Episode 3 Minta Maaf

Sejak kejadian tempo hari itu Kris jadi sering melamun. Dia gak habis pikir wanita itu punya beribu cara menahannya. Memang tugasnya, merawat pasien sampai sembuh. Tapi kan masalahnya, sisa penyembuhan bisa dilakukan rawat jalan.

Seharusnya wanita itu peka, kenapa dia terus meminta pulang. Dia begitu, agar wanita itu membantunya bicara ke dokter. Kalau dia yang bicara, mana dokter mau dengar. Posisinya kan pasien.

Memang juga salahnya, diawal bilang ingin balik ke markas. Mungkin yang dipikirkan wanita itu gara-gara omongannya yang itu. Dan, yah... Dari situ hubungan mereka jadi tidak baik. Dari situ juga jadi sering ribut. Jadi, bagaimana wanita itu bisa berpikir apa yang diharapkannya?

Padahal apa yang diucapkannya. Tak mungkin dia menelantarkan tubuhnya. Tentu, dia nggak sebodoh Itu. Usai memastikan urusannya di markas selesai, dia langsung balik pulang istirahat.

Sebenarnya bukan itu yang teramat dipikirkannya. Dia melihat wanita itu kemarin terseok-seok mengikutinya di belakang. Dia tidak buta, saat wanita itu berdiri ditengah jalan, mereka menepi kemudian. Telapak kaki wanita itu sepertinya terluka karena dilihatnya kesusahan berjalan.

Apa wanita itu mencarinya tanpa memikirkan luka yang dideritanya? Sebegitu keraskah wanita itu mencarinya? Sebegitu tanggung jawabnyakah wanita itu ke dirinya hingga tak memikirkan rasa sakit di kakinya? Astaga... Wanita itu bikin dia tak enak saja!

Disaat Kris sedang melamun, sosok yang dilamunkannya masuk ke kamar. Kris yang lagi rebahan curi-curi mata mengamati di bawah tubuh orang yang sedang berjalan menghampirinya. Wanita itu masih kesusahan berjalan.

Dewi meletakkan bawaannya di atas nakas. Kris mengamati tag nama yang menempel di depan matanya. Dewi Abarwati.

Kemudian Dewi duduk di samping ranjang, membuka pelan-pelan kancing kemeja di depannya.

“Saya tidak mengganti perban Anda lagi, luka Anda sudah kering. Saya hanya membersihkan saja. Kata dokter, besok Anda sudah pulang."

Mendengar kata pulang tentu Kris senang.

“Baguslah!”

Dewi tersenyum. “Ya, bagus. Perang diantara kita kan jadi usai.”

Ini maksudnya menyindir? Atau apa? Tapi Kris tidak menghiraukan, dia lebih tertarik hal lain.

Wajah wanita ini lumayan, tidak jelek. Dan hebatnya, tidak ada satu pun jerawat yang bertengger di mukanya. Bening... Bersih... Pipinya pun chubby dan keranum-ranuman. Menggemaskan!

Saat Dewi melepaskan perban di dada lelaki itu. Kris tersentak kecil akibat tersenyum kecil sendiri.

Jika situasi normal, andai Dewi bukan perawat, mungkin bakal berdebar dihadapi dada semenarik itu. Dada pria itu bidang dengan otot-otot keras yang menawan terukir indah.

“Ini terakhir saya merawat Anda. Saya nggak ke sini lagi karena Anda nggak perlu lagi perawatan dari saya. Anda hanya istirahat menunggu esok. Usai ini, saya akan melepas selang infus Anda.“

Nggak lama Dewi berdiri. Kris kembali curi-curi pandang. Namun dalam pandangannya, dadanya diselimuti debaran. Akibat dengar saya nggak ke sini lagi. Dan deguban itu makin terasa kencang, ketika wanita itu telah selesai apa yang dikerjainya, menundukkan kepala sebelum melangkah keluar.

“Maaf, kalau selama masa perawatan saya, saya bersikap berlebihan. Itu semata-mata saya lakukan demi kebaikan Anda. Sekali lagi, saya minta maaf.”

Tidak ada yang salah dengan wanita ini. Wanita ini hanya menunaikan tugasnya. Kenapa harus minta maaf? Justru! Dialah yang salah.

Malamnya, Kris sulit memejamkan mata. Ucapan itu entah mengapa membuatnya kini jadi enggan pergi.

Dewi Abarwati... Dewi Abarwati... 

Ya! Wanita itu sudah membuatnya gelisah bolak-balik memiringkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Sulit sekali tidur! Resah membayangkan esok. Adakah wanita itu nanti pagi? Apa dia masih bisa lihat wajah itu lagi? Kalau tidak, kakinya pasti bakal berat melangkah. Ada yang ingin dikatakannya sebelum pergi dari sini.

Keesokan hari, dokter menemui Kris didampingi perawat. Bukanlah perawat yang biasa merawatnya. Dokter berbicara tentang kondisi fisik terakhirnya. Kris mendengar, tapi bola matanya mencari-cari. Padahal disitu jelas-jelas yang berdiri di samping ranjangnya hanya 1 dokter dan 1 perawat lain. Ya! Mungkin Kris masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Wanita itu tidak ada? Kemana? Apa wanita itu telah berganti tugas tepat di hari kepulangannya? Sebab itulah kemarin wanita itu berbicara begitu? Ya, memang itu yang dipikirkannya. Makanya, semalam dia resah. Salahnya, harusnya kemarin dia menahan wanita itu dulu sebelum melangkah keluar dari kamar.

Setelah dokter dan perawat pergi, Kris menukar pakaian pasien ke seragam tentaranya. Seragam tentara yang sudah lusuh akibat perang kemarin, juga akibat terkona noda darah di dadanya. Yang telah dicuci oleh pihak rumah sakit untuk di pakainya pulang. Ya! Tentu Kris hanya bawa baju di badan.

Sesudahnya, Kris keluar dari kamar. Di luar, dia melambat-lambatkan langkahnya. Kalau bisa, dia berharap lusa baru sampai di depan pintu gerbang rumah sakit. Namun itu kan nggak mungkin, selambat-lambatnya dia berjalan tetap saja tinggal berapa langkah lagi mencapai tujuan. Dia mulai gelisah dari tadi sudah mengamati sepanjang jalan dia melangkah. Sosok yang dicarinya tidak ada.

Dia harus ketemu wanita itu, pokoknya harus! Kalau gak, dia akan kesulitan nanti ke depannya. Tapi sepertinya asanya kandas! Tinggal beberapa langkah lagi dia tiba diujung pintu keluar...

“Selamat jalan... Selalu jaga kesehatan ya.”

Karena sangat mengenali suara itu, secepat kilat Kris menoleh. Wanita itu berdiri di belakangnya dengan mengembangkan senyuman lebar.

Gila! Setelah apa yang diperbuatnya, masih bisa tersenyum? Ya! wanita ini pun kemarin tampak sopan. Wanita ini sepertinya wanita baik-baik.

“Boleh saya bicara denganmu?”

Dewi mendelik. Hmm...? Mu? Mendengar itu tentu aku bingung. Kenapa pria ini jadi bicara nggak formal? Apa dia merasa terharu atas sikapku? Ah, padahal aku hanya berusaha bersikap sopan saja sejatinya sih masih keki. Tapi apapun itu semua telah berakhir, gak guna juga diperpanjang, toh dia sudah sembuh, dan sudah mau pulang.

Aku mendekat. “Ya?”

“Maaf, atas kekurangan ajaran mulutku tempo hari. Kata itu meluncur begitu saja. Demi Tuhan! Aku nggak ada maksud menyakiti hatimu. Aku tahu, kamu hanya menjalani tugasmu. Tapi karena aku terdesak, dan kamu selalu menahanku, jadi tanpa sadar aku berbicara kasar. Ucapanku sungguh tercela. Sangat tidak pantas. Sekali lagi, aku minta maaf.”

Aku? Kenapa pria ini jadi semakin tidak formal? Ok! Aku tidak ke inti itu. Apa tadi? Dia bilang minta maaf? Ya! Kumaafkan. Orang jika telah mengakui dan berani berkata maaf tentu kumaafkan. Berarti dugaanku, benar.

“Tidak apa-apa. Saya mengerti,” jawabku dengan nada tetap formal.

“Terima kasih.”

Mata pria ini menyusuri bawah badanku, mengamati telapak kakiku yang di bungkus perban, setelah itu kembali menatapku.

“Apa telapak kakimu masih sakit?”

“Ah, sudah mendingan.”

“Aku juga minta maaf untuk luka yang kamu derita. Kuharap telapak kakimu cepat sembuh.”

“Ya, baiklah. Terima kasih.”

Pria ini tersenyum lalu pamit. Tapi sepanjang dia belum lepas dari pandanganku, sikapnya aneh! Selalu bolik-balik menoleh ke arahku dengan rona pipi merah jambu. Lah! Kenapa tuh dia?

Terpopuler

Comments

Lina Susilo

Lina Susilo

semangat thor

2021-03-07

0

Andina Sofia

Andina Sofia

terlalu banyak repetisi..pengulangan....cerita nya menarik...bahasa tulisan saja yg mesti diperbaiki...semangat author 💪

2020-02-12

1

Rere

Rere

di ajakin mampir dimari. dari novel di sebelah 😊😊
dan... aku terpikat. 😁

2020-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pasien Menyebalkan
2 Episode 2 Dasar Perawat Gemuk
3 Episode 3 Minta Maaf
4 Episode 4 Kapten?
5 Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Kenapa Kris Tidak Mengabari?
8 Episode 8 Kan AKu Mau Ikut... T_T
9 Episode 9 Jalan Lagi?
10 Episode 10 Kenapa Tidak Diberi tahu part. 2
11 Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!
12 Episode 12 Menunjukkan Bisa-nya...
13 Episode 13 Gemuk Juga Dijemput
14 Episode 14 Wanita Lain? Pria Lain?
15 Episode 15 Provokasi Lagi
16 Episode 16 Diajak
17 Episode 17 Kemenangan Setitik
18 Episode 18 Pertemuan Pertama
19 Episode 19 Dikerjai
20 Episode 20 Rena Mencuri Waktu Kris
21 Episode 21 Pertemuan Tidak Terduga
22 Episode 22 Judulnya Sakit
23 Episode 23 Rubah Datang
24 Episode 24 Perpisahan
25 Episode 25 Lawan Jauh Tak Setara
26 Episode 26 Petuah Bijak
27 Episode 27 Ketemu Wanita Itu
28 Episode 28 Menghabiskan Malam Bersama 1
29 Episode 29 Menghabiskan Malam Bersama 2
30 Episode 30 Menghabiskan Malam Bersama 3
31 Episode 31 Menghabiskan Malam Bersama 4
32 Episode 32 Menghabiskan Malam Bersama 5
33 Episode 33 Dihampiri Wanita Itu
34 Episode 34 Tak Disangka
35 Episode 35 Dewi Sakit?
36 Episode 36 Dewi Jelek
37 Episode 37 Calon Mertua Yang Heboh
38 Episode 38 Membangun Kembali Kedekatan
39 Episode 39 Tingkat Kesetiaan
40 Episode 40 Tarzan Kota
41 Episode 41 Dewi... Oh, Dewi...
42 Episode 42 Kris Tidak Datang
43 Episode 43 Kenapa Kris Jadi Marah?
44 Episode 44 Lusa Tetap Datang
45 Episode 45 Cincin Masih Tersimpan
46 Episode 46 Pengganggu Ikut
47 Episode 47 Muka Tembok Geram
48 Episode 48 Nanti Dapat Bantuan Dari Kia
49 Episode 49 Shift Malam Yang Menyenangkan 1
50 Episode 50 Shift Malam Yang Menyenangkan 2
51 Episode 51 Ke Surabaya
52 Episode 52 Pergi Ketemu Tasya
53 Episode 53 Obrolan Group Wanita Dan Pria
54 Episode 54 Kenapa Semakin Tak Berperasaan
55 Episode 55 Mood Yang Berubah-Ubah
56 Episode 56 Buket Bunga
57 Episode 57 Rubah Bersiap-Siap
58 Episode 58 Janji
59 Episode 59 Rena VS Laras
60 Episode 60 Lanjutan Keributan
61 Episode 61 Ke Pertemuan Kawan-Kawan Lama Kris
62 Episode 62 Malam Minggu Kelabu
63 Episode 63 Rena Dapat Bunga Dari Kris
64 Episode 64 Ungkapan Hati Rena
65 Episode 65 Ibu Dewi Menyinggung Pernikahan
66 Episode 66 Dewi Sadar
67 Episode 67 Pupus
68 Episode 68 Ayahnya Bicara
69 Episode 69 Bergegas Menemui Penakluk Laut
70 Episode 70 Saling Bicara
71 Episode 71 Pertempuran 1
72 Episode 72 Pertempuran 2
73 Episode 73 Bersama
74 PRAKATA DARI AUTHOR
75 Episode 74 Extra Part
76 Episode 75 Extra Part Tambahan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 Pasien Menyebalkan
2
Episode 2 Dasar Perawat Gemuk
3
Episode 3 Minta Maaf
4
Episode 4 Kapten?
5
Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Kenapa Kris Tidak Mengabari?
8
Episode 8 Kan AKu Mau Ikut... T_T
9
Episode 9 Jalan Lagi?
10
Episode 10 Kenapa Tidak Diberi tahu part. 2
11
Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!
12
Episode 12 Menunjukkan Bisa-nya...
13
Episode 13 Gemuk Juga Dijemput
14
Episode 14 Wanita Lain? Pria Lain?
15
Episode 15 Provokasi Lagi
16
Episode 16 Diajak
17
Episode 17 Kemenangan Setitik
18
Episode 18 Pertemuan Pertama
19
Episode 19 Dikerjai
20
Episode 20 Rena Mencuri Waktu Kris
21
Episode 21 Pertemuan Tidak Terduga
22
Episode 22 Judulnya Sakit
23
Episode 23 Rubah Datang
24
Episode 24 Perpisahan
25
Episode 25 Lawan Jauh Tak Setara
26
Episode 26 Petuah Bijak
27
Episode 27 Ketemu Wanita Itu
28
Episode 28 Menghabiskan Malam Bersama 1
29
Episode 29 Menghabiskan Malam Bersama 2
30
Episode 30 Menghabiskan Malam Bersama 3
31
Episode 31 Menghabiskan Malam Bersama 4
32
Episode 32 Menghabiskan Malam Bersama 5
33
Episode 33 Dihampiri Wanita Itu
34
Episode 34 Tak Disangka
35
Episode 35 Dewi Sakit?
36
Episode 36 Dewi Jelek
37
Episode 37 Calon Mertua Yang Heboh
38
Episode 38 Membangun Kembali Kedekatan
39
Episode 39 Tingkat Kesetiaan
40
Episode 40 Tarzan Kota
41
Episode 41 Dewi... Oh, Dewi...
42
Episode 42 Kris Tidak Datang
43
Episode 43 Kenapa Kris Jadi Marah?
44
Episode 44 Lusa Tetap Datang
45
Episode 45 Cincin Masih Tersimpan
46
Episode 46 Pengganggu Ikut
47
Episode 47 Muka Tembok Geram
48
Episode 48 Nanti Dapat Bantuan Dari Kia
49
Episode 49 Shift Malam Yang Menyenangkan 1
50
Episode 50 Shift Malam Yang Menyenangkan 2
51
Episode 51 Ke Surabaya
52
Episode 52 Pergi Ketemu Tasya
53
Episode 53 Obrolan Group Wanita Dan Pria
54
Episode 54 Kenapa Semakin Tak Berperasaan
55
Episode 55 Mood Yang Berubah-Ubah
56
Episode 56 Buket Bunga
57
Episode 57 Rubah Bersiap-Siap
58
Episode 58 Janji
59
Episode 59 Rena VS Laras
60
Episode 60 Lanjutan Keributan
61
Episode 61 Ke Pertemuan Kawan-Kawan Lama Kris
62
Episode 62 Malam Minggu Kelabu
63
Episode 63 Rena Dapat Bunga Dari Kris
64
Episode 64 Ungkapan Hati Rena
65
Episode 65 Ibu Dewi Menyinggung Pernikahan
66
Episode 66 Dewi Sadar
67
Episode 67 Pupus
68
Episode 68 Ayahnya Bicara
69
Episode 69 Bergegas Menemui Penakluk Laut
70
Episode 70 Saling Bicara
71
Episode 71 Pertempuran 1
72
Episode 72 Pertempuran 2
73
Episode 73 Bersama
74
PRAKATA DARI AUTHOR
75
Episode 74 Extra Part
76
Episode 75 Extra Part Tambahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!