka bawa.

" Are you still thinking about him?"

(Apakah kamu masih memikirkan dia?)

Membuat kontan Claire menoleh.

" Kita sedang membicarakan siapa?" keningnya berkerut menandakan bingung.

" Ayah Neo!"

Tapi Claire sama sekali tak berminat untuk membalas cuitan Edwin yang tiba-tiba membuat hatinya mencelos itu. Ia bahkan tak lagi tahu dimana keberadaan Sadawira, lebih tepatnya tidak mau tahu.

" Aku sudah bahagia bersama Neo!" menjawab datar dengan tangan yang sibuk meraih gagang koper. " Dia putraku, dan itu lebih dari cukup!" tegasnya lalu kini pergi meninggalkan Edwin yang mematung di depan dua koper hitam yang masih ada di bagasi mobilnya.

Edwin tersenyum sumbang, kini beralih melangkahkan kakinya mengejar Claire yang lebih dulu menggeret koper.

" Aku akan menunggu, sampai kau membuktikan hatimu!"

Rumah itu lebih lega dengan desain yang lebih modern. Ia dulu tinggal di rumah dengan desain kolonial karena itu adalah pilihan sang kakek. Ia yang dulu terpuruk tak terlalu memikirkan bagaimana bentuk serta model hunian yang bakal di tinggali.

Jangankan memikirkan model rumah, ia saja nyaris mengakhirinya hidupnya sendiri sebab tak bisa menerima kenyataan pahit akibat perbuatannya sendiri itu.

" Ibu, apakah semua yang kamar itu untukku?" Neo rupanya sudah mengeksplorasi rumah itu dengan cepat.

Bocah itu berlari sembari membawa robot Thor dengan wajah berbinar, mendahului seorang petugas agen yang juga turut hadir di sana untuk serah terima.

" Tentu. Semua yang ada di kamar Neo, adalah milik Neo!" jawab Claire mengusap lembut kepala anaknya yang semakin hari semakin aktif itu.

" Yee!" teriak Neo seraya berselebrasi kesana-kemari.

Maka Claire kembali tersenyum saat melihat anaknya sesenang itu. Kehangatan tiba-tiba timbul di dalam hatinya, ketika ia bisa melihat senyum lepas anak satu-satunya itu.

" A brave little boy!" gumam Edwin memuji Neo seraya menatap lekat.

" Of course, he's my son!" jawab Claire menimpali.

Keduanya akhirnya sama-sama melempar senyuman demi merasai hal yang sejujurnya membuat hati keduanya getir.

Keadaan yang rumit.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ehmmm atana...pucuk dicinta ulam pun tiba😘😘😘😘😘😘

2023-06-01

1

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

astaga sedih banget ya Neo

2023-05-01

0

Rizki Surya

Rizki Surya

claeri jangan trlalu menutup diri dari sadawira walau bagaimanapun dialah Ayah dari anakmu Neo

2023-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sadawira
2 Bab 2. Neo
3 Bab 3. Berpindah
4 Bab 4. Pria yang sunyi
5 Bab 5. You're not my father
6 Bab 6. Terjajah bayangan
7 Bab 7. Bocah berwajah muram
8 Bab 8. Seperti pernah melihat
9 Bab 9. Find a new friend
10 Bab 10. Father
11 Bab 11. Kartu ucapan
12 Bab 12. Berkumpul bersama
13 Bab 13. Wasiat Opa
14 Bab 14. Pesan Melodi
15 Bab 15. Nama yang terpatri
16 Bab 16. Desakan dari berbagai arah
17 Bab 17. Jalaran rasa tentram
18 Bab 18. Di kegelisahan hati
19 Bab 19. Wanita penggoda
20 Bab 20. Siapa Paman tampan?
21 Bab 21. Undang Paman, Bu!
22 Bab 22. Menerima undangan
23 Bab 23. Siapa dia?
24 Bab 24. Dua manusia satu problema
25 Bab 25. Apakah dia anakku?
26 Bab 26. Sebenarnya cinta
27 Bab 27. Keresahan seorang saudara
28 Bab 28. Selaksa ingatan
29 Bab 29. DNA test?
30 Bab 30. Mari kita buktikan Neo!
31 Bab 31. Berdebat
32 Bab 32. Satu lagi bala bantuan
33 Bab 33. Pembicaraan orang tua
34 Bab 34. Mood yang rusak
35 Bab 35. Welcome Neo
36 Bab 36. Kehangatan keluarga
37 Bab 37. Terpaksa
38 Bab 38. Walau seribu godaan
39 Bab 39. Tunangan di depan Opa
40 Bab 40. Dia benar anakku
41 Bab 41. Wanna help me?
42 Bab 42. Paman tampan
43 Bab 43. Jerit hati seorang Ayah
44 Bab 44. Tekad yang bulat
45 Bab 45. Jadi itukah alasannya?
46 Bab 46. Ingin bertemu
47 Bab 47. Makan bersama anakku
48 Bab 48. perdebatan Zayn dengan wanita galak
49 Bab 49. Bila waktu telah terhenti
50 Bab 50. Mendung duka di keluarga Darmawan
51 Bab 51. Berdebat kala duka
52 Bab 52. Selamat jalan Opa
53 Bab 53. Kejutan untuk Deo
54 Bab 54. Pria nekat
55 Bab 55. Kutu bibir
56 Bab 56. Terciduk Mama Jessika
57 Bab 57. Tergerus nurani
58 Bab 58. Satu persatu mengetahui
59 Bab 59. Keterkejutan Melodi
60 Bab 60. Mengupas kenyataan selapis demi selapis
61 Bab 61. Pria dengan hati
62 Bab 62. Kembali
63 Bab 63. Sering bertemu pertanda jodoh?
64 Bab 64. Teror?
65 Bab 65. Selama cinta masih ada
66 Bab 66. Kau harus tahu
67 Bab 67. Berhutang penjelasan
68 Bab 68. Penyaksi di kantor polisi
69 Bab 69. Tidak mau rugi
70 Bab 70. Kedatangan sang Ayah
71 Bab 71. Makin menggila
72 Bab 72. Panggil aku Ayah Neo!
73 Bab 73. Kemarahan Leo Darmawan
74 Bab 74. Bertekad melampaui semua batasan
75 Bab 75. Musuh dalam selimut
76 Bab 76. Kiamat
77 Bab 77. Cinta selalu menemukan jalannya
78 Bab 78. Segumpal alasan.
79 Bab 79. Arti sebenarnya dari sebuah pengorbanan
80 Bab 80. Menuju satu langkah
81 Bab 81. Ayah kandung?
82 Bab 82. Jarak antara kita
83 Bab 83. Sakitnya penyesalan
84 Bab 84. Terhempas ke titik sepi
85 Bab 85. Dia bukan untukku
86 Bab 86. Lebih dari yang kau kira
87 Bab 87. Patah hati paling dalam
88 Bab 88. Leburnya keegoisan
89 Bab 89. Mencarimu
90 Bab 90. Aku mencintaimu
91 Bab 91. Kala cinta menemukan jalannya
92 Bab 92. Ujung jalan berliku
93 Bab 93. dukungan menjadi real daddy
94 Bab 94. Tak seorangpun tahu
95 Bab 95. Cemburu?
96 Bab 96. Satu isyarat
97 Bab 97. Segala sesuatu ada waktunya
98 Bab 98. Warna cerita anak manusia
99 Bab 99. Malam mengesalkan
100 Bab 100. Mari kita saling memaafkan
101 Bab 101. Kala cinta kembali menyala
102 Bab 102. Selapis demi selapis, kebahagiaan akan tercapai
103 Bab 103. Pemenang kehidupan
104 Bab 104. Legitimate!
105 Bab 105. Harapan yang terkabulkan
106 Bab 106. Menjadi pawang bocah
107 Bab 107. Just you an me
108 Bab 108. Pengasuh konyol
109 Bab 109. Nyaris saja
110 Bab 110. Benarkah?
111 Bab 111. Man to man
112 Bab 112. Topik obrolan pasutri
113 Bab 113. Panggil aku seperti itu
114 Bab 114. Pria licik
115 Bab 115. Welcome Zayn
116 Bab 116. Partner tidak tahu diri
117 Bab 117. Menginap
118 Bab 118. Apologies
119 Bab 119. Malam bersamamu
120 Bab 120. Teori kecemburuan
121 Bab 121. inikah rasanya...
122 Bab 122. Blunder
123 Bab 123. Keegoisan anak semata wayang
124 Bab 124. Kembali bertemu
125 Bab 125. Menembak
126 Bab 126. Heart attack
127 Bab 127. Condolences for Zayn
128 Bab 128. Permintaan diluar nalar
129 Bab 129. Zara
130 Bab 130. Labirin buntu
131 Bab 131. Benarkah?
132 Bab 132. Akhirnya tahu
133 Bab 133. Di percaya lagi menerima anugerah
134 Bab 134. Olivia frustasi
135 Bab 135. Mencari pertolongan
136 Bab 136. Di Kegelisahan hati
137 Bab 137. Sepotong rencana
138 Bab 138. stabbed
139 Bab 139. Bertemu mantan rival
140 Bab 140. Menemukan perhatian lain
141 Bab 141. Pertanggungjawaban
142 Bab 142. Ketika pria berbicara
143 Bab 143. Grogi
144 Bab 144. Hal tak terduga
145 Bab 145. Bertemu dengan orang yang tepat
146 Bab 146. Harapan baru telah tiba
147 Bab 147. Siapa dia?
148 Bab 148. Mahluk langka
149 Bab 149. Jangan-jangan!
150 Bab 150. One step
151 Bab 151. Suasana yang dirindukan
152 Bab 152. Hormon Bumil
153 Bab 153. Broken heart metamorphosis
154 Bab 154. Perbincangan suami istri
155 Bab 155. Asa orang tua
156 Bab 156. Hari-hari jelang kebahagiaan
157 Bab 157. Detik-detik menjelang pernikahan
158 Bab 158. Sah!
159 Bab 159. Kasih itu memaafkan
160 Bab 160. Pesta yang benar-benar pesta
161 Bab 161. Senangnya jadi pengantin baru
162 Bab 162. Touch you
163 Bab 163. Pesan mertua
164 Bab 164. Kebahagiaan ayah dua anak ( END )
165 Bab 165. Pengumuman!
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Bab 1. Sadawira
2
Bab 2. Neo
3
Bab 3. Berpindah
4
Bab 4. Pria yang sunyi
5
Bab 5. You're not my father
6
Bab 6. Terjajah bayangan
7
Bab 7. Bocah berwajah muram
8
Bab 8. Seperti pernah melihat
9
Bab 9. Find a new friend
10
Bab 10. Father
11
Bab 11. Kartu ucapan
12
Bab 12. Berkumpul bersama
13
Bab 13. Wasiat Opa
14
Bab 14. Pesan Melodi
15
Bab 15. Nama yang terpatri
16
Bab 16. Desakan dari berbagai arah
17
Bab 17. Jalaran rasa tentram
18
Bab 18. Di kegelisahan hati
19
Bab 19. Wanita penggoda
20
Bab 20. Siapa Paman tampan?
21
Bab 21. Undang Paman, Bu!
22
Bab 22. Menerima undangan
23
Bab 23. Siapa dia?
24
Bab 24. Dua manusia satu problema
25
Bab 25. Apakah dia anakku?
26
Bab 26. Sebenarnya cinta
27
Bab 27. Keresahan seorang saudara
28
Bab 28. Selaksa ingatan
29
Bab 29. DNA test?
30
Bab 30. Mari kita buktikan Neo!
31
Bab 31. Berdebat
32
Bab 32. Satu lagi bala bantuan
33
Bab 33. Pembicaraan orang tua
34
Bab 34. Mood yang rusak
35
Bab 35. Welcome Neo
36
Bab 36. Kehangatan keluarga
37
Bab 37. Terpaksa
38
Bab 38. Walau seribu godaan
39
Bab 39. Tunangan di depan Opa
40
Bab 40. Dia benar anakku
41
Bab 41. Wanna help me?
42
Bab 42. Paman tampan
43
Bab 43. Jerit hati seorang Ayah
44
Bab 44. Tekad yang bulat
45
Bab 45. Jadi itukah alasannya?
46
Bab 46. Ingin bertemu
47
Bab 47. Makan bersama anakku
48
Bab 48. perdebatan Zayn dengan wanita galak
49
Bab 49. Bila waktu telah terhenti
50
Bab 50. Mendung duka di keluarga Darmawan
51
Bab 51. Berdebat kala duka
52
Bab 52. Selamat jalan Opa
53
Bab 53. Kejutan untuk Deo
54
Bab 54. Pria nekat
55
Bab 55. Kutu bibir
56
Bab 56. Terciduk Mama Jessika
57
Bab 57. Tergerus nurani
58
Bab 58. Satu persatu mengetahui
59
Bab 59. Keterkejutan Melodi
60
Bab 60. Mengupas kenyataan selapis demi selapis
61
Bab 61. Pria dengan hati
62
Bab 62. Kembali
63
Bab 63. Sering bertemu pertanda jodoh?
64
Bab 64. Teror?
65
Bab 65. Selama cinta masih ada
66
Bab 66. Kau harus tahu
67
Bab 67. Berhutang penjelasan
68
Bab 68. Penyaksi di kantor polisi
69
Bab 69. Tidak mau rugi
70
Bab 70. Kedatangan sang Ayah
71
Bab 71. Makin menggila
72
Bab 72. Panggil aku Ayah Neo!
73
Bab 73. Kemarahan Leo Darmawan
74
Bab 74. Bertekad melampaui semua batasan
75
Bab 75. Musuh dalam selimut
76
Bab 76. Kiamat
77
Bab 77. Cinta selalu menemukan jalannya
78
Bab 78. Segumpal alasan.
79
Bab 79. Arti sebenarnya dari sebuah pengorbanan
80
Bab 80. Menuju satu langkah
81
Bab 81. Ayah kandung?
82
Bab 82. Jarak antara kita
83
Bab 83. Sakitnya penyesalan
84
Bab 84. Terhempas ke titik sepi
85
Bab 85. Dia bukan untukku
86
Bab 86. Lebih dari yang kau kira
87
Bab 87. Patah hati paling dalam
88
Bab 88. Leburnya keegoisan
89
Bab 89. Mencarimu
90
Bab 90. Aku mencintaimu
91
Bab 91. Kala cinta menemukan jalannya
92
Bab 92. Ujung jalan berliku
93
Bab 93. dukungan menjadi real daddy
94
Bab 94. Tak seorangpun tahu
95
Bab 95. Cemburu?
96
Bab 96. Satu isyarat
97
Bab 97. Segala sesuatu ada waktunya
98
Bab 98. Warna cerita anak manusia
99
Bab 99. Malam mengesalkan
100
Bab 100. Mari kita saling memaafkan
101
Bab 101. Kala cinta kembali menyala
102
Bab 102. Selapis demi selapis, kebahagiaan akan tercapai
103
Bab 103. Pemenang kehidupan
104
Bab 104. Legitimate!
105
Bab 105. Harapan yang terkabulkan
106
Bab 106. Menjadi pawang bocah
107
Bab 107. Just you an me
108
Bab 108. Pengasuh konyol
109
Bab 109. Nyaris saja
110
Bab 110. Benarkah?
111
Bab 111. Man to man
112
Bab 112. Topik obrolan pasutri
113
Bab 113. Panggil aku seperti itu
114
Bab 114. Pria licik
115
Bab 115. Welcome Zayn
116
Bab 116. Partner tidak tahu diri
117
Bab 117. Menginap
118
Bab 118. Apologies
119
Bab 119. Malam bersamamu
120
Bab 120. Teori kecemburuan
121
Bab 121. inikah rasanya...
122
Bab 122. Blunder
123
Bab 123. Keegoisan anak semata wayang
124
Bab 124. Kembali bertemu
125
Bab 125. Menembak
126
Bab 126. Heart attack
127
Bab 127. Condolences for Zayn
128
Bab 128. Permintaan diluar nalar
129
Bab 129. Zara
130
Bab 130. Labirin buntu
131
Bab 131. Benarkah?
132
Bab 132. Akhirnya tahu
133
Bab 133. Di percaya lagi menerima anugerah
134
Bab 134. Olivia frustasi
135
Bab 135. Mencari pertolongan
136
Bab 136. Di Kegelisahan hati
137
Bab 137. Sepotong rencana
138
Bab 138. stabbed
139
Bab 139. Bertemu mantan rival
140
Bab 140. Menemukan perhatian lain
141
Bab 141. Pertanggungjawaban
142
Bab 142. Ketika pria berbicara
143
Bab 143. Grogi
144
Bab 144. Hal tak terduga
145
Bab 145. Bertemu dengan orang yang tepat
146
Bab 146. Harapan baru telah tiba
147
Bab 147. Siapa dia?
148
Bab 148. Mahluk langka
149
Bab 149. Jangan-jangan!
150
Bab 150. One step
151
Bab 151. Suasana yang dirindukan
152
Bab 152. Hormon Bumil
153
Bab 153. Broken heart metamorphosis
154
Bab 154. Perbincangan suami istri
155
Bab 155. Asa orang tua
156
Bab 156. Hari-hari jelang kebahagiaan
157
Bab 157. Detik-detik menjelang pernikahan
158
Bab 158. Sah!
159
Bab 159. Kasih itu memaafkan
160
Bab 160. Pesta yang benar-benar pesta
161
Bab 161. Senangnya jadi pengantin baru
162
Bab 162. Touch you
163
Bab 163. Pesan mertua
164
Bab 164. Kebahagiaan ayah dua anak ( END )
165
Bab 165. Pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!