Sudah dua hari semenjak ujian mendaki gunung Langit berlangsung, banyak calon murid yang berakhir dengan tragis karena tidak sempat ditolong oleh Yuanyi dan para pengawas ujian lainnya.
Para murid yang terluka parah atau bahkan terbunuh itu secara otomatis dinyatakan gagal, sementara murid yang berhasil bertahan masih terus berjuang demi menjadi bagian dari sekte Naga langit.
Salah satu dari murid yang bertahan itu adalah Lao Aidan, dia dapat melanjutkan perjuangannya karena dia masih sehat-sehat saja walaupun sebelumnya dibuat terkapar tak berdaya oleh raja hutan dan diselamatkan oleh Yuanyi.
Kini Lao Aidan sedang bertarung melawan monster serigala yang menghalangi langkah kakinya untuk menaiki puncak gunung dan menyelesaikan ujian untuk menjadi murid sekte Naga langit.
Bang!
Pertarungan sengit antara Lao Aidan dan monster serigala itu terlihat akan berakhir setelah sepuluh menit mereka bentrok saling serang.
Cris!!!!
"Aku akan membunuhmu, serigala bodoh!" Lao Aidan berlari dengan pedang yang diselimuti petir.
Serigala itu meraung geram dan berlari secara zig zag menyambut serangan Lao Aidan, saat mereka hampir beradu sang serigala berhasil menghindar dan menggigit tangan kanan Lao Aidan.
"Sakit, sialan!" Lao Aidan berusaha melepaskan gigitan serigala itu dengan menggoyangkan tangannya, namun usahanya sia-sia saja.
"...., Langit akhiran gelombang petir!" Teriak Lao Aidan menyerang dengan sihir petir setelah menyelesaikan mantranya.
"Ugh, ugh, ugh!" Serigala itu teriak kesakitan karena tersetrum dan melepaskan gigitannya dari tangan Lao Aidan.
Buk!
Lao Aidan menendang serigala yang sempoyongan dan terluka akibat petirnya tersebut hingga serigala itu terhempas dan tidak berdiri lagi setelah tertebas tebasan energi petir.
"Batu, air, tanah, langit, udara, dan kehidupan... Tombak petir pembunuh!" Gumam Lao Aidan pelan menggunakan sihir tombak petir untuk mengakhiri sang serigala yang tertatih-tatih mencoba berdiri.
Bush!
Lingkaran sihir tercipta ketika Lao Aidan mengangkat tangannya menunjuk serigala tersebut, lalu sebuah tombak petir keluar dengan kecepatan tinggi dari lingkaran sihir dan menembus tubuh serigala tersebut.
"Membunuh seekor serigala saja aku sudah kesulitan, selemah inikah aku?" Tanya Lao Aidan kepada dirinya sendiri sambil duduk beristirahat di salah satu pohon.
Dor!
Serigala itu ternyata masih hidup dan langsung menerkam Lao Aidan yang baru saja duduk, beruntung serigala itu terkena tembakan Derrick yang baru saja datang.
"Cara membunuh makhluk yang memiliki regenerasi adalah dengan cara menghancurkan jantungnya, atau kamu memiliki teknik atau senjata khusus yang mampu menekan regenerasi." Ujar Derrick sambil mendekati Lao Aidan yang terlihat kelelahan.
Ketika mereka bertemu dan bertatap muka, mereka berdua sama-sama dibuat terkejut satu sama lain, mereka berdua tidak menyangka akan bertemu di sekte Naga Langit. Dimana Lao Aidan sangat ingin mencari dan membunuh Derrick, sementara Derrick sendiri tidak ingin bertemu dengan Lao Aidan mengingat Lao Aidan dan Faisal (pemilik tubuh) memiliki hubungan yang sangat dekat dan bahkan seperti saudara.
"Faisal!!!" Ucap Lao Aidan dengan penuh penekanan dan nada kebencian terhadap Derrick.
"Kamu, kakak Aidan." Ucap Derrick pelan, terlihat keterkejutan dari raut wajah Derrick karena bertemu dengan Lao Aidan.
Meskipun Derrick tidak memiliki perasaan apapun kepada Lao Aidan baik perasaan sebagai saudara maupun perasaan sebagai teman, tapi tetap saja dia merasa tidak enak hati kepada Lao Aidan yang sudah menganggap Faisal sebagai adik.
"Faisal," Lao Aidan berdiri dengan susah payah karena masih lelah akibat pertarungan sebelumnya.
"Aku akan membunuhmu!" Teriak Lao Aidan sambil melancarkan tebasan energi kepada Derrick.
Sling!
Tebasan energi yang sangat besar, tajam, dan juga mengandung kebencian itu terlihat seperti dewa kematian bagi Derrick, cepat-cepat Derrick mengeluarkan kerisnya dan menangkis tebasan itu dengan keris yang ditopang kedua tangan.
Derrick langsung membuang tebasan itu kesamping kanan dan menjauhi Lao Aidan yang menebasnya dari arah kanan, Lao Aidan langsung menyerang dengan niat menusuk Derrick yang menghindar ke kanan tersebut.
Ting!!!
Keris dan pedang beradu hingga menimbulkan percikan api, pedang Lao Aidan menyalurkan petir ketika mantranya selesai di laparkan oleh Lao Aidan.
"Ah," Derrick tersetrum dan hampir melepas kerisnya, saat dia mundur tendangan Lao Aidan membantunya agar mundur terhempas.
"Kakak," Derrick berdiri dan memasang kuda-kuda siap menyambut Lao Aidan yang berlari dengan pedang terhunus.
"Jangan memanggilku kakak, pembunuh!" Teriak Lao Aidan melancarkan tebasan dari atas dengan petir yang sangat mengerikan menyelimuti pedangnya.
Ting!
Derrick menangkis dan menyerang balik dengan menyasar dada Lao Aidan, namun ditahan oleh tangan kiri Lao Aidan yang diselimuti petir.
Crish!
Sambaran petir membuat Derrick harus mundur dan melepaskan kerisnya yang ditahan Lao Aidan. "Anjing, kucing, monyet, anjing, babi..., bola petir naga!" Teriak Lao Aidan menyelesaikan mantra sihir petirnya dan menyemburkan petir yang berbentuk kepala naga.
Cris!!! Bang!!!
Derrick dibuat terhempas akibat serangan itu dan membuatnya harus terluka cukup parah, sampai-sampai Derrick termuntah darah dan hampir kehilangan kesadaran.
"Matilah, pembunuh!" Lao Aidan melancarkan tebasan dari atas, jika dilihat tebasan itu berniat membelah kepala Derrick yang tertunduk karena dadanya kesakitan akibat serangan petir.
Bush!!!
Hempasan angin efek Lao Aidan yang menghentikan tebasan nya itu mampu menciptakan debu yang menjauhi mereka berdua, faktanya Lao Aidan tidak sanggup membunuh Derrick yang dia anggap sebagai adiknya tersebut.
"Kakak?" Derrick menatap Lao Aidan dengan tatapan terkejut, terharu, sedih, dan juga rasa bersalah yang bercampur menjadi satu.
"Pergilah!" Perintah Lao Aidan sambil berbalik dengan air mata yang menetes, dia sangat sedih dan terpukul, dia tidak mampu membunuh Derrick meskipun dia sangat membenci Derrick yang telah membunuh adik kandungnya.
"Kakak, aku," Derrick ingin berbicara kepada Lao Aidan, namun Lao Aidan malah pergi meninggalkannya tanpa berbicara sepatah katapun.
Derrick hanya bisa meneteskan air mata sedih, dia tidak pernah merasa sesedih ini semenjak dia hidup baik di dunia sebelumnya maupun di dunia yang dia tempati sekarang. Derrick merasakan ada perasaan aneh yang dia rasakan, perasaan ketika orang yang kamu percayai dan juga perasaan persaudaraan yang erat seakan-akan hancur dan melukai hatimu karena orang itu telah membencimu dan tidak mau melihatmu lagi.
"Kenapa, aku sangat emosional, padahal aku tidak punya hubungan khusus dengannya, apakah ini perasaan yang kamu rasakan sekarang Faisal?" Tanya Derrick kepada dirinya sendiri, lebih tepatnya Derrick mencoba bertanya kepada Faisal yang sudah dipastikan telah meninggal dunia.
Derrick butuh waktu lama untuk menenangkan pikirannya yang tak dapat dia mengerti tersebut, lalu mulai memulihkan dirinya yang terluka parah dan bahkan tubuhnya masih dapat merasakan aliran listrik yang menyakitkan.
Disisi lain Lao Aidan yang pergi ternyata melampiaskan semua kemarahannya kepada semua hal yang ada dihadapannya, baik pohon maupun binatang buas (monster), dia melancarkan tebasan sambil berteriak dengan sangat kencang.
"Kenapaaaaa?" Teriak Lao Aidan menatap langit dan melepaskan pedangnya, lalu berlutut tak berdaya.
"Kenapa... ini terjadi... kepadaku?" Lao Aidan menangis dengan penuh kemarahan.
"Kenapa aku tidak bisa membunuhnya? kenapa?" Tanya Lao Aidan yang sudah tak dapat menahan isak tangisnya lagi.
"Kenapaaaaa, hiks, kenapa harus dia? kenapa harus dia yang membunuh adikku, kenapa harus dia? kenapaaaaa?"
"Hiks, hiks, hiks." Lao Aidan terlihat sangat sedih dan begitu tersiksa dengan kenyataan tersebut.
Grarghhh!
Seekor harimau putih menerkam Lao Aidan yang menangis tersebut, namun dengan reflek Lao Aidan menghindar dan langsung membelah perut harimau putih tersebut dengan cepat.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments