Aruna terjatuh ke lantai, dadanya sesak, air matanya mengalir begitu deras. Suaranya tercekat, dia tak bisa mengatakan apapun saat melihat seisi rumahnya berantakan.
Beberapa benda memang hilang dari sana, para warga juga baru tiba di rumah itu dan baru menghubungi ambulance setelah melihat apa yang terjadi.
Saat itu, beberapa warga yang sedang lewat rumah itu merasa aneh dan curiga melihat pintu rumah yang terbuka begitu saja, dan beberapa barang bahkan pakaian terlihat berserakan di atas lantai.
Kawasan rumah itu memang sepi. Rumah Aruna hanya berdampingan dengan rumah Dita sedang rumah warga yang lainnya memiliki jarak yang cukup jauh dengan rumah keduanya dan dibatasi oleh beberapa pohon besar serta bangunan yang tak berpenghuni.
Curiga dengan rumah yang terbuka, para warga itu memanggil kepala lingkungan mereka, dan saat diperiksa, betapa syoknya mereka saat melihat nenek Aruna tergeletak tak bernyawa dengan wajah pucat di atas lantai.
Tak ada yang berani menyentuh TKP atas perintah kepala lingkungan, agar tak merusak bukti yang ada di sana.
Di saat yang sama Aruna dan yang lainnya tiba.
Gadis itu menangis sesenggukan di depan jasad sang nenek, dia berteriak, untuk pertama kali gadis itu mengeluarkan suaranya di depan semua orang.
Dita dan Samuel sama syoknya saat melihat kekacauan besar di rumah itu. Semuanya sangat berantakan, seperti ada yang sengaja mengacak acak rumah itu seolah sedang mencari sesuatu.
Dita memeluk sahabatnya dan menangis bersama Aruna.
Tak lama kemudian, ambulance dan pihak kepolisian tiba. Semuanya diamankan, TKP dan jasad nenek Aruna diamankan.
Tak ada CCTV di area itu, tak ada saksi, semuanya dilakukan dengan sangat bersih, bahkan para pelaku tampaknya tidak meninggalkan jejak sedikit pun.
Aruna tak kuasa menahan tangisannya, dia sesenggukan dalam pelukan Dita. Tangan dan sekujur tubuhnya gemetar, dia tak bisa menghadapi ini, terllau berat baginya melihat hal ini di depan matanya.
Neneknya, satu satunya keluarga yang menyayanginya telah meninggal dan pergi untuk selama lamanya. Dan sekarang gadis malang itu harus siap untuk hidup sebatang kara.
Samuel bahkan tak bisa mengatakan apa pun. Dia menatap rumah itu tak habis pikir bahkan para pencuri pun sampai merampok rumah kena berkekurangan.
Mereka mengambil laptop Aruna, beberapa barang berharga, ponsel dan juga uang tabungan milik Aruna.
Semuanya diacak acak tidak ada satu jejak pun yang menunjukkan bukti.
Aruna hancur semakin parah. Dita dan Aruna bagaikan tak henti diuji oleh alam. Belum selesai masalah Dita, kini Aruna juga menghadapi masalah yang mengejutkan.
"Bagaimana bisa ini terjadi!? benar benar menyedihkan!!" gumam Samuel.
Dia mengelilingi rumah itu, menatap tempat itu dengan seksama bahkan sampai ke belakang rumah. Hingga dia menemukan sebuah flashdisk yang terjatuh di dekat kamar mandi, entah bagaimana bisa terjatuh di sana.
Selain flash disk dia menemukan sebuah pulpen tinta emas yang merupakan keluaran terbatas dan hanya dimiliki oleh orang tertentu.
Dia mengambil benda itu dengan menggunakan sapu tangannya karena bisa saja itu menjadi bukti kuat untuk menemukan pelakunya.
Nenek Aruna telah dibawa ke rumah duka. Pemakaman sang nenek dilakukan setelah pihak kepolisian melakukan otopsi pada jenazah.
Gadis yang hidup sebatang kara itu, kini terkulai lemah di rumah duka, pelukan terakhirnya pada sang nenek adalah pagi tadi ketika dia pergi ke tempat kerjanya.
Ungkapan bela sungkawa dari teman-teman Aruna, rekan kerjanya berdatangan satu per satu.
Mereka turut sedih dengan keadaan Aruna.
Asher juga datang ke acara pemakaman itu bersama bayi kecil yang dia dan Dita rawat.
Tangisan kesedihan dari seorang cucu yang hidup sebatang kara telah menggelegar hingga ke langit ke tujuh entah penghuninya akan mendengar tangisan malang itu atau tidak .
Dita tidak meninggalkan Aruna barang sedetik pun. Dia mendampingi Aruna, menguatkan sahabatnya dan mendukung gadis itu meskipun luka hati Aruna tidak bisa disembuhkan begitu saja.
Sang nenek dimakamkan dengan layak dan semuanya diatur oleh Dita, bahkan otopsi sang nenek dilakukan dengan cepat karena koneksi yang dimiliki Dita.
Samuel yang hendak membantu saja dibuat terkejut karena segala urusan Dita dan gadis malang itu tampaknya sengat cepat ditangani.
Kini tubuh sang nenek telah dimakamkan. Aruna tak berhenti menangis. Dia sangat terpukul, berdasarkan keterangan dari forensik, sang nenek meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya, dan benturan itu diperkirakan terjadi karena nenek Aruna terjatuh ke lantai.
Tak ada tanda tanda kekerasan maupun perlawanan, sampai saat ini pihak kepolisian masih mencari bukti tentang apa yang terjadi pada nenek gadis itu.
Aruna hanya bisa menangis sampai dia benar-benar lemas.
Bruk!!
Gadis itu pingsan, "Ya Tuhan, Aruna bangun na!!!" pekik Dita sambil menangis sesenggukan.
"Biar ku bawa!!" Samuel dengan cepat mengangkat gadis itu.
Mereka semua pergi dari tempat pemakaman umum di mana nenek Aruna dimakamkan.
"Apa kau baik-baik saja? ini sangat mengejutkan!" tanya Asher.
Dita menatap pria itu dengan mata sembab sembari mengusap pipi gemuk bayi tampan yang duduk tenang dalam pangkuan Asher.
"Apa kau pikir aku akan baik baik saja? kau tanya yang lain dong, dasar aneh!!" ejek Dita.
Asher menatap gadis itu, Dita selalu menyembunyikan hatinya yang terluka.
Tangan pria itu mendarat tepat di atas kepala Dita," Dasar sok kuat, ikut denganku," ucap Asher sambil menarik tangan Dita.
"Tapi Aruna...
"Biarkan dia beristirahat dulu, dia pasti sangat terpukul, Ryan akan menanganinya!" ucap Asher sambil menarik tangan gadis itu ke arah mobil miliknya.
Tentu saja Dita terkejut melihat Asher membawanya masuk ke dalam sebuah sedan mewah yang jelas harganya tak main main.
" Ini mobil siapa !? jangan asal masuk Asher!!! " ucap Dita terkejut.
"Sudah jangan bawel, masuk saja!" ketus Asher.
Dita dibawa oleh Asher sedangkan Aruna diamankan oleh Samuel.
Dita menatap isi mobil itu, dia tentu merasa takjub dengan interior mobil yang begitu mewah, hanya orang-orang tertentu yang bisa memilikinya, tentu saja salah satu yang mempunyai mobil mewah seperti ini adalah kakaknya yang tampan menawan.
" Wahhh ini seperti mobil Kakak," batin Dita.
"Ehh.. genderuwo ini mobil siapa !?? terus itu yang duduk di depan siapa!??" bisik Dita sambil mencolek colek lengan kekar Asher. Melirik dua pria yang duduk tegap di depan mereka, tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.
"Bababababba.... bubububub....... bluubbbbb.... arhkkhhahahahah...." Pertanyaan Dita dihentikan oleh suara menggemaskan Si kecil yang duduk anteng di atas pangkuan Asher.
" Ututututu tuyul kecilnya Mama, senang kamu ya hahahha... kitikitikitikitik.... hahhahaha..." Dita malah menggoda bayi kecil itu sampai membuat nya tertawa begitu bahagia.
" Mak Lampir, Aku memilihkan nama untuk nya, ayo kita panggil dia Regard, dia akan memakai nama belakangku, Regard Roth!" usul Asher .
Asher mengalihkan topik untuk membuat Dita sedikit terhibur dan lebih tenang. Setidaknya dengan memikirkan bayi itu. Dita bisa merasakan sedikit ketenangan setelah semua yang terjadi.
Dita menatap Asher," Regard!???" mata gadis itu membulat sempurna dan menatap Bayi kecil itu.
" Bagaimana!!!" tanya Asher.
Dita terdiam, menatap Bayi itu dengan matanya yang membulat sempurna seolah mau keluar dari rongga kepalanya.
"Mak lampir!!??" panggil Asher..
"Aku...
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Ray Aza
jadi inget kl krm email... best regards... warm regards... 😜😜😜
2025-02-12
0
Sribundanya Gifran
aku apa thor.....
lagu song thor......
2023-03-28
0
@haerani-d
haih kakak jangan digantung, kan dah g hujan.. sebel deh emak nungguin penasaran tau, kurang panjang dikiiiiit lagi 😚
2023-03-28
2