"Eeh ... lepas, atau kamu akan menyesal!"
Baru juga ingin kabur, supir Abian yang berotot punya, segera menahan langkah Purnama. Kedua tangannya langsung dipiting ke belakang. Dan ancaman Purnama tak diindahkan oleh supir sekaligus bodyguard pria itu.
"Memangnya, kamu bisa apa, Sayang?" Dengan tangan masuk ke dalam saku celana, cool, Abian mengejek sembari menundukkan kepalanya agar sejajar dengan wajah Purnama. Tapi air muka gadis di depannya malah tersenyum miring. Sial, sudah tertangkap gadis incarannya ini sama sekali tidak menampilkan wajah takutnya.
Purnama masih diam bergeming karena semakin ia menggerakkan tangannya meski sedikit saja, pria yang menahan tangannya di belakang, kian menguatkannya.
"Apa kamu sudah siap menjadi pabrik anak ku?"
Purnama yang kerap disapa Ama, bergidik geli akan kalimat nyeleneh Abian.
"Bacot!"
Setelah berketus ria, tanpa takut akan rasa sakit, kepala bagian belakangnya ia benturkan ke wajah supir Abian. Membuat bodyguard itu mengerang ngilu tepat di batang hidungnya. Dan refleks melepaskan kuncian tangannya dari Purnama.
Kesempatan untuk melepaskan diri, Purnama dengan cepat menendang perut Abian saat pria itu maju ingin menangkapnya.
"Ama!" Abian berdiri cepat. Kuat juga tendangan gadis meresahkan itu. Berlari mengejar Purnama yang ingin kabur. Kali ini, Abian tidak mau kehilangan jejak lagi.
"Tolong tangkap! Dia maling...!"
Damn it...
Gara-gara teriakan bohong Abian, Purnama jadi sasaran orang orang yang berada di parkiran itu, satpam penjaga pos dan beberapa pria di depan sana sudah menghadang mau menangkapnya.
Tidak ada pilihan lain selain berbelok ke dalam lobby apartemen yang sepi. Masuk ke dalam pintu darurat dan terus berlari menaiki anak tangga darurat itu.
"Rino, ikuti dia, saya akan menghadang," titah Abian ke bodyguardnya yang sempat diberi hadiah ngilu oleh Purnama. Satu satpam tadi pun ikut membantu Rino. Dan orang orang lainnya, sudah tidak peduli lagi. Cukup jadi penonton.
Setelahnya, Abian memasuki lift dengan perkiraan memencet lantai delapan. "Semoga tepat!" serunya yang tidak sabar ingin membuat Purnama mendapat pembalasannya.
Ting...
Buru buru Abian keluar dari lift. Berbelok ke kiri dan langsung membuka pintu amargency exit baja yang berwarna merah itu.
Derap lari terdengar nyaring. Abian memastikan dengan cara menengok ke bawah. Nah, target ada di tengah tengah tangga lantai tujuh.
"Menyerahlah, Ama. Atau kamu akan terluka!"
Spontan Purnama mundur pelan di anak tangga itu, manakala Abian berjalan maju menuruni tangga.
"Hehehe ... bleee, tidak akan!" Purnama tertawa ejek lalu memeletkan lidah. Sejurus berbalik cepat yang berniat lari ke bawah lagi, tapi sial! Ia terkepung. Abian di ujung lantai atas dan di tangga bawahnya, ada dua orang.
"Baiklah, sedikit berolahraga," batin Purnama siap siaga menyerang dua orang bantuan Abian.
"Tangkap dia, tapi jangan sampai melukai kulitnya barang sedikit pun. Saya tidak mau mempunyai calon istri yang tidak mulus."
"Cuih..." jijik Purnama mendengar Abian yang telah mengklaimnya. Ia berdecih sembari memposisikan bokongnya duduk menyamping di besi pembatas tangga. Seluncuran, dan tepat posisi ujung kakinya sejajar pada wajah Roni, bugh ... rahang Roni jadi sasaran empuk sepatu Purnama. Tubuh Roni yang oleng, tidak sengaja menimpa Pak satpam dan berujung keduanya bergelindingan mesra bersama ke anak tangga .
Dung ... dung ... dung ...
Sakit tidak?
"Hahha.."
Purnama tertawa sembari beranjak cepat keluar dari pintu emergency lantai enam manakala Abian sedari tadi bergerak mengikis jarak padanya.
"Ama, jangan membuat kesabaran ku habis. Aku cuma ingin kamu bertanggung jawab," oceh Abian sembari berlari mengejarnya di lorong lorong unit apartemen yang tentu saja sangat sepi.
"Kamu pikir saya anak kecil yang bisa dibodohi. Cuiih, adanya aku disiksa kalau jadi istri mu, sialan!" Sempat menyahut ketus tanpa menoleh, setelahnya Purnama pun kian meringankan tubuhnya yang ramping dan semampai itu untuk berlari cepat menuju jembatan pembatas gedung.
Abian juga tidak mau menyerah. Masih kekeh untuk menaklukkan gadis yang ternyata licin seperti belut.
Drrrt...
Ada panggilan di saat keadaan tidak kondusif. Tapi Purnama tetap menekan earphone yang sudah terpasang di telinga kirinya, masih dalam posisi berlari.
"Nelponnya nanti saja...!" Purnama menjawab tanpa ingin tau siapa yang menghubunginya. Lepas dari Abian lebih penting. Saat ingin menarik gagang pintu jembatan penghubung untuk keluar dari sana. Sial, pintu ternyata dikunci.
"Ada misi darurat buat mu, Ama."
"Tahan penjelasan. Saya lagi dalam masalah!" sahut Purnama yang dari kalimatnya, ia sudah tau kalau penelpon wanita di seberang sana adalah teman satu timnya di dunia intel.
"Ini genting, Ama. Ada laporan bom di apartemen X. Cepat cari tahu dan tangani. Team kita sudah ada di lokasi."
Purnama hanya meringis mendengar suara temannya tanpa menjawab dulu, karena Abian sudah empat langkah menuju ke arahnya dengan tawa jumawa.
"Mau lari kemana sekarang, eumm?" Abian sengaja berhenti dari tiga langkah jarak, berkacak pinggang dengan tatapan mengejek. Ia ingin menggoda gadis yang sudah terpojok seperti tikus terperangkap ini.
"Tinggal pilih, lompat dari jembatan penghubung ini dan berujung mati atau ikut bersama ku ke Papimu dan hidup bersama ku dalam sangkar burung emas?"
Lompat? Ide bagus.
"Iya, iya, aku menyerah." Ama hanya bersiasat. Kira kira, Abian menaruh KTP-nya di saku sebelah mana ya? Kemeja atau saku celana bahan?
"Gitu kan manis. Ayo dan jangan coba coba untuk berpikir kabur __"
Aduh...
Purnama pura pura kesandung dan terhuyung ke arah dada Abian saat pria itu maju. Dengan begitu, tangannya yang sudah terlatih gesit bisa menarik KTP-nya di saku kemeja Abian tanpa ketahuan. Setelahnya, Ama mendorong dada itu cukup kuat. Abian termundur keras sampai tiga langkah.
"Jangan nekat, Ama...!" Abian terkesiap saat gadis liar itu memanjat tiba tiba dengan pergerakan lincah ke besi pembatas.
"Shiit ..." Abian ingin menangkap tangan Purnama, tapi telat. "Amaaa...!" Ia cuma bisa berteriak dengan jantung terasa mau copot. Gadis itu melompat dari lantai enam. Saat menoleh ke bawah, bisa bisanya gadis yang mencari mati tersebut mendongak kepadanya dengan jari tengah Purnama acungkan ke arahnya. What the fu*k!
Byuuuur...
" Bedebah...!" Abian mencak mencak murka. Pantas saja Purnama tidak takut patah tulang, di bawah sana ada swimming pool yang memudahkan gadis itu selamat dari pintu neraka.
Orang orang yang sedang menikmati kolam renang, dikejutkan oleh aksi ekstrim Purnama. Tatapan penuh takjub melongo ia dapatkan saat gadis yang sudah basah kuyup itu berusaha naik ke pinggir kolam.
"Hehehe ... saya sengaja jatuh karena sedang syuting film spin of kucing-kucingan hotahe." Mohon maaflah, kalau Purnama salah sebut judul, ia cuma mengingat samar film India yang pernah ditonton Mami-nya.
Tidak peduli lagi dengan tatapan aneh orang sekitar, Purnama segera cabut dari area swimming pool. Tugas team SSA (Superior Secret Agent) membutuhkan bantuannya yang kebetulan kata laporan temannya itu ada di area apartemen yang dipijakinya juga.
"Semoga si primata Abian tidak mengejar ku lagi." Purnama berbelok ke arah toilet cewek. Tidak sengaja bahunya tertabrak oleh OB yang berotot dan memiliki wajah sangar di depan pintu itu. Pria tersebut refleks menurungkan ujung topi untuk menutupi mukanya. Membuat Purnama menyerinyit curiga.
"Maaf," katanya lalu hengkang dari hadapan Purnama.
Ujung mata Purnama menangkap tatto berlambang scorpio di pergelangan tangan si OB. "Gagah berotot dan bertatto scorpio?" gumam Purnama yang sudah hendak melangkah masuk ke toilet, tapi secepat kilat ia kembali membalik tubuhnya dan sengaja berseru memancing kecurigaannya ke OB di tempat sepi itu, "Bom..."
Pria itu sejenak menoleh ke Purnama. Lalu tangannya gesit mengeluarkan sesuatu dari balik saku ... dor...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AYO AMA, LO MAFIA GENG KRUCIL JAGO BOM DN MUAYTHAY MSAK KALAH SAMA ABIAN.. LO DGN GENG PRNH PERANG DGN MAFIA KEJAM. LAWAN TU ABIAN
2023-07-22
0
Mulia wati
Semangka babang Abian🤗😍
2023-04-08
1
YuWie
weisss kerennn..harus sepadan nih yg dapet purnama. hebett gitu oii
2023-04-03
1