Bab 14 Perubahan

Datok termangut-mangut mendengar keseluruhan permasalahan yang tengah dihadapi. Polemik kesadaran spiritual sang terpilih yang belum kunjung terbuka membuat sang Bhayangkara terpaksa menghubungi sesepuh tua tersebut. Datok terlihat enggan untuk membuka mulut dan sibuk berpikir dengan kedua alis tuanya yang berkerut. Ia benar-benar harus memutuskan dengan pertimbangan matang dan tepat.

Bagaimanapun, tindakan membuka kesadaran spiritual gadis fana itu akan memberi dampak perubahan fisik dan mental dari yang bersangkutan. Tidak hanya kekuatan, akan tetapi semua hal yang telah tersegel dalam ingatan pun akan menyeruak keluar. Baik atau pun buruk pasti akan berdampingan, dan itu pulalah yang menjadi penyebab dari keraguan di hati sesepuh kerajaan tersebut.

Namun jika tetap dibiarkan tertutup, kondisi manusia fana itu tak kan mampu bertahan. Selain efek menenangkan dan aroma manis yang akan memikat banyak makhluk astral, mencari keberadan batu Somo yang hilang pun sudah pasti memerlukan kekuatan yang besar. Dari dua poin utama di atas, Reina harus meningkatkan kekuatan dan itu hanya bisa dilakukan dengan mata batin serta kesadaran spiritual yang sepenuhnya terbuka.

Datok menghela napas dalam-dalam, "aku memang telah membuka mata batinnya, akan tetapi dalam membuka kesadaran spiritual sang terpilih bukanlah hal biasa. Aku tidak bisa melakukannya seorang diri. Pun, denganmu atau pun Radeeva. Aku memerlukan kalian berdua untuk melakukan proses pembukaannya bersama-sama."

"Kami siap membantu." Sahut Bhinendra dengan penuh rasa hormat.

"Kalau begitu kembalilah sekarang! Upayakan untuk menembus segel alam bawah sadarnya dari luar bersama Radeeva dan aku akan berusaha membukanya dari dalam." Perintah sang Datok yang kemudian di ikuti oleh hilangnya sinar dari kekuatan spiritual Bhinendra.

Begitu terjaga, Bhinendra tidak lagi menunda-nunda. Ia segera memberitahu Radeeva dan mengajak pangeran kedua itu melakukan apa yang diinstruksikan Datok barusan. Mereka duduk dengan posisi kaki berlipat, mengapit raga perempuan fana yang masih terbaring tak sadarkan diri di sana kemudian memusatkan seluruh perhatian pada satu titik dengan mata terpejam. Sinar biru dan merah yang dihasilkan dari kekuatan internal kedua pelindung itu dengan cepat keluar menyelimuti tubuh Reina. Sedangkan Datok yang sudah masuk ke alam mimpi gadis itu, berusaha keras melepaskan segel sihir yang pernah ia buat sebelumnya.

Reina, demi keselamatan dua alam, terpaksa ku buka kembali segel yang telah lama mengunci seluruh dendam dan kenangan buruk yang ada dalam dirimu. Semoga seiring berjalannya waktu, kau bisa berdamai dengan masa lalu. Datok membatin dengan perasaan bersalah. Bagaimanapun ia tahu bahwa kejadian buruk yang menimpa gadis itu merupakan salah satu bentuk keteledorannya dalam menjaga serta melindungi salah satu penduduk kerajaan Swastamita. Ia juga berharap bahwa rasa trauma perempuan itu bisa menghilang meski hanya beberapa bagian.

Ketiga orang yang berusaha membuka kesadaran spiritual Reina pun mengerahkan seluruh kemampuan yang ada. Energi internal mereka tampak terkuras dan perlahan melemah. Meski demikian semua usaha itu tidaklah sia-sia. Terbukti dengan ulasan senyum Radeeva yang terlihat penuh kepuasan saat Reina telah membuka mata. Segel itu telah sepenuhnya lepas. Reina tak lagi tampil dengan netra kecoklatan dan kulit yang sawo matang. Namun, kini perempuan itu telah kembali pada pengaturan awal sang terpilih, bernetra merah seperti batu ruby dengan warna kulit kuning langsat yang langka di seluruh alam Swastamita.

Ketika Reina membuka mata, ia mendapati Bhinendra serta Radeeva tengah memandangnya. Kedua pria itu tampak cemas dengan wajah yang sedikit pucat. Napas mereka masih tidak teratur selaras dengan tubuh yang terkulai lemas di atas tanah.

"Astaga, penampilanmu sangat berbeda," ucap Radeeva dengan iris safirnya yang membesar. Ia tampak terpukau dan tak bisa mengontrol rasa takjubnya. Reina tidak bereaksi. Ia hanya diam sambil mengamati kedua pria yang tengah memandangnya dengan penuh rasa penasaran.

“Syukurlah ini berhasil. Jika sampai Datok gagal membuka kesadaran spiritualmu, aku pun tidak tahu lagi bagaimana kelanjutan misi ini.” Tutur Radeeva dengan kelegaan dan seringai bangga. Tak ada yang memberikan respons pada penuturannya barusan. Reina masih diam mengamati mereka. Sedangkan Bhinendra, pria itu tengah duduk dengan kaki bersilang. Memosisikan diri untuk bermeditasi sejenak demi menstabilkan seluruh tenaga dalam yang amburadul. Ia bahkan meludahkan darah segar ketika mengakhiri kegiatannya.

Menurut Radeeva, luka dalam yang di derita si kutub es Swastamita bukanlah tak beralasan. Itu merupakan imbas dari menjebol dinding sihir aula perbintangan yang ketat. Bhinendra masih beruntung hanya mengeluarkan darah segar. Jika itu terjadi pada orang lain, mungkin saja orang tersebut akan kehilangan nyawa. Bahkan sebelum benar-benar berhasil menembus sihir pertahanan aula.

“Tapi kita memang tidak punya pilihan lagi. Kali ini aku mengakui bahwa tindakanmu tepat. Tapi jangan besar kepala! Aku tetap ingin membunuhmu!” Radeeva berusaha memberi pujian namun tetap tidak rela melukai harga dirinya. Dengan wajah masam ia bersandar di sebuah batu yang cukup besar. Melipat kedua tangan di dada sambil bersungut-sungut.

Bhinendra tak bergeming. Ia masih mengunci mulut dalam posisi yang sama. Setelah beberapa menit berlalu, terlihat adanya pergerakan dari tubuh atletis pria itu. Netra merah Reina bergulir mengikuti gerakannya. Tatapan penuh curiga gadis itu mengunci dengan sebuah alasan yang kuat. Reina takut jika dugaannya benar-benar menjadi nyata. Sejujurnya, ia tidak ingin potongan ingatan yang terpendam itu di lihat oleh Bhinendra ataupun Radeeva. Bagaimana jika salah satu dari mereka mengetahui rahasia kelamnya? Sebuah kisah yang telah lama ia kubur dalam kubangan dosa dan dendam.

Tidak ada yang lebih Reina takuti dari tersibaknya potongan memori yang penuh aib tersebut. Di mana ia menjadi korban sebuah perundungan yang berakhir pada percobaan pelecehan. Di usia yang masih sangat muda, di penghujung masa sekolah menengah pertama. Semua itu telah ia lewati dalam rasa trauma. Seandainya Datok tidak menutup ingatan dan menghapus semua jejak kebrutalannya, mungkin saat ini ia masih mendekam dalam penjara.

Namun sepertinya itu hanya menjadi ketakutan berlebih dari gadis itu. Terbukti pada sikap acuh tak acuh dari dua pria di depannya. Baik Bhinendra ataupun Radeeva tampak sibuk dengan aktifitas mereka. Di saat Reina berperang dengan spekulasi personal, Bhinendra masih menata tenaga internal. Sedangkan Radeeva justru terlihat beberapa kali menguap.

Reina menghela napas. Ia menengadahkan kepala. Menatap bumantara (langit) yang diliputi indurasmi (sinar bulan) di penghujung malam. Menghirup udara gelap yang dingin, menusuk jaringan kapiler penciumannya yang sensitif. Di atas langit yang luas dengan taburan benda angkasa yang indah itu, Reina hanya bisa berpasrah. Berpura-pura tidak pernah mengalami suatu kemalangan. Bahkan ia akan memikirkan suatu sanggahan apabila Bhinendra atau siapapun mempertanyakan masa lalunya.

Di saat Reina telah merasa lega dalam prasangka baiknya, Bhinendra justru mencuri pandang ke arah perempuan itu. Ia benar-benar tidak menyangka terhadap apa yang sudah ia lihat. Alam bawah sadar gadis itu menunjukkan potongan-potongan masa lalu yang begitu buruk. Gilanya, masa lalu yang tersimpan dalam kesadaran spiritual itu justru tampak masih jelas. Seolah baru terjadi beberapa waktu yang lalu.

Pantas saja Datok terlihat ragu untuk membuka kesadaran spiritualnya. Pikir Bhinendra dengan kedua alis yang saling bertaut. Seandainya Bhinendra ada di tempat itu, bisa dipastikan bahwa para pelaku berhati binatang tersebut tidak akan selamat. Mereka tidak akan merasakan bagaimana nikmatnya menghirup aroma segar dari oksigen yang ada di dunia. Para bedebah sialan itu sungguh membuat geram Bhinendra.

Meski saat ini Bhinendra masih dipengaruhi oleh ramuan penutup rasa, entah mengapa ia merasa hatinya gelisah, panas, terasa berat seperti ada sebuah benda keras yang menancap di dalamnya. Rahangnya tiba-tiba mengeras disertai kepalan tangan yang begitu kuat. Fokusnya satu yaitu hanya ingin melenyapkan para remaja bedebah yang tidak bermoral tersebut.

Tenangkan dirimu! Komando Bhinendra pada dirinya sendiri. Bagaimanapun, tujuannya saat ini bukan hanya mencari keberadaan batu Somo. Namun ia pun harus memperoleh penawar segala racun yang melegenda dan itu hanya bisa didapatkan dari kekuatan sang terpilih.

Melihat Bhinendra dan Radeeva yang beristirahat, membuat Reina enggan berkata. Ada suatu hal yang ingin ia sampaikan, tapi ia terlihat ragu. Reina menarik diri dan kembali diam dalam posisi berdiri. Pandangannya tertuju pada permukaan rawa yang tenang dan gelap. Entah mengapa ia merasakan sesuatu yang ganjil berada di bawah rawa Swamp yang berbahaya itu. Insting Reina mengatakan bahwa ia harus mendekat dan memeriksa tempat yang penuh air tersebut dengan kaki tangannya sendiri.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Bhinendra saat ekor matanya mendapati langkah kaki Reina perlahan berjalan mendekati rawa. Namun Reina tidak memberikan tanggapan dan malah semakin dekat dengan pinggir rawa yang berbahaya tersebut. Bhirendra menghela napas dan tampak kehabisan cara untuk membuat perempuan yang terlampau aktif itu menurut dengannya. Walaupun pertemuan mereka tidak begitu lama nyatanya Bhirendra memahami bahwa gadis yang penuh dengan rasa penasaran itu pasti akan melakukan hal yang ia larang meski dengan cara yang tersembunyi sekalipun.

Perempuan ini benar-benar membuatku harus mengerahkan tenaga yang ekstra hanya untuk menjaga keamanannya saja. Belum sempat Bhirendra kembali berkata, Reina lebih dulu berucap, "aku merasakan adanya kekuatan besar di bawah sana yang seolah-olah memanggilku."

"Kekuatan macam apa? Heh, gadis! Jangan membuat ulah! Kami sudah kehilangan banyak tenaga untuk membuka kesadaran spiritualmu dan melawan siluman Ahool itu. Jangankan kembali bertarung, untuk berdiri saja aku sudah tidak sanggup. Jadi kembalilah dan biarkan kami beristirahat dengan tenang!" rentet Radeeva sambil beberapa kali menguap dan menggeliat.

Alih-alih menurut, Reina justru semakin penasaran. Energi yang begitu besar semakin terasa ketika ia berdiri di tepi rawa itu. Senyum Reina tersungging. Ia semakin yakin bahwa pusaka pertama pasti berada di sana. Tanpa memberi aba-aba, Reina berbalik dan menarik pedang Bhinendra. Dengan cepat ia berlari ke arah rawa. Tempat penuh air itu telah membuka lingkaran sihir di atasnya. Dengan sekali lompatan, gadis itu tenggelam ke dasar dan menghilang seolah terhisap ke dalamnya.

Kedua pelindung yang sedari tadi beristirahat, seketika terkesiap. Bhinendra dan Radeeva terbangun, hampir melonjak demi menggapai tubuh perempuan yang tengah melompat itu. Namun sialnya, mereka tetap kalah cepat. Sosok perempuan dengan netra semerah darah telah lenyap seperti hembusan angin malam.

"Reina!" Bhinendra berseru dengan perasaan campur aduk. Raut wajahnya tak terbaca. Napasnya mendadak pendek dengan dada naik turun. Ia berdiri dengan ekspresi yang sukar dilukiskan.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Radeeva ketika mata safirnya menatap rahang Bhinendra mengeras dengan tangan terkepal kuat hingga menonjolkan urat-uratnya. Bibir tipis nan berisi itu menelan saliva tanpa memberikan jawaban sedikitpun kepada lawan bicaranya. Alih-alih menunggu, pria itu justru mengentakkan kaki dan menyusul Reina ke dasar rawa.

"Astaga, dasar bodoh! Kenapa si idiot itu malah ikut masuk ke sana? Arrrggh!" Radeeva mengerang karena kecurigaannya benar. Dia tidak habis pikir dengan tindakan Bhinendra yang hampir tidak mungkin terjadi di masa lampau. Bagaimanapun bentuk loyalitas yang diberikan Bhayangkara berdarah murni itu, tidak mungkin ia akan melakukan suatu tindakan yang impulsif seperti itu.

"Aarrgh! Terserahlah! Aku tidak peduli meski kau kehilangan nyawa sekalipun di dalam sana! Apapun yang terjadi, aku tidak akan mengikuti langkah tolol kalian! Tidak akan pernah!" teriak Radeeva frustasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!