14. Menghindar

Mayang tersentak saat tubuhnya dipeluk erat oleh Firza dengan hembusan nafas memburu tepat di bahunya membuat Mayang bergetar merasakan kerinduan yang sama pada Firza.

Namun Mayang tidak ingin terbuai dalam pertemuan ini karena status dirinya bukan siapa-siapa untuk Firza kecuali seorang wanita bisnis masalalunya Firza.

"Maaf tuan! Aku tidak sedang menjual diriku padamu saat ini. Kita tidak punya keterikatan apapun." Ucap Mayang membuat Firza menghela nafasnya dalam lalu membalikkan tubuhnya Mayang untuk menatapnya.

"Aku telah lama menunggu momen ini setelah sekian lama kita terpisah. Aku tidak bisa menempatkan hatiku pada wanita lain kecuali kau yang ada di dalam hati ini."

Firza mengambil tangan Mayang menempatkan didadanya di mana jantungnya saat ini sedang berdenyut kencang.

"Maafkan aku Tuan! Dulu aku menghargai tubuhku dengan uang, tapi sekarang aku menghargai diriku layaknya sebagai manusia beradab. Cukuplah kamu laki-laki pertama dan terakhir dalam hidupku karena aku tidak pernah menjual diriku lagi pada pria maupun." Ucap Mayang keceplosan.

Firza meraih dagu Mayang dengan tubuhnya bergetar hebat karena ia yakin Kiram adalah putra kandungnya.

"Apakah kamu mau bilang kalau Kiram adalah putra kandungku, hmm?"

Deggggg. ...

Mayang membuang wajahnya ke sembarang arah. Ia segera mendorong tubuh Firza untuk menjauhinya. Kejujurannya justru membuka peluang bagi Firza untuk mengambil putranya.

"Dia hanya putraku. Dia hanya milikku. Aku tidak punya keterkaitan padamu. Tolong jangan ambil putraku dariku. Aku hanya memiliki dirinya. Aku sudah berjuang untuk bisa menjadi seorang ibu yang akan bertanggungjawab pada putraku. Tolong jangan ambil putraku." Ucap Mayang ketakutan dengan wajah panik.

"Hei ..! Siapa yang mau mengambil putramu, Mayang. Kita akan memilikinya bersama kalau kamu ingin menikah denganku, sayang. Maukah kamu menikah denganku, Mayang?"

"Tidak...! Aku tidak mau. Aku tidak mau disakiti. Aku hanya ingin hidup berdua dengan putraku. Jika aku menikah denganmu akan ada banyak air mata. Kamu akan selingkuh. Kamu pasti akan bosan denganku suatu saat nanti. Kamu pasti tidak betah denganku. Aku tidak mau...-"

Firza langsung membungkam mulutnya Mayang dengan ciuman. Ia ingin mengatakan kepada Mayang untuk berhenti menjadi wanita paranoid yang melihat pernikahan sebagai bentuk ancaman.

Mayang menikmati ciuman dengan air mata yang sudah berlinang. Ciuman Firza bukan syahwat tapi lebih kepada rasa kasih sayang. Ciuman yang lebih menenangkan hatinya hingga ia mendiamkan Firza memagut bibirnya.

"Aku mencintaimu Mayang! Apakah tidak cukup kata itu untuk menguatkan hatimu tentang cintaku?"

"Aku tidak bisa. Beri aku waktu Firza!" Tolak Mayang dengan masih menjaga harga dirinya.

"Apakah kamu tidak mau kehormatanmu sebagai wanita dilindungi? Jika kamu punya suami, kamu tidak akan diperlakukan oleh orang lain semena-mena terhadapmu seperti kasus kemarin.

Dunia ini terlalu kejam Mayang untuk ukuran seorang wanita sepertimu jika tidak ada wali mu yang akan melindungi mu." Ungkap Firza secara teoritis.

"Apa lagi profesi ku yang berkecimpung dengan dunia kriminal membuat aku banyak belajar bagaimana kerasnya dunia di luar sana.

Jangan terlalu memikirkan dirimu sendiri jika kamu tidak ingin membuat putra kita terluka." Ucap Firza meyakinkan Mayang yang terlihat masih meragukan cintanya.

"Aku bukan barang, yang bisa kamu beli dan bungkus lalu kamu bawa pulang. Biarlah aku berpikir yang terbaik untuk aku dan putraku." Timpal Mayang.

"Putraku juga, jangan lupakan itu! Terimakasih sudah mengandung benihku dan tidak membuangnya. Terimakasih sudah membesarkannya dengan baik. Mulai saat ini, aku tidak akan melepaskan kalian. Kalian berdua adalah hidupku.

Tidak ada laki-laki lain di luar sana yang mencintaimu seperti aku mencintaimu. Kalau begitu aku pamit pulang dan besok aku akan datang lagi melihatmu. Satu lagi, aku tahu kamu juga mencintaiku dengan memilih hotel dan kamar ini untuk mengenang percintaan kita. Aku sudah tidak sabar untuk mengulanginya lagi sayang dengan menikahimu." Ucap Firza mengecup bibir Mayang spontan lalu mengerlingkan matanya sambil menyeringai membuat Mayang bergidik.

"Cih...! Apakah sifatnya memang seperti itu yang suka memaksa?" Mayang menutup pintu kamarnya lalu bersandar sebentar di balik pintu itu sambil meraba bibirnya.

"Jangan terlalu senang dulu hatiku, karena aku belum terima dia seutuhnya." Omel Mayang pada hatinya yang merasa berbunga-bunga.

Tidak lama ponselnya berdering dan Mayang segera mengangkatnya. Mayang segera menerima panggilan itu yang dikiranya dari tuan Reza.

"Baby ..!" Aku lupa mengatakan sesuatu padamu, bahwa kamu semakin cantik dan terlihat lebih kelihatan dewasa. Dan kamu sangat cantik dengan jubah mandi merah itu. Aku ingin tahu apakah di balik jubah mandi itu apakah makin terlihat indah?" Goda Firza lalu mengakhiri perkataannya secara pihak.

Wajah Mayang makin merona merah seperti kepiting rebus. Karena egonya ia masih menyingkirkan perasaannya untuk menerima pinangan Firza padanya.

"Kalau di terima dengan cepat, dia akan merasa besar kepala menganggap kalau aku tergila-gila kepadanya." Gumam Mayang lirih.

Ia masuk hendak masuk ke dalam kamar mandi namun pintu kamarnya kembali terdengar bunyi bel membuatnya kembali membuka pintu itu.

"Nona, kami di minta untuk mengantarkan makan malam untuk anda, nona." Ucap pelayan hotel itu.

"Aku baru mau memesannya. Kenapa tiba-tiba sudah di antar?" Tanya Mayang bingung.

"Ini sudah dipesan oleh tuan Firza untuk anda dan putra anda nona. Dan ini buket bunganya dan juga ada kartu di dalamnya." Lanjut petugas hotel itu.

"Silahkan masuk!"

Petugas hotel itu mendorong kereta makanan ke dalam kamar Mayang. Ketika Mayang ingin memberikan tip untuk kedua pelayan restoran hotel itu, keduanya menolak karena sudah mendapatkan tip dari Firza.

Mayang hanya mengucapkan terimakasih sambil menutup pintu kamarnya kembali. Tidak lama Kiram menggeliat sambil memanggil namanya.

"Bunda ..! Kiram lapar." Ucap Kiram sambil meregangkan tubuhnya.

"Uhmm...! Anak bunda tahu saja ya Kalau makanannya sudah datang." Ucap Mayang lalu menggendong putranya untuk makan bersama dengan dirinya.

Firza mengirimkan makanan sesuai kebutuhan putranya dan juga Mayang. Kiram senang dengan bistik daging dan juga kentang goreng. Sementara makanan untuk Mayang berupa nasi uduk, sayur asam dan ayam goreng, udang goreng lengkap dengan tempe tahunya.

Mayang yang memang lapar melahap makanan itu dengan nikmat. Sementara itu Firza yang memang tidak langsung pulang karena ia juga ikut menginap di sebelah kamar Mayang.

Petugas restoran hotel itu melaporkan apa yang sudah mereka lakukan untuk Mayang.

"Apakah Istriku tidak menolak makanan yang aku pesan untuknya?" Tanya Firza.

"Tidak tuan!"

"Terimakasih. Aku puas dengan kerja kalian." Ucap Firza lalu memberikan lagi tip yang sangat besar untuk kedua pelayan restoran itu.

"Kamu akan menjadi milikku Mayang dan aku tidak akan pernah menyerah." Gumam Firza lirih.

Mayang mengambil kartu dari Firza dan membacanya.

"Jika kamu masih menolakku maka, aku akan mengambil Kiram darimu!"

Duaaarrr....

Terpopuler

Comments

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

ngancam 😆😆😆

2023-03-23

1

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

ciyeeee istri....masih calon kali pak 🤣🤣🤣

2023-03-23

1

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

ayo mayang jd lah orang normal krnbwanita butuh pria srbagai sandaran jg pelindung jgn lupa kiram perlu ayah jg cinta

2023-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!