Pertemuan

Liu Bei memandang mereka dengan dalam, “Aku sangat yakin! Kalau kita tidak bertindak secepatnya, nyawa Fang Lie akan dalam bahaya! Aku tidak ingin mengorbankan Fang Lie dalam masalah ini. Biarlah aku yang berkorban untuknya,” ujarnya, sontak membuat mata mereka terbuka dengan lebar.

Mereka sangat tidak menyangka, kalau ternyata Liu Bei sangat peduli dengan sosok Fang Lie, melebihi mereka memedulikannya.

Setelah mendengarnya, mereka merasa sangat terpacu, sehingga membuat semangat mereka pun naik seketika.

“Ya, kau benar! Kita harus melakukannya untuk Fang Lie!” ujar Zhou Yu, berusaha untuk mendukung apa yang Liu Bei katakan.

“Ya, aku setuju!” Mong Ryong ikut bergabung bersama mereka.

Xiao Qi memandang mereka dengan tatapan yang dalam, sehingga tak sadar air mata pun mengalir dengan cukup deras dari pelupuknya.

“Terima kasih, semuanya!” gumam Xiao Qi, yang merasakan ketulusan dari niat mereka.

Semua orang berpelukan, menyatukan dan menumpahkan perasaan mereka yang sedang mengalami dilema.

Beberapa saat menumpahkan perasaan mereka melalui pelukan, mereka pun melepaskannya kembali dan saling memandang satu sama lain.

“Lantas, bagaimana cara kita menuju ke masa lalu untuk bertemu dengan Fang Lie?” tanya Xiao Qi, yang masih kebingungan dengan apa yang harus mereka lakukan.

Liu Bei sedikit berpikir, kemudian memandang ke arah Xiao Qi dengan dalam.

“Kau kan memiliki teleportasi, pindahkan saja kami kea lam Fang Lie berada!” ujar Liu Bei, membuat Xiao Qi mendelik mendengarnya.

“Apa maksudmu? Kau meledekku? Aku hanya bisa berpindah tempat ke sekitar wilayah cangkupanku saja! Aku tidak bisa berpindah dimensi seperti itu!” bentak Xiao Qi yang merasa kesal mendengarnya.

“Tenang saja, Zhou Yu punya kekuatan untuk memutar waktu!” sanggah Liu Bei, yang mendapatkan tanggapan sinis lagi dari Zhou Yu.

“Apa maksudmu? Aku hanya bisa memutar waktu, bukan melakukan perjalanan waktu!” sanggahnya, membuat semua orang kebingungan jadinya.

Mong Ryong diam-diam berpikir, karena sepertinya ia mengetahui orang yang bisa membantu mereka untuk melakukan hal yang tidak masuk akal itu.

“Aku tahu!” ujar Mong Ryong, yang tiba-tiba saja membuyarkan konsentrasi mereka.

Semua pandangan tertuju padanya, sontak membuat ia merasa sangat gugup.

“Cepat katakan!” ujar Zhou Yu, yang memang selalu meragukan apa yang Mong Ryong katakan.

“Emm ... kita minta professor rambut putih untuk mengirim kita menggunakan mesin waktu!” ujarnya, sontak membuat semua orang mendelik kaget mendengarnya.

Mereka sangat tidak terpikirkan dengan hal itu, karena mereka terlalu berfokus pada permasalahan tentang Fang Lie. Mereka sangat senang, karena mendengar ucapan Mong Ryong kali ini, yang tidak hanya sekadar omong kosong saja.

“Bagus! Kita harus secepatnya ke sana sekarang!” ujar Xiao Qi yang merasa sangat bersemangat.

Xiao Qi mengeluarkan cahaya dari tubuhnya, membuat mereka menghilang seketika bersama-sama. Tanpa pikir panjang, Xiao Qi membawa mereka untuk berpindah ke tempat professor berambut putih itu.

***

Sementara itu di sana, Fang Lie, Fang Leng dan juga Chae Rin, masih dalam kondisi yang tidak menentu. Mereka masih bingung dengan apa yang harus mereka lakukan setelahnya.

Fang Lie harus menuju ke pohon kehidupan itu, untuk mencari seorang pertapa yang ada di sana. Ia harus meminta sebuah ramuan, agar ia bisa kembali lagi ke raganya.

Jika ia tidak meminum ramuan itu, maka ia tidak akan bisa kembali lagi ke raganya.

Namun di sisi lain, Fang Leng masih bingung harus berbuat seperti apa. Ia merasa tidak bisa melakukan perjalanan petualangan ini, karena ia tidak ingin merasa dipusingkan oleh hal-hal yang mungkin akan terjadi nantinya.

Fang Leng masih merasa berat, tetapi ia juga ingin sekali secepatnya kembali ke dalam raganya untuk kembali beraktivitas seperti biasa, dan menemui kekasihnya, Song Hae.

Tak beda jauh dengan mereka, Chae Rin juga ingin sekali kembali ke dalam raganya, karena ia merasa sudah harus kembali untuk merawat bayi yang ada di dalam perutnya itu. Ia sangat percaya dengan Fang Lie, yang sudah mengatakan hal yang tidak ia ketahui sebelumnya.

Kini, mereka hanya bisa memandang ke arah hutan tempat mereka bertemu dengan Fang Lie, sembari menikmati pemandangan bintang yang sangat menakjubkan.

‘Bintangnya sangat indah!’ batin Fang Leng, yang merasa sangat menyukai melihat bintang.

Ketika sedang asyik melihat bintang yang bertaburan di langit, sebuah benda mirip meteor pun meluncur dan melesat dengan kecepatan yang tidak biasanya, dan menuju ke arah mereka berada. Hal itu sontak membuat mereka mendelik kaget, dan takut dengan benda langit yang sedikit lagi mencapai keberadaan mereka.

“Apa itu?!” teriak Fang Leng, meteor itu sebentar lagi bergerak ke arahnya.

“Tidak penting!” teriak Fang Lie, yang langsung memegang tangan mereka, lalu berpindah tempat beberapa meter dari tempat mereka berada.

DUAR!!

Terjadi ledakan yang sangat dahsyat, dan hampir mengenai diri mereka. Fang Lie secara tepat waktu, memindahkan mereka dari tempat mereka berada sebelumnya.

Setelah sadar, Fang Leng melihat dirinya yang sudah berpindah tempat dari tempat sebelumnya, ke tempat mereka sekarang berada. Mereka berada tak jauh dari tempat meteor itu jatuh.

“Kalian tidak apa-apa?” tanya Fang Lie, yang merasa sangat khawatir dengan mereka.

Fang Lie melupakan satu hal, walaupun mereka terkena meteor itu, tetapi itu mungkin tidak akan membuat mereka mati. Apa yang mereka sentuh selalu tembus pandang, sehingga seharusnya Fang Lie tidak perlu takut mengenai hal itu.

Fang Leng dan Chae Rin masih belum menyadari hal itu, karena mereka lebih berfokus kepada benda langit yang jatuh di hadapan mereka.

“Apa itu?” tanya Fang Leng, yang berusaha untuk mendekat ke arah meteor itu.

Di sana, terlihat sebuah telur yang sama persis, dengan yang ia lihat saat bertemu dengan Fang Lie beberapa hari lalu.

Mata Fang Leng mendelik, karena ternyata ia melihat telur raksasa yang sama persis dengan yang Fang Lie miliki. Bedanya, telur raksasa ini lebih besar 4x lipat dengan yang Fang Lie miliki.

“Ini telur yang waktu itu aku temui!” gumam Fang Leng, yang merasa kebingungan dengan telur yang ada di hadapannya saat ini.

Fang Lie juga merasa tak asing, karena ia juga berasal dari dalam telur itu, ketika dikutuk oleh Sang Maestro sehingga bisa sampai ke tempat ini.

“Tidak mungkin! Apa mereka?” gumam Fang Lie, yang merasa firasatnya mengatakan bahwa itu adalah teman-temannya dari zaman ia hidup di abad ke-22.

Fang Lie berlarian ke arah telur itu, dengan tatapan yang tidak percaya. Ia tidak percaya, jika yang ia lihat adalah teman-temannya dari zaman ia hidup.

“Apa kalian dikutuk, sama sepertiku?” gumam Fang Lie, yang merasa tidak bisa menerimanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!