Akwal yang lagi di jalan kini tak sabar untuk segera sampai, karena rindu kampung halamannya kampung Lorong Badak, kini Akwal membayangkan bertemu Paman dan juga bibinya.
Sepanjang perjalanan Akwal kini membayangkan juga teman masa kecilnya gadis manis yang mungkin sudah dewasa dan cantik. Akwal dari kecil ialah anak yatim piatu, dia tinggal bersama paman dan bibinya, karena Akwal menuntut ilmu di luar kampungnya kini Akwal sudah lulus.
"Sudah 12 tahun, aku tidak pulang terasa kangen sekali." Gumam Akwal.
**
Kediaman rumah pak Danar.
Pak Rt dan kedua orang warga sedang berdiskusi apa yang terjadi kepada pak Danar dan istrinya Sulastri, yang baru kali ini melihat kejadian tersebut,
pak Rt yang mengira ngira itu kejadian karena sakit.
Karena mendadak kini pak Rt dan kedua orang warga ingin mencari Mantri Eman yang ada di sebrang Kampung Lorong Badak untuk memeriksa pak Danar.
"Kalian, apa bisa kalian memanggil Mantri Eman, yang ada di sebrang kampung Lorong Badak untuk di bawa kemari." Ucap pak Rt.
"Haduh pak Rt, gimana yah, kami berdua takut kalau ke sana berdua bagaimana kalau bersama sama saja." Jawab kedua warga.
"Siapa yang akan menunggu di sini kalau kita bersama mencari Mantri Eman." Jawab pak Rt.
"Benar juga ya, kalau begitu siapa yang menunggu di sini." Jawab kedua warga.
Tak selang lama warga yang berlari karena ketakutan kini datang lagi menghampiri rumah pak Danar.
"Permisi, apakah pak Rt dan yang lainnya masih ada di dalam." Tanya salah satu warga yang baru muncul.
"Siapa di luar." Jawab pak Rt.
"Ini Saya Sutaman pak Rt dan warga lainnya, apa di dalam baik-baik saja." Ucap Sutaman.
"Kebetulan sekali, kalian kesini lagi, cepat masuk ke dalam." Jawab pak Rt.
"Baik pak Rt kami akan masuk ke dalam." Ucap pak Sutaman.
Kini karena warga dan Sutaman sudah ada, mereka di suruh pak Rt untuk menunggu rumah pak Danar. Pak Rt dan kedua warga kini pergi untuk mencari Mantri Eman, di sebrang kampung Lorong Badak.
Warga dan Sutaman kini menunggu rumah pak Danar. Sutaman yang mendengar pak Danar meringis kesakitan, merasa ngeri saat melihat langsung masuk ke kamar pak Danar. Kondisi pak Danar yang mengerikan, perut membuncit, dan keluar darah dari mulut pak Danar, serta istrinya Sulastri yang tidak sadarkan diri tergeletak di lantai.
"Sutaman, apa yang terjadi di dalam kamar, aku takut melihatnya." Tanya warga.
"Kesini saja, aku juga sebenarnya takut, tetapi aku merasa kasian." Jawab Sutaman.
Tak selang lama di dalam rumah pak Danar terasa bau amis dan kemenyan yang begitu pekat. Semua warga yang di dalam kini keluar rumah karena ingin muntah lama kelamaan menghirup bau amis dan kemenyan.
Sutaman yang kini masih di dalam dan ingin keluar, betapa kaget nya pintu rumah pak Danar tertutup sendiri dan susah untuk di buka, warga yang melihat Sutaman berteriak minta tolong karena tak kuat mencium bau amis dan kemenyan di dalam, kini warga mendobrak pintu rumah, tetapi tetap tak terbuka.
"Hik hik hik hik hii." Mahluk Kuntilanak kini menampakan diri di hadapan warga yang sedang mendobrak pintu rumah pak Danar, sontak semua warga berlari ketakutan, Sutaman yang melihat Kuntilanak di depan kaca jendela rumah pak Danar, kini menggigil ketakutan dan ngompol di celana karena saking takutnya.
"Ku kuntilanak AAAah." Sutaman pun pingsang.
**
Pak Rt dan kedua warga kini sudah sampai di depan pintu rumah Mantri Eman.
"Permisi, permisi, apakah ada orang di dalam, permisi apa Mantri Eman masih bangun." Ucap pak Rt, sambil mengetuk pintu.
Di dalam rumah Mantri Eman, "Duh siapa di luar ada yang mengetuk pintu, ini kan sudah malam sudah jam 23:40, aku sudah ngantuk ingin tidur, tetapi mungkin ada yang perlu aku tolong." Gumam Mantri Eman.
Mantri Eman pun yang ingin hendak tidur kini ke depan untuk membuka pintu.
"Siapa yah di luar." Ucap Mantri Eman.
"Ini aku pak Rt dari kampung Lorong Badak Mantri Eman, maafkan malam-malam menganggu." Jawab pak Rt.
Mantri Eman pun membukakan pintu rumahnya dan mempersilahkan masuk akan tetapi pak Rt tidak ingin masuk, melainkan ingin cepat membawa Mantri Eman untuk ke rumah pak Danar.
"Tak usah masuk dulu, Mantri Eman cepat siap-siap saja, ini keadaan darurat pak Danar kesakitan, harus segera di periksa sama Mantri Eman ayo." Ucap pak Rt, dengan panik.
"Baiklah tunggu sebentar, aku ingin membawa peralatan." Jawab Mantri Eman.
**
Kediaman rumah pak Danar.
Suasana yang semakin larut, semakin mencekam karena Mahluk mahluk tak kasat mata kini mewujudkan diri menjadi terlihat, para Dedemit, Kuntilanak, Pocong kini melayang layang mengelilingi rumah pak Danar, terlihat jelas meski dilihat dari kejauhan, siapa saja yang melihat ke arah rumah pak Danar akan merasakan ketakutan dan merinding seluruh tubuhnya.
"Ayo pak Rt, kita menuju Kampung Lorong Badak untuk ke rumah pak Danar yang sakit, aku sudah siap sekarang, maafkan menunggu lama." Ucap Mantri Eman, yang sudah siap bergegas.
"Tak apa-apa ayo cepat." Jawab pak Rt.
Sepanjang perjalanan dari kampung sebrang ke Lorong Badak pak Rt, Mantri Eman dan kedua warga tidak merasakan hal aneh dan berjalan lancar tanpa hambatan. Akan tetapi setelah kelihatan rumah pak Danar kini perasaan mereka mulai aneh, badan yang menggigil kedinginan dan sekujur tubuh yang merinding.
"Apa kalian merasakan hal aneh dan tubuh kalian merinding." Ucap Mantri Eman.
"Tidak ko, Mantri Eman kita biasa-biasa saja, kan." Ucap pak Rt, sambil mengedipkan mata ke arah dua orang warga.
"Apa mungkin perasaan ku saja yah." Ucap Mantri Eman.
"Iya mungkin perasaan Mantri Eman kali." Jawab pak Rt, sambil mengedipkan mata ke arah kedua warga.
"Mengapa pak Rt berbohong pada Mantri Eman, padahal pak Rt dan kami juga sama merinding dan perasaan tak enak." Bisik salah satu warga ke pak Rt.
"Jangan bilang begitu, kalau kalian bilang begitu kemungkinan Mantri Eman akan ketakutan dan lari." Bisik pak Rt.
"Ada apa dengan kalian, mengapa seperti berbisik bisik." Ucap Mantri Eman, sambil berjalan terus mendekat ke rumah pak Danar.
"Oh tidak apa-apa ko, kami tidak berbisik apa-apa mari kita percepat langkahnya, rumah pak Danar sudah dekat." Ucap pak Rt.
Akhirnya Mantri Eman, pak Rt dan kedua warga kini sampai di depan rumah pak Danar, tetapi alangkah kagetnya karena melihat Sutaman yang tergeletak pingsan dan bau pesing dan warga yang lain tidak ada.
"Ada apa ini, mengapa di rumah pak Danar ada Sutaman yang tergeletak pingsan." Ucap Mantri Eman.
"Mungkin pak Sutaman kelelahan atau kaget, makanya pingsan karena aku suruh pak Sutaman untuk menemani pak Danar." Jawab pak Rt.
"Lalu di mana pak Danar." Ucap Mantri Eman.
Pak Rt yang ingin menjawab pertanyaan Mantri Eman, kini dikagetkan dengan teriakan di dalam kamar pak Danar.
"HADUH AMPUN AMPUN. SAKIT Sakit, Sakit AMPUN SAKIT...,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
N Al Ray
sebaiknya kurangi kata2 kini dan pemborosan klimat thor,,sebnarnya enak ceritanya cuma kurang bagus tulisannya
2021-05-03
1
Echo Kartikawati
Thor, sy baca smp disini menemukan :
kalimat tdk efisien,
penggunaan BI yg tdk baku,
misal penulisan iah, tulis aj *Iya* jd pembaca tdk bingung
penulisan ko, tulis aj *kok*
penulisan Bah, jika yg dimaksud adl mbah, salah satu panggilan unt dukun, tulis aj MBAH,
ketika Akwal baca doa pengusir setan, bs tulis ayat kursi dgn lafalnya
penulisan pak Rt, bukannya hrsnya pak RT
semangat thorr ini saran membangun 🙏🙏
2021-04-18
0
Tampa Sandi
okeh mantap lah cerita nya😁
2021-04-05
0