MARAH

Emon merasa sedih karena dimarahi oleh Satria. Ia berusaha untuk menjelaskan tujuannya kepada Satria, tapi penjelasannya tidak didengar oleh anak kecil itu. Malah Satria mengacuhkan dan tidak mau mengajaknya berbicara. Akhirnya Emon pun terpaksa meninggalkan Satria sendirian di sekolah. Sementara Emon sendiri memilih untuk pulang ke rumah Satria sendirian. Tentunya ia tidak melewati tikungan angker itu karena Emon takut ketemu dengan sosok yang sangat ia takuti. Kepulangan Emon ke rumah sempat membuat Jamila ketakutan karena pintu rumah yang sudah ia kunci, tiba-tiba terbuka dan  menutup dengan sendirinya. Jamila sampai memeriksa lagi pintu tersebut untuk memastikan bahwa penguncinya masih berfungsi dengan baik. Tentu saja alat penguncinya masih seperti semula. Itu semua terjadi karena ibunya Satria itu tidak dapat melihat Emon. Sesampai di dalam kamar, Emon menangis  sesegukan.

Suara tangisan Emon tentu saja tidak bisa didengar oleh Jamila. Namun, hal itu berbeda dengan Bram suaminya yang memiliki sedikit kepekaan terhadap makhluk halus. Pada saat suami Jamila itu baru pulang dari sawah, ia mendengar suara isak tangisan Emon dari arah dapur.

“Kenapa Satria menangis, Dik?” tegur Bram.

“Menangis? Satria masih di sekolah. Belum waktunya pulang. Sebentar lagi kalau sudah waktunya pulang, aku pasti ke sekolah lagi untuk menyusulnya. Ini aku tadi pamit pulang dulu ke teman-teman pedagang. Daganganku sementara dijaga oleh Yu Karti. Tadi aku keburu berangkat dulu mengantar Satria , sedangkan sayur lodehnya belum matang, Mas. Jadi, aku kembali pulang dulu untuk melanjutkan masak. Kebetulan Mas Bram sudah datang. Kalau mau langsung makan, monggo aku siapkan, Mas?”

“Terima kasih, Dik. Tapi, aku mau memeriksa kamar Satria dulu karena aku memang jelas-jelas mendengar suara isak tangis anak kecil dari arah kamar Satria.”

“Mungkin itu hanya perasaan Mas Bram saja. Aku sudah sejak tadi di sini, tapi tidak mendengar suara apa-apa,” jawab Jamila sambil menata masakan dan peralatan makan untuk suaminya di atas meja makan sederhana.

Bram tidak mempedulikan perkataan istrinya. Setelah meletakkan alat pertaniannya, ia langsung berjalan menuju kamar anaknya.

Krieeeet!

Bram langsung membuka pintu kamar Satria dan matanya langsung memeriksa seluruh sudut ruangan tersebut. Pada saat itu terlihat raut wajah kecewa di wajahnya karena tidak melihat seorang pun berada di ruangan tersebut.

“Gimana, Mas? Nggak ada siapa-siapa, kan?” teriak Jamila dari arah dapur.

Bram kembali memeriksa ruangan tersebut. Kolong tempat tidur juga tak luput dari obyek pemeriksaan pria tersebut. Namun, lagi-lagi ia hanya menemukan ruang kosong saja. Akhirnya, ia pun meninggalkan ruangan tersebut menuju ke arah dapur. Jamila menyambut suaminya dengan senyuman manisnya.

“Benar kan kataku? Nggak ada siapa-siapa di sana? Ya sudah, sekarang Mas makan saja dulu. Aku mau kembali ke sekolahnya Satria untuk berjualan, ya?”

“Ya. Hati-Hati!” sahut Bram pelan.

Sementara itu Emon sedang menutup mulutnya rapat-rapat di sudut kamar. Ia takut keberadaannya di tempat itu diketahui oleh Bram. Meskipun ayahnya Satria itu tidak memiliki cukup kemampuan untuk melihat dirinya, tapi  Bram masih memiliki insting yang bagus untuk mengetahui keberadaan sosok asral di sekitarnya. Dan benar saja, setelah selesai makan, Bram memeriksa kembali kamar Satria. Ia masih curiga ada sesuatu yang ia lewatkan dari penginderaannya tadi. Untunglah saat itu Emon sudah pergi menuju pohon jambu di belakang rumah Satria. Di sana ia merasa lebih aman untuk sementara. Paling-Paling ia harus mewaspadai kalau tiba-tiba ada ular di atas pohon. Meskipun tidak tersentuh oleh ular, tapi Emon masih merasa ngeri kalau bertemu dengan hewan melata yang satu itu.

*Bel tanda pulang sudah berbunyi. Saatnya peserta didik di RA Al-Marwah pulang ke rumahnya masing-masing. Satria masih sibuk memasukkan alat tulisnya ke dalam tas saat teman-temannya satu persatu keluar dari dalam kelas.

“Aku pulang dulu ya, Sat?”

“Oke …”

Satria menyahuti salam perpisahan teman-temannya satu persatu.Tak terasa ia hanya sendirian di dalam kelas. Sementara  wali kelasnya tadi ijin ke kamar mandi karena sakit perut. Setelah selesai berkemas, anak itu pun langsung meninggalkan ruangan kelas. Namun, saat ia sampai di depan pintu, tiba-tiba tiga anak dari kelas B menghadangnya.

“Pulang sendirian, Sat?” sapa Asa.

“Ti-dak. Ibuku sudah menunggu di depan halaman sekolah,” jawab Satria berusaha menegaskan dirinya yang sempat kaget dengan kemunculan ketiga anak itu.

“Kami sudah menunggumu cukup lama di sini,” ucap Jodi.

“Oh ya? Apa kalian ada perlu denganku?” Satria berusaha menata perkataannya untuk menutupi kegugupannya.

“Hm … Kami bertiga hanya ingin meminta maaf kepada kamu atas kesalahan kami tadi pagi,” ucap Rio.

“Oh … Itu. Tidak masalah. Aku sudah memaafkan kalian, kok!” jawab Satria.

“Hm .. Sebagai permohonan maaf kami bertiga kepada kamu, kami membawa makanan ini spesial untuk kamu,” ucap Asa sambil menjulurkan sepotong roti yang sudah dibuka bungkusnya.

“Kalian nggak usah repot-repot begini!” Satria menolak halus.

“Hm … Kalau kamu tidak menerima roti ini berarti kamu tidak tulus memaafkan kami,” ucap Jodi.

Satria sejenak berpikir dan merasa tidak enak dengan ucapan Jodi barusan.

“Oke, aku memaafkan kalian bertiga,” jawab Satria sambil menerima roti pemberian Asa.

Setelah menyerahkan sepotong roti kepada Satria, ketiga anak kelas B itu tidak juga pergi. Mereka secara bersamaan menatap wajah Satria, sehingga Satria menjadi risih juga.

“Ada lagi yang mau kalian sampaikan?” tanya Satria akhirnya.

“Kami ingin memastikan kamu tidak membuang roti pemberian kami,” jawab Asa dengan tegas.

“Jadi, maksud kamu aku harus memakannya di depan kalian?” Satria mempertegas perkataannya.

“Ya, kalau kamu yakin bahwa kami tidak meracuni roti itu?” Jodi menyahut.

Satria menatap wajah ketiga anak itu dengan perasaan tak menentu. Pada saat itu ketiga anak itu seperti sedang mengintimidasinya. Kalau ia menolak untuk memakan roti tersebut, tentunya tidak akan baik dampaknya terhadap hubungan di antara mereka.

“Oke, aku makan roti ini sekarang,” jawab Satria sambil menggigit roti di tangannya dan mengunyahnya dengan cepat.

Ketiga anak kelas B itu masih tetap berdiri di sana sambil memperhatikan Satria memakan roti pemberian mereka. Karena keburu pulang, tak sampai lima menit roti itu pun sudah berhasil dimakan habis oleh Satria dan ketiga anak itu pun pergi meninggalkan Satria sendirian. Sesaat kemudian Satria pun menyusul mereka bertiga meninggalkan sekolah. Jamila sudah menunggu Satria di depan sekolah sambil membawa keranjang tempat dagangannya yang sudah kosong isinya.

“Kok lama, Sat?” tegur Jamila.

“Iya, Bu. Msih ada keperluan,” jawab Satria perlahan sambil naik ke atas boncengan.

Jamila pun pulang bersama Satria melewati tikungan angker di dekat sekolah. Pada saat sepeda melaju d tikungan tersebut, Satria merasakan sebuah kejanggalan. Keringat dingin mengucur dengan deras dari pori-pori kulitnya. Tangan Satria memegang dengan kuat pinggang ibunya sampai perempuan itu kerepotan.

“Kamu kenapa, Sat?” tanya Jamila.

“Buruan, Bu. Perutku mendadak mulas. Aku sudah tidak tahan lagi, Bu. Aduh … Kayaknya aku kecirit, Bu!” rengek Satria sambil menahan sakit di perutnya.

BERSAMBUNG

Maaf updatenya lama, ya? Maklum suasana lebaran jadi otor harus bersilaturahmi dengan para saudara dulu. Mumpung masih suasana lebaran, otor mau mengucapkan

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1444 H

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Jangan bosan-bosan membaca karyaku, ya?

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

anak2 dapat dari mana tuh??

2024-02-17

1

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

Selamat Hari Raya Idul Fitri juga kak Junan
Mohon maaf lahir batin, maaf kalau ada salah2 komen.. 😁😁🙏🙏

2023-04-30

4

Umi Tum

Umi Tum

minal aidzin wal faidzin juga kak Junan mohon maaf lahir dan batin 🙏

2023-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!