Dulu waktu di bangku SMA Rama pernah dekat dengan seorang wanita, tapi Rama tidak pernah merasakan perasaan seperti sekarang ini.
"Selamat bro, ini kali pertama lo jatuh cinta." ucap Alex yang sukses membuat kening Rama berkerut.
"Maksut lo apa?" tanya rama merasa tidak paham maksut Alex.
"Lo udah jatuh cinta pada pandangan pertama." ucap Alex sekali lagi.
"Gue. jatuh cinta?" tanya Rama sambil menunjuk dirinya sendiri.
Alex hanya mengangguk sembari menahan tawa, ingin rasanya Alex tertawa lepas melihat tingkah sahabatnya yang satu itu. bagaimana tidak, Rama begitu jago dalam urusan Akademi, tapi nol besar dalam urusan percintaan.
"Apa ini yang di namakan cinta?"
Tanya Rama sembari memengangi dadanya yang terasa berdebar saat mengetahui jika yang di alaminya saat ini adalah perasaan cinta.
Sebuah senyum tipis tersungging dari bibirnya, namun detik berikutnya raut wajah Rama berubah mendung tak kala ia ingat jika besok pagi dia harus kembali ke indonesia.
"Kenapa?" tanya Alex saat melihat perubahan raut wajah Rama yang tiba tiba mendung.
"Apa mungkin gua bisa bertemu cewek itu lagi? sedangkan besok pagi kita bakalan balik ke indonesia." ucap Rama tanpa semangat.
"Jika jodoh tidak akan kemana bro, percayalah pada takdir yang kuasa, lo kan sering sholat, tapi kenapa kesan nya lo gak percaya pada takdir yang maha kuasa, berdoalah sambil berusaha supaya tuhan mempertemukan lo sama cewek itu lagi dan siapa tahu kalian berjodoh." ucap Alex memberikan semangat untuk sahabatnya yang baru mengenal apa itu cinta.
"Emang di mana lo ketemu tu cewek?" tanya Alex penasaran.
"Di mall." jawab Rama singkat.
Alex hanya manggut mangut setelah mendengar jawaban Rama, pasalnya ingin mengajak Rama ke tempat itu lagi, tapi Alex tidak yakin jika wanita asing itu akan ke mall lagi.
"Yang sabar bro, jodoh tak kan kemana." ucap Alex sambil meneput bahu Rama, agar pria itu bisa semangat kembali.
Sedang kan di indonesia.
Tepatnya di kediaman keluarga bagaskara, seorang pria paruh baya yang saat ini sedang menerima seorang tamu penting, keduanya tampak berbincang di selingi canda tawa.
Tuan Nino arya bagaskara dan rekan bisnisnya Tuan Burhan wijaya, mereka tampak asik berbincang untuk rencana perjodohan antara putra dan putri mereka.
Tampak Tuan Burhan begitu antusias dengan perjodohan itu, "Kapan kira-kira putri anda akan pulang dari singapura, pak Nino?" tanya Tuan Burhan.
"Mungkin besok."
"Wah kebetulan sekali putra bungsu saya juga pulang besok dari singapura." ucap pak Burhan sumringah.
"Loh, memang pak Burhan punya dua putra?" tanya Tuan Nino.
"Iya pak, Nino. tapi dia..." pak Burhan ragu untuk menyampaikan tentang putra bungsunya.
"Tapi dia kenapa, pak?" tanya Tuan Nino penasaran.
"Dia bukan putra kandung saya pak, saya dan istri saya mengadopsinya dari panti asuhan, sebenarnya itu keinginan istri saya pak, dengan alasan, dia kasihan pada seorang bayi yang baru di temukan di depan pintu panti asuhan yang kami kunjungi waktu itu, dan saya setuju meskipun saya sudah punya seorang putra yang waktu itu sudah berumur dua tahun." jelas Tuan Burhan apa adanya.
Tuan Nino hanya manggut manggut.
"Tapi kelakuan nya sangat berbeda dengan putra sulung saya pak, dia tidak bisa di atur, kerjaan nya hanya menhabiskan uang. bahkan dia sering bermain wanita dan mabuk mabukan, berbeda dengan putra sulung saya yang selalu nurut dan gak pernah aneh aneh, bahkan dia rajin beribadah." ucap Tuan Burhan berbohong.
Padahal kelakuan putra sulungnya lah yang mines tapi malah menjelek jelekan putra bungsunya, Tuan Burhan punya rencana licik hingga dengan gampangnya menjelekkan putra bungsunya karna merasa takut jika Tuan Nino lebih tertarik menjodohkan putrinya dengan putra bungsunya yang bernama Farhan Ramadan wijaya.
Tuan Burhan jelas takut jika Tuan Nino memilih Farhan karna dari segi fisik dan kepribadian jelas lebih unggul Farhan selain ketampanan yang dia miliki, Farhan juga pintar bahkan menjadi lulusan terbaik di kampusnya. beda halnya dengan putra sulung nya yang bernama Evan wijaya. kelakuan nya hanya menghamburkan uang dan bermain wanita bahkan tak jarang sering menggunakan obat obatan terlarang.
"Sepertinya saya lebih tertarik dengan putra sulung anda pak Burhan." ucap Tuan Nino setelah mendengar cerita bohong yang di karang oleh Tuan Burhan.
Tuan Burhan menyeringai licik, ahirnya Tuan Nino masuk dalam jeratan nya, Tuan Burhan dan putra sulungnya sudah berencana mengambil alih semua aset milik Tuan Nino saat Tia sudah sah menjadi menantunya dan tentunya setelah Tia resmi menjadi pemilik seluruh aset kekayaan keluarga Bagaskara.
"Saya senang sekali mendengarnya Tuan." ucap Tuan Burhan tersenyum bahagia.
******
Di singapura.
Tia mulai mengemas barang barang nya kedalam koper dengan gerakan tangan yang tampak kurang semangat, rasanya Tia enggan untuk meninggalkan kota singapura sebelum bertemu lagi dengan pria asing itu, namun apa boleh buat, dia tidak tahu kemana harus mencari pria yang sudah dua hari ini telah menjungkir balik kan perasaan dan hidupnya.
Tia semakin meyakinkan hati dan perasaan nya jika dia benar benar telah jatuh cinta pada pria yang belum ia kenal sama sekali. Tia telah mengabaikan fakta bahwa sanya dia telah di jodohkan bahkan sebentar lagi dia akan bertunangan.
Tia menghela nafas berat saat teringat kata kata sang ayah sebelum berangkat kuliah ke singapura.
Ingat Tia, tujuan mu pergi ke singapura untuk belajar bukan untuk pacaran, papa benci anak yang pembangkang dan tidak menurut pada orang tua, kebahagian mu biarkan papa yang menentukan, papa tidak suka di bantah, jadi jangan kecewakan papa.
Itulah kata kata tuan Nino sebelum Tia berangkat ke singapura. Tia selalu mengingat kata kata itu hingga selalu menutup hati dan perasaan nya pada setiap pria yang mencoba dekat dengan nya. itulah kenapa sampai saat ini dia tidak pernah merasakan jatuh cinta apalagi berpacaran, Tia seakan membangun dinding kokoh pada setiap pria yang mendekatinya.
Tapi entah kenapa saat ini Tia seakan lupa pada pesan dan kata kata sang ayah yang selalu di patuhinya selama ini, mungkinkah Rama telah merobohkan dinding kokoh yang Tia bangun untuk membentengin hati dan perasaan nya.
"Kamu bisa Tia." ucap Tia menyemangati dirinya sendiri.
Waktupun begitu cepat berlalu, kini waktunya Tia pulang ke indonesia bersama ke dua sahabatnya.
"Gimana Tia sayang, apa lo udah siap pulang dan melupakan cinta pada pria asing itu?" goda Amel saat sudah sampai di bandara.
Sontak Tia melotot ke arah Amel yang sedang cengengesan.
"Cie... gitu aja marah." goda Amel lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yus Nita
seharus nu jadi auah ug bsik Nino menyrlidiki. dulu siapa putra sulung Wojaya yg se sesungguh my, himana katakter fan tongkah laku ny kangan adal jofoh aja.menuedal fi kemudian hari hsk ada guna.
2024-07-24
0