19. Meyakinkan Buah Hatinya

Firza memberikan deheman pada keduanya sontak membuat Kiram putranya tersentak dan langsung memeluk Ibunya.

"Bunda....!"

"Iya sayang...!"

"Umpetin Kiram..!"

Mayang memeluk putranya melindunginya Firza yang menatap putranya dengan senyum.

"Di mana putra ayah ...? Padahal tadi baru saja ada di sini. Siapa yang telah menyembunyikannya?" Goda Firza membuat Kiram makin memeluk erat pelukannya pada Mayang.

"Kalau putra ayah masih bersembunyi, terpaksa ayah harus menangkap bundanya." Ucap Firza lalu ikut memeluk Mayang.

"Jangan peluk bunda aku...! Jangan sentuh bunda. Ayah jahat..!" Teriak Kiram masih tidak menerima Firza.

"Nah, ketangkap juga putra ayah. Mau lari ke mana dia...hhhmm?"

Firza menarik putranya dari pelukan Mayang dan langsung di gendongnya.

"Siapa yang lebih dulu kenal sama Kiram? Ayah atau paman Reza?" Tanya Firza lembut.

"Ayah...!" Ujar Kiram polos.

"Apakah kamu tahu kalau bunda kamu menyukai paman Reza?"

Kiram menggelengkan kepalanya lalu menatap wajah ibunya. Mayang juga menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Firza.

"Kalau bunda saja tidak mau dengan paman Reza, kenapa harus memaksa bunda menikah dengan paman Reza?"

"Karena paman Reza membantu bunda saat ditangkap polisi."Sahut Kiram.

"Ingat ayah juga membantu bunda saat memutuskan siapa yang bersalah dalam kasus bunda. Walaupun kamu punya bukti rekaman itu, ayah bisa saja membuat bunda kamu di penjara kalau ayah mau. Apakah kamu sudah paham mengapa ayah membebaskan, bunda?"

"Paham apa ayah...?"

"Karena ayah sangat mencintai bunda kamu dan juga Kiram. Apakah kamu tidak mencintai ayah, sayang?"

"Tentu saja Kiram sangat mencintaimu, ayah....!" Ujar Kiram dengan wajah tertunduk masih dalam pangkuan ayahnya.

"Nah sekarang, apakah ayah boleh menikah dengan bunda?"

"Uhhhmmmm ....! Boleh, tapi janji, jangan pernah menyakiti bunda. Selama ini bunda tidak pernah bersedih hingga kejadian yang menimpa bunda saat baru tiba di Jakarta." Ucap Kiram begitu takut Firza akan menyakiti hati ibunya suatu saat nanti.

"Tidak akan sayang. Hanya bunda mu yang selama ini ayah cintai. Jangan pernah lupakan itu. Satu pekan lagi ayah dan bunda akan menikah. Mayang mengangguk pada putranya bahwa dia sangat mencintai ayah dari putranya itu."

Mayang memeluk kedua lelaki yang sangat dicintainya itu. Malam itu Mayang menginap di rumah calon mertuanya. Nyonya Nia memesan kebaya pengantin untuk Mayang di butik langganannya sesuai dengan model yang diinginkan Mayang.

Karena pernikahan itu mendadak, Firza tidak bisa merencanakan bulan madu mereka ke tempat yang jauh. Terpaksa, Firza menjadikan rumah yang baru ia beli untuk Mayang yang di dalamnya sudah dibeli perabotannya bersama dengan Mayang yang memilih sendiri konsep yang sesuai yang ia inginkan.

Firza sangat bersyukur karena ibunya dan Mayang sudah akrab sebelum ia memperkenalkan keduanya. Kini ia hanya memperkuat kan cintanya pada Mayang agar gadis itu tidak akan pernah merasakan penderitaan dalam rumah tangga yang akan mereka bangun bersama kelak.

Hari yang dinantikan pun tiba, pernikahan itu berlangsung sakral di kediaman rumah orangtuanya Firza. Bertindak sebagai wali hakim Mayang adalah pak penghulu sendiri.

Mona yang hari itu ikut hadir dalam pernikahan Firza terlihat sangat syok saat mengetahui kalau perempuan yang dinikahi Firza justru Mayang yang pernah jadi tersangka kasus pembunuhan beberapa bulan yang lalu.

"Astaga....! Apakah Firza itu sudah gila?Dari sekian banyak gadis cantik dan berkelas termasuk aku kenapa dia malah memilih gadis tidak jelas itu?" caci maki sumpah serapahnya Mona memenuhi ruang kepalanya kini.

Ijab qobul terdengar fasih yang diucapkan Firza dengan satu kali tarikan nafas. Mayang menarik nafas lega. Rasa harunya tidak terbendung lagi karena ia kini mendapatkan keluarga baru.

Acara dilanjutkan dengan ramah tamah dengan para undangan yang hadir di pernikahan tersebut. Tidak banyak tamu yang di undang Firza kecuali para koleganya sendiri.

Ada yang terlihat ikut bahagia dari pernikahan itu. Tapi tidak sedikit yang mencibir pernikahan itu sebagai petaka bagi karirnya Firza karena nekat menikahi Mayang.

"Firza ...! Apakah tidak salah kamu menikah gadis itu? Apa bagusnya gadis itu yang sudah mempunyai anak yang tidak memiliki status pernikahan." Ucap Mona mempengaruhi Firza agar Firza bimbang dengan keputusannya.

"Mona. Ada yang lupa aku katakan kepadamu, bahwa selama ini aku tidak pernah mau menikah dengan gadis manapun itu karena gadis yang tidak membuat aku melirik gadis lain termasuk kamu dan itu adalah ibu dari putraku Kiram. Dia adalah Mayang dan Kiram adalah anak kandungku."

Ucap Firza secara gamblang membuat Mona yang ingin menghancurkan pernikahan itu harus menanggung sendiri rasa malunya kini.

"Apa...? Jadi putranya Mayang itu adalah anak kandungmu?" Tanya Mona

gugup.

"Tidakkah kamu lihat wajah aku dan putraku Kiram sangat mirip? Apakah kamu ingin bukti otentik lagi untuk melihat kejelasan bahwa Kiram adalah putra kandungku sendiri?" Tanya Firza dengan kata-kata frontal.

Firza segera mendekati Mayang untuk cepat pergi dari pesta itu setelah pamit kepada ibunya untuk menitipkan putra mereka Kiram.

"Firza....! Kenapa kita cepat pergi dari sini? Bukankah tamu kamu masih banyak yang belum memberikan selamat pada kita?" Tanya Mayang begitu mobil mewah itu sudah bergerak menuju kediaman pribadi mereka.

"Biarkan saja sayang...! Itu jadi urusan mami dan Gilang. Aku sudah tidak sabar ingin menghabiskan malam pengantin dengan mempelai wanitaku." Ucap Firza.

"Lihatlah....!" Gara-gara kamu kakiku jadi keseleo." Gerutu Mayang sambil mendesis kesakitan.

Firza melirik Mayang sedang memijit pergelangan kakinya karena Firza menarik paksa Mayang yang sedang di ajak ngobrol oleh koleganya tadi.

"Nanti aku urut sayang di tempat tidur sekalian mengurut hatimu." Goda Firza.

"Cih ....! Dasar pengantin pria mesum...!" Umpat Mayang cemberut.

Mobil Firza memasuki kediamannya yang langsung di buka pintu gerbangnya oleh satpam. Firza membukakan pintu mobil untuk istrinya. Mayang sedikit berjalan agak pincang. Firza tidak berpikir panjang langsung menggendong Mayang menuju kamar mereka.

Mayang merasa sangat malu pada Firza walaupun ini bukan pertama kalinya ia melakukan dengan Firza. Tapi melakukan hubungan intim dengan pasangan yang sudah menikah akan terasa bedanya daripada dengan hubungan yang dilakukan berdasarkan naf$u setan.

Firza membuka pintu kamarnya di mana kamar itu sudah di hias dengan indah. Tidak ada kelopak mawar do atasnya karena Firza tidak menyukainya. Firza tidak serta merta menuntut haknya pada sang istri. Ia segera memeriksa pergelangan kaki Mayang yang terkilir agar gadis itu merasa nyaman melewati malam pengantin mereka.

Kaki Mayang di urut dengan perlahan oleh Firza lalu di tarik dengan kencang membuat Mayang memekik kesakitan.

"Aaasighht....! pelan-pelan Firza." Omel Mayang sambil mendesis.

"Apakah sudah baikan sayang?"

"Alhamdulillah."

"Berarti sudah siap kita bercinta?" Tanya Firza membuat Mayang membuang wajahnya ke kanan menahan malu.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

lanjur thooor lebih hot dari part unboxing x dulu yaaa..😄😄😄

2023-03-10

2

Anonymous

Anonymous

Lanjutannnnnnn

2023-03-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!