Sejenak Fang Leng pun memperhatikan keadaan telur itu, karena ia merasa penasaran dengan telur raksasa yang ia lihat. Sekilas tidak ada yang ia curigai dengan telur itu. Hanya saja, ukurannya yang sangat besar dari telur normal biasanya, membuatnya merasa sangat penasaran dengan isi dari telur raksasa ini.
“Kira-kira, apa ya isi dari telur ini?” gumam Fang Leng, yang kecurigaannya menggebu karenanya.
SRK!
Terdengar suara aneh dari arah belakang Fang Leng, sontak membuat Fang Leng mendelik kaget ketika mendengarnya. Jantung Fang Leng berdetak dengan kencang, sehingga dengan spontan ia membalikkan tubuhnya ke arah belakangnya.
Terlihat samar-samar di hadapannya saat ini, seorang gadis yang sedang memperhatikan ke arahnya. Gadis itu hanya diam sembari memandangnya, sehingga membuat Fang Leng agak sedikit takut karenanya.
“Siapa kamu?!” pekik Fang Leng, yang berusaha menahan rasa takutnya di hadapan gadis itu.
Fang Leng tak habis pikir, di malam yang gelap gulita ini, dan juga tempat yang sangat terjal untuk dilewati orang lain, kenapa harus ada seseorang di sini?
“Bagaimana bisa kamu ke sini? Ini kan hutan belantara di pegunungan yang sangat gelap dan terjal?!” teriak Fang Leng lagi, tetapi gadis berbaju putih itu tidak menjawab pertanyaannya dan malah semakin memandangnya dengan tajam.
Fang Leng tertegun, karena ia merasa sangat takut dengan keadaannya saat ini. Ia merasa gadis yang ia lihat ini, bukanlah dari sebangsa manusia.
‘Aku hampir lupa! Aku sedang di alam yang berbeda. Apakah mungkin dia juga mengalami hal yang sama denganku?’ batin Fang Leng, yang masih bisa berpikir jernih saat ini.
SRK!
Fang Leng mendengar suara aneh lagi di belakangnya. Kali ini, suara itu terdengar dari arah telur raksasa yang ada di belakangnya. Fang Leng membelakangi gadis itu, karena ia terkejut mendengar suara retak dari telur itu.
Pandangannya tertuju pada telur raksasa yang retak itu. Ia masih penasaran dengan isinya, sehingga ia tidak memedulikan gadis yang ia lihat tadi.
Perlahan garis halus pada cangkang telur itu seketika membesar, sampai akhirnya membuatnya retak dan membelahnya menjadi dua bagian. Tubuh kekar itu muncul dari dalam telur, sehingga membuat Fang Leng menjadi sangat terkejut melihatnya.
“Hah?!” pekik Fang Leng yang terkejut, sembari mundur beberapa meter dari tempatnya berada.
Tak sadar karena rasa paniknya, Fang Leng sampai mundur menjadi bersebelahan dengan gadis yang ia lihat itu. Gadis dengan wajah yang pucat pasi, hanya bisa menoleh ke arah Fang Leng yang pandangannya masih berfokus ke arah telur raksasa itu.
Lelaki kekar yang muncul dari balik telur pun, melangkah keluar dari sana. Baru dua langkah ia memindahkan kaki, tetapi ia sudah terjatuh dan tidak bisa menyanggah tubuhnya sendiri.
Lelaki kekar bernama Fang Lie itu, merasa sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk sekadar menyanggah tubuhnya. Ia merasa beban itu sangat berat, sehingga membuatnya tersungkur ke atas tanah hutan.
Fang Leng mendelik kaget, karena ia merasa sangat kasihan dengan orang yang ia lihat di hadapannya itu.
“Hei!” pekiknya, yang langsung berlarian ke arah Fang Lie.
Fang Leng membantu untuk menyanggah tubuh Fang Lie, dan berusaha untuk membuatnya tenang lebih dulu.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Fang Leng, Fang Lie hanya berfokus pada tubuhnya yang terasa sangat lemas.
“Lapar ....”
Fang Lie mengerang, saking lemasnya ia karena perutnya yang tak terisi makanan sejak beberapa hari ini. Ia tidak bisa merasakan tubuhnya dengan benar, karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.
“K-kau lapar?” tanya Fang Leng yang saat ini merasa kebingungan karenanya.
Fang Lie mengangguk kecil, sehingga membuat Fang Leng merasa kebingungan saat ini.
Karena ia terpisah dengan raganya, Fang Leng sama sekali tidak merasakan lapar. Raganya sudah menerima asupan makanan dan minuman dari selang infus yang terpasang, sehingga Fang Leng merasa selalu kenyang saat ini.
Lalu, bagaimana dengan Fang Lie?
Fang Leng memandangnya dengan bingung, “Dilihat dari pakaianmu, kamu sepertinya bukan manusia bumi,” bidiknya, “apa kau adalah alien?” tanyanya, membuat Fang Lie terkejut mendengarnya.
“Aku adalah manusia. Aku datang dari abad ke-22.”
Jawaban Fang Lie mampu menggetarkan hati Fang Leng, sehingga membuat Fang Leng merasa sangat takut saat ini.
Fang Leng merasa bertambah takut, karena ia baru menyadari dirinya yang sudah terpisah dari jiwanya, tetapi masih bisa menyanggah tubuh Fang Lie dengan tangannya. Padahal, sebelumnya bahkan ia tidak bisa menyentuh kedua orang tuanya, dan juga ia bisa menembus tembok dengan mudahnya.
Fang Leng memandang kedua telapak tangannya dengan bingung, karena ia bisa memegang tubuh dari Fang Lie.
“Kenapa aku bisa memegang tubuhmu?” tanya Fang Leng, yang merasa kebingungan dengan keadaan yang ada.
Mendengar pertanyaan Fang Leng, Fang Lie pun juga bingung menjawabnya.
“Bukankah kau manusia? Kenapa kau heran? Kau manusia, aku manusia. Apa yang kau pikirkan?” tanya Fang Lie, membuat Fang Leng semakin bingung karenanya.
“Aku memang manusia, tapi aku sedang mengalami masa kritisku. Jiwaku terpisah dengan ragaku saat ini. Aku sebelumnya bahkan tidak bisa menyentuh kedua orang tuaku. Kenapa kali ini aku bisa menyentuhmu?” ujar Fang Leng menjelaskan, sontak membuat Fang Lie mendelik kaget mendengarnya.
Fang Lie melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan. Di sana, banyak sekali informasi dan juga pesan dari rivalnya. Salah satu pesan yang tertulis mengatakan, bahwa Fang Lie saat ini sedang menerima hukuman untuk menjadi tidak terlihat di hadapan orang lain. Dengan kata lain, Fang Lie juga berpisah dengan raganya itu.
Fang Lie juga terkejut, karena ia juga melihat pesan singkat yang mengatakan untuk menukar raganya dengan tongkat yang ia miliki itu. Hal itu membuatnya sangat kesal, karena ia tidak bisa kembali lagi ke tempat ia berasal selama beberapa waktu.
“Sial!” pekik Fang Lie, yang merasa tidak bisa menerima apa yang Maestro itu lakukan padanya.
Hanya Maestro itu yang bisa membuatnya seperti ini, karena ia memegang sebuah benda yang bisa membuatnya bisa melakukan apa pun yang ingin ia lakukan. Mungkin juga Maestro itu sengaja melakukan ini, untuk memastikan kekuatannya yang masih berfungsi atau tidak sama sekali.
Sekali lagi, itu hanya dugaan Fang Lie saja.
Fang Leng mendelik kaget mendengarnya, “Apa yang terjadi?” tanyanya bingung.
Fang Lie memandangnya dengan tajam, “Aku sama sepertimu. Tubuhku sedang disandera, dan jiwaku tidak bisa kembali ke masa depan untuk beberapa waktu ini. Seseorang sudah membuat semuanya menjadi kacau!” jawabnya dengan kesal, karena masih dilema memikirkan tentang tubuhnya dan juga benda pusaka yang saat ini sedang ia jaga.
Mendengar penjelasan Fang Lie, Fang Leng pun tercengang karena ia ternyata bisa melihat makhluk lainnya yang juga sama nasibnya seperti dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments