Disebuah hutan yang tenang dengan suara alam dan kicauan burung yang menyejukkan jiwa, daun lebar yang berwarna hijau ditiup angin seakan bergoyang menikmati udara alam yang sejuk dan menyegarkan, tiba-tiba terciprat darah segar yang merubah sebagian daun itu menjadi merah dengan darah.
"Ugh," seorang wanita muda terkena anak panah hingga darahnya terciprat membasahi daun disekitarnya.
Wanita muda itu langsung berlari menuju ke arah barat, dia tidak punya waktu untuk beristirahat apalagi mengobati luka panah yang dia terima.
"Berhenti, sialan!" teriak salah satu orang dari sekelompok orang yang mengejar wanita itu dengan pedang yang terhunus dan siap menebas siapapun.
Slush!
Slush!
Seorang pemanah dari kelompok itu melepaskan dua anak panah yang hampir mengenai leher sang wanita muda jika saja wanita itu tidak jatuh tersandung.
Wanita itu langsung lari sekencang yang dia bisa melewati berbagai halangan alami yang menjadi penghambatnya, sementara para pengejar terus melakukan berbagai upaya untuk menghambat sang wanita muda dengan panahan atau serangan energi.
"Ah!!!" teriak wanita muda itu ketika sebuah bola api hampir menghantamnya, namun efek hantaman bola api itu masih membuat wanita itu terhempas dan terluka.
Bug, bug, bug.
Wanita itu berguling beberapa kali hingga terhenti disebuah tepi jurang air terjun yang begitu curam dan berbahaya.
"Hos, hos, hos." Deru nafas wanita itu yang tersengal-sengal sambil melihat ke bawah jurang air terjun, sesekali dia melihat kebelakang memastikan para pengejar.
"Kamu tidak bisa lari lagi, serahkan pusaka itu, mungkin kami akan membiarkanmu tetap hidup." ujar pemimpin pengejar sambil berjalan mendekat secara perlahan.
"Lebih baik aku mati daripada menyerahkan pusaka ini kepada sekte jahat seperti kalian." Jawab wanita itu dengan penuh tekad sambil mengawasi gerak-gerik musuhnya yang perlahan demi perlahan mendekatinya.
"Ah!!!" Teriak wanita itu ketakutan ketika memutuskan terjun ke jurang.
Byur! Wanita itu langsung menghilang dalam guyuran air terjun.
"Sialan, benar-benar wanita gila." Umpat pemimpin pengejar sambil menggertakan giginya marah.
"Terjun! terjun! ikuti wanita jhalang itu!" Teriak pemimpin itu memberi perintah kepada bawahannya.
Byur!
Byur!
Byur!
Para pengejar juga menghilang ditutupi guyuran air terjun yang menciptakan kabut air yang menutupi pandangan.
Ok, lanjut.
"Minta maaf atau," Derrick memperingati Lawanto agar meminta maaf, namun disela oleh Lawanto dengan congkaknya.
"Atau apa?"
"Apa yang bisa kamu lakukan?" Tanya Lawanto meninggikan dagu meremehkan Derrick.
Buhg!!!
Derrick yang kehabisan kesabaran langsung memukul wajah Lawanto dengan kepalan tinju yang dilapisi angin, pukulan itu membuat Lawanto terhempas menyamping.
"Ini yang bisa kulakukan!" Teriak Derrick.
Lima pengawal Lawanto dengan sigap menyerang Derrick, namun mereka semua terhempas oleh angin hingga beberapa langkah.
"Kamu masih tenaga dalam level 25, tapi sudah mampu mengendalikan sihir angin." ucap Lawanto heran sambil mengusap darah di mulutnya.
"Menarik, kukira cupu ternyata suhu." ucap Lawanto dengan senyum.
Tiba-tiba sebuah pedang muncul ditangan Lawanto, lalu berlari menyerang Derrick yang sudah siap dengan tinjunya. Lawanto menebas, Derrick menahan tebasan itu, lalu Derrick menggunakan elemen angin untuk membuat tebasan angin berbentuk sabit tajam.
Slash!
Slash!
Angin tajam yang berbentuk sabit itu dapat dihindari dengan mudah oleh Lawanto, lalu menebas Derrick kembali.
Ting! Derrick menangkis tebasan pedang itu dengan keris, lalu tangan kanan siap menghantam perut.
Bush!
Serangan telapak angin Derrick itu dihindari oleh Lawanto yang langsung menyemburkan bola api dari mulutnya.
Bush!
Derrick menjauh dari Lawanto, namun lima pengawal Lawanto siap menyerang Derrick dari arah kanan, kiri, dan belakang secara bersamaan.
"Perisai angin!" Derrick menciptakan perisai angin, lalu menciptakan tornado yang langsung menghantam lima orang pengawal tersebut.
"Mereka kuat." Batin Derrick melihat tornado anginnya langsung menghilang dengan ayunan pedang lima pengawal itu.
"Kamu cukup hebat Faisal, aku mengakui dirimu sebagai jenius sejati." Puji Lawanto apa adanya.
Lima pengawal kembali menyerang dengan tebasan energi secara serentak ketika mendapat kode mata dari Lawanto, Derrick menciptakan perisai angin yang melindungi seluruh tubuhnya dengan angin yang memutar searah jarum jam, itu terlihat seperti tornado kecil yang melindungi Derrick.
Dor, dor, dor!!!
Perisai itu hancur dan lima pengawal sudah siap menebas, namun mereka tidak pernah mengira akan ditembak oleh Derrick. Dimana Derrick melepaskan lima tembakan tepat di titik vital lima pengawal tersebut.
"Apa itu?" tanya Lawanto terkejut, Derrick melepas tiga tembakan secara beruntun kepada Lawanto.
Beruntung Lawanto dapat melindungi tubuhnya dengan perisai energi, Lawanto menyerang balik dengan teknik berpedangnya.
Bush!
Derrick menyerang dengan angin tajam berbentuk sabit, sementara Lawanto menyerang dengan tebasan energi, dua serangan itu menciptakan ledakan energi ketika berbenturan.
Slash!
"Ugh," Derrick tertebas oleh tebasan energi itu yang ternyata lebih kuat dari tebasan elemen angin miliknya.
"Serangan energi lebih kuat dari serangan elemen angin? Yang benar saja." Derrick heran.
Derrick tentunya heran, karena sihir angin sebenarnya juga berasal dari energi tenaga dalam, yang otomatis seharusnya sihir angin mampu mengalahkan tebasan energi, karena sihir angin bersifat ganda yaitu kekuatan energi dan kekuatan elemen angin.
"Sebenarnya energi tenaga dalam lebih baik dari semua kekuatan yang ada, namun sayangnya energi tenaga dalam tidak banyak kreasinya dan tidak memiliki efek tertentu." Jelas sistem dalam pikiran Derrick secara tiba-tiba.
"Seandainya energi tenaga dalam bisa digunakan layaknya angin yang bisa dibuat menjadi tornado, atau seperti api yang bisa membakar sudah pasti banyak pengguna tenaga dalam murni di dunia ini." Jelas sistem kembali.
"Sejauh ini kebanyakan pengguna energi tenaga dalam murni adalah pendekar yang mengandalkan senjata, seperti pendekar pedang." Tukas sistem.
Derrick mengangguk mengerti sambil terus meladeni teknik pedang Lawanto yang memang sangat baik dan terampil, bahkan Derrick dibuat sulit melancarkan serangan balik.
"Kamu tahu kenapa pendekar pedang terkuat selalu dipegang oleh orang yang hanya memiliki sedikit teknik bertarung atau teknik sihir?" Tanya Lawanto disela serangan yang dia lancarkan.
"Itu karena mereka hanya mengandalkan satu kekuatan, yaitu energi tenaga dalam." jawab Lawanto sendiri sambil mengayunkan pedangnya menebas dari atas kebawah.
Sebuah energi pedang siap membela Derrick yang hanya bermodal pistol tersebut, Derrick langsung tenggelam dengan besarnya energi pedang tersebut.
"Itulah jika kamu melawan," Lawanto langsung terdiam ketika sebuah sensasi dingin yang diiringi rasa sakit di kepalanya.
Lawanto menyentuh keningnya yang mengeluarkan banyak darah, lalu jatuh dan meninggal akibat tembakan di kening oleh peluru Derrick.
"Jangan pernah lengah, uhuk, uhuk." Ujar Derrick sembari memuntahkan seteguk darah segar, kondisi Derrick sangat memprihatikan karena energi pedang Lawanto memberinya luka yang cukup parah walaupun tidak sampai membuatnya terpotong.
Derrick hanya bisa pasrah menunggu kematian sebelum sistem muncul dan memberitahunya bahwa ada pil yang mampu menyembuhkan luka secara instan dan tidak meninggalkan luka bekas sama sekali.
"Benarkah?" tanya Derrick yang setengah sadar sambil melihat keatas rindangnya pohon dan ditemani semilir angin yang menerpa tubuh rapuh Derrick.
"Tuan bisa cek di toko untuk memastikannya." jawab sistem.
"Daftar." Ucap Derrick lirih dan tak bertenaga membuka toko sistem.
Derrick dapat menemukan pil yang dimaksud, pil itu bernama pil regenerasi, dengan bahan bulu binatang ajaib yaitu burung Phoenix api biru, tanaman herbal yang bernama akar seribu benang, dan juga daun lumpur jiwa yang sulit ditemukan.
Derrick menduga bahwa tiga bahan pembuat pil regenerasi itu pasti bahan-bahan yang sangat langkah, secara otomatis harga jual pil itu juga sangat mahal, akan lebih mahal lagi jika dibeli di pelelangan atau sejenisnya.
"Sudah kuduga." Derrick langsung lemas melihat harga pil yang menyentuh 500 poin misi.
"Harganya sebanyak lima atau 10 misi sistem." Dengus Derrick.
Sistem selama ini memberi Derrick misi yang berhadiah 50 poin misi dan yang paling besar 100 poin misi, tentu saja harga pil itu terlalu mahal bagi Derrick.
"Poinku saat ini hanya 204, sepertinya aku hanya menunggu mati saja." Tukas Derrick sambil menutup mata dan terlihat sangat pasrah dengan nasibnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Aljihad Chandra D
iya keknya
2023-07-18
0
Aljihad Chandra D
Bersambung
2023-07-18
0
Nino Ndut
nama kekuatan dewa, harga 10k alias mahal bgt tp kalah ama bocah yg make tenaga dalem..luar biasa..
2023-07-12
0