Dua ratus tahun kemudian, tampak terdengar sayup-sayup gemericik air yang turun dari ketinggian tebing.
Udara yang sekarang ini lebih terdengar hening dibandingkan dengan dua ratus tahun yang lalu. Dua sejoli kupu-kupu melintas di depan seorang pedagang obat yang berjalan di jalan hamparan luas rumput panjang yang menyebar dimana-mana sedangkan jauh di depannya, terdapat hutan yang lebat dipenuhi dengan pepohonan rimbun dan besar.
Laki-laki berambut putih yang memakai pakaian putih panjang dengan membawa tas anyaman bambu yang berisikan banyak dari tanaman obat. Seperti yang orang-orang zaman dulu katakan, "Seharusnya terdapat perubahan bagi orang yang sudah berkelana selama ratusan tahun."
Si rubah putih yang berkelana untuk mencari dewanya, Xiang Hu berpura-pura untuk menjadi seorang penjual tanaman obat dan sudah seharian ini, langkah kakinya terus melangkah demi langkah mencari sebuah cahaya kecil yang akan muncul di depannya.
Tapi ketenangan ini tidak berlangsung lama. Dua sejoli kupu-kupu emas yang melintas, seketika menjadi merah dan berayun pelan kebawah karena salah satu pedang yang dilemparkan.
Xiang Hu melihat di sekitarnya terdapat banyak dari orang-orang yang berasal dari sebuah kekaisaran tertinggi di negara ini yang membawa pedang mereka dan telah mencurigai Xiang Hu telah melakukan sesuatu.
Panglima mereka berkata, "Siapa kau! Beraninya menginjakkan kakimu di atas tanah tuan kami?!"
Lalu, disusul dengan seseorang yang berada di barisan depan yang berteriak, "Seseorang penyusup! Panglima! Jangan percaya dengan apa yang dia katakan sekarang ini! Bunuh saja orang ini dan buang mayatnya!"
Xiang Hu masih memperhatikan apa yang berada di sekelilingnya. Mereka semua adalah para prajurit ditingkat level tertinggi dan tidak mudah untuk dikalahkan. Tapi berbeda untuk Xiang Hu, dia mungkin akan dengan mudahnya bisa mengalahkan semua pasukan ini dengan menggunakan kesembilan ekornya yang akan membunuh mereka dalam genggamannya dan kemungkinan ini akan berkebalikan dengan apa yang mereka inginkan.
Salah satu pasukan yang berada di barisan depan berteriak, "Bunuh orang ini sekarang juga!"
Lantas, terdapat banyak orang yang saat ini mengejar Xiang Hu dengan pedang mereka dan berencana untuk membunuhnya sekarang ini. Terkecuali panglima mereka yang masih diam saja di tempat memperhatikan gerak-gerik apa yang akan dilakukan oleh Xiang Hu selanjutnya. Panglima itu sangat mengetahui jika Xiang Hu bukanlah manusia biasa dan kemungkinan dia bukan benar-benar seorang manusia.
Xiang Hu mengeluarkan seluruh ekornya dan menepis seluruh pedang mereka yang diayunkan ke arahnya. Sembilan ekor besar Xiang Hu? Mampu meruntuhkan sebuah tebing besar dengan mudahnya dan jika itu diayunkan, maka akan membuat angin yang besar dan akan merusak baluarti istana yang megah sekalipun.
Sekumpulan orang-orang itu tewas dengan berlumur darah, begitu mengenaskan hingga jauh dari pedang mereka. Panglima perang yang masih diam di tempat dan sudah menganalisa dengan baik jika dia benar-benar adalah seorang siluman, mencengkram pedangnya dan dengan wajah tenangnya, membuat Xiang Hu merasa terkejut jika panglima perang ini sama sekali tidak takut dengannya.
Xiang Hu yang masih menggerakkan banyak ekor dibelakangnya, berwarna putih menyala bersinar menyorot matahari, yang sudah mengungkapkan kebenaran dirinya saat ini, memunculkan banyak api biru yang melayang disekitarnya yang menjadi kekuatan spesial miliknya untuk sekarang ini.
Panglima tersebut berkata, "Kau cukup lama hidup, untuk seorang siluman. Berapa usiamu sekarang ini?"
Xiang Hu menjawab, "Memangnya ada apa dengan usiaku yang sekarang ini? Kenapa begitu penasaran?"
Panglima tersebut menjawab, "Seekor siluman sekalipun, tidak bisa hidup lebih lama dibandingkan usia manusia pada umumnya!"
Xiang Hu berpikir sebelum menjawab, "Jadi, kau menginginkan diriku untuk mati? Begitukah?"
Panglima tersebut mengeluarkan pedangnya yang bersinar diantara banyak genangan darah yang ada di bawahnya. Panglima berkata dengan dingin, "Bersiaplah untuk mati!"
Panglima tersebut bergerak dan mengayunkan pedangnya kembali ke arah Xiang Hu dengan sekuat tenaga, seperti ayunan pedang Dewa yang menghempaskan banyak dari benda-benda yang berada di sekitarnya termasuk pedang dan anak panah yang berceceran bersamaan dengan mayat-mayat dibawahnya.
Xiang Hu menepis seluruh anak panah serta pedang yang mengarah ke arahnya menggunakan kesembilan ekornya yang bergerak sesuai perintahnya. Yang membuat Xiang Hu lengah adalah, Xiang Hu sama sekali tidak melihat diantara banyak dari anak panah serta pedang yang mengarah ke arahnya, terdapat jimat bom kertas yang mudah meledak. Ledakan itu akhirnya terjadi, disaat Xiang Hu melindungi dirinya mengunakan kesembilan ekornya.
Akibatnya, Xiang Hu menjadi terhempas jauh dari tempatnya karena angin yang muncul dari ledakan tersebut dan membuatnya tersungkur, jatuh dan punggungnya menabrak sebuah pohon besar yang berada di belakangnya.
Xiang Hu hampir merasakan jika ia mampu mengeluarkan seteguk darah yang mengangkut di tenggorokannya dan ia sama sekali tidak menyadari jika seteguk darah tersebut sudah keluar saat dia melayang karena terhempas angin dari jimat bom tersebut.
Panglima tersebut berjalan mendekat dengan mengarahkan pedangnya turun di atas dada Xiang Hu yang sedang bersandar pada pohon besar yang telah menjadi sasaran untuknya. Panglima tersebut berkata, "Siluman rubah seperti mu, layak untuk mati dengan cepat!"
Bersamaan dengan hal itu, disaat panglima tersebut mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, seperti sebuah ekor yang bergerak melesat menusuk jantung panglima tersebut dan langsung menyemburkan banyak darah dari dalam tubuh panglima tersebut hingga membuatnya tewas di hadapan Xiang Hu yang sudah jelas sedang terpojok hanya karena melawan beberapa pasukan dilevel yang elite.
Jauh di depannya, apa yang dia lihat sekarang ini adalah seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut hitam pekat yang panjang dengan pakaian hitam menjuntai ke bawah bercampur dengan warna biru tua. Dialah si ular Guzhu She.
Guzhu She berkata, "Kau terlalu lemah untuk seorang siluman yang menginginkan Dewa!"
Xiang Hu mengelak dan berkata, "Siapa yang kau panggil lemah?"
...***...
Sementara ini, tawa seorang putra mahkota terdengar hingga ke seluruh istana dan membuat semua orang senang mendengarnya.
Memangnya apa yang dipikirkan oleh putra mahkota sekarang ini? "Dia tampak terlihat lebih senang dibandingkan dengan sebelumnya."
Seorang pelayan wanita yang cantik dengan berbalut kain sutra indah yang begitu bercahaya mendatangi sang raja untuk mengatakan jika, "Yang Mulia, Putra Mahkota sepertinya sedang berlatih untuk perayaan Dewa malam ini. Apakah Yang Mulia tidak ingin melihatnya?"
Sang Raja menaruh gelas keramiknya di atas meja perak yang berada di depannya, dan kemudian tersenyum ramah berkata pada pelayan tersebut, "Jadi, dia sedang berlatih untuk perayaan Dewa nanti, ya?"
Pelayan tersebut menjawab, "Ya, Yang Mulia. Putra Mahkota sekarang ini, tampak lebih bahagia dibandingkan dengan sebelumnya. Mungkin karena anda memberikannya teman untuk berlatih pedangnya."
Sang Raja langsung menjawab, "Bukan! Bukan karena saya memberikannya seorang teman. Kebahagiaan itu terjadi karena saya yang memberikan nama yang indah dan memiliki arti yang indah juga, itu sebabnya saya memberikan nama surga 'Xiao Guang Yu' Cahaya kecil bersinar!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
senja
*baluarti istana itu apa Ka?
2020-10-12
1
🎯Pak Guru📝📶
lanjut
2020-05-30
2