BAB 7

JANGAN LUPA LIKE,KOMEN DAN VOTE

HAPPY READING ALL

Breyen baru saja mau melangkah masuk ke dalam ruang rapat, saat ponselnya begertar dalam saku. Segera ia terima, hampir saja ponselnya jatuh dari genggaman saat kabar menghancurkan hati itu terdengar di telinga.

Tanpa berpikir panjang, ia melangkah tergesa menjauhi ruang rapat. Tidak peduli lagi dengan kerja sama menggiurkan yang akan ia tekan dalam lima menit ke depan.

"Mau ke mana?" tanya Davit keluar dari lift dan Breyen masuk lift yang terbuka itu. "Berkasnya sudah aku ambil," Ia baru saja datang dari mengambil berkas yang tetinggal di hotel.

"Ada hal genting, aku harus kembali sekarang," jawab Breyen panik.

"Lalu, kontraknya?" tanya Davit Kerja sama itu tidak bisa terjadi kalau Breyen tidak ada.

"Kamu urus mereka agar mau menunda, kalau tidak bisa biarkan saja." Breyen menekan tombol pintu tertutup.

"Hei, tapi ...." perkataan Davit terputus karena pintu lift sudah tertutup sempurna. Sekarang ia harus mencari cara agar kerja sama bisa terlaksana tanpa sang tuan yang menyebalkan.

Breyen menyandarkan punggung, ia menarik nafas mengatur detak jantungnya yang sejak tadi bekerja dua kali lipat.

Breyen berjalan tergesa di lorong rumah sakit yang sepi, mencari kamar tempat di mana raga yang dicinta sedang berada.

Ia membuka pintu kamar VVIP, sedikit gelap, ada seorang asisten rumah tangga yang tertidur di sofa, Breyen berjalan pelan mendekati brangkar, hatinya hancur melihat wanita yang ia cintai terbaring, ada beberapa luka di kepala dan tangan, perutnya sudah mengempes, di hidungnya masih terpasang selang oksigen.

Breyen menggenggam tangan mamanya yang tidak terpasang jarum infus, terasa sedikit dingin, mungkin karena pengaruh AC.

Merasakan genggaman hangat, Rani pelan-pelan membuka mata, senyum bahagianya tersungging tipis pada sang putra

"mah sudah aku bilang mama jangan kecapean"

Rani menyentuh pipi putranya itu menggunakan tangan yang terpasang jarum infus.

Breyen mengecup kening mamanya lama, lalu mengangkat wajah dan duduk di kursi, Menyandarkan punggung di sandaran kursi, kepala sedikit mendongak, Breyen memejam, ingin tidur sebentar, matanya sangat ngantuk dan kepala terasa berat.

"Sayang, di sini saja." rani pelan-pelan menggeser sedikit tubuhnya, meminta Beyen berbaring di sisinya.

Breyen membuka mata, menatap Rani yang memintanya naik ke atas brangkar. "Nanti mama tidak nyaman," tolaknya.

"Aku akan semakin nyaman kalau anak tunggalku yang tak kawin kawin ini memelukku."

****

"ohw tuhannnnn,,, kucinta bu tiwi kusayang bu tiwiiiiiii dan ingin membunuh bu tiwiiii" teriak Rey yang membuat beberapa teman sekelasnya itu menggelang pelan

"berisik pea" serkas vois yang sedang membenari lipstiknya

"iri bilang bos"

"gak ada sejarahnya seorang bos iri sama karyawannya" jawab Vois entang

Reyhan hanya memutar bola matanya malas jika meladeni maklampir seperti vois tak akan ada hentinya karana semua siswa siswa SMA cendekia indah sudah tau bahwa VOISIL ADIPTA gadis manis keturunan korea cina itu mendapat gelas Queen of the BACOT.

William dan Mey jangan ditanya mereka hanya diam menyaksikan kedua sahabatnya yang kini saling pelototan.

"Reyhan sama Vois ati ati entar pada saling demen" celetuk Mey

"najes" jawab Reyhan dan Voia barengan

"cieee barengan so sweety,william mereka cocokkan " ledek mey lalu menanyai william.

"iya cocok tapi cocokan kita berdua" jawab William yang membuat pipi mey merona

"ih willi apaan si"

"ciee Pipi mey merah ah cie" ledek Vois dan reyhan barengan

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Anah Asri

Anah Asri

Next

2021-06-15

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 103 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!