Mengobati tiara

"Sayang kau mau kemana ?? ".. Tanya abi saat melihat istrinya mengikuti tiara menaiki tangga.. " Aku mau menyusul tiara, felix tolong bawakan kotak obat!! ".. Ucap danea Danea terus mengikuti ara sambil memanggil nama wanita itu..

Ara pun menghentikan langkah nya, hingga kini danea berada di samping nya.. " Apa?? ".. Tiara bertanya tanpa menatap wanita di samping nya.. " siku sama lutut kamu luka tiara, biar saya obatkan ya.. Nanti kalau nggak di obati bisa infeksi ".. Ucap danea dengan suara lembut nya..

" Nggak perlu, lo nggak usah sok peduli ya.. Lo tu juga lagi sakit, mending lo obati diri lo sendiri sampek sembuh.. Lagian ini cuma luka kecil doang , gue udah biasa luka kayak gini ".. Ucap tiara.. Tiara segera menggenggam tangan danea, lalu tiara kembali berjalan bersama danea.. Bukan tanpa alasan tiara memegang tangan danea.. Tiara tau kalau saat ini danea sedang sakit dan badan nya lemah.. Tiara takut kalau sampai danea jatuh dari tangga..

Sementara abi yang melihat tiara memegang tangan danea segera berlari menaiki tangga.. Abi takut kalau tiara akan melakukan sesuatu pada danea, namun felix menahan tangan abi.." Tuan jangan buat nona danea marah ".. Ucap felix dengan wajah datar nya..

Danea hanya tersenyum sambil mengikuti langkah tiara, danea tau kalau tiara memanjat karena ingin melihat nya.. Hal itu membuat danea merasa bersalah pada tiara..

Setelah sampai di lantai dua, tiara pun membawa danea masuk ke kamar..

" Lo istirahat sana, gue nggak mau suami lo yang bawel itu marah marah ama gue.. Gue kan selalu salah ".. Setelah mengantar danea tiara pun keluar dari kamar danea tanpa mengucapkan sepatah kata pun..

" Tapi bagaimana dengan luka kamu tiara?? ".. Tanya danea yang masih khawatir pada tiara.. Padahal kondisinya sendiri jauh lebih buruk dari tiara.. " Udah nggak usah bawel, mending lo istirahat.. Lo nggak perlu pikirin gue "..

Tiara menutup pintu mana danea dari luar.. Setelah itu tiara kembali menaiki tangga menuju lantai tiga di mana kamar nya berada.. Namun tiara tiba tiba saja menghentikan langkah nya saat mendengar suara langkah kaki seseorang yang mengikutinya..

" Ngapain lo ngikutin gue ha?? ".. Tanya tiara tanpa melihat pun tiara sudah tau siapa yang mengikutinya.. " Saya di perintahkan tuan muda untuk mengobati luka nona ".. Bohong felix, padahal abi tidak ada memberinya perintah seperti itu.. Bahkan untuk melihat tiara saja abi tidak mau, apalagi sampai menyuruh felix mengobati luka nya..

" Nggak perlu ".. Ara kembali melangkah menaiki anak tangga.. Bukan nya pergi felix malah mengejar langkah ara hingga kini posisi mereka sudah sejajar..Tiara yang malas berbicara hanya diam sambil terus berjalan dengan langkah yang sedikit pelan..

" Nona kenapa anda nekat memanjat lantai ke lantai dua?? ".. Tanya felix.. Entah lah sekarang rasa benci felix pada tiara mulai menghilang.. Bahkan felix kini merasa kasihan pada istri kedua tuan nya itu..

" Bukan urusan lo, mending lo pergi sana!! ".. Tegas tiara tanpa mengalihkan pandangan nya dari anak tangga di depan nya..

Felix menghela nafas nya.. " Nona jangan keras kepala!!..".. Bentak felix, setelah sampai di lantai tiga felix menarik tangan tiara dan mendudukkan wanita itu di sofa..

Tiara benar benar terkejut saat felix memaksanya duduk di atas sofa.. Namun tiara berusaha untuk berdiri, ia tidak mau terlihat seperti seorang wanita lemah..

Namun lagi lagi felix menahan nya..

Tiara yang tidak bisa berkutik mau tidak mau mengikuti perkataan felix..

"Ahkkk sakit anjing ".. Umpat tiara sambil menahan rasa perih di lutut nya saat felix membersihkan luka nya dengan alkohol..

Setelah itu felix memberikan obat dan menutup luka di kedua lutut tiara.. Setelah itu kini felix beralih pada luka di siku tiara..

" Maaf nona boleh saya memegang tangan nona?? ".. Tanya felix.. Tiara menganggukkan kepala nya..

Felix memutar sedikit siku tiara hingga ia bisa melihat luka nya.. " Pelan pelan njing!! ".. Umpat tiara lagi, kata kasar itu terus saja keluar dari mulut wanita cantik itu.. Setelah hampir sepuluh menit, akhirnya luka di kedua siku tiara sudah selesai di obati..

" Makasih ".. Ucap tiara sambil berdiri dari duduk nya.. Tiara segera berjalan menuju kamar nya meninggalkan felix yang masih duduk di atas sofa.. Sementara felix menatap punggung tiara yang mulai menghilang dengan tatapan yang sulit untuk di artikan..

*

*

Malam harinya, Tiara terbangun dari tidur nya saat mendengar suara ketukan pintu yang begitu nyaring di telinga nya..

Ara segera berdiri dan berjalan menuju pintu kamar nya..

Cek.. lek..

" Maaf mengganggu tidur nona, saya di perintahkan tuan muda membawa makan malam untuk anda ".. Bohong pelayan itu.. Padahal yang menyuruh pelayan itu adalah danea, tapi danea menyuruh pelayan itu untuk berbohong agar hubungan tiara dan abi sedikit membaik.. Walaupun danea sedikit tidak yakin..

Tiara sebenar nya enggan untuk mengambil memakan nya, tapi perut nya begitu lapar.. Dan mau tidak mau tiara pun mengambil alih nampan itu dari sang pelayan.. " Makasih ".. Ucap tiara sebelum menutup pintu kamar nya..

Tiara meletakkan nampan nya di atas atas kemudian wanita itu bergegas menuju bathroom untuk membersihkan badan nya.. Ara menahan rasa perih dari luka nya saat air shower mengguyur tubuh nya.. " Sakit banget anjir ".. Ucap ara, setelah itu tiara segera melilitkan handuk di badan nya..

Setelah kurang lebih sekitar setengah jam, akhirnya tiara keluar dari ruang ganti dengan rambut panjang nya yang terurai.. Tiara menggosok rambut nya yang basah menggunakan handuk..

Setelah itu tiara beranjak menuju ranjang nya.. Ia mengambil nampan yang di berikan pelayan tadi.. Kemudian tiara membawa nya dan meletakkan nampak itu di atas lantai..

Tiara duduk di atas lantai dengan satu kaki yang di angkat.. Begitu lah kebiasaan tiara makan..

*

*

" Kenapa kamu nggak ngizinin tiara masuk??.. Padahal dia cuma mau lihat aku ".. Danea menatap datar pada abi yang kini duduk di samping nya..

" Aku tidak percaya pada wanita itu, aku takut dia menyakiti mu ".. Ucap Abi dengan tatapan teduh nya.. Tatapan yang hanya abi berikan pada danea.. Tatapan yang begitu lembut, namun berbeda saat abi menatap tiara, abi selalu menatap tajam pada istri kedua nya itu..

" Tiara itu wanita baik, nggak mungkin dia berniat menyakiti aku.. Kau tadi lihat sendiri kan dia membantu ku naik tangga dan mengantar ku ke kamar "..

Walaupun abi melihat nya, tapi tetap saja abi tidak suka pada tiara.. Apa pun yang wanita itu lakukan..

" Sekarang kau pergi ke kamar tiara, kau harus memastikan kalau tiara baik baik saja.. Aku tidak mau kalau sampai dia kenapa napa "..

" Tidak, aku tidak akan kemana mana.. Aku akan menjaga mu di sini.. Lagian juga dia sudah di obati felix tadi, jadi untuk apa melihat nya ".. Guman Abi..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!