Bab 3# Operasi Penyelamatan SSA

Dor...

Purnama yang ditodong senjata, sigap membanting tubuhnya ke samping dan terjatuh menimpa tong sampah. Jaket ojol bagian lengan kiri, robek terkena serempetan peluru yang ternyata senjata sang lawan memiliki peredam suara sehingga tidak menghebohkan orang orang sekitar. Dan kelengahan Purnama itu, langsung diambil OB gadungan untuk kabur.

"Sial...!" erang Purnama murka. Saat ingin mengejarnya tiba-tiba earphone khusus kesatuan miliknya berbunyi. "Ama, cepat cari bom-nya! Jangan jadi ojol terus!"

"Ck, kalian pikir saya lagi ngojek? Saya sudah ada di tempat. Tidak mudah mencarinya di area luas serta gedung bertingkat 29, huu? Beri info lebih akurat dan turunkan perintah untuk mengosongkan gedung, bodoh!" Tidak peduli pangkat tinggi wanita yang bernama Simi yang sedang memberi instruksi dari pusat itu, Purnama hanya mengatakan sesuai kekesalan perasaannya.

"Pusat pun tidak pasti, apa benar adanya bom di sana atau hanya laporan kosong? Intinya, pusat mendapat laporan misterius dan kami tidak ingin gegabah mengosongkan gedung tanpa adanya kepastian bom tersebut, itu sama saja menjatuhkan harga diri kita sebagai SSA kalau bom yang kita prediksi ada, ternyata zonk. SSA akan dihilangkan kalau membuat kehebohan tidak akurat. Ingat Purnama, kita sudah pernah mendapat surat peringatan."

Ama berdesis kesal tentang kalimat penjelasan wanita dari pusat itu. Bisa bisanya atasannya masih memikirkan harga diri SSA daripada nyawa orang-orang yang entah berapa jiwa di dalam gedung ini. Kalau benar ada ledakan yang terlambat ditangani timnya, maka pasti juga SSA lah yang disalahkan oleh pihak petinggi.

"Simi dan seluruh tim, dengarkan aku..." Ama mengubah panggilan dari pembicaraan pribadi bersama Simi ke grup call, sehingga tim yang bertugas mendengar kalimatnya kali ini. Tak lupa, matanya terus jeli memperhatikan benda sekitar sembari berjalan santai tanpa meninggalkan kecurigaan orang orang yang ia lewati di lantai satu bagian dalam, lebih tepatnya di depan kios kios food court outdoor.

"Aku tadi hampir tertembak oleh orang misterius yang menyamar sebagai OB saat aku menyerukan kata 'bom'. Dan apa itu belum cukup tanda adanya bahaya di gedung ini? Saya ingin mengejarnya, tetapi dia cepat sekali dan aku pikir, menemukan bom itu lebih utama demi nyawa orang-orang yang tidak bersalah. Ah, Simi, khusus untuk mu, sebaik baiknya kita bekerja, maka bukan SSA yang mendapat pujian, tetapi kepolisian tertinggi. Kita bekerja hanya bayangan polisi, masih ingat kan?"

Simi mengangguk di balik layar. Ia juga sekarang melihat area depan Purnama, karena gadis itu sudah memakai kacamatanya yang telah di desain khusus memiliki camera kecil tersembunyi.

" Baiklah, saya akan mengintruksi kepolisian untuk bergerak mengosongkan gedung. Kalian yang berada di lapangan, harap bekerja sama terus."

"Jangan lama lama!" Purnama tersenyum tipis mendengar keputusan Simi.

Setelahnya, ia pun kembali mengamati sekitar. Karena mengingat ia tidak memiliki masker untuk menutupi wajahnya, Ama yang melihat ada helm yang tergeletak di dekat pot besar depan kios masakan Cina, menariknya dan memakainya langsung. Semoga pemiliknya tidak melihat, batinnya yang sadar kalau ia itu mencuri.

"Apa ada orang penting yang tinggal di apartemen ini, seperti pejabat atau apalah gitu?"

Ama mendengar salah satu timnya yang bergerak di lantai lorong apartemen, bertanya demikian.

"Saya tidak tau! SSA berdiri bukan untuk menjaga orang orang berduit saja, tetapi untuk melindungi semuanya!" Jawab Simi. Ama jadi teringat dengan Abian, kira kira pria itu tinggal di lantai berapa? Haruskah ia menolong pria itu jika Abian terjerat bom. Ah, biarkan saja dia mati, dengan begitu kan ia bebas tanpa diancam lagi menjadi pabrik anak untuk kecebong pria itu.

"Ah, tidak tidak. Semuanya harus di tolong," tepis Ama akan suara batinnya yang bergulat di dalam sana.

"Apa, Ama? Ada masalah?" Ternyata Simi dan timnya mendengar dumelan spontannya.

"Lupakan!" seru Ama sembari membuang pandangannya ke arah tengah tengah food court. Di sana, ada banyak anak kecil yang sedang merayakan pesta ulang tahun. Kakinya berinisiatif untuk mendekati acara tersebut.

Sejenak Ama berpikir di sela langkah pelannya dan mengingat ingat sosok OB yang menyamar. "Shiiit... telapak sepatu OB gadungan tadi, tidak sengaja terlihat oleh ku tertempel sobekan kertas krep dekorasi saat berlari kencang. Fixed, pasti bom nya ada di area acara bocah di depan ku," lapor Ama yakin sekali.

"Kami datang!"

Dengan sigap, semua tim yang ada di lapangan, berlari dari tempat masing masing untuk menghampiri TKP posisi keberadaan Purnama.

"Simi, mana polisinya?!" Ama bertanya kesal. Alat pelacak bom khusus miliknya yang ia sengaja sambungkan ke handphonenya di tangannya saat ini, sudah melacak adanya sinyal bom. Tapi utusan Simi belum datang juga untuk mengosongkan gedung.

"Saya akan coba hubungi lagi...!"

"Kelamaan!" ketus Ama menjawab.

Sejurus, Purnama berteriak kencang setelah helm full face yang sempat ia curi tadi, terpasang apik menutupi seluruh wajahnya yang memang sengaja tim SSA harus menyembunyikan identitas masing-masing. "DENGAR SEMUA! CEPAT KELUAR DARI GEDUNG INI KARENA ADA BOOOM YANG SUDAH AKTIF. CEPAAAAT...!"

"What the ****..!" Ama lanjut mengumpat kasar. Alih alih pergi mendengar warning kerasnya, semua orang malah bergeming menatapnya aneh. Para bocah kecil, malah tertawa yang menganggapnya badut berhelm. Dan parahnya, beberapa orang malah membuat video ke arahnya.

" Cuih... Kalian pikir saya berbohong, hah? Baiklah, temani saya di sini untuk menjinakkan bom. Kalau kalian terpanggang, maka rasakan sendiri." Saking dongkolnya, Ama sudah masa bodo lagi ke orang orang di sekelilingnya.

Nah, sinyal bom semakin kuat saat alat pendeteksiannya terarah ke tumpukan kado kado. Purnama bahkan tidak mempedulikan ocehan kedua orang tua pemilik acara ultah, saat tangan kurang ajarnya mengacak acak kado.

Timnya pun satu persatu sudah datang. Di susul ada suara instruksi dari pusat sound system information untuk peringatan keras meninggalkan TKP. Barulah orang orang heboh pada pontang panting keluar gedung yang di komando dari kepolisian yang sudah hadir membantu mengevakuasi para penghuni gedung.

Saat Abian ingin meninggalkan area food court yang kebetulan masih mencari Purnama, kakinya tiba tiba berhenti melangkah. Ia melihat postur tubuh mirip Purnama di salah satu rombongan tim SSA di sana.

"Apa benar itu Purnama?" gumamnya yang kurang yakin juga karena orang tersebut tertutup wajahnya oleh helm.

"Pak, cepat keluar, di sini berbahaya." Satu polisi menghentikan Abian yang ingin mendekati tim SSA. Terpaksa dia menelan rasa penasarannya karena dituntun pergi oleh petugas tersebut.

Luasnya parkiran apartemen, saat ini sudah di penuhi lautan manusia. Garis polisi pun sudah terpasang sana sini sebagai peringatan tidak boleh ada yang melintas masuk ke gedung. Heboh dan berisik serta penasaran, tentu saja diselimuti oleh orang banyak itu termasuk Abian yang masih terpikirkan oleh sosok yang mirip postur tubuh Purnama.

Di sebelah Abian, ada ibu ibu yang sedang menonton hasil rekamannya saat Purnama memberi peringatan orang orang untuk pergi.

"Maaf, saya boleh minta videonya," pinta Abian. Wanita keturunan sipit itu menyetujui keinginan Abian.

Balik pada Purnama dan tujuh SSA terlatih lainnya. Mereka kompak saling pandang saat bom aktif lima menit lagi terpangpang nyata di depan mata.

"Oke, rileks. Ini adalah coklat terpanas kesukaanku." Purnama menggosok tangannya yang berkeringat, bersiap untuk bekerja mempertaruhkan nyawanya.

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

gemes gak tuh bian...calon yg di claim sehebat itu..hahahaha

2023-04-03

4

Ana

Ana

Ama pasti bisa jinakin bom, iya kan dia ahlinya 😁

2023-03-05

0

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

Ama... oh Ama.. kau selalu keren.. habis ni abian tau kamu siapa.. trs reaksinya gmn ya??? wah kepo maksimal aku thor.. kumenunggumu thor... semangat..

2023-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1# Teringat Kesalahan 1 Tahun Lalu
2 Bab 2# Ada Bom
3 Bab 3# Operasi Penyelamatan SSA
4 Bab 4# Ledakan Tak Terduga
5 Bab 5# Awal Penyelidikan
6 Bab 6# Dua Unit, Satu Identitas
7 Bab 7# Dicap Buronan Negara
8 Bab 8# Bersiasat
9 Bab 9# Memaksa Ikut Misi
10 Bab 10# Keadaan Semakin Kacau
11 Bab 11# Penyamaran Di Atas Kapal Laut
12 Bab 12# Mendengar Niat Jahat Seseorang
13 Bab 13# Siap Siaga
14 Bab 14# Baru Sadar Dalam Konspirasi
15 Bab 15# Pertarungan Sengit Di Atas Kapal
16 Bab 16# Aku?
17 Bab 17# Menyusul
18 Bab 18# Ternyata, Aroon Polisi!
19 Bab 19# Memasang Penyadap
20 Bab 20# Ingin Membantu
21 Bab 21# Membujuk Ama
22 Bab 22# Mengintai Di Club
23 Bab 23# Apa Mau Kalian?
24 Bab 24# Disalahkan dan Menyadari
25 Bab 25# Menyerahkan Diri
26 Bab 26# Defector Ulung
27 Bab 27# Rasa Penasaran yang Terjawab
28 Bab 28# Kembalinya The Kurcil Smart
29 Bab 29# Setuju dengan Terpaksa
30 Bab 30# Mencari Titik Lokasi
31 Bab 31# Mendengar Percakapan
32 Bab 32# Bebas
33 Bab 33# Mati karena Kebodohan
34 Bab 34# Pertolongan Di Waktu yang Tepat
35 Bab 35# Terjebak Gas Beracun
36 Bab 36# Pengaktifan Sistem Peluncuran Nuklir
37 Bab 37# Penjinakan yang Gagal
38 Bab 38# Senjata Makan Tuan
39 Bab 39# Menuju Ke Indonesia
40 Bab 40# Kedatangan Sang Buronan
41 Bab 41# Nama Baik yang bersih
42 Bab 42# Datang Melamar
43 Bab 43# Menghampiri Abian
44 Bab 44# Menyadari Perasaan Berujung Galau
45 Bab 45# Seperti Kucing
46 Bab 46# Tunangan Langsung
47 Bab 47# Merelakan
48 Bab 48# Pasrah Oleh Takdir
49 Bab 49# Menyatukan Orang yang Saling Mencintai
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1# Teringat Kesalahan 1 Tahun Lalu
2
Bab 2# Ada Bom
3
Bab 3# Operasi Penyelamatan SSA
4
Bab 4# Ledakan Tak Terduga
5
Bab 5# Awal Penyelidikan
6
Bab 6# Dua Unit, Satu Identitas
7
Bab 7# Dicap Buronan Negara
8
Bab 8# Bersiasat
9
Bab 9# Memaksa Ikut Misi
10
Bab 10# Keadaan Semakin Kacau
11
Bab 11# Penyamaran Di Atas Kapal Laut
12
Bab 12# Mendengar Niat Jahat Seseorang
13
Bab 13# Siap Siaga
14
Bab 14# Baru Sadar Dalam Konspirasi
15
Bab 15# Pertarungan Sengit Di Atas Kapal
16
Bab 16# Aku?
17
Bab 17# Menyusul
18
Bab 18# Ternyata, Aroon Polisi!
19
Bab 19# Memasang Penyadap
20
Bab 20# Ingin Membantu
21
Bab 21# Membujuk Ama
22
Bab 22# Mengintai Di Club
23
Bab 23# Apa Mau Kalian?
24
Bab 24# Disalahkan dan Menyadari
25
Bab 25# Menyerahkan Diri
26
Bab 26# Defector Ulung
27
Bab 27# Rasa Penasaran yang Terjawab
28
Bab 28# Kembalinya The Kurcil Smart
29
Bab 29# Setuju dengan Terpaksa
30
Bab 30# Mencari Titik Lokasi
31
Bab 31# Mendengar Percakapan
32
Bab 32# Bebas
33
Bab 33# Mati karena Kebodohan
34
Bab 34# Pertolongan Di Waktu yang Tepat
35
Bab 35# Terjebak Gas Beracun
36
Bab 36# Pengaktifan Sistem Peluncuran Nuklir
37
Bab 37# Penjinakan yang Gagal
38
Bab 38# Senjata Makan Tuan
39
Bab 39# Menuju Ke Indonesia
40
Bab 40# Kedatangan Sang Buronan
41
Bab 41# Nama Baik yang bersih
42
Bab 42# Datang Melamar
43
Bab 43# Menghampiri Abian
44
Bab 44# Menyadari Perasaan Berujung Galau
45
Bab 45# Seperti Kucing
46
Bab 46# Tunangan Langsung
47
Bab 47# Merelakan
48
Bab 48# Pasrah Oleh Takdir
49
Bab 49# Menyatukan Orang yang Saling Mencintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!