Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!

“Kamu sudah makan?” tanyanya.

“Masih terlalu sore untuk makan.”

“Tidak, kalau ke tempat itu. Kita akan tiba pas jam makan malam.”

“Ke tempat itu? Maksudnya?”

“Nanti kamu akan lihat.”

Mobil melaju ke tempat yang dia maksud. Sesuai janjinya, hari ini dia menjemputku. Hari ini lelaki itu tak pakai seragam tentara. Tapi bagus juga sih, kalau kita mau ketempat umum harusnya pakai baju bebas. Aku juga kalau pulang kerja selalu ganti baju. Gak lucu kan, kami jadi tontonan orang di tempat makan ‘tentara dan suster’ haha... Setelah menempuh waktu yang lumayan lama, mobilnya tiba ke tempat yang dia maksud. Diparkirkannya kendaraannya pas di depan pintu suatu restoran di pesisir pantai.

“Di sini?” tanyaku.

“Iya, turunlah..." Dia bicara begitu saat sudah berada di luar mobil. Membukakan pintu untukku.

Aku turun. Kami berjalan masuk. Sepanjang kami melangkah, sulit aku mengalihkan pandanganku ke orang yang berjalan di sampingku. Meski tidak pakai seragam tentara tapi mataku tetap saja terkesima. Orang kalau sudah ganteng pakai baju apa saja tetap saja ganteng! Ugh, enaknya jadi orang ganteng. Ganteng mah bebas...

Kami duduk di belakang resto tepatnya di bagian luar yang langsung menghadap pemandangan laut. Restoran itu berbentuk kapal dengan ornamen-ornamen laut menghiasi ruangan baik itu di dalam maupun di luar. Tempatnya nyaman, dan, dan... Mmm... Mmm... Romantis sih!

Dia memesan pelbagai menu hidangan laut. Namun sebelumnya dia sempat bertanya kepadaku, mau makan apa? Biasa, kalau cewek jawabnya 'Terserah...' Makanya dia memesan apa saja. Mungkin dia pikir salah satu ada yang nyantol sesuai seleraku.

Usai pelayan itu pergi, aku bertanya...

“Kamu sering ke sini?”

“Tidak. Aku menemukan tempat ini di internet.”

What? Dia browsing-browsing di internet hanya demi makan berdua denganku? Ada apa ya?... Eh, tunggu dulu. Kalau begini, bukankah kata orang ini namanya kencan? Benar nggak sih? Jantungku mulai berdebar.

“Oh, begitu...”

Selanjutnya aku nggak konsen lagi dengan apa yang dibicarakannya hingga makanan kami datang. Ah, tidak! Bahkan hingga kami selesai makan. Tapi kali ini, tanpa malu aku menanggapinya serius.

“Dewi... Kurasa, sudah saatnya aku bicara. Memang ini terlalu cepat. Tapi aku bukan pria basa-basi. Aku akan langsung ke inti. Maksud tujuanku menemuimu. Apa kamu bersedia jadi pacarku?”

“Baiklah...," jawabku.

Maka resmilah aku jadi pacarnya. Dewi... Kamu luar biasyaaaaaaah... Tanpa basa-basi, atau sekedar pikir-pikir dulu, ataupun bertanya mengapa kamu bisa suka padaku? Dengan lugas, singkat, padat, kamu jawab begitu, Dewiiiiii...

Ah, tahu ah! Mungkin tanpa kusadari dari awal aku sudah terpikat padanya. Kurasa dia begitu, hanya dia sadar lebih dulu. Kalau nggak, nggak mungkin kan dia sejauh ini? Jadi ngapain aku harus malu... Iya, 'kan?

Orang-orang yang bekerja di rumah sakit semua menggeleng atas kabar tentang hubungan kami berdua. Ya, isu itu sudah tersebar luas. Aku nggak bisa mengelak, tiap ada pertanyaan keesokkan harinya yang melihatku kemarin habis dijemput Kris. Maklum, kami terkenal bagaikan kucing dan anjing. Tentu, orang-orang yang bekerja di rumah sakit masih ingat siapa Kris.

Ibuku? Jangan ditanya, luar biasa girang! Nggak ada habis-habisnya membicarakan aku dan Kris. Maklum, seumur hidupnya baru ini lihat anaknya pacaran. Terlebih yang digaet anaknya pria seperti Kris. Meski ayahku berpangkat, tapi kalau yang dipacarin anaknya pria seperti Kris, ibu mana yang nggak bangga? ayahku? Calm memang pembawaannya begitu santai dan tenang.

Gosip itu tidak hanya sampai disitu! Hari libur kerja, aku main ke tempat kerja ayahku mengantar rantang makanan. Biasa, ulah ibuku yang menyuruhku pergi ke sana.

Alasan ibuku? Tolong antarkan ini untuk Ayahmu.

Ujung-ujungnya? Ibu juga ada siapin untuk pacar kamu soalnya Ibu masak banyak...

Aku? Jadi bahan guncingan tentara di sana.

Sudah 3 Minggu lebih kami pacaran. Dia menjemputku lalu membawaku ke tempat kemarin saat dia menembakku, ditempat yang sama, ditempat duduk yang sama. Hari ini dia sedikit berbeda memberiku seikat bunga. Bunga itu diserahkannya disaat aku masuk mobil alias sebelum kami pergi ke sini.

Makanan kami telah selesai, begitu pula perbincangan santai kami. Selanjutnya, aku teperangah saat dia mengeluarkan kotak kecil di saku kemejanya, meletakkannya di atas meja. Menarik tanganku kemudian, mengusap-usapnya lembut.

“Dewi... Aku mencintaimu. Kumohon, jadilah istriku.”

Seperti disambar geledek seketika mulutku menganga. Kali ini aku ada jeda persekian detik tidak segera menjawab pernyataannya.

Kemudian...

“Aku tahu kamu bukan pria basa-basi. Tapi, bukankah hal ini terlalu cepat? Bukankah kita harus saling mengenal dulu sebelum kita ke jenjang lebih serius?”

Pada dasarnya tentu aku ini nggak ngerti pacaran. Nikah? Apa lagi! Tapi pengetahuan umum tentang asmara tahulah! Kan, kata orang harus saling mengenal dulu biar nanti bisa saling memahami. Agar nanti tidak ada masalah sepele dikehidupan kita yang baru. Begitu, 'kan?

Dia sedikit kecewa lekas melepaskan genggaman tangannya. Aku jadi takut atas reaksinya. Untunglah, sikapnya hanya untuk mengembalikan kotak cincin ke sakunya. Lalu berkata...

“Baiklah, kalau itu maumu.”

Selanjutnya kami menjalin hubungan seperti orang-orang pacaran pada umumnya. Kali ini bukan ke tempat makan lagi, ke mall, belanja, ke bioskop, duduk-duduk ngopi, dan lain sebagainya. Tiada hari tanpa dia di sisiku. Ya, kami ingin saling mengenal hubungan kami jadi makin intens.

Dua orang pelayan toko berbisik-bisik di belakangku. Saat kami berada di mall mengunjungi salah satu toko pakaian. Meski volume dua orang pelayan itu kecil, namun dikiranya aku nggak dengar?

“Nggak salah tuh cowok? Masa, ceweknya kayak begitu?”

“Ceweknya pakai susuk kali...”

Hellooow... Ingin rasanya aku balik badan menampar mereka. Tapi itu kan nggak mungkin aku harus jaga sikap sekaligus menjaga imej pacarku. Aku meminta Kris pergi dari situ. Sebenarnya bukan kali ini saja, sudah sering! Yang katanya ceweknya mungkin pakai guna-gunalah, kami bagaikan Bumi dan langitlah, bagaikan angka 10-lah, dan segala macam omongan pahit dari orang-orang tidak berperasaan itu. Ada saja mulutnya yang nyinyir tiap kami jalan berdua.

Aku mempercepat langkahku. Kris ini sebal deh kalau jalan cepat banget... Benar-benar deh! Dikira cewek itu harus bisa mengimbangi jalannya cowok apa? Nanti dipanggil dia berhenti, eh, begitu lagi. Udah mana gak pernah gandeng tanganku. Meski aku gak ngerti pacaran tapi jika dengar romance orang-orang pacaran. Kan katanya, jika pacaran kita sama pasangan suka jalan bergandengan tangan.

Sudah 2 bulan lebih hubungan kami, dia mengantarku tanpa mau turun dari mobil, saat mobilnya tiba di perkarangan rumahku. Dia begitu, rupanya ada maksud tertentu...

“Maafkan aku, Dewi... Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Kamu benar, kita harus saling mengenal dulu. Dan maaf, mari kita akhiri saja sampai di sini.”

Ini bukan disambar petir lagi! Hujan, halilintar, banjir bandang, angin puting beliung, dan hal menyakitkan lainnya. Rasanya aku ingin menjerit sekeras-kerasnya. Kenapa? Kenapa?Kenapa jadi begini? Setelah aku turun, aku menangis tersedu-sedu. Melihatnya melajukan mobilnya pergi meninggalkanku.

Terpopuler

Comments

erna sutiyana

erna sutiyana

emng jelek ya dewi nya

2021-05-21

0

Lina Susilo

Lina Susilo

klu jodoh gk kmna

2021-03-07

0

anita21

anita21

hahahaha ga ada romantis² ya thor 😊 lurus aja kyk jln tol, jawabnnya ituloh.... baiklah hehhehee 😂😂😂

2020-02-22

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pasien Menyebalkan
2 Episode 2 Dasar Perawat Gemuk
3 Episode 3 Minta Maaf
4 Episode 4 Kapten?
5 Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Kenapa Kris Tidak Mengabari?
8 Episode 8 Kan AKu Mau Ikut... T_T
9 Episode 9 Jalan Lagi?
10 Episode 10 Kenapa Tidak Diberi tahu part. 2
11 Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!
12 Episode 12 Menunjukkan Bisa-nya...
13 Episode 13 Gemuk Juga Dijemput
14 Episode 14 Wanita Lain? Pria Lain?
15 Episode 15 Provokasi Lagi
16 Episode 16 Diajak
17 Episode 17 Kemenangan Setitik
18 Episode 18 Pertemuan Pertama
19 Episode 19 Dikerjai
20 Episode 20 Rena Mencuri Waktu Kris
21 Episode 21 Pertemuan Tidak Terduga
22 Episode 22 Judulnya Sakit
23 Episode 23 Rubah Datang
24 Episode 24 Perpisahan
25 Episode 25 Lawan Jauh Tak Setara
26 Episode 26 Petuah Bijak
27 Episode 27 Ketemu Wanita Itu
28 Episode 28 Menghabiskan Malam Bersama 1
29 Episode 29 Menghabiskan Malam Bersama 2
30 Episode 30 Menghabiskan Malam Bersama 3
31 Episode 31 Menghabiskan Malam Bersama 4
32 Episode 32 Menghabiskan Malam Bersama 5
33 Episode 33 Dihampiri Wanita Itu
34 Episode 34 Tak Disangka
35 Episode 35 Dewi Sakit?
36 Episode 36 Dewi Jelek
37 Episode 37 Calon Mertua Yang Heboh
38 Episode 38 Membangun Kembali Kedekatan
39 Episode 39 Tingkat Kesetiaan
40 Episode 40 Tarzan Kota
41 Episode 41 Dewi... Oh, Dewi...
42 Episode 42 Kris Tidak Datang
43 Episode 43 Kenapa Kris Jadi Marah?
44 Episode 44 Lusa Tetap Datang
45 Episode 45 Cincin Masih Tersimpan
46 Episode 46 Pengganggu Ikut
47 Episode 47 Muka Tembok Geram
48 Episode 48 Nanti Dapat Bantuan Dari Kia
49 Episode 49 Shift Malam Yang Menyenangkan 1
50 Episode 50 Shift Malam Yang Menyenangkan 2
51 Episode 51 Ke Surabaya
52 Episode 52 Pergi Ketemu Tasya
53 Episode 53 Obrolan Group Wanita Dan Pria
54 Episode 54 Kenapa Semakin Tak Berperasaan
55 Episode 55 Mood Yang Berubah-Ubah
56 Episode 56 Buket Bunga
57 Episode 57 Rubah Bersiap-Siap
58 Episode 58 Janji
59 Episode 59 Rena VS Laras
60 Episode 60 Lanjutan Keributan
61 Episode 61 Ke Pertemuan Kawan-Kawan Lama Kris
62 Episode 62 Malam Minggu Kelabu
63 Episode 63 Rena Dapat Bunga Dari Kris
64 Episode 64 Ungkapan Hati Rena
65 Episode 65 Ibu Dewi Menyinggung Pernikahan
66 Episode 66 Dewi Sadar
67 Episode 67 Pupus
68 Episode 68 Ayahnya Bicara
69 Episode 69 Bergegas Menemui Penakluk Laut
70 Episode 70 Saling Bicara
71 Episode 71 Pertempuran 1
72 Episode 72 Pertempuran 2
73 Episode 73 Bersama
74 PRAKATA DARI AUTHOR
75 Episode 74 Extra Part
76 Episode 75 Extra Part Tambahan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 Pasien Menyebalkan
2
Episode 2 Dasar Perawat Gemuk
3
Episode 3 Minta Maaf
4
Episode 4 Kapten?
5
Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Kenapa Kris Tidak Mengabari?
8
Episode 8 Kan AKu Mau Ikut... T_T
9
Episode 9 Jalan Lagi?
10
Episode 10 Kenapa Tidak Diberi tahu part. 2
11
Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!
12
Episode 12 Menunjukkan Bisa-nya...
13
Episode 13 Gemuk Juga Dijemput
14
Episode 14 Wanita Lain? Pria Lain?
15
Episode 15 Provokasi Lagi
16
Episode 16 Diajak
17
Episode 17 Kemenangan Setitik
18
Episode 18 Pertemuan Pertama
19
Episode 19 Dikerjai
20
Episode 20 Rena Mencuri Waktu Kris
21
Episode 21 Pertemuan Tidak Terduga
22
Episode 22 Judulnya Sakit
23
Episode 23 Rubah Datang
24
Episode 24 Perpisahan
25
Episode 25 Lawan Jauh Tak Setara
26
Episode 26 Petuah Bijak
27
Episode 27 Ketemu Wanita Itu
28
Episode 28 Menghabiskan Malam Bersama 1
29
Episode 29 Menghabiskan Malam Bersama 2
30
Episode 30 Menghabiskan Malam Bersama 3
31
Episode 31 Menghabiskan Malam Bersama 4
32
Episode 32 Menghabiskan Malam Bersama 5
33
Episode 33 Dihampiri Wanita Itu
34
Episode 34 Tak Disangka
35
Episode 35 Dewi Sakit?
36
Episode 36 Dewi Jelek
37
Episode 37 Calon Mertua Yang Heboh
38
Episode 38 Membangun Kembali Kedekatan
39
Episode 39 Tingkat Kesetiaan
40
Episode 40 Tarzan Kota
41
Episode 41 Dewi... Oh, Dewi...
42
Episode 42 Kris Tidak Datang
43
Episode 43 Kenapa Kris Jadi Marah?
44
Episode 44 Lusa Tetap Datang
45
Episode 45 Cincin Masih Tersimpan
46
Episode 46 Pengganggu Ikut
47
Episode 47 Muka Tembok Geram
48
Episode 48 Nanti Dapat Bantuan Dari Kia
49
Episode 49 Shift Malam Yang Menyenangkan 1
50
Episode 50 Shift Malam Yang Menyenangkan 2
51
Episode 51 Ke Surabaya
52
Episode 52 Pergi Ketemu Tasya
53
Episode 53 Obrolan Group Wanita Dan Pria
54
Episode 54 Kenapa Semakin Tak Berperasaan
55
Episode 55 Mood Yang Berubah-Ubah
56
Episode 56 Buket Bunga
57
Episode 57 Rubah Bersiap-Siap
58
Episode 58 Janji
59
Episode 59 Rena VS Laras
60
Episode 60 Lanjutan Keributan
61
Episode 61 Ke Pertemuan Kawan-Kawan Lama Kris
62
Episode 62 Malam Minggu Kelabu
63
Episode 63 Rena Dapat Bunga Dari Kris
64
Episode 64 Ungkapan Hati Rena
65
Episode 65 Ibu Dewi Menyinggung Pernikahan
66
Episode 66 Dewi Sadar
67
Episode 67 Pupus
68
Episode 68 Ayahnya Bicara
69
Episode 69 Bergegas Menemui Penakluk Laut
70
Episode 70 Saling Bicara
71
Episode 71 Pertempuran 1
72
Episode 72 Pertempuran 2
73
Episode 73 Bersama
74
PRAKATA DARI AUTHOR
75
Episode 74 Extra Part
76
Episode 75 Extra Part Tambahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!