Via langsung menelpon nomor suaminya untuk meminta izin pergi bersama dengan Riani, tetapi panggilannya tidak dijawab oleh Mahen.
"Mungkin dia sedang sibuk!"
Via memutuskan untuk mengirim pesan melalui aplikasi hijau, supaya suaminya tau kalau dia akan pergi bersama dengan Riani.
Setelahnya, dia segera membereskan mainan Yara yang sudah berserakan keseisi rumah. Tidak lupa Via juga membersihkan seluruh meja dan yang terkena debu.
Selagi Yara masih tidur, Via langsung saja bersiap untuk pergi ke pesta bersama temannya, karna sekarang sudah pukul 6 sore.
Saat sedang memakai pakaian, dia mendengar sebuah notifikasi diponselnya. Dengan cepat Via mengambil benda pipih itu, dan melihat sebuah pesan balasan dari Mahen.
"Tentu saja boleh, Sayang! Tapi ingat, jangan pulang terlalu malam! Kasihan Yara!"
Via tersenyum senang saat melihat pesan suaminya, dia lalu membalas pesan itu dan berharap Mahen kembali membalasnya. Akan tetapi, tidak ada balasan apapun dari Mahen membuat Via kembali meletakkan ponsel itu.
Tidak berselang lama, terdengar suara bel rumahnya membuat Via langsung keluar dari kamar untuk melihat siapa yang bertamu.
"Hay, Vi! Udah siap?"
Ternyata tamu itu adalah Riani, dia langsung saja masuk walau belum dipersilahkan oleh tuan rumah.
"Wa'alaikum salam!"
Riani tergelak mendengar jawaban temannya itu. "Hehehe, assalamu'alaikum wahai sahabatku yang paling baik dan rajin menabung!" Dia mengedipkan sebelah matanya yang langsung di cubit oleh Via.
"wa'alaikum salam! Dasar kau enggak punya aturan, datang-datang bukannya salam dulu!"
"itu tadikan udah!"
"Cih!"
Via melengos sebal, temannya itu selalu saja membuat dia naik darah. "Oh ya, kita perginya habis maghrib saja ya. Yara juga belum bangun!"
Riani menganggukkan kepalanya, dia lalu mengikuti Via yang berjalan ke dalam kamar untuk kembali bersiap.
Tepat pukul 7 malam, Riani dan Via segera berangkat ke pesta itu. Tidak lupa mereka juga membawa Yara, yang tampak senang karna akan pergi ke pesta.
"memangnya yang pesta siapa, Rin?" tanya Via yang saat ini sedang memangku Yara.
"Oh, dia langganan ku. Kemarin dia memesan kue untuk acara ulang tahun, sekaligus mengundangku untuk datang!"
Via menganggukkan kepalanya, kemudian beralih pada sang putri yang sedang asyik melihat kartun diponselnya.
Tidak berselang lama, mereka sampai juga di tempat tujuan karna memang lokasinya tidak terlalu jauh. Mereka semua segera turun dari mobil, tidak lupa Riani membawa bingkisan sebagai hadiah bagi pemilik pesta.
"tapi kita enggak bisa lama ya Rin, takutnya Mas Mahen keburu pulang!" ucap Via, dia tidak mau suaminya lebih dulu pulang daripada mereka.
Riani menganggukkan kepalanya. "Aman itu, kita gak akan lama kok!"
Via menghela napas kasar, awas saja kalau sampai mereka lama di tempat itu. Dia lalu mengikuti langkah Riani sembari menggandeng tangan Yara, yang tampak sangat senang saat melihat dekorasi pesta.
Riani celingukan ke sana kemari untuk mencari sang tuan rumah, banyaknya tamu undangan membuat dia kesulitan untuk menemukan wanita itu.
"Ah, itu dia!"
Deg, Riani yang akan melangkahkan kakinya mendadak jadi kaku saat melihat seseorang yang sangat dia kenal. "Itu ... bukannya Mas Mahen?" Dia terus menatap lurus ke depan sampai ada sebuah tangan yang mengagetkannya.
"gimana? Udah ketemu sama yang ulang tahun?" tanya Via, sejak tadi dia sibuk ke sana kemari menemani Yara mengambil makanan.
Mendadak Riani jadi gugup saat mendengar pertanyaan Via, lidahnya terasa kelu dan tidak bisa untuk mengucapkan kata-kata.
"Hey, kau mendengarku?"
Via menggoyangkan lengan Riani dengan bingung, kesambet apa temannya itu sampai diam dengan wajah pucat seperti itu.
"Vi, kau bilang suamimu sedang ada pertemuan pentingkan?"
Via melihat Riani dengan bingung, tetapi dia menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan temannya itu. "Iya, memangnya kenapa?" Dia merasa terheran-heran.
"La-lalu, bu-bukannya itu suamimu?"
Riani langsung menunjuk ke arah depan, melalui sorot matanya untuk memberitahukan keberadaan Mahen pada Via.
Via yang merasa bingung langsung saja menoleh ke arah samping, dan betapa terkejutnya dia saat melihat sang suami ada di depan matanya.
"Ma-Mas Mahen?"
Mata Via membulat dengan sempurna, beberapa kali dia mengedipkan matanya untuk memastikan bahwa laki-laki itu adalah suaminya.
"Bukannya dia ada pertemuan? Apa pertemuannya di pesta ini?"
Jantung Via langsung berdetak sangat cepat saat melihat ada sebuah tangan yang merangkul lengan suaminya, tanpa menunggu apapun lagi. Kaki Via bergerak dengan sendirinya, dan menuju ke arah Mahen.
"Astaga, Vi! Tunggu aku!"
Riani langsung menggendong Yara dan menyusul langkah Via, saat ini dia sangat takut jika terjadi keributan antara Via dan Mahen.
Mahen yang tidak menyadari keberadaan sang istri asik bersenda gurau dengan teman-temannya, begitu juga dengan wanita yang sedang memeluk lengannya dengan erat.
"Mas Mahen!"
Deg, Mahen langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar suara panggilan yang sangat dia kenali. Matanya membulat sempurna saat melihat Via berdiri di hadapannya, dengan jarak beberapa langkah saja.
"Sa-Sayang?"
Tubuhnya mendadak jadi kaku, bahkan teman-temannya yang lain juga sama terkejutnya saat melihat keberadaan Via di pesta itu.
Mata Via memerah saat benar-benar memastikan bahwa laki-laki yang dia lihat saat ini adalah suaminya, dengan langkah lebar dia mendekati Mahen yang sepertinya sangat terkejut melihat keberadaannya.
Mahen langsung tersentak saat melihat Via berjalan cepat ke arahnya, dia langsung melepaskan pelukan seorang wanita yang ada di sampingnya.
"Sa-Sayang, kau di-di sini?"
"Apa yang kau lakukan di sini, Mas?"
Suasana pesta yang meriah berubah menjadi hening saat mendengar suara Via, karna saat ini dia sedang berada tepat di tengah-tengah pesta.
"I-ini, ini-"
Mahen tidak tau harus mengatakan apa pada Via, tiba-tiba kepalanya menjadi kosong dan tidak bisa untuk memikirkan apapun.
"Sudah, Rin! Lebih baik kita pulang sekarang!"
Riani menarik tangan Via untuk pergi dari pesta itu, dia tidak mau kalau temannya menjadi bahan tontonan semua orang.
"Mama, Yala mau kue!"
Via langsung sadar saat mendengar suara putrinya, dengan cepat dia mengambil Yara dari gendongan Riani.
"Pulang sekarang juga, Mas!"
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Silvi Vicka Carolina
kadang berucap dl hati jgan ampek ketimpa kejadian seperti ini dalm berumah tangga ....meskipun halu tapi jadi pembelajaran dalam hidup
2024-08-12
0
Silvi Vicka Carolina
kuat bgt ya ni cewek
2024-08-12
0
Ani Ani
selinkuh lah tu
2024-08-01
0