Bab. 2. Mas Mahen?

Via langsung menelpon nomor suaminya untuk meminta izin pergi bersama dengan Riani, tetapi panggilannya tidak dijawab oleh Mahen.

"Mungkin dia sedang sibuk!"

Via memutuskan untuk mengirim pesan melalui aplikasi hijau, supaya suaminya tau kalau dia akan pergi bersama dengan Riani.

Setelahnya, dia segera membereskan mainan Yara yang sudah berserakan keseisi rumah. Tidak lupa Via juga membersihkan seluruh meja dan yang terkena debu.

Selagi Yara masih tidur, Via langsung saja bersiap untuk pergi ke pesta bersama temannya, karna sekarang sudah pukul 6 sore.

Saat sedang memakai pakaian, dia mendengar sebuah notifikasi diponselnya. Dengan cepat Via mengambil benda pipih itu, dan melihat sebuah pesan balasan dari Mahen.

"Tentu saja boleh, Sayang! Tapi ingat, jangan pulang terlalu malam! Kasihan Yara!"

Via tersenyum senang saat melihat pesan suaminya, dia lalu membalas pesan itu dan berharap Mahen kembali membalasnya. Akan tetapi, tidak ada balasan apapun dari Mahen membuat Via kembali meletakkan ponsel itu.

Tidak berselang lama, terdengar suara bel rumahnya membuat Via langsung keluar dari kamar untuk melihat siapa yang bertamu.

"Hay, Vi! Udah siap?"

Ternyata tamu itu adalah Riani, dia langsung saja masuk walau belum dipersilahkan oleh tuan rumah.

"Wa'alaikum salam!"

Riani tergelak mendengar jawaban temannya itu. "Hehehe, assalamu'alaikum wahai sahabatku yang paling baik dan rajin menabung!" Dia mengedipkan sebelah matanya yang langsung di cubit oleh Via.

"wa'alaikum salam! Dasar kau enggak punya aturan, datang-datang bukannya salam dulu!"

"itu tadikan udah!"

"Cih!"

Via melengos sebal, temannya itu selalu saja membuat dia naik darah. "Oh ya, kita perginya habis maghrib saja ya. Yara juga belum bangun!"

Riani menganggukkan kepalanya, dia lalu mengikuti Via yang berjalan ke dalam kamar untuk kembali bersiap.

Tepat pukul 7 malam, Riani dan Via segera berangkat ke pesta itu. Tidak lupa mereka juga membawa Yara, yang tampak senang karna akan pergi ke pesta.

"memangnya yang pesta siapa, Rin?" tanya Via yang saat ini sedang memangku Yara.

"Oh, dia langganan ku. Kemarin dia memesan kue untuk acara ulang tahun, sekaligus mengundangku untuk datang!"

Via menganggukkan kepalanya, kemudian beralih pada sang putri yang sedang asyik melihat kartun diponselnya.

Tidak berselang lama, mereka sampai juga di tempat tujuan karna memang lokasinya tidak terlalu jauh. Mereka semua segera turun dari mobil, tidak lupa Riani membawa bingkisan sebagai hadiah bagi pemilik pesta.

"tapi kita enggak bisa lama ya Rin, takutnya Mas Mahen keburu pulang!" ucap Via, dia tidak mau suaminya lebih dulu pulang daripada mereka.

Riani menganggukkan kepalanya. "Aman itu, kita gak akan lama kok!"

Via menghela napas kasar, awas saja kalau sampai mereka lama di tempat itu. Dia lalu mengikuti langkah Riani sembari menggandeng tangan Yara, yang tampak sangat senang saat melihat dekorasi pesta.

Riani celingukan ke sana kemari untuk mencari sang tuan rumah, banyaknya tamu undangan membuat dia kesulitan untuk menemukan wanita itu.

"Ah, itu dia!"

Deg, Riani yang akan melangkahkan kakinya mendadak jadi kaku saat melihat seseorang yang sangat dia kenal. "Itu ... bukannya Mas Mahen?" Dia terus menatap lurus ke depan sampai ada sebuah tangan yang mengagetkannya.

"gimana? Udah ketemu sama yang ulang tahun?" tanya Via, sejak tadi dia sibuk ke sana kemari menemani Yara mengambil makanan.

Mendadak Riani jadi gugup saat mendengar pertanyaan Via, lidahnya terasa kelu dan tidak bisa untuk mengucapkan kata-kata.

"Hey, kau mendengarku?"

Via menggoyangkan lengan Riani dengan bingung, kesambet apa temannya itu sampai diam dengan wajah pucat seperti itu.

"Vi, kau bilang suamimu sedang ada pertemuan pentingkan?"

Via melihat Riani dengan bingung, tetapi dia menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan temannya itu. "Iya, memangnya kenapa?" Dia merasa terheran-heran.

"La-lalu, bu-bukannya itu suamimu?"

Riani langsung menunjuk ke arah depan, melalui sorot matanya untuk memberitahukan keberadaan Mahen pada Via.

Via yang merasa bingung langsung saja menoleh ke arah samping, dan betapa terkejutnya dia saat melihat sang suami ada di depan matanya.

"Ma-Mas Mahen?"

Mata Via membulat dengan sempurna, beberapa kali dia mengedipkan matanya untuk memastikan bahwa laki-laki itu adalah suaminya.

"Bukannya dia ada pertemuan? Apa pertemuannya di pesta ini?"

Jantung Via langsung berdetak sangat cepat saat melihat ada sebuah tangan yang merangkul lengan suaminya, tanpa menunggu apapun lagi. Kaki Via bergerak dengan sendirinya, dan menuju ke arah Mahen.

"Astaga, Vi! Tunggu aku!"

Riani langsung menggendong Yara dan menyusul langkah Via, saat ini dia sangat takut jika terjadi keributan antara Via dan Mahen.

Mahen yang tidak menyadari keberadaan sang istri asik bersenda gurau dengan teman-temannya, begitu juga dengan wanita yang sedang memeluk lengannya dengan erat.

"Mas Mahen!"

Deg, Mahen langsung mengalihkan pandangannya saat mendengar suara panggilan yang sangat dia kenali. Matanya membulat sempurna saat melihat Via berdiri di hadapannya, dengan jarak beberapa langkah saja.

"Sa-Sayang?"

Tubuhnya mendadak jadi kaku, bahkan teman-temannya yang lain juga sama terkejutnya saat melihat keberadaan Via di pesta itu.

Mata Via memerah saat benar-benar memastikan bahwa laki-laki yang dia lihat saat ini adalah suaminya, dengan langkah lebar dia mendekati Mahen yang sepertinya sangat terkejut melihat keberadaannya.

Mahen langsung tersentak saat melihat Via berjalan cepat ke arahnya, dia langsung melepaskan pelukan seorang wanita yang ada di sampingnya.

"Sa-Sayang, kau di-di sini?"

"Apa yang kau lakukan di sini, Mas?"

Suasana pesta yang meriah berubah menjadi hening saat mendengar suara Via, karna saat ini dia sedang berada tepat di tengah-tengah pesta.

"I-ini, ini-"

Mahen tidak tau harus mengatakan apa pada Via, tiba-tiba kepalanya menjadi kosong dan tidak bisa untuk memikirkan apapun.

"Sudah, Rin! Lebih baik kita pulang sekarang!"

Riani menarik tangan Via untuk pergi dari pesta itu, dia tidak mau kalau temannya menjadi bahan tontonan semua orang.

"Mama, Yala mau kue!"

Via langsung sadar saat mendengar suara putrinya, dengan cepat dia mengambil Yara dari gendongan Riani.

"Pulang sekarang juga, Mas!"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Silvi Vicka Carolina

Silvi Vicka Carolina

kadang berucap dl hati jgan ampek ketimpa kejadian seperti ini dalm berumah tangga ....meskipun halu tapi jadi pembelajaran dalam hidup

2024-08-12

0

Silvi Vicka Carolina

Silvi Vicka Carolina

kuat bgt ya ni cewek

2024-08-12

0

Ani Ani

Ani Ani

selinkuh lah tu

2024-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Sebuah Pesta.
2 Bab. 2. Mas Mahen?
3 Bab. 3. Mencoba Untuk Percaya.
4 Bab. 4. Langkah Awal Penyelidikan.
5 Bab. 5. Kejujuran Dari Fajar.
6 Bab. 6. Menyelidiki Ke Apartemen.
7 Bab. 7. Kebenaran yang Sangat Menyakitkan.
8 Bab. 8. Arti Sebuah Rumah Tangga.
9 Bab. 9. Kelakuan Buruk Sang Ayah.
10 Bab. 10. Hubungan Terlarang.
11 Bab. 11. Keputusan yang Sangat Sulit.
12 Bab. 12. Berhak Diberi Kesempatan.
13 Bab. 13. Kehamilan yang Tidak Terduga.
14 Bab. 14. Dilema Menyelimuti Hati.
15 Bab. 15. Keberhasilan Clara.
16 Bab. 16. Ditampar Kenyataan.
17 Bab. 17. Kemarahan Mama Camelia.
18 Bab. 18. Kekecewaan Orangtua.
19 Bab. 19. Biarkan Mereka Berpikir.
20 Bab. 20. Penolakan Orangtua Mahen.
21 Bab. 21. Permohonan Terdalam Via.
22 Bab. 22. Keputusan yang Sangat Mengejutkan.
23 Bab. 23. Mulut Setajam Pisau.
24 Bab. 24. Pelukan yang Sangat Dibutuhkan.
25 Bab. 25. Pertemuan Dengan Vano.
26 Bab. 26. Tidak Sesuai yang Diharapkan.
27 Bab. 27. Bertemu Dengan Pengacara.
28 Bab. 28. Mencari Identitas Sendiri.
29 Bab. 29. Rencana Licik.
30 Bab. 30. Musibah Di tengah Jalan.
31 Bab. 31. Sesuatu yang Tidak Terduga.
32 Bab. 32. Harga Diri Seorang Istri yang Terluka.
33 Bab. 33. Lelah Dengan Semuanya.
34 Bab. 34. Perubahan Sikap.
35 Bab. 35. Pikiran Tidak Waras.
36 Bab. 36. Bersiap Untuk Pergi.
37 Bab. 37. Baik, Kita Akan Bercerai!
38 Bab. 38. Akibat Ulah Vano.
39 Bab. 39. Entah Apa yang Terjadi.
40 Bab. 40. Kegilaan Seorang Ayah.
41 Bab. 41. Firasat Seorang Anak.
42 Bab. 42. Tidak Saling Mengenal.
43 Bab. 43. Rasa Simpati yang Menyesakkan.
44 Bab. 44. Memanfaatkan Segala Koneksi.
45 Bab. 45. Sidang Pertama.
46 Bab. 46. Perlawanan yang Menegangkan.
47 Bab. 47. Hasil Dari Apa yang Ditanam.
48 Bab. 48. Memulai Langkah Baru.
49 Bab. 49. Aku Akan Menunggumu.
50 Bab. 50. Menjadi Bahan Pembicaraan.
51 Bab. 51. Tetap Menjadi Kewajiban.
52 Bab. 52. Aku Bukan Anak Kecil!
53 Bab. 53. Persaingan yang Tidak Sehat.
54 Bab. 54. Lempar Batu Sembunyi Tangan.
55 Bab. 55. Pertengkaran Dua Bersaudara.
56 Bab. 56. Hanya Seorang Budak.
57 Bab. 57. Masalah yang Datang Bertubi-tubi.
58 Bab. 58. Penyerahan Semua Bukti.
59 Bab. 59. Terlalu Berlebihan.
60 Bab. 60. Akhir Dari Suatu Hubungan.
61 Bab. 61. Putusan Akhir.
62 Bab. 62. Bisakah Kita Berteman?
63 Bab. 63. Kerinduan Yara.
64 Bab. 64. Kemampuan yang Terpendam.
65 Bab. 65. Membangkitkan Kenangan Lama.
66 Bab. 66. Berita Duka.
67 Bab. 67. Hasil Otopsi.
68 Bab. 68. Rencana Vano.
69 Bab. 69. Pertentangan.
70 Bab. 70. Murka Vano.
71 Bab. 71. Pengakuan.
72 Bab. 72. Perasaan yang Tidak Menentu.
73 Bab. 73. Rencana Terselubung.
74 Bab. 74. Bersikap Biasa Saja.
75 Bab. 75. Lagi-lagi Gosip.
76 Bab. 76. Keberhasilan yang Sempurna.
77 Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
78 Bab. 77. Kedatangan Keluarga.
79 Bab. 78. Ancaman Untuk Clara.
80 Bab. 79. Kejujuran dihadapan Keluarga.
81 Bab. 80. Luapan Emosi.
82 Bab. 81. Rapat Umum Pemegang Saham.
83 Bab. 82. Keaslian Bukti Kepemilikan.
84 Bab. 83. Perasaan Khawatir.
85 Bab. 84. Kesigapan River.
86 Bab. 85. Semua Sudah mengetahuinya.
87 Bab. 86. Berharap Semuanya Bahagia.
88 Bab. 87. Menjalankan Rencana.
89 Bab. 88. Menyadari Rencana Penyergapan.
90 Bab. 89. Kekacauan di Perusahaan.
91 Bab. 90. Menjadi Tawanan.
92 Bab. 91. Berhasil Melumpuhkan Indra.
93 Bab. 92. Jiwa yang Terguncang.
94 Bab. 93. Keadaan Kritis.
95 Bab. 94. Selalu Menganggap Buruk.
96 Bab. 95. Hasil Pemeriksaan.
97 Bab. 96. Sangat Jauh Berbeda.
98 Bab. 97. Kemarahan dan Rasa Sakit.
99 Bab. 98. Keterkejutan Clara.
100 Bab. 99. Pengakuan Rasa yang Terpendam.
101 Bab. 100. Jangan Menyalahkan Takdir.
102 Bab. 101. Reaksi Yara.
103 Bab.102. Lagi-lagi Om Pano.
104 Bab. 103. Keributan di Taman Bermain.
105 Bab. 104. Meminta Kembali.
106 Bab. 105. Tiga Hati yang Terluka.
107 Bab.106. Hari Keberangkatan.
108 Bab. 107. Balasan Perasaan.
109 Bab. 108. Restu Dari Seorang Kakak.
110 Bab. 109. Berpikir Sejenak.
111 Bab. 110. Tidak Ingin Merusak Kebahagiaan.
112 Bab. 111. Selangkah Menuju Gerbang Pernikahan.
113 Bab. 112. Segala Persiapan.
114 Bab. 113. Hari Pernikahan (Tamat).
115 Bab. 114. Bonus Chapter. (Sesuatu yang Tidak Pantas).
116 Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (Tameng Cinta)
117 Bab. 115. Bonus Chapter (Luapan Cinta yang Membara).
118 Bab. 116. Bonus Chapter (Aku Bukan Ahlinya).
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab. 1. Sebuah Pesta.
2
Bab. 2. Mas Mahen?
3
Bab. 3. Mencoba Untuk Percaya.
4
Bab. 4. Langkah Awal Penyelidikan.
5
Bab. 5. Kejujuran Dari Fajar.
6
Bab. 6. Menyelidiki Ke Apartemen.
7
Bab. 7. Kebenaran yang Sangat Menyakitkan.
8
Bab. 8. Arti Sebuah Rumah Tangga.
9
Bab. 9. Kelakuan Buruk Sang Ayah.
10
Bab. 10. Hubungan Terlarang.
11
Bab. 11. Keputusan yang Sangat Sulit.
12
Bab. 12. Berhak Diberi Kesempatan.
13
Bab. 13. Kehamilan yang Tidak Terduga.
14
Bab. 14. Dilema Menyelimuti Hati.
15
Bab. 15. Keberhasilan Clara.
16
Bab. 16. Ditampar Kenyataan.
17
Bab. 17. Kemarahan Mama Camelia.
18
Bab. 18. Kekecewaan Orangtua.
19
Bab. 19. Biarkan Mereka Berpikir.
20
Bab. 20. Penolakan Orangtua Mahen.
21
Bab. 21. Permohonan Terdalam Via.
22
Bab. 22. Keputusan yang Sangat Mengejutkan.
23
Bab. 23. Mulut Setajam Pisau.
24
Bab. 24. Pelukan yang Sangat Dibutuhkan.
25
Bab. 25. Pertemuan Dengan Vano.
26
Bab. 26. Tidak Sesuai yang Diharapkan.
27
Bab. 27. Bertemu Dengan Pengacara.
28
Bab. 28. Mencari Identitas Sendiri.
29
Bab. 29. Rencana Licik.
30
Bab. 30. Musibah Di tengah Jalan.
31
Bab. 31. Sesuatu yang Tidak Terduga.
32
Bab. 32. Harga Diri Seorang Istri yang Terluka.
33
Bab. 33. Lelah Dengan Semuanya.
34
Bab. 34. Perubahan Sikap.
35
Bab. 35. Pikiran Tidak Waras.
36
Bab. 36. Bersiap Untuk Pergi.
37
Bab. 37. Baik, Kita Akan Bercerai!
38
Bab. 38. Akibat Ulah Vano.
39
Bab. 39. Entah Apa yang Terjadi.
40
Bab. 40. Kegilaan Seorang Ayah.
41
Bab. 41. Firasat Seorang Anak.
42
Bab. 42. Tidak Saling Mengenal.
43
Bab. 43. Rasa Simpati yang Menyesakkan.
44
Bab. 44. Memanfaatkan Segala Koneksi.
45
Bab. 45. Sidang Pertama.
46
Bab. 46. Perlawanan yang Menegangkan.
47
Bab. 47. Hasil Dari Apa yang Ditanam.
48
Bab. 48. Memulai Langkah Baru.
49
Bab. 49. Aku Akan Menunggumu.
50
Bab. 50. Menjadi Bahan Pembicaraan.
51
Bab. 51. Tetap Menjadi Kewajiban.
52
Bab. 52. Aku Bukan Anak Kecil!
53
Bab. 53. Persaingan yang Tidak Sehat.
54
Bab. 54. Lempar Batu Sembunyi Tangan.
55
Bab. 55. Pertengkaran Dua Bersaudara.
56
Bab. 56. Hanya Seorang Budak.
57
Bab. 57. Masalah yang Datang Bertubi-tubi.
58
Bab. 58. Penyerahan Semua Bukti.
59
Bab. 59. Terlalu Berlebihan.
60
Bab. 60. Akhir Dari Suatu Hubungan.
61
Bab. 61. Putusan Akhir.
62
Bab. 62. Bisakah Kita Berteman?
63
Bab. 63. Kerinduan Yara.
64
Bab. 64. Kemampuan yang Terpendam.
65
Bab. 65. Membangkitkan Kenangan Lama.
66
Bab. 66. Berita Duka.
67
Bab. 67. Hasil Otopsi.
68
Bab. 68. Rencana Vano.
69
Bab. 69. Pertentangan.
70
Bab. 70. Murka Vano.
71
Bab. 71. Pengakuan.
72
Bab. 72. Perasaan yang Tidak Menentu.
73
Bab. 73. Rencana Terselubung.
74
Bab. 74. Bersikap Biasa Saja.
75
Bab. 75. Lagi-lagi Gosip.
76
Bab. 76. Keberhasilan yang Sempurna.
77
Promosi Novel Mengejar Cinta Semu.
78
Bab. 77. Kedatangan Keluarga.
79
Bab. 78. Ancaman Untuk Clara.
80
Bab. 79. Kejujuran dihadapan Keluarga.
81
Bab. 80. Luapan Emosi.
82
Bab. 81. Rapat Umum Pemegang Saham.
83
Bab. 82. Keaslian Bukti Kepemilikan.
84
Bab. 83. Perasaan Khawatir.
85
Bab. 84. Kesigapan River.
86
Bab. 85. Semua Sudah mengetahuinya.
87
Bab. 86. Berharap Semuanya Bahagia.
88
Bab. 87. Menjalankan Rencana.
89
Bab. 88. Menyadari Rencana Penyergapan.
90
Bab. 89. Kekacauan di Perusahaan.
91
Bab. 90. Menjadi Tawanan.
92
Bab. 91. Berhasil Melumpuhkan Indra.
93
Bab. 92. Jiwa yang Terguncang.
94
Bab. 93. Keadaan Kritis.
95
Bab. 94. Selalu Menganggap Buruk.
96
Bab. 95. Hasil Pemeriksaan.
97
Bab. 96. Sangat Jauh Berbeda.
98
Bab. 97. Kemarahan dan Rasa Sakit.
99
Bab. 98. Keterkejutan Clara.
100
Bab. 99. Pengakuan Rasa yang Terpendam.
101
Bab. 100. Jangan Menyalahkan Takdir.
102
Bab. 101. Reaksi Yara.
103
Bab.102. Lagi-lagi Om Pano.
104
Bab. 103. Keributan di Taman Bermain.
105
Bab. 104. Meminta Kembali.
106
Bab. 105. Tiga Hati yang Terluka.
107
Bab.106. Hari Keberangkatan.
108
Bab. 107. Balasan Perasaan.
109
Bab. 108. Restu Dari Seorang Kakak.
110
Bab. 109. Berpikir Sejenak.
111
Bab. 110. Tidak Ingin Merusak Kebahagiaan.
112
Bab. 111. Selangkah Menuju Gerbang Pernikahan.
113
Bab. 112. Segala Persiapan.
114
Bab. 113. Hari Pernikahan (Tamat).
115
Bab. 114. Bonus Chapter. (Sesuatu yang Tidak Pantas).
116
Promosi Novel Simbiosis Mutualisme (Tameng Cinta)
117
Bab. 115. Bonus Chapter (Luapan Cinta yang Membara).
118
Bab. 116. Bonus Chapter (Aku Bukan Ahlinya).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!