Meteor

Fang Leng merasa tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia melihat dirinya sendiri, yang saat ini sedang terbujur di atas ranjang rawat rumah sakit.

Anehnya, ia melihat orang itu yang sudah terbungkus rapi dengan perban, persis seperti mumi. Ia merasa sangat ragu, kalau itu adalah raganya.

“Dia bukan aku!” gumam Fang Leng, yang lalu memandang dalam ke arah kedua orang tuanya yang sedang menangisi dirinya.

“Aku di sini, Ibu, Ayah! Jangan tangisi orang lain yang menjadi diriku! Mereka mungkin salah paham, dan mengira itu aku!” teriak Fang Leng, yang berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya.

Karena tidak mendapatkan respon dari keduanya, ia pun kesal dan segera meraih tangan ibunya.

Matanya seketika mendelik, ketika ia mengetahui kalau dirinya yang tidak bisa menyentuh fisik dari orang tuanya. Hal itu membuatnya semakin tidak percaya dengan keadaannya saat ini. Tubuhnya bergetar, tangan dan kakinya lemas, sampai ia tidak memiliki tenaga lagi untuk menyanggah tubuhnya.

“Ya ampun! Ternyata ... aku terpisah dari ragaku?!” gumam Fang Leng, yang benar-benar baru mempercayai hal yang menimpa dirinya itu.

Sempat tak mempercayainya, Fang Leng kini hanya bisa menangis melihat keadaan yang menimpa dirinya. Tangannya mengeluarkan cahaya, yang hanya dirinya sendiri yang bisa melihatnya.

“Kenapa harus seperti ini?” gumam Fang Lie, yang merasa sangat bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

Hal ini merupakan kejadian yang sangat langka, yang baru pertama kali ia rasakan.

Karena merasa sudah putus asa, Fang Leng pun pergi meninggalkan raga dan juga kedua orang tuanya di sana. Ia melangkah dengan gontai, tak tahu harus pergi ke arah mana. Ia hanya mengikuti ke mana kakinya melangkah. Bahkan, ia sampai menembus dinding, saking tidak bergairahnya dirinya.

Setelah menembus dinding, ia malah bisa berjalan terapung di udara, dan keluar dari gedung rumah sakit lantai 10 itu. Fang Leng masih belum sadar, kalau saat ini ia sedang berjalan di udara.

Beberapa langkah setelah menembus dinding, Fang Leng pun mendelik karena ia sudah menyadari dirinya yang melayang di udara sembari melangkah ke arah depan. Jantungnya berdebar dengan kencang, ia merasa dirinya sangat takut saat ini.

“Apa-apaan ini?!” pekik Fang Leng, yang berusaha untuk kembali ke arah tempat ia sebelumnya berjalan.

Di hadapannya kini hanya ada sebuah tembok gedung rumah sakit, sehingga membuatnya merasa ling-lung. Ia juga tidak bisa mengelak dari tembok itu karena ia berlari dengan sangat kencang, sehingga membuatnya semakin takut saja karenanya.

“Wow tembok!!” teriaknya, yang berusaha untuk menghindari tabrakannya itu, tetapi karena terlalu cepat ia berlari, ia jadi tidak bisa menghindari dinding tersebut.

“Ah!!” teriaknya, yang terhenti seketika saat ia menyadari kalau tidak terjadi apa pun dengan dirinya saat ini.

Fang Leng membuka matanya perlahan, saking bingungnya dengan keadaan yang ia alami itu. Kondisi tangan dan tubuhnya baik-baik saja, bahkan tidak ada luka sedikit pun pada tubuhnya. Namun, ia berhasil untuk masuk kembali ke dalam ruangan rumah sakit.

“Aku tembus pandang? Aku bisa menembus dinding dan berjalan di udara?!” pekik Fang Leng, yang merasa sangat aneh dengan dirinya saat ini.

Fang Leng jadi merasa, mungkin seperti ini orang yang sedang mengalami koma di rumah sakit. Ia jadi mengerti, adegan yang sering ia lihat di televisi tentang orang yang sedang mengalami koma, ternyata hampir sama dengan yang diceritakan di televisi. Fang Leng seakan memiliki kekuatan super saat ini.

“Ya ampun! Jadi seperti ini rasanya mengalami koma? Aku bisa bebas melakukan apa pun di luar nalar dan pikiran?” gumam Fang Leng, yang merasa sangat aneh dengan keadaan dirinya saat ini.

Senyumnya sedikit menyungging, “Lalu aku tidak perlu lagi mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guruku! Aku bisa dengan mudahnya melakukan apa pun di dunia yang baru ini!” teriak Fang Leng, yang merasa sangat senang dengan keadaannya saat ini.

Yang ia pikirkan justru adalah hal-hal seperti beban yang ia tanggung, bukan malah memikirkan perasaan orang-orang yang menyayanginya.

Fokusnya teralihkan, ketika ia mendengar suara gemuruh seperti kembang api yang diledakkan ke langit. Fang Leng yang sedang berada di dalam gedung rumah sakit, seketika berlarian ke arah luar dengan cara menembus dinding kembali.

Matanya tertuju pada sebuah benda langit yang mirip seperti meteor, yang saat ini sedang bergerak jatuh ke suatu tempat yang ada di bagian utara dari tempat ia berada. Ia merasa sangat penasaran, dan kebingungan dengan benda yang terbang itu.

“Itu benda apa? Kenapa seperti meteor?” gumam Fang Leng, yang merasa sangat penasaran dengan apa yang ia lihat itu.

Karena merasa sangat penasaran, Fang Leng pun berlarian di udara untuk pergi ke tempat yang meteor itu tuju. Kecepatan lari Fang Leng pada kondisi seperti ini, sama dengan 10x lipat lebih cepat dari kecepatan larinya pada saat ia masih berada di dalam raganya.

Mungkin karena jiwanya tidak memiliki berat, sehingga ia bisa dengan mudahnya melakukan itu semua yang mungkin di luar nalar dari yang kita pikirkan.

Beberapa saat berlalu, Fang Leng berhasil sampai di tempat yang meteor itu tuju. Suara ledakan yang keras, membuat Fang Leng sampai terkejut dan hampir kehilangan keseimbangannya.

Fang Leng memandang ke arah meteor yang jatuh itu, dengan cara saksama. Karena kabut tebal yang menutupi pandangannya, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas keadaan yang ada di hadapannya saat ini.

“Kabut asapnya tebal sekali! Aku tidak bisa melihat dengan jelas!” gumam Fang Leng, yang masih berusaha untuk menghindari paparan kabut asap yang tebal itu, supaya tidak langsung mengenai matanya.

Perlahan asap itu menghilang, sehingga Fang Leng bisa mengatur pandangannya ke arah meteor yang jatuh itu. Pandangannya terus ia fokuskan pada meteor itu, dan ternyata ia melihat sebuah telur raksasa yang ada di hadapannya.

Telur raksasa itu sontak membuat Fang Leng terkejut, sehingga ia tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa mendelik, sambil berusaha mencerna keadaan yang baru saja terjadi di hadapannya.

Fang Leng menggelengkan kecil kepalanya, “Aku tahu kalau saat ini aku sedang berada di alam yang bukan semestinya. Tapi, apakah harus aku melihat meteor jatuh seperti ini? Apa nantinya akan muncul berita di televisi tentang meteor dan juga telur raksasa ini?” gumamnya yang merasa tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Kejadian aneh yang baru-baru ini ia rasakan, membuat Fang Leng tidak tahu batasan antara dunianya saat ini dan juga dunia para manusia. Tabir itu seakan tembus pandang, dan terlihat tipis di pandangan Fang Leng.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!