Tiara dan abi terlihat berjalan mondar mandir di depan ruang tempat danea di tangani.. Tiara yang melihat langsung kondisi danea benar benar merasa khawatir..
"Apa yang sudah kau lakukan pada danea??.. Kenapa dia tiba tiba begini?? ".. Tegas abi sambil menatap tajam pada tiara..
" Gue nggak ngapa ngapain dia..Tadi tu danea tiba tiba mimisan dan pingsan ".. Tiara tak kalah tegas saat membalas ucapan abi..
Abi benar benar tidak percaya pada tiara.. Abi merasa kalau tiara lah penyebab danea seperti itu.. " Ini lah kenapa aku tidak ingin danea pergi bersama wanita seperti mu.. Kau itu cuma bisa membawa masalah saja ".. Ucap abi yang masih saja menyalahkan tiara atas apa yang terjadi..
" Lo nggak usah cari perkara de njing.. Gue paling nggak disuka di tuduh tuduh kayak gitu.. Kalau lo nggak percaya lo tanya aja sendiri sama danea ".. Ingin rasa nya tiara menghajar wajah jelek di depan nya..
" Tuan, nona tolong jangan buat keributan di sini.. Ini tempat umum dan ada banyak orang di sini".. Ucap felix menengahi perdebatan antara tiara dan abi..
Abi dan tiara sadar kalau sekarang mereka sedang berada di tempat umum dan ada banyak orang di sana.. Abi dan tiara menghentikan perdebatan nya sejenak..Abi dan tiara sadar kalau sekarang mereka sedang berada di tempat umum dan ada banyak orang di sana.. Abi dan tiara menghentikan perdebatan nya..
Tiara memutuskan untuk duduk di samping felix karena tiara tidak ingin berdekatan dengan abi.. "Udah jelek, pelit.. Tukang tuduh orang pula.. Lengkap banget idup nya".. Guman tiara pelan.. Tiara tidak tau kalau telinga felix sangat tajam.. Apalagi saat mendengar perkataan seperti itu.. Namun felix hanya diam saja.. Tanpa ingin ikut campur urusan tuan dan nona nya itu...
*
*
*
Seorang dokter para baya wanita keluar dari ruangan tempat danea di rawat..Tatapan dokter itu sangat sulit untuk di artikan..
"Tuan Abi, bisa kita bicara??? ".. Guman dokter itu dengan nametag Indah..
Dokter indah mengajak abi ke ruangan nya..
Dan kini tinggal lah felix berdua bersama tiara.. Tiara masih tetap berdiri di depan ruangan danea, berharap ia di perbolehkan masuk untuk bertemu dengan danea.. Tapi sayang nya tidak ada satu orang dokter pun yang peka pada nya..
Di sisi lain tepat nya di ruangan dokter Indah.. Abi sedang berhadapan pada sang dokter itu..
" Sebelum nya saya minta maaf pada anda tuan, Saya harus menyampaikan ini segera pada anda.. Nona danea terkena kanker rahim stadium akhir ".. Ucap dokter itu sambil menghela nafas nya..
DEG.. Jantung abi serasa berhenti berdetak mendengar perkataan dokter itu..
" Sekali lagi saya minta maaf tuan, Sebenar nya nona danea sudah lama mengidap penyakit kanker ini.. Dan alasan rahim nona danea di angkat karena kanker nya.. Namun ternyata kami terlambat melakukan penanganan pada nona danea.. Sel kanker nya sudah menyebar ke seluruh tubuh nya ".. Ucap sang dokter panjang lebar..
Abi ingin kalau ini semua hanya mimpi, semua perkataan dokter itu hanya mimpi.. Tidak, abi belum siap untuk kehilangan danea.. " Bagaimana pun cara nya, saya ingin istri saya sembuh ".. Ucap Abi..
" Semua nya sudah terlambat tuan, sepertinya nona danea sudah lama menyembunyikan penyakit nya ini".. Ucap dokter itu, sebenar nya hal ini tidak harus di bicarakan dalam keadaan genting seperti ini.. Tapi sang dokter tidak memiliki pilihan lain..
"Kemungkinan nona danea bertahan hanya..... Dua bulan ".. Ucap dokter itu yang mampu membuat abi diam membisu.. Ia merasa tidak mampu menjaga istri nya,bagaimana bisa abi tidak mengetahui kalau istrinya sedang berjuang antara hidup dan mati nya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments